Anda di halaman 1dari 71

PKSA melalui SLRT

Dr. Ir. Harry Hikmat,MSi


Staf Ahli Menteri Bidang Dampak Sosial

Kementerian Sosial RI
9 Juli 2015
SISTEMATIKA
A. Analisis Situasi
B. Evaluasi Kebijakan 2010-2014
C. Kesimpulan
D. Arah Kebijakan 2015-2019
A. Analisis Situasi

240 juta
Total populasi 52,7%
44,3 juta
Indonesia 2012 Anak hidup dgn
84 juta kurang dari 2$ per
Anak-Anak (2012) hari

$4,154 121 (Medium)


GNI per capita HDI Ranking

Source: Unicef (2014); HDR (2013)


Perkembangan & Proyeksi Tingkat Kemiskinan

30
24.2 23.4
25

20 18.4 18.2 17.8


17.4 16.7 16.6
19.1 16 15.4
17.5 14.2 13.3
15 12.5 12
11.3711.25 11 10.7 10.5
10.1 9.7
10
10,5 10
9.6 9
8.3 8
5

0
1996

2005

2011

2013

2015
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004

2006
2007
2008
2009
2010

2012

2014

2016
2017
2018
2019
Column1 Optimis Moderat

Sumber: Bapenas (2014)


ISU STRATEGIS & PERUBAHAN STRATEGI
PENANGGULANGAN KEMISKINAN

• Kemiskinan 7-8 % (2019)


•• Kemiskinan
Kemiskinan • Kesenjangan
•• Jangkauan terbatas
Jangkauan terbatas
• Jangkauan seluruh warga
(narrow targeting)
(narrow targeting)
yang mengalami masalah
•• In
In kind
kind services
services sosial (universal targeting)
•• pelayanan
pelayanan sosial
sosial • In cash transfer
sektoral/ fragmentaris
sektoral/ fragmentaris
• pelayanan sosial terpadu
•• Basis
Basis data
data kemiskinan
kemiskinan dan berkelanjutan (one
dan PMKS
dan PMKS belum
belum stop services) di daerah sd
terpadu
terpadu desa
• Basis data kemiskinan dan
PMKS terpadu
Kemiskinan anak (child poverty) - 1
Anak terdaftar saat lahir
59% (yang punya akte kelahiran)

2,3 Anak berusia 7 – 15 tahun


juta
putus sekolah

Anak usia 5-17 tahun terlibat


7% dalam pekerjaan anak

Unicef (2014) “Cerita dari Indonesia”


Kemiskinan anak (child poverty) - 2
Setiap Satu anak meninggal Sekitar 500.000 anak
meninggal per tahun (1.370
sebelum mencapai usia 5
3 Menit tahun
per hari*) akibat penyakit yg
bisa dicegah

*) Setara: 6 pesawat terbang


berpenumpang 228 anak jatuh
setiap hari

Ke 3 1,8 juta anak tidak Anak menjadi rentan terhadap


penyakit yang bisa berujung
diimunisasi secara
tertinggi pada kecacatan dan kematian
lengkap
di dunia

Ke 5 Jumlah anak yang pendek


tertinggi menurut usia (stunting) Mempengaruhi 1 dari 3 anak
atau 36% dari total Balita
di dunia

Unicef (2014) “Cerita dari Indonesia”


Sumber :BPS &UNICEF, 2013
Realitas Anak
 Diasuh  Diasuh kerabat
keluarga besar

 Adopsi
Diasuh keluarga lain
 Panti Asuhan
di dalam/luar negeri di tempatkan
di lembaga

 Terjebak menjadi
• Anak Jalanan
• Pekerja Anak
 Di telantarkan • Korban trafficking
• ABH
Lima Klaster Masalah Anak
APD – Anak Penyandang
Disabilitas 532.130 ABT – Anak Balita
1,2 juta Terlantar
ABH – Anak
Berkonflik dengan
Hukum
3.657
2,9 juta
Anak Terlantar/
5.900 Anak Jalanan

AMPK – Anak Memerlukan


Perlindungan Khusus

Sumber: Pusdatin (2013), BPS (2012); Dit KSA (2015)


Evaluasi dan Perubahan Strategi
Perlindungan Anak
• merespon masalah • Berbasis hak, keadilan dan
yang aktual secara berkelanjutan berbasis sistem
reaktif , dan program kesejahteraan sosial
• pelayanan sosial yang melembaga dan profesional
sektoral/ fragmentaris, • pelayanan sosial terarah, terpadu
• jangkauan pelayanan dan berkelanjutan,
sosial terbatas, • menjangkau seluruh anak yang
mengalami masalah sosial,
• fokus pada pelayanan
• mengedepankan peran dan
berbasis institusi/ panti
tanggung jawab keluarga dan
sosial, masyarakat.
• belum menjadi • Prioritas utama dalam RPJMN &
prioritas dalam Renstra
RPJMN/Renstra
DIMENSI HAK ANAK

Hak sipil dan kebebasan Kesehatan, gizi, air dan


fundamental sanitasi lingkungan

Hak dalam
asuhan/lingkungan
keluarga dan pengasuhan
alternatif

Pendidikan, waktu
bersantai dan main & Perlindungan khusus
kegiatan budaya
Kebijakan Nasional
• Peningkatan jangkauan layanan anak yang
mengalami masalah sosial,
• Penguatan peran dan tanggung jawab keluarga
dan masyarakat.
• Pelayanan sosial terarah, terpadu dan
berkelanjutan,
• Pengembangan sistem dan program
kesejahteraan sosial anak yang melembaga dan
profesional.
Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA)
Inpres No 3/2010 ttg Pembangunan yg Berkeadilan

Upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang


dilakukan
- pemerintah,
- pemerintah daerah, dan
- masyarakat
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi hak dasar
anak, melalui:
- bantuan/ subsidi pemenuhan kebutuhan dasar,
- aksesibilitas pelayanan sosial dasar,
- pengembangan potensi diri dan kreativitas anak
- penguatan tanggung jawab orang tua/ keluarga dan
- penguatan lembaga kesejahteraan sosial anak.
Tujuan PKSA

• terwujudnya pemenuhan hak dasar anak dan


perlindungan terhadap anak dari
penelantaran, eskploitasi, kekerasan dan
diskriminasi; sehingga tumbuh kembang,
kelangsungan hidup dan partisipasi anak dapat
terwujud.
Karakteristik PKSA
• PKSA dirancang dalam bentuk pelayanan dan bantuan
kesejahteraan sosial anak bersyarat (conditional cash transfer) ,
yang meliputi :

– bantuan sosial/ subsidi pemenuhan kebutuhan dasar


– peningkatan aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar (akte kelahiran,
pendidikan, kesehatan, tempat tinggal & air bersih, rekreasi, dll.)
– Peningkatan potensi diri dan kreativitas anak
– penguatan tanggung jawab orang tua/ keluarga dalam pengasuhan dan
perlindungan anak
– penguatan kelembagaan kesejahteraan sosial anak.
Karakteristik PKSA
• Anak, keluarga dan komunitas
• Conditional Cash Transfer
• Pendamping utama Pekerja Sosial Profesional
• Pelaksanaan bermitra dengan LKSA
• Tabungan Kesejahteraan Sosial Anak
• Pemberdayaan keluarga
• Kemitraan dengan masyarakat, perguruan tinggi dan dunias
usaha
• Tim Technical Assistance
• Capacity Building oleh Unicef, ILO, Plan, Bank Dunia, dll
B. Evaluasi Kebijakan
1
Bagaimana dampak PKSA terhadap pemenuhan
hak-hak anak?
PKSA 2015-2019
Sasaran dan Anggaran
2019
• 186.600 Anak
• Rp 440.127.000

2018
• 186.600 Anak
• Rp 411.214.600
Step 3
2017 • 183.700 Anak
• Rp 407.270.800

2016 • 155.600 Anak


• Rp 381.127.000

2015
• 146.770 Anak
• Rp 334.256.3000 Sumber: Dit KSA,2015
INDIKATOR EVALUASI OUTPUT

Output:
• % anak memperoleh kebutuhan dasar,
akses pelayanan sosial dasar, peningkatan
keterampilan meningkat rata-rata 20%,
dibandingkan tahun 2009.
PKSA 2010-2014
Sasaran dan Anggaran

2014 149,789 303,950

2013 176,201 345,543

2012 170,556 306,842

2011 160,647 265,612

2010 142,908 271,227

Sasaran Anggaran (Rp 000.000)

Sumber: Dit KSA,2015


DATA ANAK MENDAPATKAN BANTUAN PKSA TAHUN
2010-2015
180000
160000
140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
1 2 3 4 5 6

Sumber: Verifikasi 2014 Dit KSA


Stakeholders PKSA 2014
Balita Terlantar
161 TAS (Taman Anak Sejahtera)

Anak Terlantar dan Anak Jalanan 5,166 LKSA (Lembaga Kesejahteraan


Sosial Anak )

670 Anak Penyandang Disabilitas 149.789


176 FKKADK (Forum Klg ADK)
Pekerja Anak
Sosial
47 PRS-ABH (Pelayanan Rehsos ABH)
Anak yang Berkonflik dgn Hukum

 25
Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
RPSA  12 TRC
 15 TESA  27 LPA

Sumber: Dit KSA,2015


Kepemilikan Tabungan

KRITERIA & KEPEMILIKAN JUMLAH


1. Anak Balita 6648
Tidak 2483
Kepemilikan Tabungan Ya 4165
2. Anak Terlantar 14774
Tidak 5645
Ya 9129
3. Anak Jalanan 3868
Tidak 439
Tidak Ya 3429
34% 4. Anak Berhadapan Hukum 794
Tidak 411
Ya 383
5. Remaja Rentan 1001
Tidak 396
Ya Ya 605
66% 6. Anak Dengan Kecacatan 1984
Tidak 424
Ya 1560
7. Anak Membutuhkan Perlindungan
Khusus 1407
Tidak 535
Ya 872
Grand Total 30476

Sumber: Dit KSA,2015


Orang Tua Mengetahui Jumlah Saldo
Tabungan
Tidak
24%

Anak Mengetahui Jumlah Saldo


Tabungan
Ya
76%
Tidak
41%

Ya
59%

Sumber: Dit KSA,2015


INDIKATOR EVALUASI OUTCOME

Outcome:
• % perubahan sikap perilaku (conditionalities)
60–80% (realisasi diri, relasi sosial, peran sosial,
integrasi sosial, fungsi fisik)
• % orang tua / keluarga yang bertanggung jawab
dalam pengasuhan dan perlindungan anak 80 –
90 % dari target family suport program (PKSA).
• % LKSA yang menangani anak berbasis keluarga
meningkat 30-50% dibandingkan tahun 2009.
Asuhan Anak dalam Keluarga

Tidak Pernah 1763

Kurang dari 6 jam 1059

Antara 6-12 jam 861


Aktivitas anak di LKSA

Antara 19-24 jam 4059

1-2 kali
Tidak Diketahui 29%
Antara 13-18 jam 1777 26%

Tidak Pernah
23% 3-4 kali
14%

Lebih dari 4 kali


9%

Sumber: Dit KSA,2015


Distribusi jumlah anak berdasarkan Kategori pelayanan
KRITERIA & PENDEKATAN PELAYANAN JUMLAH
1. Anak Balita 6648
1. Asuhan Keluarga 6476
2. Asuhan Lembaga 172
2. Anak Terlantar 14774
1. Asuhan Keluarga 4676
2. Asuhan Lembaga 10098
3. Anak Jalanan 3868
1. Asuhan Keluarga 3509
2. Asuhan Lembaga 359
4. Anak Berhadapan Hukum 794
1. Asuhan Keluarga 772
2. Asuhan Lembaga 22
5. Remaja Rentan 1001
1. Asuhan Keluarga 700
2. Asuhan Lembaga 301
6. Anak Dengan Kecacatan 1984
1. Asuhan Keluarga 1924
2. Asuhan Lembaga 60
7. Anak Membutuhkan Perlindungan
Khusus 1407
1. Asuhan Keluarga 1033
2. Asuhan Lembaga 374
Grand Total 30476

Sumber: Dit KSA,2015


Partisipasi Anak dalam Kegiatan Lembaga

Tidak Pernah 2992

Lebih dari 4 kali 2454

3-4 kali 1606

1-2 kali 2467

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

Sumber: Dit KSA,2015


Tingkat Partisipasi Anak dalam Kegiatan Pendidikan
di Sekolah dan Kegiatan di Lembaga Tahun 2014

Kehadiran Anak dalam mengikuti Pendidikan Partisipasi Anak dalam Kegiatan Lembaga
di Sekolah

25%
20% 22% 31%
60%-80% 1-2 kali
Kurang dari 60% 3-4 kali
Lebih dari 80% Lebih dari 4 kali
Tidak pernah hadir Tidak Pernah
7%

17%

26%
50%

PARTISIPASI PENDIDIKAN JUMLAH PARTISIPASI ANAK DLM KEGIATAN


60%-80% 32.395 LEMBAGA JUMLAH
Kurang dari 60% 10.308 1-2 kali 36.813
Lebih dari 80% 73.626 3-4 kali 25.033
Tidak pernah hadir 30.923 Lebih dari 4 kali 38.286
Grand Total 147.252 Tidak Pernah 45.648
Grand Total 147.252

Sumber: Verifikasi 2014 Dit KSA


KEBERHASILAN REHABILITASI SOSIAL DALAM MENINGKATKAN
PERAN ORANG TUA/WALI DALAM PENGASUHAN TERHADAP ANAK
BAIK DI RUMAH MAUPUN DI LEMBAGA

Asuhan Keluarga
Antara 13-18 jam Antara 19-24 jam Antara 6-12 jam Asuhan Lembaga
Kurang dari 6 jam Tidak Pernah
Tidak
Pernah 1-2 kali
18% 19% 31% 39%

11% Lebih
dari 4
kali 3-4 kali
12% 19%
9%
43%

Keberadaan Anak Di Rumah Atau Dalam Asuhan Jumlah Kunjungan Orangtua / Wali ke Lembaga
Keluarga selama satu hari atau 24 jam

Merupakan Indikator Keberhasilan Rehabilitasi Sosial untuk Menjaga Merupakan Indikator Keberhasilan Rehabilitasi Sosial untuk
Hubungan Kasih sayang antara anak dan orang tua Menjaga Hubungan Kasih sayang antara anak dan orang tua

Sumber: Verifikasi 2014 Dit KSA


Pengembangan PKSA Melalui Kegiatan TEPAK (FDS & CDS)
Dimulai Tahun 2014

CDS FDS
Kegiatan FDS telah diikuti sebanyak 104.546
orang tua anak penerima manfaat PKSA 104.549
Kegiatan CDS telah diikuti sebanyak 80. 989
anak penerima manfaat PKSA

Keluarga Yang belum Mengikuti TEPAK di tahun


2014 Sebanyak 42.703 keluarga. Dan 66.263
Yang belum mengikuti kegiatan CDS.
Hal ini merupakan target untuk tahun 2015
80989

0 0
2012 2013 2014

Sumber: Verifikasi 2014 Dit KSA


Tingkat Partisipasi Anak dan Orang Tua dalam Kegiatan TEPAK Tahun 2014

Partisipasi Anak dalam Kegiatan CDS Partisipasi Orang Tua dalam FDS

1-2 kali
29%

Tidak Pernah Tidak Pernah


45% 29%

1-2 kali
49%

3-4 kali
15%

Lebih dari 4 kali 3-4 kali


7% 15%
Lebih dari 4 kali
11%

PARTISIPASI ORTU JUMLAH PARTISIPASI CDS JUMLAH


1-2 kali 72.153 1-2 kali 42.703
3-4 kali 22.088 3-4 kali 22.088
Lebih dari 4 kali 10.308 Lebih dari 4 kali 16.198
Tidak Pernah 42.703 Tidak Pernah 66.263
Grand Total 147.252 Grand Total 147.252

Sumber: Verifikasi 2014)


Outcomes PKS-Anjal 2012

Jenis Presentase (%)

Nutrision 26,7 %

Self toolkits school 6,7 %

Transport to school 16,7 %

Birth Certificate 3,4 %

Vocational Training/ Life Skill 26,7 %

Spritual activity/ pesantren 7,3 %

Activity of PKSA 6,7 %

Others 5,8 %

Sumber: Dit KSA,2012


OUTCOMES PKSADK 2012
NO JENIS KEBUTUHAN PRIORITAS ADK PERCENTACE
1 Tambahan nutrisi 44,43
2 Alat Bantu sekolah 17,10
3 Alat bantu kecacatan (kc mata, 3,31
Pendengaran, mobilitas, kurisi roda,
tongkat, kruk dsb)
4 Pakaian seha ri- hari (incl: sepatu,sandal 21,77
dsb)
5 Obat-obatan 3,98
6 Alat tidur 5,97
7 Lain-lain (lemari, alat mandi, terapi) 3,44

Sumber: Dit KSA,2012


INDIKATOR EVALUASI IMPACT
Dari target sasaran 2010-2014:
• Anak balita miskin terpenuhi kebutuhan dasar
90%
• Anak Jalanan tidak ke jalanan lagi 72%
• ABH memperoleh restorative justice 35%
• ADK akses layanan sosial dasar 75%
• AMPK memperoleh perlindungan khusus 90%
Kepemilikan Akte Kelahiran
Dampak PKSA KRITERIA ANAK &KEPEMILIKAN AKTE JUMLAH
2010-2014 1. Anak Balita 6648
Tidak 1200
Ya 5448
2. Anak Terlantar 14774
Tidak 4652
Ya 10122
3. Anak Jalanan 3868
Tidak 1069
Ya 2799
4. Anak Berhadapan Hukum 794
Tidak 105
Ya 689
5. Remaja Rentan 1001
Tidak 114
Ya 887
6. Anak Dengan Kecacatan 1984
Tidak 471
Ya 1513
7. Anak Membutuhkan Perlindungan
Khusus 1407
Tidak 224
Ya 1183
Sumber: Dit KSA,2015 Grand Total 30476
Akte Kelahiran (%)
8 Tabungan (%)
17

83
92
Punya Tidak Punya Tidak

PKSA, hak sipil dan financial inclusion


Sumber: Verifikasi 2014
Sumber: Dit KSA,2015
Dampak PKSA 2009 sd 2012
bagi Anak Jalanan

Sumber: Dit KSA,2012


DAMPAK PKS-ABH 2010 DAMPAK PKS-ABH 2011

Titipan Ke LAPAS Anak


Dirujuk ke Panti 5%
2% Proses Pengadilan
Menjadi saksi Korban Pidana Penjara Menjadi saksi Korban 16%
13% 25% 3% Pidana Penjara
7%
Pidana Bersyarat Pidana Bersyarat
1% 5%

Vonis Percobaan
4%

RJ, dan Diversi


(Dikembalikan ke Orang
RJ, Diversi dan Diskresi Tua)
(Dikembalikan ke Orang 61%
Tua)
59%

OUTCOMES PKS ABH TAHUN 2011


OUTCOMES
PKS ABH DI KPRS ABH 2010

Tidak Sekolah
lain-lain Dirumah
Beternak
Masih Dalam Bentuk 2% 1% 3% 6% menunggu Sekolah
Bekerja
1%
Kursus-kursus Tabungan 7% Berjualan
1% Buruh
Bermain
17% 1%
1%1%
Kejar Paket
5%
Keluyuran
2%
Kursus
Kejar Paket A/B/C 7%
20% Penunjang Sekolah
62%

Sekolah Membantu Orang Tua


59% Mengamen
1%
1%
Pengembangan PKSA
• Youth Development Program
• Care for the Little Hand
• One Day for Children diseluruh Dinas Prov
& UPT.
• Forum partisipasi anak (dampingan PKSA)
• Asosiasi LKSA (Forum TAS, Forum PSAA,
Forum FKKADK, LPA, Komnas PA, dll)
• Forum Nasional Sakti Peksos
• Pekerja Sosial Sekolah
• TRC Perlindungan Anak
• Penataan nomenklatur UPT,
restrukturisasi & refungsionalisasi
sebagai children centered – LKSA mandiri
dan profesional
• Creating Child Trust Fund
• Asia Pacific Conference on Child Welfaree
• Website www.pksa-kemensos.com
2
Bagaimana kelangsungan PKSA dalam era Nawa
Cita dan bantuan sosial melalui KKS, KIS dan KIP?
ARAH KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN

ISU STRATEGIS
Perluasan perlindungan sosial dan Percepatan pengurangan kemiskinan
pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan peningkatan pemerataan

ARAH
KEBIJAKAN
Meningkatkan Mengurangi kemiskinan dengan
Meningkatkan perluasan ketersediaan dan memfokuskan penanganan
perlindungan sosial cakupan pelayanan kemiskinan pada lokasi-lokasi
dasar termiskin

1. Penataan bantuan sosial


Peningkatan Pemberdayaan masyarakat miskin
reguler berbasis siklus hidup
dan peningkatan kapasitas ketersediaan dan dengan fokus Pengembangan
keluarga jangkauan pelayanan Penghidupan Berkelanjutan (P2B):
2. Penataan bantuan sosial dasar bagi penduduk • Peningkatan kapasitas dan
temporer miskin dan rentan: keterampilan penduduk miskin
3. Perluasan cakupan SJSN pendidikan, kesehatan, dan rentan
4. Penguatan kelembagaan dan sanitasi, perumahan, • Peningkatan ketersediaan
pelaksanaan bantuan sosial
listrik, dsb akses dan aset penghidupan
5. Peningkatan inklusivitas 46
penyandang disabilitas bagi penduduk miskin
46
ARAH KEBIJAKAN PERLINDUNGAN SOSIAL YANG
KOMPREHENSIF

Pengembangan Sistem Perlindungan Sosial Yang Komprehensif

Peningkatan Inklusivitas Pengembangan Sistem


Penguatan Lembaga Penataan Asistensi
Penyandang disabilitas Pelayanan Sosial Yang
Jaminan Sosial Sosial
& Lansia terintegratif

47
Sumber :Bapenas, 2014
TRANSFORMASI – PERLINDUNGAN SOSIAL YANG
KOMPREHENSIF
Bantuan pangan
(Raskin) Asistensi Sosial
Terintegrasi Berbasis
Bantuan Tunai Bagi Keluarga :
Anak (PKH dan - Anak (pendidikan dan
PKSA)
kesehatan)
- Penyandang disabilitas
Asistensi sosial
- Lansia
Penyandang
- Pangan bernutrisi Program Simpanan Keluarga
Disabilitas
Sejahtera
Asistensi sosial Program Indonesia Sehat
Lanjut Usia Program Indonesia Pintar
Program Keluarga Harapan
Bantuan Siswa Program Asisten Sosial
Miskin Bantuan sosial berbasis lainnya
komunitas dan institusi
Panti Anak, ABH, untuk penduduk di luar
Lansia, disabilitas sistem keluarga
telantar
Jaminan Kesehatan
Jamkesmas, Nasional
Jampersal Jaminan Sosial Sumber :Bapenas, 2014
Ketenagakerjaan
Skema Kebijakan Berdasarkan Nawa Cita
• Membangun • Memperkuat • Kualitas hidup
Indonesia daerah-daerah dan • Produktivitas
dari desa • Kemandirian
pinggiran • Program Indonesia
dalam Sehat
kerangka • Program Indonesia
negara Pintar
kesatuan. • Program Indonesia
Kerja dan Sejahtera

• Melindungi bangsa dan memberikan rasa aman


• reformasi sistem dan penegakan hukum
• Tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 
• Revolusi karakter bangsa
• penguatan kebhinekaan dan menciptakan ruang dialog antar warga
PROGRAM SIMPANAN KELUARGA SEJAHTERA,
PROGRAM INDONESIA PINTAR & PROGRAM INDONESIA SEHAT
UNTUK MEMBANGUN KELUARGA PRODUKTIF
(INPRES 107/2014)
Komponen Utama Pendekatan/Model Graduasi

Penghidupan
yang
Berkelanjutan
Kemiskinan
Kronis Peran Sakti Peksos,TKSK, TKSM, Penyuluh Sosial,dsb

PENDAMPING (COACHING)

G2P in Fiji (Source: Melalui a.l. KUBE, PNPM, UMKM, dsb


CGAP) TRANSFER ASET

Melalui Bimsos,FDS dan


PELATIHAN KETRAMPILAN Vocational training

TABUNGAN (mulai dibangun budaya menabung untuk inklusi keuangan


selanjutnya)
SASSA card in South
Africa. Source: CFI- PSKS, PKSA, KIP
ACCION BANTUAN KONSUMSI/PENDAPATAN/ PENURUNAN BEBAN

Melalui a.l. ASLUT, ASPD, KIS, KKS,dsb


ANALISIS PASAR

TARGETING
Mulai Bulan Bulan Bulan Bulan
51
Sumber: Graduation model, CGAP ke-3 ke-6 ke-24 ke-36
Family & Child Development Sessions

Family Development Sessions


Trainings for mothers through monthly gathering
and regular coaching by facilitators

• Nutrition • Good parenting • Basic financial • Child rights &


• Maternity care • Young children’s management protection
behavior • Loan and • Preventing
• Postpartum &
• Playing and saving domestic
breastfeeding
• Micro entre- violence
• Infant care learning
together preneurship • Inclusion dis-
• Teens care able kids to
• Success in • Financial
• Clean and school Inclusion (e-
induce inclu-
healthy life sive services
money)

Parenting Child FDS modules package


Health Economy
Education Protection
Sumber: Dr. Vivi, Bapenas (2014
52
Coverage Rate PKSA 2012
• APBN 3,4 %
• KLN 0,7 % 5,6 %
• APBD 1,2 %
• UKS 0,3 %
3
Bagaimana membangun sistem pelayanan dan rujukan terpadu
bagi anak dan keluarga pada
Dinas Sosial Kab/Kota?
Sistem kesejahteraan sosial anak dan keluarga
Kebijakan Kebijakan Kebijakan
Utama sekunder tertier

Pela-
yanan
perlin-
Penguatan dungan
Pendidikan anak
keluarga
masyarakat,
informasi dan Intervensi Penguatan
sensitisasi dini keluarga secara
intensif
Pelayanan di luar
rumah

PELAYANAN KONTINUM
KETERPADUAN DAN AKSESIBILITAS ANAK DAN KELUARGA

KEMENSOS / DINSOS
(PKSA, PKH, KUBE, UEP MENTERI, GUBERNUR, KEMENDIKBUD /DINAS
dll) BUPATI WALIKOTA , CAMAT, DIKNAS; (BOS, BSM, dll)
LURAH
KEMEN DAGRI / DINAS KEMKES / DINAKES
DUKCAPIL (AKTE LAHIR) (JAMKESMAS/ DA, GAKIN,
DLL),
MENKO KESRA/BIRO
KESRA (PNPM; KEMNAKERTRANS/DISNAK
pemberdayaan & ER (PPA-PKH)
insfastruktur)
BADAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN & BKKBN/BNN
KEMENAG KANWIL
AGAMA (DIK-TERAPAN) POLISI SAHABAT ANAK/ UNIT PPA,
KEHAKIMAN, SATPOL PP,
CSR, BANK, BUMN/D, PT, KEJAKSAAN, BAPAS, LAPAS DLL
KEPEDULIAN PERORANGAN,
PERUSAHAAN LOKAL, NASIONAL,
INTERNATIONAL
Unicef, ILO, Save the Children, Forum Panti, PSAA/RAA,
British Council, PKK, CCF, WVI, TdH, Plan Ind, RPA, Rumah
Zakat, Rumah Yatim, PKPU, Dompet Dhuafa, LSM Lokal dll,
melalui program pengasuhan, penarikan, pencegahan,
rehabilitasi, akses layanan, pendidikan dan latihan
Single Window Service Concept
for Social Protection

Source: Cormac Ebken (2013) Single WindowMIS Services for Social Protection in Developing
Country contexts, GIZ Social Protection Discussion Papers 2013
Alternatif Jenis Layanan Terpadu
• Layanan terpadu Single Referal Point
– Layanan terpadu pada level ini masih sederhana, karena tempat dimana klien
datang hanya menyediakan layanan informasi yang diperlukan dan mereferalnya
ke lembaga lain untuk ditindaklanjuti. Di dalamnya hanya terdapat layanan untuk
informasi dan asesmen kebutuhan yang diperlukan klien.
• Layanan terpadu Single Entry Point
– Layanan terpadu pada level ini sudah lebih maju dari Single Referal Point karena
selain menyediakan layanan informasi, melakukan asesmen, juga memberikan
layanan emergensi yang dapat diselesaikan ditempat. Namun demikin beberapa
layanan lain masih berada di luar sistem sehingga perlu ada rujukan.
• Layanan Terpadu One Stop Shop
– Layanan terpadu pada level ini dianggap sudah sempurna karena sudah
menyediakan layanan lengkap. Setiap masalah yang perlu penyelesaian, dapat
diselesaikan di tempat yang sama.
CHILD CARE SYSTEM
IN HOME OUT OF HOME
CARE CARE

Family Family Kinship Foster Guardian- Institutional


Adoption
Support Preservation Care Care ship Care

Informal

Formal
Sumber : UN GUIDELINE, 2009
Proses Manajemen Kasus
INTAKE & IMPLEMENTASI REINTEGRASI
AKSES ASESMEN
ENGAGEMENT & SUPERVISI & FOLLOW-UP

CASE
CONFERENCE

FRONT OFFICE BACK OFFICE OPERATIONAL


PERENCANAAN
PELAYANAN
OFFICE

REFERAL: • Asesmen awal • Asesmen • Pemetaaan sistem • Sinkronisasi INTENSIVE FAMILY


• Perorangan • Verifikasi Kasus Komprehensif sumber/ penyedia pelaksanaan SUPORT:
• Kepolisian, (Home visit) (medical, legal, layanan pelayanan • Family mediation
Rumah Sakit, • Respon darurat psychosocial, • Rencana pengasuhan • Child centered • Family preservation
• LKSA, dll (Rescue/safety, family tracing) sementara & permanen processes • Reunification (Orang
medis, psikologis) • Asesmen • Kesepakatan bersama Tua/ Keluarga/
LAPORAN: • Kesepakatan awal Berkelanjutan Kerabat)
• Tesa 129 (inform consent,
• Hotline persetujuan OUT of HOME CARE
• Datang sendiri ortu/wali) 3 AREA SASARAN • Child Development Needs SERVICES:
• Media online (safety, kesehatan, dukungan • Orang Tua Asuh
ASESMEN & LAYANAN • Orang Tua Angkat
emosional & psikologis,
OUTREACH pendidikan, identitas, relasi • Perwalian
• Peksos sosial dan keluarga, penampilan • Lembaga Rujukan
• Family & Environment (Pusat Asuhan Anak/
• TKSA diri, self care skills)
• TRC Factors LKSA lain)
(Income, pekerjaan, • Parenting Capacity
• TKSK
• PSM perumahan, integrasi keluarga, (basic care, ensuring safety,
sumber komunitas, wider emotional warmth, stimulation,
family, tanggung jawab guidances & boundaries,
keluarga stabilty)
PERAN SDM KESOS
• Pekerja Sosial Profesional
– Melakukan asesmen dan perencanaan kasus yang komprehensif dengan
mengedepankan penguatan tanggung jawab orang tua/keluarga dan
masyarakat
– Asistensi dan Pengawasan terhadap tenaga kesejahteraan sosial masyarakat
– Membangun rujukan dan layanan terpadu yang melibatkan para pihak,
– Advokasi pemenuhan hak dasar anak berbasis keluarga

• Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKSK, Pendamping program )


– Melakukan tugas dibawah pengawasan pekerja sosial profesional
berdasarkan perencanaan kasus
– Asesmen awal dan rujukan
– Pendidikan masyarakat, dan penyebarluasan nformasi
– Kunjungan rumah untuk mendampingi anak dan keluarga
61
• Relawan Sosial
– Mengaktualisasikan kepedulian sosial
– Memotivasi masyarakat
– Melakukan upaya penanganan masalah sosial
secara sukarela
• Penyuluh Sosial
– Menyebarluaskan informasi program
– Menumbuhkan kesadaran masyarakat
– Mengkondisikan dan menyiapkan masyarakat
– Memperkuat upaya pencegahan masalah sosial
berbasis masyarakat
C. Kesimpulan
Best Practice PKSA
• PKSA berbasis keluarga dan komunitas
menjadi paradigma bagi masalah sosial
lainnya (kemiskinan, keterlantaran,
kecacatan, keterpencilan, kebencanaan,
ketunasusilaan, dll)
• Tabungan memberikan pembelajaran bagi
anak, keluarga, komunitas, perbankan,
LKSA, tim TA, IPSPI, Dunia Usaha, INGO,
UN Org., PT
• Kebersamaan mendampingi anak, ortu,
keluarga, sakti peksos, TKSM, relawan sosial
pengurus LKSA
• Condionality cash transfer menjadi
instrumen perubahan perilaku dan
peningkatan kualitas hidup dengan sentuhan
soft skill pendamping sosial (Sakti Peksos)
dan LKSA – Kontribusi MDGs, HDI, HPI, dll
• Pendayagunaan tenaga profesional Pekerja
Sosial memberikan inspirasi untuk
dilaksanakan pada program prioritas
nasional lainnya.
D. Arah Kebijakan 2015-2019
SHIFT PARADIGM : FUNGSI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan


-Fungsi terbatas, jika - Multifungsi bagi anak & remaja (child & youth
ada multifungsi centre), gepeng, lansia, penyandang disabilitas,
layanan korban narkoba, dll.
(satu rumpun karakteristik masalah/ sasaran & multi
metode)
-Longterm care - Temporary shelter & early intervention berbasis case
management
-Layanan kepada - Pusat layanan kepada keluarga (family suport) dan
keluarga dan masyarakat (participatory community
masyarakat terbatas empowerment)
- outreaching, tracing, home visit, family mediation,
family suport, family preservation, family
reunification/ reintegration, community
development, sosialisasi/ awarness raising,
kampanye sosial, dll.
Roadmap Program Kesejahteraan Sosial Anak
Tahun 2009 -2019
PKSA CLUSTER PKSA TERPADU PKSA MANDIRI
2009-2010 : 33 Provinsi 2011-2014 : 7 – 14 Provinsi 2014-2019: 33 Provinsi

Pusat
PKS- PKS-
AB ABH

PKS-
AN
TAR DEKON DEKON
PKS-AB PKS-ABH
PKS- PKS- AB ABH
ADK AMPK
PKS- AB PKS- ABH

PKS- ADK PKS- AMPK ADK PKSA AMPK


Dekon
DEKON DEKON DEKON DEKON
PKS-AB PKS-ABH PKS-ADK PKS-AMPK
PKS- AN TAR
DEKON
PKS-ANTAR AN TAR
DEKON
DEKON DEKON PKS-ANTAR
PKS-ADK PKS-AMPK

Komponen Kegiatan PKSA masih dilaksanakan Komponen Kegiatan PKSA dilaksanakan secara Komponen Kegiatan PKSA MANDIRI secara
per cluster terpadu dari tiap cluster terpadu dilaksanakan di daerah
Penguatan Kelembagaan
• Sistem Nasional Program Kesejahteraan Sosial Anak
(Integrated Social Welfare System)
• Sistem database & manajemen sistem informasi PKSA
yang terintegrasi (by name by, status pengasuhan,
address, lokasi, setting, masalah, dll)
• Sistem verifikasi data sasaran agar tepat sasaran,
tepat jumlah, tepat waktu, tepat manfaat\
• Sistem pendampingan berbasis praktek pekerjaan
sosial (case management, family development
session,child development session, dll)
Rekomendasi.....
• Sistem akreditasi LKSA, Sertifikasi Peksos dan
Sertifikasi TKS diterapkan dalam PKSA
• Sistem standarisasi manajemen pendampingan sosial
(standarisasi komponen, hierarkhi, kompetensi,
fasilitas, sertifikasi pendamping)
• Sistem transparansi, akuntabilitas/ monev dan
promosi PKSA
• Sistem Peraturan Perundangan Kesejahteraan Anak
• Sistem Kerjasama Luar Negeri (CB, TA) – Asia Pacific
Conference on Child Welfare

Anda mungkin juga menyukai