Anda di halaman 1dari 21

PENGGOLONGAN OBAT

Apt. KAHARUDDIN. S.Farm


PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

 Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal


dapat menimbulkan ketagihan dengan segala
konsekuensi yang sudah kita tahu.
 Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya
sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh
Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh
apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib
melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada
pemerintah.
PSIKOTROPIKA

 Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat


menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan
perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi
(mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya.
Jenis –jenis yang termasuk psikotropika:
a.Ecstasy
b. Sabu-sabu
Psikotropika dibagi menjadi 4
golongan :
Golongan I :
 Psikotropika golongan 1 ini sampai sekarang
kegunaannya hanya ditujukan untuk ILMU
PENGETAHUAN, dilarang diproduksi, dan tidak
digunakan untuk pengobatan/terapi serta
mempunyai Potensi amat
kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
 Contoh: Ekstasi, shabu, metilen dioksi
metamfetamin, Lisergid Acid
Diathylamine (LSD), brolamfetamine, DMA,
MDMA (ekstasi), meskalin, dll
Golongan II

  Merupakan psikotropika yang berkhasiat


pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contoh: Amfetamin,
metamfetamin (shabu), metakualon.
Golongan III :

 Merupakan psikotropik yang berkhasiat


pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contoh: Flunitrazepam,
pentobarbital, amobarbital,  fenobarbital,
flunitrazepam, pentazosine.
Golongan IV :

 Merupakan psikotropika yang berkhasiat


pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untnuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contoh: Apprazolam,
diazepam, klobazam, klorazepam,
bromazepam, lorasepam, klordiazepoxide, dan
nitrazepam.
Golongan II (kuat), III (sedang), IV
(ringan)

 Dapat digunakan untuk PENGOBATAN asalkan


sudah didaftarkan. Namun, kenyataannya saat
ini hanya sebagian dari golongan IV saja yang
terdaftar dan digunakan, seperti: amfetamin
(II); fenobarbital (III), pentobarbital
(III); flunitrazepam (III), diazepam (IV),
bromazepam (IV), lorasepam (IV),
nitrazepam (IV), dan klordiazepoksid (CPZ).
NARKOTIKA

 Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau


bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh
tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan
memasukkannya ke dalam tubuh manusia.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya
rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau
timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan
efek ketergantungan bagi pemakainya.
 Secara awam obat narkotika disebut sebagai
“obat bius”.  Hal ini karena dalam bidang
kedokteran, obat-obat narkotika umum
digunakan sebagai anestesi/obat bius dan
analgetik/obat penghilang rasa nyeri. Seperti
halnya psikotropika, obat narkotika sangat ketat
dalam hal pengawasan mulai dari
pembuatannya, pengemasan, distribusi, sampai
penggunaannya.
 Narkotika (Daftar O atau ”Opium atau opiat”)
hanya boleh diperjualbelikan di apotek atau
rumah sakit dengan resep dokter, dengan
menunjukkan resep asli dan resep tidak
dapat dicopy. Tiap bulan apotek wajib
melaporkan pembelian dan penggunannya
kepada pemerintah
 Narkotika diatur dalam UU 22 tahun 1997 dan diperbarui
dengan UU No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan, baik sintetis atau semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan tingkat kesadaran (fungsi anastesi/bius), hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri (sedatif),
munculnya semangat (euphoria), halusinasi atau timbulnya
khayalan, dan dapat menimbulkan efek ketergantungan bagi
penggunanya. Oleh karenanya, narkotika diawasi secara ketat
untuk membatasi penyalahgunaan (drug abuse)
 Narkotika merupakan kelompok obat paling
berbahaya karena dapat
menimbulkan addiksi (ketagihan/ketergantungan
) dan toleransi sehingga obat ini hanya dapat
diperoleh dengan resep dokter dan apotek
wajib melaporkan jumlah dan macamnya.
Karena berbahaya, dalam peredaran, produksi,
dan pemakaiannya narkotika diawasi secara
ketat.
Pengawasan dilakukan antara lain:

 Setiap institusi yang menggunakan atau


menjual narkotika seperti apotek dan rumah
sakit harus melaporkan ke Depkes atau
BPOM tentang pembelian, penggunaan, dan
penjualannya. Disamping itu, produksi,
impor, dan distribusinya hanya dilaksanakan
oleh 1 Badah Usaha Milik Negara (BUMN)
yaitu Kimia Farma.
Narkotika dibagi menjadi 3
golongan :
Golongan I :

 Narkotika yang hanya digunakan untuk kepentingan


PENELITIAN, pengembangan ILMU PENGETAHUAN, dan
teknologi, reagensia diagnostik, dan reagensia
laboratorium serta dilarang diproduksi atau tidak digunakan
untuk pengobatan atau dalam terapi, mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
 Contoh: Tanaman Papaver somniferum L. (opium), dan
tanaman Cannabis sativa (ganja/marijuana), heroin,
kokain.
Golongan II :

 Narkotika yang berkhasiat pengobatan,


digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Fentanil, morfin,
petidin, metadon.
Golongan III :

 Narkotik yang berkhasiat pengobatan dan


banyak digunakan dalam terapi dan/atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Kodein.
 Golongan II dan III
 Narkotika yang dapat digunakan untuk
pengobatan asalkan sudah memiliki izin edar
(nomor registrasi).
 Contoh: morfin (II), petidin (II), kodein (III),
doveri, dan kodipron.
Terimakasih........

Anda mungkin juga menyukai