Anda di halaman 1dari 10

FASE FASE PEMBENTUKAN

BUMI, TEORI TERJADINYA TATA


SURYA, DAN TEORI TERJADINYA
BUMI

OLEH :

1. MIRZA ZIHNI AL-GHIFFARI (25)

2, INDRAYANA YAHYA SAPUTRA (22)

3. MUHAMMAD AZIZ AL HUDA (26)

4. RIZKY AGUNG WICAKSONO (34)

5. ALVIANO HUDA PRASETYA (01)

6. RIO BAYU ALVIAN (32)


FASE FASE PEMBENTUKAN BUMI

 Fase awal mula terjadinya alam semesta (Big bang). Pada fase ini bumi dan planet lain belum ada. Benda-benda itu
masih menyebar bersama planet lain.
 Fase pembentukan bintang-bintang. Bintang-bintang mulai terbentuk, namun matahari belum ada
 Fase supernova. Pada fase ini terjadi ledakan yang besar pada sebuah galaksi yang memancarkan energi yang sangat
besar
 Fase pendinginan nebula. Terjadinya gaya tarik menarik atau gravitasi pada benda langit. Disinilah matahari dan benda
langit yang mengelilingi mulai terbentuk.
 Fase pembentukan matahari dan planet. Disini proses yang terjadi adalah debu dan gas di bagian dalam nebula mulai
berkumpul dan bergabung secara perlahan-lahan.
 Fase Akresi. Pada fase ini bumi mulai terbentuk namun masih dalam satu ragam. Belum ada laut.
 Fase pembentukan  bumi. Disini bahan di permukaan bumi yang memiliki berat jenis tinggi masuk ke dalam lapisan
bumi yang kemudian terbentuklah inti bumi.
 Fase pembentukan atmosfer. Disini mulailah lapisan yang menyelubungi bumi terbentuk.
 Fase terbentuknya samudera dan makhluk hidup. Karena atmosfer semakin stabil maka kehidupan mulai muncul di
permukaan bumi.
TEORI TERJADINYA TATA SURYA

Teori Ledakan Maha Dahsyat/Big Bang


 Pada tahun 1948 Teori Bigbang ini diungkapkan oleh Ralph Alpher, George Gamow, dan Robert Herman yang
kemudian menyatakan alam semesta ini memiliki dimensi tak terbatas, ia tidak memiliki awal, dan abadi.  Dengan
memberi dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini kemudian menyangkal Sang Pencipta,  menyatakan semesta
sebagai kumpulan materi yang konstan, tidak berubah-ubah dan stabil. Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi abad ke-20 kemudian menghancurkan konsep-konsep primitif ini. Pada awal abad ke-21 dimana sejumlah
pengamatan, perhitungan, dan percobaan fisika modern telah mencapai suatu kesimpulan dimana seluruh alam semesta
serta dimensi waktu, muncul sebagai hasil ledakan raksasa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu dan sekejap saja.
Alam pada ini kemudian menjadi materi namun dan berubah menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya
sendiri tekanannya besar dan sangat berat karena adanya reaksi inti hingga kemudian terjadi suatu ledakan yang cukup
hebat. Massa ini sendiri kemudian berserakan dan terus mengembang dalam waktu yang sangat cepat dan menjauhi
pusat ledakan serta membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang lebih kecil dan terus bergerak menjauhi
titik pusatnya. Dentuman besar ini sendiri terjadi saat seluruh materi kosmos dengan kerapatan yang besar dan suhu
yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam semesta sendiri terlahir dari singularitas fisis dengan keadaan
yang ekstrim. Teori Big Bang ini sendiri kian menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini sendiri pada mulanya tak
ada tetapi kemudian pada sekitar 12 milyar tahun yang lalu dan tercipta dari ketiadaan. Peristiwa ini sendiri dikenal
dengan Ledakan Maha Dahsyat ”Big Bang”, dan membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu.
Jagat raya ini sendiri tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.
TEORI PLANETESIMAL

 Teori planetesimal dikemukakan pada tahun 1905 oleh Moulton dan Chamberlin.
Seperti teori Moulton, Kant-Laplace dan Chamberlin yang memiliki anggapan tata
surya ini berasal dari kabut. Namun, berbeda dengan teori Kant-Laplace ia
menyatakan terdapat gumpalan kabut berbentuk bola, Chamberlin dan Moulton
menyatakan gumpalan kabut yang membentuk tata surya berbentuk pilin atau
spiral hingga akhirnya terbentuklah kabut pilin. Kabut pilin ini sendiri terdiri dari
butiran material yang disebut sebagai planetesimal yang setiap diantaranya
memiliki lintasan orbit bebas hingga pada akhirnya terjadilah tumbukan antara
planetisimal. Dikarenakan tumbukan yang berulang serta gaya gravitasi, terjadilah
penumpukan planetesimal hingga menjadi gumpalan lebih besar. Gumpalan
terbesar ini sendiri berpusat di kabut pilin hingga pada akhirnya menjadi matahari,
sementara gumpalan-gumpalan yang lebih kecil kemudian menjadi planet-planet
yang kemudian berevolusi mengelilingi matahari.
TEORI PASANG SURUT
 Lebih dikenal dengan teori Hipotesis Tidal James-Jeffreys. Teori pasang surut ini
kemudian dikemukakan pada tahun 1707-1788 oleh Buffon. Ia mengemukakan
tata surya berasal dari materi matahari yang kemudian bertabrakan dan terlempar
ke sebuah komet. Teori ini kemudian dilanjutkan pada tahun 1919 oleh Sir James
Jeans dan Harold Jeffreys. Jefferys dan Jeans ini menyatakan pendapat bahwa
sebuah bintang besar yang mendekati Matahari akan menyebabkan efek pada
kabut Matahari, yaitu efek pasang. Bintang besar ini kemudian menimbulkan
kekuatan yang dapat menarik dan melepaskan massanya yang sebagian kepada
Matahari hingga akhirnya berputar, pecah dan mendingin perlahan menjadi satelit
dan planet seperti sekarang ini.
TEORI TERJADINYA BUMI

 Teori Pasang Surut Gas


 Teori pasang surut gas pertama kali dikenalkan oleh James Jeans dan Harold
Jeffreys tahun 1918. Menurut mereka, sebuah bintang besar mendekati Matahari
dalam jarak dekat dan menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari
yang saat itu masih berupa gas.
 Saat bintang tersebut mendekat, akan terbentuk gelombang raksasa pada tubuh
Matahari yang disebabkan oleh gaya tarik bintang. Gelombang tersebut mencapai
ketinggian yang luar biasa dan menjauh dari inti Matahari menuju bintang
tersebut. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami perapatan gas
hingga terpecah menjadi planet-planet.
TEORI LEDAKAN BESAR

 Teori ledakan besar atau big bang mungkin menjadi salah satu yang paling
terkenal. Teori ini menyebutkan bahwa Bumi terbentuk selama puluhan miliar
tahun. Mulanya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut
terlempar ke luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa. Di satu waktu,
gumpalan kabut raksasa itu meledak membentuk galaksi dan nebula-nebula.
 Selama kurang-lebih 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan
membentuk Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya terdapat Tata Surya. Bagian
ringan yang terlempar keluar di awal mengalami kondensasi hingga membentuk
gumpalan yang mendingin dan memadat menjadi planet-planet, termasuk Bumi.
TEORI BINTANG KEMBAR
 Teori pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan teori bintang
kembar. Teori ini dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton.
Menurutnya, galaksi merupakan kombinasi dari bintang kembar. Salah satu
bintang tersebut meledak dan menyebabkan banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang kuat, sebaran
pecahan ledakan bintang lainnya mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang
tidak meledak kemudian dikenal dengan Matahari, sementara pecahan-
pecahannya adalah planet yang mengelilinginya.
SEKIAN TERIMAKASIH
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang
dengan suka hati".” (QS Fusshilat: 11).

Anda mungkin juga menyukai