Anda di halaman 1dari 35

PEMBINAAN FUNGSIONAL

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVSU


JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA
(ASN)
Berdasar UU ASN
JABATAN JPT UTAMA
PIMPINAN JPT MUDA
TINGGI
JPT PRATAMA

JAB ADMINISTRATOR
JABATA JABATAN
JAB PENGAWAS
ADMINISTRASI
N JAB PELAKSANA
A
ASN KEAHLIAN h Muda
Ahli
li Madya
Ahli
JABATAN PAhli
FUNGSIONAL e
Utama
Pelaksana
r
KATERAMPILA tTerampil
Mahir
a
N
Penyelia
m
Definisi
Jabatan Fungsional adalah sekelompok Jabatan
yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
JABATAN KARIER PNS pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.

Pejabat Fungsional adalah


Pegawai ASN yang menduduki
JF pada instansi pemerintah

10/11/201
9
Peluang, Tantangan & Kendala
Dalam Pembinaan Karier Jabatan
Peluang Fungsional
KP Pindah Gol tanpa Ujian Dinas
Tidak perlu KP PI
Kenaikan Pangkat/Jabatan
≥ pangkat atasan langsung Kendala Internal
Tambahan Jenjang Jabatan Sikap malas, tidak telaten invent keg
BUP lebih panjang Tidak tahu cara menyusun DUPAK
Tidak tahu mekanisme ajukan
DUPAK
Tidak update peraturan jabfung ybs

3 4 Profesionalita
s Jabatan
2

Pengisian Formasi
Kendala Eksternal Kualifikasi Pendidikan
Tantangan Konsistensi & Komitmen: Diklat Fungsional
1. Peran Instansi Pembina Diklat Penjenjangan
Tuntutan Profesionalitas 2. Peran Instansi Pengguna Uji Kompetensi
Risiko Jabatan Kesiapan Perangkat: TP/sertifikasi TP
Komitmen
PELUANG JABFUNG
Tidak perlu ujian dinas untuk kenaikan pangkat yang
1 pindah golongan.

Tidak perlu ujian KP PI apabila memperoleh ijazah yang linier


2 dan relevan dengan tugas jabatannya.

Dimungkinkan kenaikan pangkat dan kenaikan


3 jabatannya lebih cepat dari pada jabatan yang lain.

Dapat melebihi pangkat atasan langsungnya.


4
Penambahan jenjang jabatan sampai dengan
5 jenjang tertinggi.

BUP dimungkinkan menjadi lebih panjang apabila


6 mencapai jenjang jabatan tertentu.
TANTANGAN
JABFUNG

1
Tuntutan
Profesionalitas
• peningkatan terhadap syarat
kualifikasi pendidikan,
• penerapan konversi 65% angka kredit
untuk alih kelompok jabatan,
•penerapan pengembangan profesi
Risiko Jabatan
2
berkelanjutan,
(sebagai konsekuensi tidak terpenuhinya
•penerapan diklat fungsional
standar kinerja yang ditentukan dalam jangka
waktu tertentu berupa ketidaktercapaian •uji kompetensi
angka kredit):
pembebasan sementara dari
jabatan, dan
pemberhentian dari jabatan
KESENJANGAN : REGULASI VS
PENERAPAN
REGULASI PENERAPAN
Formasi Jabfung Pengangkatan tidak sesuai formasi / tidak dilakukan
pengangkatan jabfung sesuai dg formasi
Diklat Fungsional / Diklat Instansi Pembina kurang memfasilitasi penyelenggaraan
Penjenjangan Diklat Fungsional / Penjenjangan

Peningkatan Kualifikasi Ada kendala akses thd lembaga pendidikan yang


Pendidikan terakreditasi minimal B
Tidak jelas lembaga penyelenggara pendidikan lanjut (PPL)
Uji Kompetensi Instansi Pembina belum menyiapkan instrumen uji
kompetensi
Tidak jelas lembaga penyelenggara uji kompetensi
Tim Penilai Kesiapan sertifikasi Tim Penilai
Belum ada Tim Penilai di wilayah terdekat
Pembebasan sementara Tidak dilakukan peringatan
dari jabatan (terkait Tidak dilakukan pembebasan sementara
ketidak-tercapaian AK)

Kunci: konsistensi peran Instansi Pembina & Instansi Pengguna dalam pembinaan jabfung
PENYESUAIAN JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL
Keppres No. 87 Tahun 1999 jo. UU NO. 5 TAHUN
Keppres No. 97 Tahun 2012 2014

1. Utama 1. Ahli Utama


2. Madya 2. Ahli Madya
3. Ahli Muda
3. Muda
4. Ahli Pertama
4. Pertama
1. Penyelia
5. Penyelia 2. Mahir
3. Terampil
6. Pelaksana Lanjutan
4. Pemula
7. Pelaksana
8. Pelaksana Pemula
PENGEMBANGAN KARIER
PEJABAT FUNGSIONAL
1. JPT Utama
1. Ahli Utama 2. JPT Madya
2. Ahli Madya 3. JPT Pratama
3. Ahli Muda 4. Administraor
4. Ahli Pertama 5. Pengawas
JF LAINNYA
1. Penyelia
2. Mahir 1. Administrator
3. Terampil 2. Pengawas
4. Pemula
TINGKAT AHLI
• Pertama (Pangkat III/a – III/b)
• Muda (Pangkat III/c – III/d)
• Madya (Pangkat IV/a – IV/c)
• Utama (Pangkat IV/d – IV/e)

TINGKAT TERAMPIL
• Pelaksana Pemula -> (Pemula) - (Pangkat II/a)
• Pelaksana -> (Terampil) - (Pangkat II/b – II/d)
• Pelaksana Lanjutan -> (Mahir) - (Pangkat III/a – III/b)
• Penyelia -> (Penyelia) – (Pangkat III/c – III/d)
• Penetapan JF dilakukan
HANYA YG oleh Menteri berdasarkan
usulan dari pimpinan
Peratura
DIUSULKAN Instansi Pemerintah
dengan mengacu pada
IP n klasifikasi dan kriteria JF.
• Dalam hal diperlukan,
Menteri Menteri dapat
menetapkan JF tanpa
usulan dari pimpinan
PANRB Instansi Pemerintah.
BATAS USIA PENSIUN
• 56 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat
administrasi, pejabat fungsional ahli muda,
pejabat fungsional ahli pertama, dan pejabat

• 58 fungsional keterampilan

60 (enam puluh) tahun bagi pejabat


pimpinan tinggi dan pejabat fungsional

• 60 madya

65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS

• 65
yang memangku pejabat fungsional
ahli utama

Batas Usia Pensiun bagi PNS yang menduduki JF yang

• 70
ditentukan dalam Undang-Undang, berlaku ketentuan
sesuai dengan Batas Usia Pensiun yang ditetapkan
dalam Undang-Undang yang bersangkutan
PENGANGKATAN DALAM
JABATAN
INPANSSING/PENYESUAIA
N
INPANSSING/PENYESUAIA
N PENGANGKATA
N
PERTAMA
PENGANGKATA PENGANGKATAN
N PERTAMA PERPINDAHAN DARI
JABATAN LAIN

PENGANGKATAN PROMOSI
PERPINDAHAN DARI
JABATAN LAIN
PELANTIKAN DAN
PENGAMBILAN SUMPAH
JABATAN
20
10/11/2019
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL KETEGORI KEAHLIAN
PENYESUAIAN/INPASSING PERTAMA DARI CPNS PERPINDAHAN DR JAB LAIN
1. berstatus PNS; 1. berstatus PNS; 1. berstatus PNS;
2. memiliki integritas 2. memiliki integritas dan moralitas yang
2. memiliki integritas baik;
dan moralitas yang dan moralitas yang baik; 3. sehat jasmani dan rohani;
baik; 3. sehat jasmani dan rohani; 4. berijazah paling rendah sarjana atau
4. berijazah paling rendah diploma IV sesuai dengan kualifikasi
3. sehat jasmani dan rohani; sarjana atau diploma IV pendidikan yang dibutuhkan;
4. berijazah paling sesuai dengan kualifikasi 5. mengikuti dan lulus uji Kompetensi
Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
rendah pendidikan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
sarjana atau diploma IV; yang dibutuhkan; dengan standar kompetensi yang telah
5. memiliki pengalaman dalam 5. mengikuti dan lulus uji disusun oleh instansi pembina;
Kompetensi 6. memiliki pengalaman dalam
pelaksanaan tugas di pelaksanaan tugas di bidang JF yang
bidang JF yang akan Teknis, Kompetensi akan diduduki paling kurang 2 (dua)
Manajerial, dan tahun;
diduduki paling kurang 2 Kompetensi Sosial Kultural 7. nilai prestasi kerja paling sedikit
(dua) tahun; sesuai standar kompetensi bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
6. nilai prestasi kerja paling terakhir;
yang telah disusun oleh 8. berusia paling tinggi: 53 (lima puluh
sedikit bernilai baik dalam 2 instansi pembina; tiga) tahun untuk JF ahli pertama dan
(dua) tahun terakhir; dan 6. nilai prestasi kerja paling JF ahli muda; 55 (lima puluh lima)
sedikit bernilai baik dalam tahun untuk JF ahli madya; dan 60
7. syarat lainnya yang (enam puluh) tahun untuk JF ahli
ditetapkan oleh Menteri. 1 (satu) tahun terakhir; utama bagi PNS yang telah
• Pengangkatan dalam JF keahlian dapat dan menduduki JPT; dan
dilakukan apabila PNS yang bersangkutan pada 7. syarat lainnya yang 9. syarat lainnya yang ditetapkan oleh
saat penetapan JF memiliki pengalaman dan Menteri.
masih menjalankan tugas di bidang JF yang akan ditetapkan oleh Menteri.
diduduki berdasarkan keputusan PyB.
• Penyesuaian dilaksanakan 1 (satu) kali untuk
paling lama 2 (dua) tahun sejak penetapan JF
dengan mempertimbangkan kebutuhan
Jabatan.
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL KETEGORI KETERAMPILAN
PENYESUAIAN/INPASSING PERTAMA DARI CPNS PERPINDAHAN DR JAB LAIN
1. berstatus PNS; 1. berstatus PNS; 1. berstatus PNS;
2. memiliki integritas 2. memiliki integritas 2. memiliki integritas dan moralitas
dan moralitas yang baik; dan moralitas yang yang baik;
3. sehat jasmani dan rohani;
3. sehat jasmani dan rohani; baik; 4. berijazah paling rendah sekolah
4. berijazah paling rendah sekolah 3. sehat jasmani dan rohani; lanjutan tingkat atas atau setara
lanjutan tingkat atas atau 4. berijazah paling rendah sesuai dengan kualifikasi
setara; sekolah lanjutan tingkat pendidikan yang dibutuhkan;
5. memiliki pengalaman dalam atas atau setara sesuai 5. mengikuti dan lulus uji
pelaksanaan tugas di bidang JF dengan Kompetensi Teknis, Kompetensi
yang akan diduduki paling kualifikasi pendidikan Manajerial, dan Kompetensi Sosial
singkat 2 (dua) tahun; yang dibutuhkan; Kultural sesuai
standar kompetensi yang telah
6. nilai prestasi kerja paling sedikit 5. mengikuti dan lulus uji disusun oleh instansi pembina;
bernilai baik dalam 2 (dua) Kompetensi 6. memiliki pengalaman dalam
tahun terakhir; dan Teknis, Kompetensi pelaksanaan tugas di bidang JF
7. syarat lainnya yang ditetapkan Manajerial, dan yang akan diduduki paling kurang
oleh Menteri. Kompetensi Sosial 2 (dua) tahun;
• Pengangkatan dalam JF keahlian dapat Kultural sesuai standar 7. nilai prestasi kerja paling sedikit
dilakukan apabila PNS yang bersangkutan pada bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
saat penetapan JF memiliki pengalaman dan kompetensi yang telah
terakhir;
masih menjalankan tugas di bidang JF yang akan disusun oleh instansi 8. usia paling tinggi 53 (lima puluh
diduduki berdasarkan keputusan PyB.
• Penyesuaian dilaksanakan 1 (satu) kali untuk pembina; tiga) tahun; dan
paling lama 2 (dua) tahun sejak penetapan JF 6. nilai prestasi kerja paling 9. syarat lainnya yang ditetapkan
dengan mempertimbangkan kebutuhan
Jabatan. sedikit bernilai baik dalam oleh Menteri.
1 (satu) tahun terakhir;
7. syarat lainnya yang
ditetapkan oleh Menteri.
PERMASALAHAN PAK
PADA USUL KENAIKAN
PANGKAT
• Tidak terpenuhi AK Kumulatif
• Tidak terpenuhi AK Pengembangan Profesi / PKB
• Penilaian AK tidak mengacu pada ketentuan
• AK Penunjang > 20%
• AK tidak dikonversi 65% bagi yang alih kelompok Terampil ke Ahli (bagi JF
yang menerapkan)
• Penilaian AK tidak dibreakdown per sub unsur keg (AK glondongan)
• PAK ditetapkan oleh Pejabat yang tidak berwenang sesuai jenjang
• PAK ditetapkan lewat bulan Januari / Juli
• PAK terakhir yang dilampirkan tidak asli (hanya FC)
• PAK tidak ditandatangani & stempel basah
1. Permasalahan Teknis PAK :
a. Angka Kredit (AK) dalam SK Jabatan tidak sama dengan AK dalam PAK.
b. Penuangan AK ke PAK berikutnya tidak sinkron/tidak konsisten
(meskipun
jumlahnya sama tetapi masing-masing sub unsur AK-nya berbeda).
c. Jumlah AK antara PAK satu dengan PAK lainnya tidak matching.
d. Masa Penilaian PAK tidak runtut secara kronologis.
e. Masa Penilaian PAK tidak ditulis jelas intervalnya (dari kapan sampai kapan).
f. Ralat/Perbaikan PAK tidak menggunakan prosedur mekanisme ralat sehingga
memunculkan duplikasi PAK.
g. Total jumlah AK tidak di-breakdown sesuai dengan sub unsur / Pemindahan
nilai pada kolom jumlah PAK lama ke kolom lama pada PAK berikutnya tidak
dituangkan sesuai nilai masing-masing sub unsur (diakumulasikan menjadi
satu) sehingga tidak bisa terbaca nilai dari masing-masing sub unsur. (Efeknya
akan menyulitkan ketika akan peralihan/peningkatan jenjang jabatan dari
Trampil ke Ahli terutama untuk jabatan tertentu seperti Bidan, Penyuluh
Pertanian, dan sebagainya).
h. Tanggal penetapan SK Jabatan mendahului tanggal penetapan PAK.
i. Kesalahan penjumlahan AK berakibat PAK berikutnya dan AK pada SK
Jabatan dan SK KP terakhir juga salah.
Kedudukan dan Tugas JF

•Pejabat Fungsional berkedudukan


dibawah dan bertanggung jawab secara
• Eselon I langsung kepada pejabat pimpinan tinggi
pratama, pejabat administrator, atau
• Eselon II pejabat pengawas yang memiliki
• Eselon III keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF.
•JF memiliki tugas memberikan pelayanan
• Eselon IV fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
• Eselon v
10/11/2019
2. Permasalahan Peningkatan
Pendidikan dan Peralihan
Jenjang JFT dari Trampil ke
a. Peningkatan Pendidikan dan/atau peralihan jenjang jabatan dari Trampil ke
Ahli
Ahli menggunakan ijazah :yang tidak relevan/ tidak linier.

b. Nilai pendidikan S1 dimasukkan setelah ditetapkan PAK peralihan jenjang


jabatannya, tidak dimasukkan pada PAK peralihan jenjang jabatan tersebut
(SK Jabatan jenjang Ahli didasarkan pada PAK di mana nilai pendidikan S1
belum dimasukkan dalam PAK tersebut).

c. Tidak dilampirkan SK kenaikan/peralihan jenjang jabatan.


2. menyusun kurikulum diklat
3. menyelenggarakan diklat
4. mensosialisasikan jabatan
5. menyusun pedoman formasi
6. membangun pusat informasi
7. menfasilitasi pelaksanaan jabatan
8. menfasilitasi pembentukan organisasi profesi
9. menfasilitasi penyusunan kode etik
10. monitoring dan evaluasi
11. mengkaji & mengusulkan tunjangan jabatan
14
MENYUSUN FORMASI JABFUNG

PERAN MELAKSANAKAN PENGANGKATAN, PEMINDAHAN,


PEMBEBASAN SEMENTARA, PEMBERHENTIAN DARI DAN
INSTANSI DALAM JABFUNG
PENGGUNA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN KARIR PEJABAT
FUNGSIONAL
N
MEMFASILITASI PELAKSANAAN TUGAS PEJABAT
FUNGSIONAL

BERKOORDINASI DENGAN INSTANSI PEMBINA


JABATAN FUNGSIONAL
KENDALA PEMBINAAN
JABFUNG


INTERNAL
 Eksternal
Komitmen dan konsistensi Instansi Pembina
Pada diri pejabat fungsional dalam mengelola pengguna Jabfung dalam menjalanakan
akuntabilitas kinerjanya berupa: sikap malas, perannya, sehingga memunculkan kendala
tidak telaten dalam menginvetarisir kegiatan pembinaan Jabfung :
yang dilakukan, ketidak tahuan bagaimana 1. Kendala dalam pengangkatan jabfung
Menyusun DUPAK; mekanisme dan prosedur dan kepangkatan adalah terkait dengan
pengajuan DUPA, kurang berminat dalam persyaratan kualifikasi Pendidikan,
mempelajari peraturan mengenai jabfung yang ketidakjelasan penyelenggaraan
bersangkutan Diklat/UKOM, Ketidaaan TPAK
2. Kendalam Dalam rangka memenuhi
kualifikasi Pendidikan dengan kesulitan
Akreditasi Minimal B
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT


 APABILA TELAH MEMENUHI
ANGKA KREDIT YANG
DIPERSYARATKAN UNTUK
SKP FUNGSIONAL KENAIKAN PANGKAT/JABATAN
DISAMPAIKAN KEPADA TIM MAKA DIUSULKAN KEPADA
PENILAI UNTUK DILAKUKAN PEJABAT YANG BERWENANG
PENILAIAN SEBAGAI CAPAIAN
ANGKA KREDIT

 
CAPAIAN ANGKA KREDIT PAK DIGUNAKAN SEBAGAI
TERSEBUT DITETAPKAN DASAR KENAIKAN
PALING TINGGI 150% DARI PANGKAT/JABATAN SETINGKAT
TARGET ANGKA KREDIT LEBIH TINGGI
MINIMAL
ALUR
PENILAIA
N ANGKA
KREDIT
TIM PENILAI
ANGKA KREDIT

Tim Penilai adalah tim yang dibentuk


dan ditetapkan oleh Pejabat yang
memiliki kewenangan menetapkan
Angka Kredit dan bertugas
mengevaluasi keselarasan hasil kerja
dengan tugas yang disusun dalam SKP
serta menilai capaian kinerja Pejabat
Fungsional dalam bentuk Angka Kredit
Pejabat Fungsional
PEJABAT YANG MENGUSULKAN DAN MENETAPKAN
ANGKA KREDIT



PALING RENDAH PEJABAT
PEJABAT YANG MEMILIKI
KEWENANGAN MENETAPKAN
ANGKA KREDIT ADALAH
ADMINISTRATOR YANG PEJABAT PIMPINAN TINGGI
MEMBIDANGI JF YANG MEMBIDANGI JF ATAU
ATAU KEPEGAWAIAN UNTUK KEPEGAWAIAN
JF KATEGORI KEAHLIAN


PALING RENDAH
PEJABAT PENGAWAS
YANG MEMBIDANGI JF
ATAU KEPEGAWAIAN
UNTUK JF KATEGORI
KETERAMPILAN
TIM PENILAI ANGKA KREDIT

TIM PENILAI MEMILIKI TUGAS :


a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian
yang dilakukan oleh pejabat penilai;
b. memberikan penilaian Angka Kredit
berdasarkan nilai capaian tugas jabatan;

•Dalam menetapkan angka kredit, c. memberikan rekomendasi kenaikan pangkat


dan/ataujenjang jabatan;
pejabat yang memiliki kewenangan d. memberikan rekomendasi mengikuti uji
menetapkan Angka Kredit dibantu kompetensi;
oleh Tim Penilai e. melakukan pemantauan terhadap hasil
penilaian capaian tugas jabatan;
f. memberikan pertimbangan penilaian SKP;
g. memberikan bahan pertimbangan kepada
Pejabat yang Berwenang dalam
pengembangan PNS,
Tim Penilai terdiri
atas pejabat yang Susunan Keanggotaan Tim :
berasal dari unsur a. seorang ketua merangkap anggota;
teknis yang b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan
membidangi JF c. paling kurang 3 (tiga) orang anggota.
dan unsur Pejabat
Fungsional dengan Ketua Tim Penilai paling rendah Pejabat Administrator atau Pejabat
jenjang paling Fungsional jenjang Penyelia untuk penilaian JF kategori keterampilan dan
kurang sama
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau Pejabat Fungsional ahli madya untuk
dengan
jenjang Pejabat penilaian JF kategori keahlian.
Fungsional yang
dinilai Sekretaris Tim Penilai harus berasal dari unsur kepegawaian.
Anggota Tim Penilai berasal dari Pejabat Fungsional sesuai dengan
Pembentukan dan bidangnya
susunan anggota
Tim Penilai
Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai:
ditetapkan paling
kurang oleh
a. Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan
Pejabat Pimpinan jabatan/pangkat Pejabat Fungsional yang dinilai;
Tinggi b. Memiliki kompetensi untuk melakukan penilaian; dan
Madya yang c. Aktif melakukan penilaian.
membidangi
kepegawaian atau Apabila jumlah anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi dari Pejabat
JF Fungsional terkait, anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS lain yang
memiliki kompetensi untuk menilai kinerja Pejabat Fungsional
5 Prioritas Kerja 2019-2024

SIMPLIFIKASI REGULASI
PEMBANGUNAN  Kendala regulasi disederhanakan,
PENYEDERHANAAN
INFRASTRUKTUR dipotong, dan dipangkas
 Omnibus Law BIROKRASI
 penghubung produksi dan  Penyederhanaan Birokrasi
distribusi Menjadi 2 Level Eselon
 mempermudah akses  Peralihan Jabatan Struktural
wisata Menjadi Fungsional
 mendongkrak lapangan 3
kerja 4
 nilai tambah
perekonomian
PEMBANGUNAN SDM TRANSFORMASI
2
 SDM yang pekerja keras, EKONOMI
dinamis, terampil, dan  Daya saing
menguasai IPTEK manufaktur dan jasa
 Mengundang talenta 5 modern bernilai
global tambah tinggi
1
3
PAG
E

Sasaran Penyederhanaan Birokrasi

INSTANSI JABATA
a. N
a. Administrator/eselon III
Pusat • Kementerian
b. Pengawas/eselon IV
• Alat Negara/Lembaga Setingkat Kementerian
c. Pelaksana/eselon V
• Lembaga Pemerintah Non Kementerian
• Sekretariat Jenderal Lembaga Negara
• Sekretariat Jenderal Lembaga Non Struktural
• Lembaga Penyiaran Publik
b. Daerah
• Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi
• Perangkat Daerah Pemerintah Kab/Kota
PAG
E

Ruang Lingkup Penyederhanaan Birokrasi

01 TRANSFORMASI ORGANISASI
 Penyederhanaan struktur organisasi menjadi 2 level.
 Perampingan struktur organisasi Jabatan Administrasi pada K/L/D
dengan kriteria tertentu dan memperhatikan karakteristik sifat tugas
01 dari Jabatan Administrasi tersebut.
 Penyederhanaan struktur organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah
melalui koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.

02 TRANSFORMASI JABATAN
02  Pengalihan Pejabat Administrasi yang unit
PENYEDERHANAAN organisasinya dirampingkan menjadi Pejabat Fungsional yang
BIROKRASI bersesuaian.
 Pengembangan Jabatan Fungsional.
 Penyetaraan Penghasilan.
03
03 TRANSFORMASI MANAJEMEN KERJA
 Penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi yang
berorientasi pada percepatan pengambilan keputusan dan perbaikan
pelayanan publik.
 Pengembangan sistem kerja berbasis digital.
PAG
E

Penyesuaian Struktur Organisasi Dan


Tata Kerja
KONDISI KONDISI
SEBELUM SETELAH  Perlu perubahan mekanisme tata kerja dalam organisasi dengan
PENGALIHA PENGALIHA menambahkan fungsi koordinasi (pengelola kegiatan) pada
N N Jabatan Fungsional Ahli Madya.
 Kesetaraan kelas jabatan fungsional dengan kelas jabatan dalam
jenjang jabatan yang akan diduduki.
JPT Pratama JPT Pratama

Koordinator
Administrato Eselon III atau
Fungsional
r (Eselon
Ahli Madya
III)  Tugas koordinasi penyusunan rencana, pelaksanaan
dan
pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pada satu
Pengawas Fungsional
kelompok substansi pada masing-masing pengelompokan uraian
(Eselon IV) Ahli Muda
fungsi.
 Memimpin sekelompok substansi pejabat fungsional dan pelaksana
Pelaksana
dalam melaksanakan tugas dengan dibantu oleh sub-koordinator.
Fungsional
(Eselon V) Ahli Pertama
PAG
E

STRUKTUR LAMA STRUKTUR BARU

ESELON II/ ESELON II/


JPT PRATAMA JPT PRATAMA

ESELON III/ JF AHLI MADYA


ESELON III/ ESELON III/ (KOORDINATOR)
ADMINISTRATOR ADMINISTRATOR ADMINISTRATOR

ESELON IV/ ESELON IV/


PENGAWAS PENGAWAS KELOMPOK KELOMPOK
JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN

Anda mungkin juga menyukai