Anda di halaman 1dari 25

SITUASI DAN KEBIJAKAN

PENGENDALIAN FILARIASIS

DINAS KESEHATAN PROVINSI


JAMBI 2017
CACING YANG DIKELOLA
PROGRAM
• Cacing di darah : schistosomiasis
• Cacing di limfe/getah bening: filariasis/kaki
gajah
• Cacing di perut: cacing gelang, tambang,
cambuk, kremi
• Lainnya: cacing F Buski
PENDAHULUAN

 Filariasis merupakan penyakit menular menahun


yg disebabkan oleh cacing filaria , ditularkan
oleh nyamuk,

 Menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial,


hambatan psikologis

 Menurunkan kwalitas SDM dan menimbulkan


kerugian ekononomi
NYAMUK PENULAR
FILARIASIS

Semua nyamuk dpt jadi vektor penular filariasis !!

(saat ini sdh diketahui 23 spesies nyamuk dari 5 genus yaitu


Anopheles, Aedes, Armigeres, Culex & Mansonia).
PENYEBAB FILARIASIS
ADA 3 SPESIES CACING FILARIA
gambar mikrofilaria sbb :

Wuchereria bancrofti Brugia malayi


SKEMA PENULARAN FILARIASIS
CACING DEWASA FILARIA

Cacing dewasa hidup di


saluran atau kelenjar limfe
Menimbulkan sumbatan
dan kerusakan, sehingga
aliran limfe terganggu.
Menimbulkan
pembengkakan dan sistem
pertahanan tubuh
dibawahnya terganggu
GEJALA KLINIS FILARIASIS
1. Demam berulang-ulang selama 3 - 5 hari, demam dapat
hilang bila si penderita istirahat dan     muncul lagi
setelah si penderita bekerja berat.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga terlihat
bengkak di daerah lipatan paha, ketiak     yang tampak
kemerahan, panas dan sakit.
3. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas
4. Sedangkan gejala klinis filariasis kronis yaitu berupa
pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai,
lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
PENDERITA KAKI GAJAH
PENDERITA KAKI GAJAH
(Limfedema)
Mengenai Alat Kelamin
(Hidrokel)
SITUASI FILARIASIS DI INDONESIA S/D TAHUN 2014
511
Kabupaten/Kota

466 45
Sudah dilakukan pemetaan Belum dilakukan pemetaan
endemisitas endemisitas

231 235
Non endemis Endemis Filariasis

142 93
POPM Filariasis Belum POPM Filariasis

29 86 27
Selesai POPMF Sedang POPMF (full) POPMF partial/putus

KET:
1.Lebih dari 102 juta jiwa (43%) penduduk Indonesia berisiko tertular filariasis
2.Kriteria daerah endemis: angka mikrofilaria > 1%. Kriteria daerah non endemis: angka
mikrofilaria < 1%
3.45 kab/kota yg belum dipetakan endemisitasnya akan selesai pemetaan pada awal 2015
Di Provinsi Jambi, sejak tahun
1995 hingga 2017 di laporkan
kasus kronis limfatik filariasis
sebanyak 268 kasus kronis yang
tersebar di 9 Kabupaten/Kota
JUMLAH KASUS KRONIS LIMFATIK FILARIASIS DI
PROVINSI JAMBI TAHUN 2017

NO KABUPATEN/ KOTA JUMLAH


1 KERINCI 0
2 MERANGIN 1
3 SAROLANGUN 2
4 BATANG HARI 46
5 MUARO JAMBI 129
6 TANJAB TIMUR 58
7 TANJAB BARAT 18
8 TEBO 3
9 BUNGO 2
10 KOTA JAMBI 9
11 KOTA SUNGAI PENUH 0
12 PROVINSI JAMBI 268
Hasil laporan kasus kronis limfatik
filariasis dari kabupaten/kota yang
ditindaklanjuti dengan survey
pemetaan endemisitas filariasis,
sampai dengan tahun 2017
terdapat 5 kabupaten endemis
mikrofilaria rate ≥ 1% yaitu
Tanjung Jabung Timur, Tanjung
Jabung Barat, Muaro Jambi,
Batang Hari dan Merangin
Mikrofilaria Rate berdasarkan survey darah jari di
Kabupaten/ Kota dalam Provinsi Jambi s/d tahun 2016

Tahun Survey/ MF Rate (%)


N Kabuapten/
O Kota 199 199 2004 2005 2008 201 2012 201 2014 2015 2016
5 6 1 3
1 KERINCI - - - - - - 0 - -
2 MERANGIN - - - - 1.14 - 0 - -
3 SAROLANGUN - 4.3 - - - - 0.2 - -
4 BATANG HARI 2.8 - - - - 0 0 - -
5 MUARO - - - 1.8 - - 0.8 - 1.2
0.43
JAMBI
6 TANJAB - - - 1.8 - - 2 - 0.48
TIMUR
7 TANJAB - - 1.54 - - - 0.2 - -
BARAT
8 TEBO - - - - - 0.5 - - -
9 BUNGO - - - - - 0 - - -
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
FILARIASIS
ELIMINASI FILARIASIS

KOMITMEN INTERNASIONAL
WHA Resolution, 1997
” Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public
Health Problem”

WHO Global Commitment, 2000


“ The Global Goal of Elimination of Lymphatic
Filariasis as a Public Health Problem by the year
2020”
Tujuan Program

Tujuan Umum :
Filariasis tidak menjadi
masalah kesehatan
masyarakat Indonesia th 2020.
Tujuan Khusus :
1. Menurunnya Mikrofilaria
Rate < 1% di
Kabupaten/Kota.
2. Mencegah dan membatasi
kecacatan karena filariasis.
KEBIJAKAN NASIONAL

1. Eliminasi Filariasis sebagai program prioritas


nasional pemberantasan penyakit menular
2. Menerapkan strategi WHO dalam program
eliminasi filariasis global
3. Satuan lokasi pelaksanaan (IU)
Kabupaten/Kota
4. Mencegah penyebaran filariasis antar
kabupaten, propinsi dan antar negara.
STRATEGI UTAMA PROGRAM
1. Memutuskan mata rantai penularan filariasis 
Pemberian obat Pencegahan Massal (POPM)
filariasis di daerah endemis (Muaro
Jambi,Batang Hari,Tanjab Barat, Tanjab Timur,
Merangin).
Obat: DEC dan Albendazole
Sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut
UMUR DEC (100 mg) Abendazole (400 mg)
(Thn) Tablet Tablet

2-5 1 1
6 - 14 2 1
> 14 3 1
STRATEGI
2. Mencegah dan membatasi kecacatan 
penatalaksanaan kasus filariasis
Setiap kasus baru yg ditemukan  diberikan DEC 3x1 tab
selama 12 hari atau 6mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama
12 hari
Monev tatalaksana: oleh petugas kesehatan
(puskesmas), 7 x th pertama, 2-4 kali th
selanjutnya
STRATEGI

3. Pengendalian Vektor Terpadu

4. Survailans

5. Kerjasama lintas batas daerah/negara


KAMPANYE NASIONAL
POMP FILARIASIS 2015

Kampanye Nasional POPM


Filariasis adalah:
Pelaksanaan Pemberian
Obat Pencegahan Massal
(POPM) Filariasis di
kabupaten/kota endemis
dalam waktu serentak
dengan jumlah sasaran
yang besar

BELKAGA : Bulan Eliminasi Kaki Gajah


(OKTOBER)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai