Anda di halaman 1dari 39

1

1. PENDAHULUAN
Banyak proyek-proyek yang terorganisir secara realistis,
seperti Microsoft, General Motor, Departemen Pertahanan
sebuah negara, semuanya mempunyai tanggung jawab yang
besar dan komplek.
Contoh :
- sebuah proyek bangunan pencakar langit, harus meleng-
kapi ribuan aktivitas dengan biaya jutaan dolar.
- Sebuah perusahaan ruang angkasa harus memerikasa
komponen-komponen secara akurat sebelum meluncurkan
sebuah roketnya.
- Sebuah perusahaan perkapalan memerlukan berpuluh pu-
luh ribu langkah dalam membangun sebuah dermaga di-
laut lepas.

2
Persoalannya : Hampir setiap industri mengkhawatirkan
tentang bagaimana mengelola usaha yang berskala besar
dan rumit tersebut secara efektif. Jutaan dolar mungkin
telah dikeluarkan untuk membiayai perencanaan proyek
yang jelek. Penundaan pekerjaan yang tidak perlu telah
terjadi akibat dari sceduling yang tidak baik. Bagaimana
persoalan tersebut dapat dipecahkan ?
Management proyek meliputi tiga fase pekerjaan , yaitu:
1. Perencanaan Proyek
2. Penjadualan Proyek
3. Pengendalian Proyek

3
Perencanaan :
- menentukan tujuan proyek - jelas
- mengidentifikasi proyek – jelas
- mengembangkan struktur pecahan proyek (WBS)
(setelah kedua hal diatas membagi / memecah
menjadi proyek, tugas utama proyek, sub tugas proyek, ke-
giatan (paket kegitan) yang harus diselesaikan)
- mengindentifikasi sumberdaya / tim
Penjadualan proyek (bisa dialkukakan dengan Gant Digram.
Namun Diagram Gant ini mempunyai kelemahan karena tidak
bisa mengilustrasikan hubungan antar kegiatan dan rersourses
Pengendalian proyek.
Pengendalian proyek besar, sebagaimana pengendalian sistem
managemen apapun,melibatkan pengawasan yang ketat pada
sumberdaya, biaya, kualitas dan anggaran.
Berikut ini digunakan pemecahan model CPM dan PERT
4
Metode Alur Kritis (CPM) dan Teknik Evaluasi dan Ulasan
Pogram (PERT) adalah dua teknik analisis kuantitatif
populer yang membantu para manajer merencanakan,
menjadualkan, memonitor dan mengendalikan proyek-
proyek yang besar dan rumit. Keduanya dapat dikembang-
kan atau dimanfaatkan, sebab terdapat suatu "analisis
kegiatan / kebutuhan kritis" sebagai sebuah cara terbaik
dalam mengelola.

5
2. Kerangka Kerja PERT dan CPM
Terdapat 6 langkah umum dalam PERT dan CPM.
1. Mendefinisikan proyek dan seluruh kegiatan dan tugas yang
signifikan.
2. Mengembangkan hubungan antar kegiatan. Menentukan
aktivtas mana yang mendahului dan yang mengikuti.
3. Menggambar jaringan kerja yang menghubungkan seluruh
kegiatan.
4. Menuliskan estimasi waktu dan atau biaya setiap kegiatan.
5. Menghitung alur waktu terpanjang melalui jaringan kerja ; ini
disebut sebagai alur kritis.
6. Gunakan jaringan kerja untuk membantu perencanaan,
penjadualan, monitoring dan mengontrol proyek.

6
3. METODE ALUR KRITIS (CPM)
3.1. PENDAHULUAN
• Sedapat mungkin semua pekerjaan di kantor maupun di dalam peru-
sahaan diselesaikan dengan efisien. Lebih-lebih kalau pekerjaan itu
merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan, maka harus dibuat
"perencanaan" yang baik. Perencanaan sangat membantu manajemen
untuk mengadakan pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksana-kan.
Sebaliknya, jika tidak ada perencanaan, maka tidak ada pegang-an bagi
manajemen untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan tersebut.
• Untuk memudahkan pelakasanaan kegiatan maka perencanaan perlu
dilengkapi dengan "pembagian waktu penyelesaian kegiatan-kegiatan"
(disebut sekeduling). Misalnya saja, kegiatan A dimulai pada minggu ke 0
sampai dengan minggu ke 10, sedangkan kegiatan B dimulai se-telah
kegiatan A selesai. Untuk kegiatan yang lain (C) dimulai bersama dengan
A, dan sudah barang tentu setelah kegiatan C dan B akan
oleh kegiatan-kegiatan lain dengan penyelesaian waktu yang
berbeda sampai dengan proyek selesai.

7
• Dengan demikian dapat diperoleh gambaran umum tentang :
- Kapan suatu proyek secara keseluruhan dapat diselesaikan
- Kapan setiap kegiatan dari proyek tidak di schedule untuk mulai
danselesainya.
- Dari sekian banyak kegiatan, mana yang harus diselesaikan tepat
waktu dan mana yang boleh terlambat.
- Dari sekian banyak kegiatan, mana yang harus dikonsentrasikan
sebagai pekerjaan tepat waktu.
• Untuk proyek kecil,waktu penyelesaian relatif pendek, maka
perencanaan dan pengawasan penyelesainnya realtif mudah. Untuk
proyek-proyek yang besar penyelaseaiannya dalam waktu yang
lama, sehingga akan terasa sulitnya penyusun perencanaan,
koordinasi dan pengawasan peneyelesaian proyek tersebut.
Sehubungan dengan hal tsb. maka perlu dikembangkan
"perencanaan jaringan kerja" (network plan-ning) dalam upaya
memudahkan pekerjaan manajemen.

8
3.2. MENGGAMBAR JARINGAN KERJA
(1) Simbul-simbul
• Sebuah Network Plann merupakan sebuah pernyataan se-cara
gambar dari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek. Dalam gambar network menun-
jukkan macam kegiatan dan hubungan antar kegiatan-kegia-tan.
Simbul2yang digunakan dalam gambar network meliputi
• : Sebagai macam kegiatan yang membutuhkan waktu
dalam penyelesainnya
: Tanda (saat) mulai dan berakhirnya suatu kegiatan
(even/kejadian)
: sebagai kegiatan dami (dummy activity), di mana kegi-
atan ini tidak membutuhkan waktu (nol) karena tidak
memakai sumberdaya. Oleh karenanya disebut sbagai
"k “kegiatan semu".

9
MENGGAMBAR JARINGAN KERJA

(2) Perjanjian :
• Perjanjian pertama :
Diantara dua even hanya boleh ada satu kegiatan (anak
panah) yang menghubungkannya. (Untuk menghindari
masalah dari perjanjian ini, dipakailah kegiatan semu).
• Perjanjian kedua :
Kegiatan semu hanya boleh dipakai bila tidak ada cara
lain untuk menggambarkan hubungan antara kegiatan.

10
MENGGAMBAR JARINGAN KERJA

(3) Gambaran Hubungan antar Even

A B
1 2 3 A diikuti B atau B didahului A

A 2 C
A diikuti C, dan B diikuti D, atau
1 B 4 C didahului A, dan D didahului B
D
3

1 A 4
C
A dan B diikuti C dan D, atau
3 D
B C dan D didahului A dan B
2 5
11
MENGGAMBAR JARINGAN KERJA
A C
1 4 5
A diikuti C, B diikuti C dan D atau
C didahului A dan B, D didahului B
B D
2 3 6
B

A D
Antara even 2 dan 3 terjadi
1 2 3 4 pelanggaran
C

A B D
1 2 3 5 Solusinya
C

12
3.3. CONTOH APLIKASI JARINGAN KERJA

Macam Kegiatan Lain Durasi Keterangan


Kegiatan Yang Mendahului

A - 2 Kegiatan awal
B - 2 Kegiatan awal
C - 2 Kegiatan awal
D A 3
E A 4
F E 0 bisa dibaikan
G B 7
H B 6
I D, E 4
J C 10
K H, J 3
L G, I, K 4 13
Gambar Jaringan dan Memasukkan waktu dalam
Jaringan

A D I
2 3 4

F
0
E
4

B G L
2 7 4

H
6
C J K
2 10 3

14
Gambar Jaringan dan Memasukkan waktu dalam
Jaringan (dalam bentuk lain)

D
3
E F
4 0 I
A
2

B G L
2 7 4

C H
2 6 K
3
J
10

15
Beberapa Konsep Berkaitan dengan dimulainya dan
diakhirinya kegiatan

- Earliest Start Time (ESi) = waktu tercepat dimulainya suatu kegiatan.


- Earliest Finish Time (EFi) = waktu tercepat mengakiri kegiatan.
EFi = ESi + ti (forward pass)
EFi = ESi kegiatan berikutnya
- Lates Start Time (LSi) = waktu paling lambat di mulainya kegiatan.
LSi = LFi – ti (backward pass)
LSi = LFi kegiatan sebelumnya
- Lates Finish Time (LFi) = waktu paling lambat diakhirinya kegiatan.
- Slack = jumlah waktu boleh ditundanya suatu kegiatan tanpa
mempengaruhi penyelesaian proyek.
Slack = LSi – ESi atau
Slack = LFi – EFi
16
Forward
pass
Memanfaatkan bidang Node No
ESi
LSi
Backward pass

A 2 D 6 I
2 6
2 7 3 11 4

F
6 0
E
5 EF
4 11
i
0 B 2 G 15 L 19
1 3 8 9
0 2 6 7 15 4 19

H
6 LFi
C 2 J 12 K
2 4 7
2 10 12 3

17
Forward
pass
Memanfaatkan bidang Node No
ESi
LSi
Backward pass

2 D 6
2 5
7 4 11
E F
3 5 0

I
A

4
11
2

EF
i
0 B 2 G 15 L 19
1 3 8 9 19
0 2 6 7 15 4

C H
6 K LFi
2
3
2 J 12
4 7
2 10 12

18
Alur Kritis = LSi  EFi = 0
Menentukan Alur Kritis
C  J  K  L

A 2 D 6 I
2 5
2 7 3 11 4

F
6 0
E
5 EF
4 11
i
0 B 2 G 15 L 19
1 3 8 9
0 2 6 7 15 4 19

H
6 LFi
C 2 J 12 K
2 4 7
2 10 12 3

19
Menentukan Alur Kritis Alur Kritis = LSi  EFi = 0

2 D 6
2 5
7 3 11
E F
4 6 0

I
A

4
11
2

0 B 2 G 15 L 19
1 3 8 9 19
0 2 6 7 15 4

C H
6 K
2
3
2 J 12
4 7
2 10 12

20
Solusi dengan Tabel (alur kritis : C – J – K – L )

Kegiatan t ES EF LS LF Slack

A 2 0 2 5 7 5
B 2 0 2 4 6 4
C 2 0 2 0 2 0
D 3 2 5 8 11 6
E 4 2 6 7 11 5
F - - - - - -
G 7 2 9 8 15 6
H 6 2 8 6 12 4
I 4 6 10 11 15 5
J 10 2 12 2 12 0
K 3 12 15 12 15 0
L 4 15 19 15 19 0 21
Tuan Joni menerima proyek dengan identifikasi kegiatan dan durasinya sbb. ;Saudara
soal diminta menyusun Jadual dan menghitung waktu kritisnya !

Kegiatan Kegiatan yang DURASI Keterangan


Mengikuti
A C 2
B D 3
C E, F, dan G 3
D E, F, dan G 4
E I 6
F J 7
G J 6
H Dummy 0
I L dan K 8
J N 8
K N 7
L N 7
M Dummy 0
N - 2 Kegiatan akhir
22
JAWABAN

E I L
A
2 C 5 8 21
6 8 21
2 4 7
3 K 7 N
2 10 28 11 30
28 30
J 2
1 0 4
F
6 9
28 M
0 7 8 28
0
B 3 D H 0
3
3 3 4 G 13
7 20
6

23
Kegiatan Durasi (t) Esi Efi Lsi Lfi Slack
A 2  0  2 2  4 2  No
B 3  0  3 0  3  0 Yes
C 3  2  5  4 7  2 No
D 4  3  7  3 7  0 Yes
E 6  7  13  7 13 0  Yes
F 7  7  14  13 20  6 No
G 6  7 13   14 20  7 No
H -  -  -  - -  -
I 8  13  21  13 21  0 Yes
J 8  14  22  20 28 6 No 
K 7  21  28  21 28  0 Yes
L 7  21  28  21 28 0  Yes
M - -   - -  -  -
N 2  28  30  28 30   0 Yes
24
4. METODE PERT
Contoh PERT Sebuah Perusahaan Pengecoran
"Balung Wesi“ (PPBW)
PPBW telah memiliki pengalaman yang panjang
dalam menghindari pengeluaran biaya untuk pema-
sangan peralatan pengendali polusi udara. Kelompok
perlindungan lingkungan lokal, akhir-akhir ini membe-
rikan kepada PPBW waktu 16 minggu untuk pemasa-
ngan sebuah sistem penyaringan udara pada cero-
bong asap. Dugel Sargowo sebagai manajer, meng-
inginkan untuk membuat kepastian bahwa pemasang-
an sitem filter tersebut lancar dan tepat waktu.

25
Ketika proyek dimulai, bangunan dari bagian internal
untuk perencanaan (kegiatan A) dan modifi-kasi yang
diperlukan untuk lantai dan atap (kegiatan B) dapat
dimulai. Mengkonstruksi cerobong (kegiatan C) dapat
dimulai setelah bagunan bagian internal diselesaikan, dan
pengecoran lantai baru yang sebe-narnya. Pemasangan
kerangka (kegiatan D) dapat diselesaikan segera setelah
lantai dan atap telah dimodifikasi. Setelah cerobong
dibangun, pengapian temperatur tinggi (kegiatan E) dapat
dibangun, dan pemasangan sistem pengendali polusi
(kegiatan F) dapat dimulai. Perlengkapan polusi udara
(kegiatan G) dapat dipasang setelah pengapian temperatur
tinggi telah dibangun, setelah lantai telah dituangkan, dan
kerangka telah dipasang. Terakhir, setelah sistem control
dan peralatan polusi dipasang, sistem dapat diperiksa dan
diuji (kegiatan H).

26
Ringkasan Persoalan dalam Tabel
Tabel 1. Kegiatan dan Kegiatan Pendahulu terdekat
PPBW
Kegiatan Deskripsi Pendahulu
Yang dekat
A Membangun bagian internal -
B Memodifikasi atap dan lantai -
C Membangun cerobong A
D Memasang lantai dan kerangka B
E Membangun pengapian temperatur tinggi C
F Memasang sistem control C
G Memasang peralatan polusi udara D,E
H Pemeriksaan dan pengujian F, G
27
Estimasi Waktu-Waktu Kegiatan
Untuk mengestimasi waktu dari kegiatan tidaklah mudah. Tanpa data
historis yang solid, para manajer selalu menghadapi ketidakpastian waktu
kegiatan. Untuk alasan ini para pengembang PERT menggunakan sebuah
"distribusi probabilitas" yang dida-sarkan tiga estimasi waktu untuk setiap
kegiatan, yaitu :
- Waktu Optimis (a) = waktu kegiatan yang akan digunakan jika semuanya
berjalan dengan lancar. Dalam hal ini diberikan probabilitas kecil (katakan
1/100)
- Waktu Pesimis (b) = Waktu sebuah kegiatan dengan asumsi adanya
kondisi-kondisi yang tidak baik. Disini juga diberikan probabilitas yang kecil.
- Waktu yang disukai (m) = estimasi waktu yang lebih realistik untuk
melengkapi kegiatan.
Asumsi yang sering digunakan dalam PERT bahwa estimasi waktu
mengikuti "distribusi probabilitas beta" (lihat Gambar 2). Distribusi tersebut
adalah distribusi kontinyu yang telah diterapkan untuk beberapa kasus
dalam menetapkan "nilai yang diharapkan" dan "varian waktu"
penyelesaian kegiatan.

28
Untuk memperoleh waktu kegiatan harapan (t), maka
distribusi beta menghitung estimasi sbb. : 2
 b a 
 
t a  4m  b Varian 
6

 6 

Kegiatan Optimis Yang Pesimis Waktu yang Varian


a disuakai b diharapkan [(b-a)/6]2
m t= [(a+4m+b)]/6
A 1 2 3 2 [(31)/6]2 = 4
/36
B 2 3 4 3 [(42)/6]2 = 4
/36
C 1 2 3 2 [(31)/6]2 = 4
/36
D 2 4 6 4
[(62)/6]2 = 16
/36
E 1 4 7 4
F 1 2 9 3 [(71)/6]2 = 36
/36
G 3 4 11 5 [(91)/6]2 = 64
/36
H 1 2 3 2 [(113)/6]2 = 64
/36
[(31)/6]2 = 4
/36
29
25
Jaringan Kerja (alur kritis : A – C – E – G – H )

2 C 4
2 4
2 2 4
F
A

3
2

0 E 4 13 H 15
1 6 7
0 13 2 15
B
3 G
5
3 D 8
3 5
4 4 8

30
Jaringan Kerja (alur kritis : A – C – E – G – H )

Kegiatan Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Pada


ES EF LS LF Slack Alur Kritis
A 0 2 0 2 0 Yes
B 0 3 1 4 1 No
C 2 4 2 4 0 Yes
D 3 7 4 8 1 N0
E 4 8 4 8 0 Yes
F 4 7 10 13 6 No
G 8 13 8 13 0 Yes
H 13 15 13 15 0 Yes

31
Probabilitas Penyelesaian Proyek

Meskipun dari analisis proyek dapat diselesaikan 15 minggu,


akan tetapi, Dugel Sargowo juga melihat kemungkinan proyek tidak
bisa diselesaikan dalam waktu 16 minggu, sehingga perusahaan
dipaksa oleh para pengawas untuk menutupnya. Dia juga menyadari
bahwa dalam mengestimasi waktu beberapa kegiatan terdapat
variasi/perbedaan (varian) yang signifikan. Variasi tersebut khususnya
yang ada dalam alur kritis, dapat mengakibatkan kemungkinan
tertundanya penyelesaian proyek. Keadan ini adalah suatu masalah
yang sangat mencemaskan bagi Dugel Sargowo.
Dalam hal ini, PERT dapat memanfaatkan varian kegiatan-
kegiatan alur kritis untuk membantu menetapkan varian-varian seluruh
proyek. Varian proyek tersebut dapat dihitung dengan menjumlahkan
varian-varian kegiatan kritis. Jadi :
Varian Proyek =  varian kegiatan alur kritis
32
Varian Proyek, Standart Deviasi & Peluang
menyelesaikan Proyek
Alur Kritis Varian
A 4
/36 SD  Var  3,111  1,76
C 4
/36
E 36
/36 Batas Waktu  Waktu Harapan
G Z 
SD
64
/36
H 
16  15
 0,57
4
/36 1,76

Jml 112
/36 = 3,111
Berdasarkan Tabel Normal dalam apendik, nilai Z =
0,57 ditemukan probabilitas sebesar 0.71566, yang
artinya untuk menyelesaikan proyek dalam <16
minggu peluangnya 71.66 %.
33
Probalitas kejadian Probalitas kejadian
1 dari 100 1 dari 100

Waktu optimis Waktu yang Waktu pesimis


(a) disukai (b)
(m)
34
Probabilitas
(T < 16 minggu)
adalah 71.6 %

0.57 Standar Deviasi

Probabilitas
(t < 16 minggu)
adalah 71.6 %

15 16 WAKTU
minggu minggu

35
Aktivitas Hari
a m b Pendahulu
A 3 6 8 -
B 2 4 4 -
C 1 2 3 -
D 6 7 8 C
E 2 4 6 B, D
F 6 10 14 A, E
G 1 2 4 A, E
H 3 6 9 F
I 10 11 12 G
J 14 16 20 C
K 2 8 10 H, I, J

36
Jawaban diagram

A
6 23
6 H
23
6

F
10
0 B K 36
1
0 3 9 E 5 13 8 29 9
4 9 13 G 29 7 36
4
C D 2 I
2 7 7 15 11
2 2 18
2
J
16

37
PENYELESAIAN SECARA TABEL
Kegiatan t ES EF LS LF Slack
A 6 0 6 5 11 5
B 4 0 4 5 9 5
C 2 0 2 0 2 0
D 7 2 9 2 9 0
E 8 9 17 9 17 0
F 10 17 27 17 27 0
G 3 17 20 19 22 2
H 6 27 33 27 33 0
I 11 20 31 22 33 2
J 17 2 19 16 33 14
K 3 33 41 33 41 0 38
Alur Kritis Varian
C 4
/36
D 4
/36 SD  Var  4,67  2,16
E 16
/36 Batas Waktu  Waktu Harapan
Z 
F SD
64
/36 43  41
H 
2,16
 0,93
K
36
/36
64
/36
Jml 168
/36 = 4,67
Berdasarkan Tabel Normal dalam apendik, nilai Z = 0,93
ditemukan probabilitas sebesar 0.8238, yang artinya
untuk menyelesaikan proyek dalam < 43 minggu
peluangnya 82.38 %.
39

Anda mungkin juga menyukai