Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi, menentukan tindakan yang yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan tersebut. Penilaian selanjutnya merupakan dasar untuk menentukan kesimpulan dan tindakan berikutnya. Penilaian sekilas: • Apakah bayi menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan? • Apakah bayi bergerak dengan aktif? Resusitasi BBL bertujuan untuk memulihkan fungsi pernafasan BBL yang mengalami asfiksia dan terselamatkan hidupnya tanpa gejala sisa dikemudian hari Langkah Awal Resusitasi • Langkah awal perlu dilakukan secara cepat (dalam waktu 30 detik). Secara 6 umum, 6 langkah awal dibawah ini cukup untuk merangsang BBL untuk bernafas spontan dan teratur. Adapun 6 langkah awal tersebut adalah : 1. Jaga bayi tetap hangat • Letakkan bayi diatas kain yang ada diatas perut ibu atau dekat perineum • Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat • Pindahkan bayi keatas kain ketempat resusitasi 2. Atur posisi bayi •Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi 3. Isap lendir •Gunakan alat penghisap lendir de lee atau bola karet •Pertama, isap lendir didalam mulut, kemudian baru isap lendir dihidung •Isap lendir sambil menarik keluar penghisap (bukan pada saat memasukkan) •Bila menggunakan penghisap lendir de lee, jangan memasukkan ujung penghisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm kedalam mulut atau lebih dari 3 cm kedalam hidung). Karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti nafas bayi. 4. Keringkan dan rangsang bayi • Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memulai pernafasan bayi atau bernafas lebih baik. • Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara dibawah ini : •Menepuk atau menyentil telapak kaki •Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan. 5. Atur kambali posisi kepala dan selimuti bayi • Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan) • Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada agar pemantauan pernafasan bayi dapat diteruskan • Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi) 6. Lakukan penilaian bayi •Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau megap-megap. •Bila bernafas normal lakukan asuhan pasca resusitasi •Apabila bayi megap-megap atau tidak bernafas lakukan ventilasi Ventilasi Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara ke dalam paru – paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur. Langkah – langkah : 1. Pasang sungkup •Pilih ukuran sungkup, ukuran 1 untuk bayi berat normal, ukuran 0 untuk bayi berat lahir rendah (BBLR). Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi. Sungkup menutup mulut dan hidung sehingga tidak ada kemungkinan udara bocor. 2. Lakukan percobaan Ventilasi dua kali a. Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air • Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernapa dan menguji apakah jalan napas bayi terbuka. b. Lihat apakah dada bayi mengembang Bila tidak mengembang • Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah ekstensi. • Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor. • Periksa cairan atau lendir di mulut. Bila ada lendir atau cairan lakukan pengisapan. Bila dada mengembang, lakukan tahap berikutnya 3. Ventilasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik • Lakukan tiupan dengan tabung dan sungkup atau pemompaan dengan balon dan sungkup sebanyak 2o kali dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air sampai bayi mulai menangis dan bernafas spontan • Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan atau pemompaan setelah 30 detik lakukan penilaian ulang nafas >>> jika bayi bernafas spontan atau menangis, hentikan ventilasi bertahap. >lihat dada apakah ada retraksi dinding dada bawah > hitung frekuensi nafas permenit Jika bernafas >40 x/mnt dan tidak ada retraksi berat •Jangan ventilasi lagi •Letakkan bayi dengan kontak kulit dengan ibu •Lanjutkan asuhan BBL •Pantau setiap 15 menit untuk pernafasan dan kehangatan •Katakan kepada ibu bahwqa bayinya kemiungkinan besar akan membaik, jangan tinggalkan bayi sendiri •Lanjutkan asuhan pasca resusuitasi 4. Ventilasi setiap 30 detik hentikan dan lakukan penialaian ulang nafas • Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air) • Hentikan ventilasi setiap 30 detik, lakukan penilaian penilaian bayi apakah bernafas, tidak bernafas arau megap-megap • Jika bayi sudah mulai bernafas spontan hentikan ventilasi bertahap dan lakukan asuhan pasca resusitasi • Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30 detik kemudian lakukan penilaian ulang nafas setiap 30 detik 5. Siapkan rujukan jika bayi belum bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi • Jelaskan kepada ibu apa yang terjadi, apa yang anda lakukan dan mengapa • Mintalah keluarga mempersiapkan rujukan • Teruskan ventilasi selama mempersiapkan rujukan • Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan rekam medic persalinan 6. Lanjutkan ventilasi sambil memeriksa Denyut jantung bayi • Bila dipastikan Denyut jantung bayi tidak terdengar, dan pulpasi tali pusat tidak teraba, lanjutkan ventilasi selam 10 ,menit. Hentikan resusitasi bila denyut jantung tetap tidak terdengar, pulpasi tali pusat tidak teraba, jelaskan pada ibu dan berikan dukungan kepadanya serta lakukan pencatatan. Bayi yang mengalami asistol (tidak ada denyut jantung)selama 10 menit kemungkinan besar akan mengalami kerusakan otak permanen