Disusun oleh :
Kelompok 1
Definisi
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar adrenal juga disebut sebagai
kelenjar suprarenalis karena letaknya yang ada di atas ginjal. Selain itu kelenjar adrenal juga
disebut kelenjar anak ginjal karena lokasinya yang menempel pada ginjal. Kelenjar adrenal
tersusun dari dua lapis yaitu korteks dan medulla. Korteks adrenal esensial untuk bertahan
hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal
mensintesis tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
Hormon mineralokortikoid pada manusia yang utama adalah aldosteron dibentuk di zona
glomerulosa. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi
natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dan
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
Hormon glukokortikoid pada manusia yang utama adalah kortisol dibentuk di zona
fasikulata. Kortisol memiliki efek pada tubuh seperti metabolisme glukosa yaitu
glukoneogenesis yang meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme protein, keseimbangan
cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas. Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid
seks dari zona retikularis. Adrenal mensekresi sedikit androgen dan esterogen.
Anatomi Fisiologi
Sindrom cushing muncul perlahan-lahan selama berbulan-bulan/bertahun-tahun dan bisa hilang timbul.
Sindrom tersebut di sebabkan oleh adenoma sel basofil adrenal, tumor non hipofisis (tumor paru, timus,
pankreas), neoplasma adrenal, dan kehamilan, serta obat-obatan kortikosteroid eksogen, yang mampu
menyebabkan penigkatan ACTH. Dimana peningkatan ACTH tersebut menyebabkan sel-sel basofil
menunjukkan degranulasi (crooke’s change) sekunder, yang merangsang terjadinya hiperplasi dari korteks
secara bilateral, dan kadang juga terjadi hipernodular hal tersebutlah yang menyebabkan hiperkortikolisme
yang menjadi penyebab utama dari sindrom cushing.
Pada-penyakit Cushing, hipersersekresi ACTH berlangsung secara episodik dan acak serta menyebabkan
hipersekresi kortisol dan tidak terdapat irama sirkadian yang normal. Inhibisi umpan-balik ACTH (yang
disekresi dari adenoma hipofisis) oleh kadar glukokortikoid yang fisiologis tidak ada. Jadi, hipersekresi
ACTH terus menetap walaupun terdapat peningkatan sekresi kortisol dan menyebabkan berlebihan
glukokortikoid kronis. Sekresi ACTH dan kortisol yang berlangsung episodik menyebabkan kadarnya
tidak menentu di dalam plasma yang suatu saat dapat berada dalam batas normal. Tetapi, hasil
pemeriksaan kecepatan produksi kortisol. Kortisol bebas dalam urin atau kadar kortisol secara multipel yang
diambil dari contoh darah di waktu-waktu tertentu selama 24 jam memastikan adanya hipersekresi
kortisol.
Pathway
Manifestasi Klinis
1. Karena lebih banyak sindrom cushing yang disebabkan oleh tumor hipofisis
disbanding tumor korteks adrenal, maka penangananya sering ditujukan
kepada kelenjar hipofisis. Operasi pengangkatan tumor melalui
hipofisektomi transfenoidalis merupakan terapi pilihan karena sering
berhasil.adrenalektomi merupakan terapi bagi pasien dengan hipertrofi
adrenal primer.
2. Setelah pembedahan, gejala insufisiensi adrenal dapat mulai terjadi 12
hingga 48 jam kemudian sebagai akibat dari penurunan kadar hormone
adrenal dalam darah yang sebelumnya tinggi. Terapi penggantian temporer
dengan hidrokortison mungkin diperlukan selama beberapa bulan sampai
kelenjar adrenal mulai memperlihatkan respon yang normal terhadap
kebutuhan tubuh. Jika kedua kelenjar adrenal diangkat ( adrenalektomi
bilateral ), terapi penggantian dengan hormon-hormon korteks adrenal
harus dilakukan seumur hidup.
3. Preparat penyekat enzim adrenal (yaitu : metyrapon, aminoglutethimide,
mitotane, ketokonazol)dapat digunakan untuk mengurangi
hiperadrenalismejika sindrom tersebut disebabkan oleh sekresi ektopik
ACTH oleh tumor yang tidak dapat dihilangkan secara tuntas.
Penatalaksanaan Medis
1. Krisis Addison :
hipofungsi anak ginjal dengan gejala
kehilangan tenaga dan perubahan warna kulit
menjadi tengguli.
2. Efek yang merugikan pada aktifitas korteks
adrenal. Fungsi dari korteks mengalami disfungsi
dimana fungsi ginjal tidak maksimal.
3. Komplikasi lain yang mungkin muncul pada
penyakit cushing’s sindrom bisa dilihat dari
manifestasi klinis yang muncul dan patofisiologi
yang ada.
Pengkajian
Tanggal pengkajian :
Ruangan :
Identitas klien
a. Nama :
b. No. MR :
c. Umur :
d. Pekerjaan :
e. Agama :
f. Jenis kelamin :
g. Alamat :
h. Tanggal masuk RS :
i. Alasan masuk RS :
j. Cara masuk RS :
k. Penanggung jawab :
l. Riwayat alergi :
1) Obat :
2) Makanan :
m. Alat bantu yang terpakai :
Pengkajian
Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama : Biasanya adanya memar pada kulit, klien mengeluh
lemah, terjadi kenaikan berat badan.
b. Riwayat penyakit dahulu : Kaji apakah klien pernah mengkonsumsi obat-
obatan kartekosteroid dalam jangka waktu
yang lama. Dan kaji juga klien sebelumnya pernah
menderita Osteoprosis, hipertensi
c. Riwayat Kesehatan keluarga : Kaji apakah keluarga pernah menderita
penyakit cushing sindrom atau kelainan
kelenjar adrenal lainnya
d. Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya pasien obesitas, lemah, muka
tampak bulat ( moon face ), nyeri pinggang
kulit berminyak serta tumbuh jerawat lengan
dan kaki kurus degan atrofi otot, kulit cepat
memar, penyembuhan luka sulit, menstruasi
terhenti
Pengkajian
Tanda - tanda vital
a. TD : biasanya lebih dari 130/90, meningkat (hipertensi)
b. RR : biasanya lebih dari 24 x/menit, kusmaul
c. N : biasanya lebih dari 80 x/menit, takikardi
d. S : bisanya lebih dari 35-37.5 meningkat (demam)
Pemeriksaan fisik head to toe
a. Kepala : biasanya kulit kepala kotor, berketombe, rambut tipis
b. Wajah : biasanya muka merah, berjerawat dan berminyak, moon face
c. Mata : biasanya konjungtiva anemis, Sklera ikterik, Pupil tidak dilatasi
d. Hidung : biasanya simetris kiri dan kanan, Sekret tidak ada
e. Mulut : biasanya membran mukosa pucat, bibir kering
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis distensi
g. Integument : turgor kulit buruk, kulit kemerahan, terdapat bulu halus, striae
h. Thorak :
Paru – paru
Inspeksi : tidak terlihat retraksi intercosta hidung, pergerakan dada
simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
Pengkajian
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 midclavicula
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama teratur
Abdomen
Inspeksi : tidak simetris, dan edema, striae
Palpasi : nyeri tekan
Perkusi : suara redup
Auskultasi : bising usus meningkat
Ekstremitas
Atrofi otot ekstremitas, tulang terjadi osteoporosis, otot lemah
Genitalia
klitoris membesar, amenore
Diagnosa
Dx 5: Nyeri berhubungan
dengan meningkatnya Dx 6: Nyeri berhubungan
sekresi lambung. dengan meningkatnya
- Catat keluhan nyeri, lokasi, sekresi lambung.
- Kaji tanda-tanda ringan infeksi
lamanya, intensitas (skala 0-10)
- Ciptakan lingkungan yang protektif
- Kaji ulang faktor yang - Bantu klien ambulasi
meningkatkan dan menurunkan - Berikan diet tinggi protein,
nyeri kalsium, dan vitamin D
- Berikan makan sedikit tapi sering
sesuai indikasi untuk pasien
- Berikan obat sesuai indikasi,
misalnya antasida
Penatalaksanaan