Anda di halaman 1dari 34

Kriteria Diagnosis Gangguan Jiwa

dan Isu permasalahannya

Oleh
dr. Sulistiana Dewi. SpKJ
• Gangguan jiwa dapat dialami oleh masyarakat dari
berbagai kalangan dan tingkat usia baik anak-anak,
remaja ,dewasa dan lanjut usia

• Beberapa gangguan jiwa yang perlu mendapatkan


perhatian kita semua
Kriteria gangguan jiwa

• Suatu kelompok gejala atau perilaku yang


secara klinis bermakna dan yang disertai
dengan penderitaan (distress) pada
kebanyakan kasus, dan yang berkaitan dengan
terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya)
seseorang
• Jadi apabila hanya terjadi konflik sosial saja
tanpa disfungsi seseorang, hal itu tidak
dimasukkan ke dalam gangguan jiwa
DEMENSIA
• Gambaran dasar GANGGUAN FUNGSI
KOGNITIF MULTIPEL :
• HENDAYA/ GANGGUAN MEMORI / DAYA
INGAT & paling sedikit 1 (satu) dari berikut ini :
– Aphasia (gangguan berbahasa)
– Apraxia  tidak bisa melakukan gerakan yang
sesuai dengan pikirannya
• Agnosia kemampuan mengenali obyek , orang ,
suara, bentuk, atau bau meskipun panca indranya
tidak mengalami kerusakan.
• Gangguan dalam fungsi eksekutif (kemampuan
untuk berpikir abstrak dan merencanakan, memulai,
mengurutkan, memonitor, dan menghentikan perilaku
yang kompleks).
• Gangguan perilaku (wandering berjalan2, agresif,
gelisah, memaki dll)
• Defisit kognitif harus CUKUP BERAT sehingga
menyebabkan HENDAYA DALAM FUNGSI PEKERJAAN
DAN SOSIAL
– Banyak didapatkan BPSD (Behavioural &
Psychological Symptoms of Dementia)
seperti agitasi, depresi dan psikosis,
– stres pada ‘caregiver’ dan perawatan lebih
mahal
Perubahan
Neurobiologikal pada
Proses Penuaan

• Berat dan volume otak


berkurang secara
bertahap.
• Berat dan volume otak
akan stabil sampai usia
50 tahun dan kemudian
menurun (atrofi)
sebanyak 2-3% untuk
setiap dekadenya.
Skizofrenia
• Gangguan psikotik  1% dari populasi
penduduk di Indonesia & dunia  terbanyak
ditemukan di masyarakat: skizofrenia.

• Penyakit kronis, kambuhan, pe ↓ fungsi 


disabilitas, sering Kambuh  beban bagi
individu/ keluarga.
• Usia & jenis kelamin
- Perbedaan onset & perjalanan penyakit antara ♂
dan ♀
- ♂: onset lebih awal ( usia puncak onset 15-25 th),
lebih terganggu oleh gejala negatif.
- ♀: usia puncak onset 25-35 th.
Penyebab(1)
Stress-diathesis model

Seseorang yang rentan (diatesis) terkena


stresor lebih mudah

Genetik : kromosom X 1, 3, 5, 11 
COMT (catechol-O-Methyl
Transferase) dalam encoding dopamin

Lingkungan emosional tidak stabil,


stresor sosial, diskriminasi, sosial
ekonomi rendah  Skizofrenia >>
Skizofrenia (1)

• Gangguan jiwa yang ditandai adanya gangguan realita,


gangguan proses pikir & kemiskinan psikomotor.

• Gejala pada skizofrenia:


Gejala positif Gejala negatif
Waham Kemiskinan pembicaraan
Halusinasi Penumpulan- pendataran afek
Gangguan pikiran formal Anhedonia (kehilangan minat)
Bicara kacau Penarikan diri secara sosial
Perilaku aneh Kurang inisiatif/ motivasi
Kurang atensi/tidak fokus
Kriteria diagnostik

Atau paling sedikit 2 gejala dari


kelompok ini:
• Halusinasi yang menetap
• Arus pikiran terputus (break) / mengalami sisipan  inkoherensi
atau pembicaraan yang tidak relevan /tidak nyambung
• Perilaku katatonik
• Gejala2 negatif

Semua gejala-gejala tersebut harus selalu ada secara jelas 


1 bulan/ lebih.

Tidak ada penyakit otak/ intoksikasi obat/ withdrawal obat.


Tatalaksana

Farmakoterapi

Psikoterapi

Electroconvulsivetherapy
Depresi
o Gangguan Depresi sering ditemukan
o Penyebab disabilitas ke-2 di dunia di tahun 2020,
2030 yang ke-1, (WHO, 2008)
o Prevalensi selama kehidupan adalah 10%-25%
pada perempuan dan 5%-12% pada lelaki.
o Perbedaan angka depresi disebabkan faktor
budaya dalam konsep penyakit, perilaku mencari
pengobatan, karakteristik demografi
.

14
o Depresi bisa terjadi pada anak-anak, remaja, orang
dewasa sampai lansia
o Depresi pada anak-anak  gangguan belajar
o Depresi pada wanita pasca melahirkan (Baby
Blues)
o Depresi menyebabkan tingginya risiko bunuh diri

15
• Jika salah satu orang tuanya memiliki ggn mood 
terdapat 27% kemungkinan bahwa keturunannya
memperoleh gangguan mood
• Dan 50-74% kemungkinan jika kedua orang tuanya
memiliki gangguan mood.

• Status sosioekonomi: prevalensi gangguan bipolar


ditemukan lebih tinggi pada sosioekonomi
menengah atas.
• Gangguan depresi ringan-sedang lebih sering pada
menengah bawah, sedangkan pada gangguan
depresi berat tidak ada perbedaan bermakna.
Faktor neurokimia:
• Neurotransmiter monoamin seperti
norepinefrin dan serotonin  terjadi
defisiensi relatif pada kedua neurotransmiter
tersebut  depresi.
• Kadar yang rendah dari GABA juga ditemukan
pada penderita depresi GANGGUAN TIDUR
• Asetilkolin berperan dalam fungsi kognitif,
terutama memori  GANGGUAN
KONSENTRASI
Gangguan cemas
Pedoman DIAGNOSIS Depresi
• Suasana perasaan depresif/hipotim
• Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurangnya energi  mudah lelah walau kerja sedikit
saja
• Konsentrasi (psudodemensia) dan perhatian yang berurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh
diri
Pedoman DIAGNOSIS Depresi
• Pada beberapa kasus cemas, kegelisahan lebih
menonjol dari pada depresinya
• Gejala terselubung irritabilitas/mudah marah,
fobia atau obsesif atau hipokondria/
somatik>>/keluhan fisik yang menonjol
• Waktu 2 minggu
• Gangguan Depresi berat terdapat gejala psikotik
waham nihilistik, atau halusinasi
• Bisa sembuh sempurna bila diatasi dengan baik
Gangguan cemas
• Kecemasan merupakan respon individu
terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan dan dialami oleh semua
makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari. 
ETIOLOGI
 Tidak diketahui
 Faktor biologi dan psikologi
FAKTOR BIOLOGI
 Neurotransmitter lain yg diteliti  NE,
glutamat, dan cholecystokinin.
 One PET  metabolisme rendah pada
ganglia basalis dan substansia alba.
Studi genetika :
Hubungan genetika  Gggn cemas
menyeluruh dan Depresi berat pada
wanita.
Kira-kira 25% hub kelurga derajat pertama
pasien GAD juga akan terkena.
Kembar monozigot 50% , dizigot 15 %.
Abnormal EEG irama tidur  irama alfa dan
potensial cetusan gangguan tidur
Gejala gangguan cemas
Perubahan pada fisik:
• Peningkatan detak jantung
• Berkeringat (keringat dingin)
• Gemetar
• Mulut kering (bukan karena pengobatan/
dehidrasi/kurang cairan)
• Kesulitan bernapas
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada/ rasa tidak nyaman pada dada
• Mual/ rasa tidak nyaman pada perut
• Perubahan pada perasan:
– Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
• Perubahan pada perilaku:
– Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak
orang
– Takut pergi sendirian dan menghindari tempat ramai
– Gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkan.
• Perubahan pada pikiran:
– Ketakutan akan kehilangan kendali,
– menjadi gila, atau takut pingsan
– Ketakutan akan mati
– Kesulitan konsentrasi
Gangguan Panik
• Serangan cemas akut yang hebat disertai
dengan perasaan akan mati
• Pasien dengan gangguan panik bisa disertai
dengan kondisi komorbid, paling sering adalah
agorafobia, yaitu suatu kecemasan atau
ketakutan bila berada di suatu tempat seperti
takut keramaian/takut ditinggal sendiri
takut ditempat umum
Kriteria Diagnostik

• Suatu periode tertentu adanya rasa takut yg hebat atau


perasaan tidak nyaman, dimana 4 (atau lebih) gejala
berikut ini terjadi secara mendadak & mencapai
puncaknya dlm 10 mnt:
1. Palpitasi, jantung berdebar kuat atau denyut jantung
meningkat
2. Berkeringat
3. Gemetar atau bergoncang
4. Rasa sesak napas/ rasa tercekik
5. Nyeri dada/tidak nyaman
7. Mual atau ggn abdominal
8. Pusing, bergoyang, melayang atau pingsan
9. Derealisasi (perasaan tdk realistis) atau
depersonalisasi (merasa terlepas dari diri sendiri)
10. Takut kehilangan kendali
11.Takut mati
12. Parestesia (rasa kebas atau nyeri)
13. Kedinginan atau perasaan panas
Waktu serangan terjadi dalam satu bulan
Minimal 3 kali serangan dalam 1 minggu
Somatoform disorders
• Ciri utama gangguan ini adanya keluhan
gejala fisik yg berulang disertai dgn
permintaan pemeriksaan medik, meskipun
sudah berkali2 terbukti hasilnya negatif dan
sudah dijelaskan oleh dokter bahwa tidak
ditemukan kelainan yang menjadi dasar
keluhan.
• Penderita juga menyangkal dan menolak utk
membahas kemungkinan kaitan antara
keluhan fisiknya dgn problem / konflik dlm
kehidupan yg dialaminya, bahkan meskipun
didapatkan gejala cemas dan depresi.
Somatoform disorders ( F 45 )
Keluhan gastrointestinal
Perasaan sakit, kembung, bertahak/bersendawa, muntah dan mual

Keluhan pada kulit


Perasaan Gatal , rasa terbakar, kesemutan, baal, pedih dll, serta
bercak-bercak pada kulit

Riwayat nyeri
 berhubungan dgn paling kurang empat fungsi atau tempat yg
berbeda.

Keluhan genital
 Keluhan seks dan haid
Gangguan Somatosasi

• Adanya banyak keluhan2 fisik yg bermacam2 yg


tidak dpt dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik,
yg sdh berlanjut sedikitnya 2 tahun.
• Tidak mau menerima nasehat / penjelasan dari
beberapa dokter bahwa tdk ada kelainan fisik yg dpt
menjelaskan keluhannya.
• Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat
dan keluarga, yg berkaitan dgn sifat keluhan2nya
dan dampak dari perilakunya.
Post Traumatic Stress Disorder ( F 43.1)

A. Pasien harus terpapar pada kejadian atau situasi yg


stressful (jangka pendek/ jangka panjang) yg luar biasa
mengancam nyawa dan menyebabkan penderitaan
menetap pada semua org yg mengalaminya
 
B. Gejala  Mengingat atau mengalami ulang (reliving)
stressor yg dulu, atau adanya kilas balik yg intrusif,,
mimpi yg berulang tentang peristiwa traumatik
 
C. Pasien harus menunjukkan avoidance / menghindari
obyek yang mirip dengan traumatiknya
Post Traumatic Stress Disorder ( F 43.1)

• Gejala menetap dari peningkatan sensitivitas


psikologis dan kewaspadaan, ditunjukkan oleh 2 dari:
– Kesulitan untuk tidur atau tetap tidur
– Iritabilitas atau ledakan kemarahan
– Kesulitan konsentrasi
– Hipervigilans/selalu was-was
– Respons terhadap rasa kaget yg berlebihan

E. Kriteria B, C, dan D terpenuhi dalam waktu 6 bulan


setelah kejadian stressful atau pada akhir dari
periode stress
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai