Anda di halaman 1dari 14

ENCEPHALITIS

HSV
oleh : nabilla sophianingtyas
1102013194

Pembimbing :dr. Maula Nuruddin


Gaharu, Sp.S
Definisi

Herpes simplex encephalitis (HSE) adalah


gangguan neurologis yang ditandai oleh
peradangan otak (ensefalitis). Gangguan ini
mungkin memiliki beberapa gejala yang mirip
dengan meningitis, seperti leher kaku, perubahan
refleks, kebingungan, dan kelainan bicara. Herpes
simplex encephalitis disebabkan oleh sebuah
virus yang dikenal sebagai herpes simplex virus
(HSV).

2

3
Epidemiologi
Infeksi HSV-1 adalah yang paling umum dengan seropositivity pada orang
dewasa yang diperkirakan sekitar 60-90% di seluruh dunia.

Sebuah survei dari 2005 sampai 2010 pada orang Amerika


antara usia 14 sampai 49 tahun memperkirakan seropositivity
HSV-1 sekitar 54% dan seropositivity HSV-2 sekitar 16%.
Sementara HSV-2 juga mampu menyebabkan ensefalitis
(terutama pada immunocompromised)

. Insiden HSVE di seluruh dunia diperkirakan antara 2 sampai 4 kasus /


1.000.000.

4
Anatomi

5
PATOFISIOLOGI

Setelah infeksi primer pada


mukosa atau epitel kulit,
HSV awalnya mendapatkan virus menginfeksi neuron Menyebar ke sel saraf pada
Transportasi retrograde
akses ke jaringan inang sensorik melalui interaksi ganglion dorsalis melalui
melalui saraf olfaktorius
melalui membrane mukosa dengan glikosaminoglikan fast retrograde axonal
atau trigeminal
atau kulit yang rusak permukaan sel seperti transport.
heparan sulfat dan molekul
adhesi sel seperti nektin-1

IFNs
berkontribusi
Hal ini memicu pada resistensi
Infeksi HSV Di awal
dimerisasi TLR, inang terhadap
memicu respons perjalanan respon
yang kemudian proliferasi virus
yang kuat dari imun terhadap Double-stranded
mengaktifkan jalur melalui aktivasi
sistem kekebalan HSV Toll-like RNA-dependent
pensinyalan yang jalur pensinyalan
tubuh bawaan receptors (TLRs), protein kinase,
memulai produksi Jak-Stat, dan
sampai kekebalan yang terletak yang
sitokin dengan memicu
adaptif yang pada sel-sel menghentikan
proinflamasi produksi kedua
dapat membantu sistem kekebalan proses translasi
seperti interferon enzim RNAse
dalam tubuh bawaan, seluler.
(IFNs), TNF, dan yang
membersihkan mengenali dan
berbagai menghancurkan
infeksi aktif. mengikat virus.
interleukin. RNA seluler (baik
inang maupun
virus)

6
MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang terdapat pada HSVE


biasanya adalah sindrom ensefalitis,
yang meliputi perubahan status
mental (biasanya selama ≥ 24 jam)

Disertai dengan gejala peradangan


parenkim otak. Temuan yang
mendukung peradangan otak
termasuk demam, kejang , tanda-
tanda neurologis fokal.

7
Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Radiology
EEG
8
Tatalaksana
10
11
Komplikasi

Komplikasi neurologis akut yang sering pada pasien dengan


ensefalitis adalah kejang dan peningkatan tekanan
intrakranial yang berhubungan dengan edema dan herniasi
otak.

Prognosis

HSVE adalah penyebab morbiditas dan mortalitas yang


tinggi. Kematian ensefalitis HSV yang tidak diobati sekitar
70%, dan 97% dari yang selamat tidak akan kembali ke
tingkat fungsi normal seperti sebelumnya. Percobaan klinis
pada 1980-an menunjukkan hasil yang meningkat secara
signifikan dengan penggunaan asiklovir intravena dan
angka kematian dengan antivirus dan perawatan suportif
sekarang berada di kisaran 5-15%. Namun, defisit
neuropsikiatrik akibatnya tetap umum terjadi.
KESIMPULAN

Kesulitan diagnostik dan frekuensi tinggi kasus idiopatik


ensefalitis menekankan pentingnya meningkatkan pendekatan
diagnostik kepada pasien ensefalitis. Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk menentukan kontribusi apa yang dimainkan
sistem imun inang dalam merusak SSP, dan mekanisme
kerusakan tersebut masih harus dijelaskan sepenuhnya.

Memperdalam pemahaman tentang peran imunitas inang dalam


patogenisitas HSV mungkin memiliki implikasi yang signifikan
untuk melemahkan sekuele jangka panjang dari HSVE. Metode
yang mampu mengurangi defisit neurokognitif jangka panjang
pada pasien dengan HSVE juga sangat dibutuhkan.
Pengembangan vaksin untuk mencegah infeksi primer HSV
harus terus dikembangkan untuk mencegah komplikasi serius
dari infeksi HSV.

13
Bradshaw, M., Venkatesan, A. (2016). Herpes Simplex Virus-1 Encephalitis in Adults:
Pathophysiology, Diagnosis, and Management. Neurotherapeutics. 13 (1), p493-508.
  Defres, S., Keller,S., et al. (2017). A Feasibility Study of Quantifying Longitudinal Brain Changes
in Herpes Simplex Virus (HSV) Encephalitis Using Magnetic Resonance Imaging (MRI) and
Stereology. Plos One. 12 (1), p1-15.
 
Dodd, K., Michael, B., et al. (2015). Herpes simplex virus encephalitis in pregnancy - a case report
and review of reported patients in the literature. BMC Research Notes. 8 (118), p1-10.
  Ellul, M., Solomon, T. (2018). Acute encephalitis – diagnosis and management. CME Infectious
Diseases. 18 (2), P155-159.
 
Gennai, S., Rallo, A., et al. (2016). Elaboration of a clinical and paraclinical score to estimate the
probability of herpes simplex virus encephalitis in patients with febrile, acute neurologic
impairment. Eur J Clin Microbiol Infect Dis. 35 (1), p935-939.
  Jaques, D., Bagetakou, S., et al. (2016). Herpes simplex encephalitis as a complication of
neurosurgical procedures: report of 3 cases and review of the literature. virology journal. 13 (83),
p1-9.
 
National Organization for Rare Disorders (NORD). 2009. Encephalitis, Herpes Simplex.
https://rarediseases.org/rare-diseases/encephalitis-herpes-simplex/. 13 Agustus 2019 (20.45)
 
Schein, F., Brunon, A., et al. (2017). Anti-N-methyl-d-aspartate receptor encephalitis after Herpes
simplex virus-associated encephalitis: an emerging disease with diagnosis and therapeutic
challenges. Infection. 45 (1), p545-549.
 
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik. ed. 6. EGC : Jakarta.

 
14

Anda mungkin juga menyukai