dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik, • Semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi nilai DHL • Asam, basa, garam adalah konduktor yang baik • Bahan organik (sukrosa, benzene) penghantar listrik yang jelek Konduktivitas • Satuan : mhos/cm atau Siemens/cm • Nilai DHL berhubungan dengan nilai padatan terlarut (TDS), menurut Tebbut, 1992: K = DHL (S/m) TDS (mg/liter) • K = konstanta untuk jenis air tertentu • Nilai TDS = DHL X (0,55 sampai 0,75) Alat ukur konduktivitas air / Conductivity Meter ini sering disebut juga dengan EC Meter. Konduktivitas air juga dipengaruhi oleh TDS (Total Dissolved Solid ) atau total padatan terlarut, semakin tinggi nilai TDS pada air maka nilai konduktivitas pada air tersebut juga akan tinggi juga. TDS pada air terdiri dari 2 jenis padatan yaitu TDS yang berasal dari bahan organik dan TDS yang berasal dari bahan bahan anorganic, TDS yang berasal dari bahan bahan anorganik inilah yang memiliki daya hantar listrik yang bagus. Semakin besar nilai konduktivitas air maka semakin buruk kualitas air tersebut. Semakin kecil nilai konduktivitas air maka akan semakin susah air tersebut dalam menghantarkan arus listrik dan itu berarti kualitas air semakin bagus. Tapi sebaliknya jika nilai konduktivitas air tersebut besar maka kemungkinan air tersebut dalam menghantarkan arus listrik sangat bagus dan itu berarti kualitas air tersebut jelek atau bahkan tidak layak untuk kita pergunakan dan bahkan bisa membahayakan kesehatan kita. Alat ukur konduktivitas air ini juga biasa digunakan untuk mengukur konduktivitas pada air limbah.