Anda di halaman 1dari 41

W.

R 2021

1
Variabel Prosentase

Nilai Ujian Tengah Semester 30%

Nilai Ujian Akhir Semester 30%

Tugas 20%

Kehadiran 10 %

Partisipasi dan Keaktifan dlm 10 %


Kelas
 Pancasila adalah dasar filsafat negara RI
yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945
 Dalam perjalanan sejarah Pancasila kadang
hanya dijadikan alat legitimasi kekuasaan
bukan dasar filsafat negara dan pandangan
hidup bangsa
 Reformasi,mencabut Tap No.
XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P-4
dan asas tunggal Pancasila

3
 Dampak sebaliknya adalah kalau ada pihak yang
mengkaji dan mengembangkan pancasila pada
masa sekarang ini, dianggap mengembalikan
kewibawaan orde baru.
 Akibatnya bisa memecah persatuan dan kesatuan
bangsa.
 Realitas saat ini hasil reformasi belum dapat
dinikmati oleh masyarakat, nasionalisme semakin
rapuh, gerakan masa brutal dan lain2.
 Pengaruh ideologi liberal, sosialis, komunis masuk
di era reformasi dan demokrasi saat ini.
 Meletakkan ideologi Pancasila sebagai ideologi
negara secara benar

4
a. Landasan Historis
b. Landasan Kultural
c. Landasan Yuridis
d. Landasan Filosofis

Ad. a. Landasan Historis


 Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses
sejarah panjang sejak Kutai, Sriwijaya, Majapahit.
 Tersimpul ciri khas, sifat dan karakteristik bangsa
yang berbeda dengan bangsa lain.
 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
 Sangat penting bagi generasi penerus untuk
mengkaji, memahami dan mengembangkan nilai-
nilai Pancasila berdasarkan pendekatan ilmiah
5
Ad. b. Landasan Kultural
 Setiap bangsa memiliki pandangan hidup, filsafat
hidup dan pegangan hidup agar tidak terombang-
ambing dalam kancah pergaulan masy.
Internasional.
 Nilai-nilai pancasila bukan merupakan hasil
pemikiran konseptual seseorang tetapi hasil karya
besar bangsa Indonesia, yaitu diangkat dari nilai-
nilai kultural yang dimiliki bangsa Indonesia.
Proses refleksi historis pendiri negara.
 Ideologi Pancasila dapat disejajarkan dengan
ideologi-ideologi bangsa lain.
 Generasi penerus harus mendalami dan
mengembangkan sesuai tuntutan zaman.

6
Ad. d. Landasan Filosofis
 Secara filosofis bangsa Indonesia berkeTuhanan
dan berkemanusiaan.
 Syarat mutlak suatu negara adalah adanya
persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat (unsur
pokok negara). Harus berpersatuan dan
berkerakyatan
 Dalam hidup bernegara nilai2 Psl merupakan dasar
filsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap
penyelenggaraan negara harus bersumber pada
nilai2 pancasila termasuk sistem peraturan Per-
UU-an di Indonesia.
 Sumber nilai dalam pembangunan Politik, ekonomi,
hukum, sosial budaya, maupun hankam

7
 Untuk menghasilkan peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
dengan sikap dan perilaku :
1. memiliki kemampuan untuk mengambil
sikap yang bertgjwb sesuai hati nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali
masalah hidup dan kesejahteraan dan
cara2 pemecahannya.
3. Mengenali perubahan2 dan perkembangan
ilmu pengetahuan, tek, dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai
peristiwa sejarah dan nilai2 budaya
bangsa untuk menggalang persatuan
Indonesia.

8
A. Secara Etimologis
Secara Etimologis/bahasa, menurut tingkatannya, “Pancasila” itu
berasal dari bahasa sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana)
Menurut Mohammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan
“Pancasila” ada 2 macam arti yaitu :
- Panca artinya lima.
- Syila, artinya batu sendi, alas atau dasar
- Syiila, artinya peraturan tingkah laku yang
penting/baik/senonoh.
Kata sila dalam bahasa Indonesia menjadi “susila” artinya
tingkah laku yang baik.
Maka perkataan “Panca-syila” artinya berbatu sendi yang lima.
Sedangkan perkataan “Panca-syiila” artinya lima aturan tingkah
laku yang penting.

9
Perkataan Pancasila mula-mula dipergunakan oleh
pemeluk Agama Budha di India. Ajaran Budha
bersumber pada kitab suci Tri Pitaka :
 Sutha Pitaka
 Abhidama Pitaka
 Vinaya Pitaka

Dalam ajaran-ajaran Budha antara lain memuat tentang


ajaran-ajaran moral, dimana untuk setiap golongan
berbeda kewajiban moralnya antara lain :
 Dasasyila
 Saptasyila
 Pancasyila

Ajaran Pancasila menurut Budha merupakan lima aturan


(larangan) atau Five Moral Principles yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa
(awam) dalam agama Budha yang menurut bahasa
aslinya bahasa Pali.

10
 Pancasila yang berisi lima larangan atau pantangan
yang dalam kitab budhisme berbunyi sebagai berikut :
1. Panatipala veramani sikhapadam samadiyani
(Janganlah mencabut nyawa makhluk hidup/dilarang
membunuh)
2. Adinna dana veramani shikapadam samadiyani
(janganlah mengambil barang yang tidak
diberikan/dilarang mencuri)
3. Kameshu micchacara veramani sikhapadam
samadiyani
(Janganlah berhubungan kelamin/dilarang berzina)
4. Musawada veramani sikhapadam samadiyani
(Janganlah berkata palsu/dilarang berdusta)
5. Sura-meraya-majja-pamada-tthana sikhapadam
samadiyani
(Janganlah meminum-minuman yang menghilangkan
pikiran, yang maksudnya dilarang minum minuman
keras)

11
 Perkataan Pancasila dalam khasanah kesusasteraan
Indonesia di Jaman Majapahit dapat ditemukan
pada Kitab Negarakertagama karangan Empu
Prapanca tahun 1365. Dalam sarga 53 bait ke 2
berbunyi
“Yatnaggewani pancasyila
kertasangskarabhisekakarama”, artinya Raja
menjalankan dengan setia kelima pantangan
(Pancasila) itu.
Kata-kata tersebut digunakan pada upacara-
upacara ibadat dan penobatan-penobatan.
 Dalam budaya Jawa, ada Ma lima (lima prinsip
moral), dilarang :
Mateni (membunuh)
Maling (mencuri)
Madon (berzina)
Mabok,madat (minum-minuman keras)
Main (berjudi)

12
B. Secara Historis
 Konsep Pancasila dibahas dalam Sidang BPUPKI.
 Sidang I : tgl 29 Mei- 1 Juni 1945, Sidang II : tgl 10-16 Juli
1945.
 Mr. Muhammad Yamin, secara lisan dalam pidatonya (29 Mei
1945) :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

 Secara tertulis Muh. Yamin menyampaikan usul :


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

13
 Mr. Soepomo dalam pidatonya (31 Mei 1945)
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat

 Ir. Soekarno dalam pidatonya (1 Juni 1945) :


1. Kebangsaan – Nasionalisme
2. Perikemanusiaan- Internasionalisme
3. Mufakat – Demokrasi
4. Keadilan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Menurut Bung Karno kelima sila ini bisa diperas menjadi Tri sila
yaitu :
1. Socio-nasionalisme
2. socio-demokratie
3. Ke-Tuhanan
 Menurut Bung Karno Tri sila tersebut dapat diperas lagi menjadi
eka sila yaitu “gotong royong”.

14
 Piagam Jakarta (22 Juni 1945) disusun oleh Panitia 9 :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 (18 Agustus 1945) :


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi seluruh rakyat Indoesia

15
 Konstitusi RIS (29 Desember 1949 s.d. 17 Agustus
1950), rumusan dasar negara berbunyi sebagai
berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
 UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)rumusan
dasar negara sama seperti yang tercantum dalam
Konstitusi RIS.
 Dekrit Presiden 5 Juli 1959, isinya : membubarkan
badan konstituante, kembali ke UUD 1945,
membentuk MPRS dan DPAS
 Dari keseluruhan rumusan Pancasila itu yang sah
adalah yang tercantum dalam alenia IV Pembukaan
UUD 1945.

16
 I. 1999
 II. 2000
 III. 2001
 IV. 2002

17
Pengertian
 Pancasila sebagai dasar filasafat Negara
Republik Indonesia digali dari nilai-nilai budaya dan
nilai-nilai agama-agama bangsa Indonesia. Menurut
Prof. Notonagoro, S.H., Pancasila kalau ditinjau asal
mulanya; atau sebab terjadinya maka Pancasila
memenuhi syarat empat sebab (kausalitas)
sebagaimana menurut Aristoteles yaitu :
 Causa materialis, (asal mula bahan)
 Causa formalis, (asal mula bentuk)
 Causa Efisien, (asal mula karya)
 Causa Finalis, (asal mula tujuan)

18
Penjelasannya :
 Causa materialis (asal mula bahan)
Sebelum Pancasila dirumuskan sebagai asas
kehidupan kenegaraan, unsur-unsurnya telah
terdapat pada Bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu, terdapat dalam adat-istiadat, kebudayaan
dan dalam agama-agama yang ada di Indonesia.

 Causa Formalis, (asal mula bentuk)


Yaitu, bahwa bagaimana asal mula bentuk, atau
bagaimana bentuk Pancasila itu dirumuskan.
Artinya adalah Pembentukan Negara oleh para
pendiri negara diantaranya, Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta sebagai anggota BPUPKI, bersama-
sama dengan anggota BPUPKI lainnya. Dimana
pada sidang BPUPKI pertama dirumuskan dan
dibahas Pancasila.
19
 Causa Efisien, (asal mula karya)
Yaitu, sejak mulai dirumuskannya, dibahas
dalam sidang BPUPKI pertama dan kedua,
juga dalam proses pengesahan Pancasila
Dasar Filsafat Negara oleh PPKI tanggal 18
Agustus 1945 yang dipimpin oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta merupakan
asal mula karya.
Juga di dalam Panitia Sembilan pada
tanggal 22 Juni 1945 yang merumuskan
Piagam Jakarta yang memuat calon
rumusan Dasar Negara Pancasila sebagai
asal mula sambungan.
20
 Causa Finalis, (asal mula tujuan)
Yaitu, asal mula dalam hubungannya
dengan tujuan dirumuskannya Pancasila
sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Hal ini diwujudkan oleh Panitia Sembilan
termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta, dimana semuanya sebagai anggota
BPUPKI yang menyusun Piagam Jakarta
(Pembukaan UUD 1945) pertama kali
dibentuk, dan memuat Pancasila.
Kemudian PPKI menerima rancangan
tersebut dengan segala perubahannya, hal
ini dimaksudkan bahwa tujuan
dibentuknya Pancasila adalah sebagai
Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia.

21
A. Pengertian Filsafat
B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila
sebagai suatu sistem
C. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu
sistem filsafat
D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental
bagi Bangsa dan negara Republik Indonesia
E. Inti Sila Sila-sila Pancasila

22
 Secara Etimologis “Filsafat” berasal dari
bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta”
dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau “wisdom”.
 Jadi secara harfiah istilah “filsafat”

mengandung makna cinta kebijaksanaan.

23
Pertama : Filsafat sebagai produk yang
mencakup pengertian, yaitu :
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu,
konsep, pemikiran-pemikiran dari para
filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya
merupakan suatu aliran atau sistem
filsafat tertentu, misalnya rasionalisme,
materialisme, pragmatisme dan lain
sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang
dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencuri
suatu kebenaran yang timbul dari
persoalan

24
Kedua : Filsafat sebagai suatu proses yang dalam hal
ini filsafat diartikan dalam bentuk aktivitas
berfilsafat, dalam proses pemecahan masalah
dengan menggunakan suatu cara dan metode
tertentu sesuai dengan objeknya
Cabang-cabang Filsafat yang pokok :
1. Metafisika, membahas hal-hal yang bereksistensi
dibalik fisis, meliputi bidang-bidang: ontologi,
kosmologi dan antropologi
2. Epistemologi, berkaitan dengan persoalan hakikat
pengetahuan
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat
metode dalam ilmu pengetahuan
4. Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat
berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir
yang benar.
5. Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku
manusia
6. Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat
keindahan
25
 Pancasila yang terdiri 5 sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat.
 Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian

yang saling berhubungan, saling bekerja


sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh.

26
 Isi sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan
 Pancasila merupakan satu kesatuan yang majemuk
tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan
tidak saling bertentangan.
 Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis
pada hakikatnya bersumber pada hakikat dasar
ontologis manusia “monopluralis” yang memiliki
unsur-unsur:
- Susunan Kodrat = jasmani-rohani
- Sifat kodrat = individu-makhluk sosial
- Kedudukan kodrat = pribadi berdiri sendiri-
makhluk Tuhan YME
Sila-sila Pancasila merupakan penjelmaan hakikat
manusia monopluralis yang merupakan satu
kesatuan organis.

27
 Pengertian hierarkhis piramidal digunakan
untuk menggambarkan hubungan hierarkhi
sila-sila Pancasila dalam urut-urutan luas
(kwantitas) dan isi sifatnya (kwalitas).
 Urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi
sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-
sila dimukanya.

28
 Lima sila ada hubungan yang mengikat satu
dengan yang lain sehingga pancasila
merupakan suatu keseluruhan yang bulat.

 Hierarkhis Piramidal, maka Sila Ketuhanan


YME menjadi basis dari kemanusiaan…,
persatuan…,kerakyatan…, dan keadilan…,
Sebaliknya Ketuhanan YME adalah
Ketuhanan yang berkemanusiaan,
berpersatuan, berkerakyatan serta
berkeadilan sosial sehingga di dalam setiap
sila terkandung sila-sila lainnya.

29
1
2

30
1. Sila Pertama : Ketuhanan YME adalah meliputi dan
menjiwai sila-sila..2, 3,4, 5
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, meliputi dan
menjiwai sila-sila 3, 4, 5
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan
dijiwai sila 1, 2, meliputi dan menjiwai sila-sila 4, 5
4. Sila Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, 2, 3 meliputi
dan menjiwai sila-sila 5
5. Sila Lima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3, 4.

31
 Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Majemuk
Tunggal, hierarkhi Piramidal juga memiliki
sifat saling mengisi dan saling
mengkualifikasi.
 Maksudnya dalam setiap sila terkandung
nilai keempat sila lainnya.
1. Sila Ketuhanan YME adalah
berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia dst…
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
adalah ber-Ketuhanan YME, berpersatuan
Indonesia, dst…
3. Dst…

32
 Pada hakikatnya bukan hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja,
namun jg meliputi : kesatuan dasar
ontologis, dasar epistemologis, dasar
aksiologis dari sila-sila Pancasila.
 Pengertian Ontologi :
Bidang/cabang filsafat yang menyelidiki
hakikat dari realita yang ada.
Ontologi meliputi masalah apa hakikat ilmu
itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan
yang inheren dengan pengetahuan yang
tidak terlepas dari persepsi kita tentang
apa dan bagaimana yang “ada”.
33
1. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila
Pancasila yang terdiri 5 sila setiap sila
bukanlah berdiri sendiri-sendiri,
melainkan satu kesatuan dasar ontologis.

Dasar Ontologis Pancasila pada hakikatnya


adalah manusia yang memiliki hakikat
mutlak monopluralis. Oleh karena itu
hakikat dasar ini juga disebut sebagai
dasar Antropologis.

34
 Pancasila adalah dasar filsafat negara,
adapun pendukung pokok negara adalah
rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu
sendiri.
 Sehingga Hakikat dasar antropologis sila-
sila Pancasila adalah manusia.

 Hubungan kesesuaian antara negara dengan


landasan sila-sila Pancasila adalah berupa
hubungan sebab-akibat,yaitu :
1. negara sebagai pendukung hubungan
2. Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil
sebagai pokok pangkal hubungan.

35
 Landasan sila-sila Pancasila yaitu
Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil adalah
sebagai sebab adapun negara sebagai akibat.

36
Tuhan,
manusia,
Satu, Negara
rakyat,
adil
Sebab Akibat
(Pangkal Hubungan) (Pendukung Hubungan)
37
A. Unsur Konstitutif
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintah yang berdaulat
B. Unsur Deklaratif
Pengakuan dari negara lain.

38
2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya
juga merupakan suatu sistem pengetahuan.

Pengertian Epistemologi :
cabang filsafat yang membahas tentang sumber,
batas, proses hakikat dan validitas pengetahuan.

Pancasila sebagai pedoman atau dasar bagi bangsa


Indonesia dalam kehidupan.
Pancasila menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-
keyakinan yang menyangkut praktis. Karena dijadikan
landasan bagi cara hidup manusia/kelompok
masyarakat.
Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideologi.

39
 Dasar Epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak
dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
 Pancasila sebagai objek pengetahuan pada hakikatnya
meliputi :
a. sumber pengetahuan Pancasila
adalah : nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia
sendiri, yang memiliki nilai-nilai adat-istiadat serta
kebudayaan dan nilai religius.

b. susunan pengetahuan Pancasila


Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal
logis baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila
maupun isi arti sila-sila Pancasila. Susunan
kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat
hierarkhis dan berbentuk piramidal.

40
3. Dasar Aksiologis nilai-nilai Pancasila
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga
memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan
satu kesatuan.
Terdapat berbagai macam teori tentang nilai
dan hal ini sangat tergantung pada titik
tolak dan sudut pandangnya masing-
masing dalam menentukan tentang
pengertian nilai dan hierarkinya, misal
materialisme, hedonisme.

41

Anda mungkin juga menyukai