R 2021
1
Variabel Prosentase
Tugas 20%
Kehadiran 10 %
3
Dampak sebaliknya adalah kalau ada pihak yang
mengkaji dan mengembangkan pancasila pada
masa sekarang ini, dianggap mengembalikan
kewibawaan orde baru.
Akibatnya bisa memecah persatuan dan kesatuan
bangsa.
Realitas saat ini hasil reformasi belum dapat
dinikmati oleh masyarakat, nasionalisme semakin
rapuh, gerakan masa brutal dan lain2.
Pengaruh ideologi liberal, sosialis, komunis masuk
di era reformasi dan demokrasi saat ini.
Meletakkan ideologi Pancasila sebagai ideologi
negara secara benar
4
a. Landasan Historis
b. Landasan Kultural
c. Landasan Yuridis
d. Landasan Filosofis
6
Ad. d. Landasan Filosofis
Secara filosofis bangsa Indonesia berkeTuhanan
dan berkemanusiaan.
Syarat mutlak suatu negara adalah adanya
persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat (unsur
pokok negara). Harus berpersatuan dan
berkerakyatan
Dalam hidup bernegara nilai2 Psl merupakan dasar
filsafat negara. Konsekuensinya dalam setiap
penyelenggaraan negara harus bersumber pada
nilai2 pancasila termasuk sistem peraturan Per-
UU-an di Indonesia.
Sumber nilai dalam pembangunan Politik, ekonomi,
hukum, sosial budaya, maupun hankam
7
Untuk menghasilkan peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
dengan sikap dan perilaku :
1. memiliki kemampuan untuk mengambil
sikap yang bertgjwb sesuai hati nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali
masalah hidup dan kesejahteraan dan
cara2 pemecahannya.
3. Mengenali perubahan2 dan perkembangan
ilmu pengetahuan, tek, dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai
peristiwa sejarah dan nilai2 budaya
bangsa untuk menggalang persatuan
Indonesia.
8
A. Secara Etimologis
Secara Etimologis/bahasa, menurut tingkatannya, “Pancasila” itu
berasal dari bahasa sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana)
Menurut Mohammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan
“Pancasila” ada 2 macam arti yaitu :
- Panca artinya lima.
- Syila, artinya batu sendi, alas atau dasar
- Syiila, artinya peraturan tingkah laku yang
penting/baik/senonoh.
Kata sila dalam bahasa Indonesia menjadi “susila” artinya
tingkah laku yang baik.
Maka perkataan “Panca-syila” artinya berbatu sendi yang lima.
Sedangkan perkataan “Panca-syiila” artinya lima aturan tingkah
laku yang penting.
9
Perkataan Pancasila mula-mula dipergunakan oleh
pemeluk Agama Budha di India. Ajaran Budha
bersumber pada kitab suci Tri Pitaka :
Sutha Pitaka
Abhidama Pitaka
Vinaya Pitaka
10
Pancasila yang berisi lima larangan atau pantangan
yang dalam kitab budhisme berbunyi sebagai berikut :
1. Panatipala veramani sikhapadam samadiyani
(Janganlah mencabut nyawa makhluk hidup/dilarang
membunuh)
2. Adinna dana veramani shikapadam samadiyani
(janganlah mengambil barang yang tidak
diberikan/dilarang mencuri)
3. Kameshu micchacara veramani sikhapadam
samadiyani
(Janganlah berhubungan kelamin/dilarang berzina)
4. Musawada veramani sikhapadam samadiyani
(Janganlah berkata palsu/dilarang berdusta)
5. Sura-meraya-majja-pamada-tthana sikhapadam
samadiyani
(Janganlah meminum-minuman yang menghilangkan
pikiran, yang maksudnya dilarang minum minuman
keras)
11
Perkataan Pancasila dalam khasanah kesusasteraan
Indonesia di Jaman Majapahit dapat ditemukan
pada Kitab Negarakertagama karangan Empu
Prapanca tahun 1365. Dalam sarga 53 bait ke 2
berbunyi
“Yatnaggewani pancasyila
kertasangskarabhisekakarama”, artinya Raja
menjalankan dengan setia kelima pantangan
(Pancasila) itu.
Kata-kata tersebut digunakan pada upacara-
upacara ibadat dan penobatan-penobatan.
Dalam budaya Jawa, ada Ma lima (lima prinsip
moral), dilarang :
Mateni (membunuh)
Maling (mencuri)
Madon (berzina)
Mabok,madat (minum-minuman keras)
Main (berjudi)
12
B. Secara Historis
Konsep Pancasila dibahas dalam Sidang BPUPKI.
Sidang I : tgl 29 Mei- 1 Juni 1945, Sidang II : tgl 10-16 Juli
1945.
Mr. Muhammad Yamin, secara lisan dalam pidatonya (29 Mei
1945) :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
13
Mr. Soepomo dalam pidatonya (31 Mei 1945)
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
Menurut Bung Karno kelima sila ini bisa diperas menjadi Tri sila
yaitu :
1. Socio-nasionalisme
2. socio-demokratie
3. Ke-Tuhanan
Menurut Bung Karno Tri sila tersebut dapat diperas lagi menjadi
eka sila yaitu “gotong royong”.
14
Piagam Jakarta (22 Juni 1945) disusun oleh Panitia 9 :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
15
Konstitusi RIS (29 Desember 1949 s.d. 17 Agustus
1950), rumusan dasar negara berbunyi sebagai
berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)rumusan
dasar negara sama seperti yang tercantum dalam
Konstitusi RIS.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959, isinya : membubarkan
badan konstituante, kembali ke UUD 1945,
membentuk MPRS dan DPAS
Dari keseluruhan rumusan Pancasila itu yang sah
adalah yang tercantum dalam alenia IV Pembukaan
UUD 1945.
16
I. 1999
II. 2000
III. 2001
IV. 2002
17
Pengertian
Pancasila sebagai dasar filasafat Negara
Republik Indonesia digali dari nilai-nilai budaya dan
nilai-nilai agama-agama bangsa Indonesia. Menurut
Prof. Notonagoro, S.H., Pancasila kalau ditinjau asal
mulanya; atau sebab terjadinya maka Pancasila
memenuhi syarat empat sebab (kausalitas)
sebagaimana menurut Aristoteles yaitu :
Causa materialis, (asal mula bahan)
Causa formalis, (asal mula bentuk)
Causa Efisien, (asal mula karya)
Causa Finalis, (asal mula tujuan)
18
Penjelasannya :
Causa materialis (asal mula bahan)
Sebelum Pancasila dirumuskan sebagai asas
kehidupan kenegaraan, unsur-unsurnya telah
terdapat pada Bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu, terdapat dalam adat-istiadat, kebudayaan
dan dalam agama-agama yang ada di Indonesia.
21
A. Pengertian Filsafat
B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila
sebagai suatu sistem
C. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu
sistem filsafat
D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental
bagi Bangsa dan negara Republik Indonesia
E. Inti Sila Sila-sila Pancasila
22
Secara Etimologis “Filsafat” berasal dari
bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta”
dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau “wisdom”.
Jadi secara harfiah istilah “filsafat”
23
Pertama : Filsafat sebagai produk yang
mencakup pengertian, yaitu :
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu,
konsep, pemikiran-pemikiran dari para
filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya
merupakan suatu aliran atau sistem
filsafat tertentu, misalnya rasionalisme,
materialisme, pragmatisme dan lain
sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang
dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencuri
suatu kebenaran yang timbul dari
persoalan
24
Kedua : Filsafat sebagai suatu proses yang dalam hal
ini filsafat diartikan dalam bentuk aktivitas
berfilsafat, dalam proses pemecahan masalah
dengan menggunakan suatu cara dan metode
tertentu sesuai dengan objeknya
Cabang-cabang Filsafat yang pokok :
1. Metafisika, membahas hal-hal yang bereksistensi
dibalik fisis, meliputi bidang-bidang: ontologi,
kosmologi dan antropologi
2. Epistemologi, berkaitan dengan persoalan hakikat
pengetahuan
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat
metode dalam ilmu pengetahuan
4. Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat
berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir
yang benar.
5. Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku
manusia
6. Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat
keindahan
25
Pancasila yang terdiri 5 sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat.
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian
26
Isi sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan
Pancasila merupakan satu kesatuan yang majemuk
tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan
tidak saling bertentangan.
Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis
pada hakikatnya bersumber pada hakikat dasar
ontologis manusia “monopluralis” yang memiliki
unsur-unsur:
- Susunan Kodrat = jasmani-rohani
- Sifat kodrat = individu-makhluk sosial
- Kedudukan kodrat = pribadi berdiri sendiri-
makhluk Tuhan YME
Sila-sila Pancasila merupakan penjelmaan hakikat
manusia monopluralis yang merupakan satu
kesatuan organis.
27
Pengertian hierarkhis piramidal digunakan
untuk menggambarkan hubungan hierarkhi
sila-sila Pancasila dalam urut-urutan luas
(kwantitas) dan isi sifatnya (kwalitas).
Urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi
sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-
sila dimukanya.
28
Lima sila ada hubungan yang mengikat satu
dengan yang lain sehingga pancasila
merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
29
1
2
30
1. Sila Pertama : Ketuhanan YME adalah meliputi dan
menjiwai sila-sila..2, 3,4, 5
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, meliputi dan
menjiwai sila-sila 3, 4, 5
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan
dijiwai sila 1, 2, meliputi dan menjiwai sila-sila 4, 5
4. Sila Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, 2, 3 meliputi
dan menjiwai sila-sila 5
5. Sila Lima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3, 4.
31
Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Majemuk
Tunggal, hierarkhi Piramidal juga memiliki
sifat saling mengisi dan saling
mengkualifikasi.
Maksudnya dalam setiap sila terkandung
nilai keempat sila lainnya.
1. Sila Ketuhanan YME adalah
berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia dst…
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
adalah ber-Ketuhanan YME, berpersatuan
Indonesia, dst…
3. Dst…
32
Pada hakikatnya bukan hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja,
namun jg meliputi : kesatuan dasar
ontologis, dasar epistemologis, dasar
aksiologis dari sila-sila Pancasila.
Pengertian Ontologi :
Bidang/cabang filsafat yang menyelidiki
hakikat dari realita yang ada.
Ontologi meliputi masalah apa hakikat ilmu
itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan
yang inheren dengan pengetahuan yang
tidak terlepas dari persepsi kita tentang
apa dan bagaimana yang “ada”.
33
1. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila
Pancasila yang terdiri 5 sila setiap sila
bukanlah berdiri sendiri-sendiri,
melainkan satu kesatuan dasar ontologis.
34
Pancasila adalah dasar filsafat negara,
adapun pendukung pokok negara adalah
rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu
sendiri.
Sehingga Hakikat dasar antropologis sila-
sila Pancasila adalah manusia.
35
Landasan sila-sila Pancasila yaitu
Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil adalah
sebagai sebab adapun negara sebagai akibat.
36
Tuhan,
manusia,
Satu, Negara
rakyat,
adil
Sebab Akibat
(Pangkal Hubungan) (Pendukung Hubungan)
37
A. Unsur Konstitutif
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintah yang berdaulat
B. Unsur Deklaratif
Pengakuan dari negara lain.
38
2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya
juga merupakan suatu sistem pengetahuan.
Pengertian Epistemologi :
cabang filsafat yang membahas tentang sumber,
batas, proses hakikat dan validitas pengetahuan.
39
Dasar Epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak
dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
Pancasila sebagai objek pengetahuan pada hakikatnya
meliputi :
a. sumber pengetahuan Pancasila
adalah : nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia
sendiri, yang memiliki nilai-nilai adat-istiadat serta
kebudayaan dan nilai religius.
40
3. Dasar Aksiologis nilai-nilai Pancasila
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga
memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan
satu kesatuan.
Terdapat berbagai macam teori tentang nilai
dan hal ini sangat tergantung pada titik
tolak dan sudut pandangnya masing-
masing dalam menentukan tentang
pengertian nilai dan hierarkinya, misal
materialisme, hedonisme.
41