Sindrom Stevens Johnson
Sindrom Stevens Johnson
STEVENS-JOHNSON
1. LUKLUK YUNIASARI (G2A019126)
2. OKTAVIANI NUR AGUSTINA (G2A019127)
3. MUHAMMAD MAULANA REZA (G2A019128)
4. RAHMAWAN RIDHO S. (G2A019129)
5. MEITA LULU FATMAWATI(G2A019130)
6. ADITYA YUDHI KURNIADI (G2A019131)
7. SILVIA ARIS SETIANI (G2A019132)
8. SOFA WILDANI NABILA (G2A019133)
9. DEA RAMADHANI (G2A019134)
10. RANIA WAFA FAKHIRAH (G2A019135)
11. ATHIK DINA NASHIKHA (G2A019136)
DEFINISI
Sindrom Stevens-Johnson adalah penyakit akut dan berat, terdiri
dari erupsi kulit, kelainan mukosa dan lesi pada mata (Siregar,
1996).
Sedangkan menurut Labreze (2005), Sindrom Stevens-Johnson
atau eritema multiformis mayor adalah variasi eritema multiformis
mukokutan yang lebih parah dengan ditandai keterlibatan
membran mukosa.
ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui, dikatakan multifaktorial. Ada yang beranggapan bahwa sindrom ini
merupakan eritema multiforme yang berat dan disebut eritema multiforme mayor, sehinga dikatakan
mempunyai penyebab yang sama. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya sindrom ini antara lain:
1. Infeksi, yg di sebabkan oleh
a. Virus
b. Bakteri
c. Jamur
2. Obat
3. Penyakit penyakit kollagen vaskuler
4. Pasca vaksinasi
5. Penyakit penyakit keganasan
6. Kehamilan dan menstruasi
7. Neoplasma
8. Radioterapi
PATOFISIOLOGI
Stevens Johnson Syndrome merupakan kelainan hipersensitivitas yang
dimediasi kompleks imun yang disebabkan oleh obat-obatan, infeksi virus
dan keganasan. Yang patogenesisnya belum jelas, disangka disebabkan oleh
reaksi hipersensitif tipe III dan IV.
Reaksi hipersensitif tipe III terjadi akibat terbentuknya komplek antigen
antibodi yang mikro presitipasi sehingga terjadi aktifitas sistem komplemen.
Reaksi hipersentifitas tipe IV terjadi akibat limfosit T yang tersintesisasi
berkontak kembali dengan antigen yang sama kemudian limfokin
dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang (Djuanda,2000:147).
TANDA DAN GEJALA/
MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Brunner & Suddarth, 2013) tanda-tanda awal sindrom steven johnson antara
lain konjungtiva terasa panas atau gatal, nyeri tekan kutaneus, demam, sakit kepala,
batuk, sakit tenggorokan, malaise ekstrem, dan mialgia (nyeri dan sakit). Perjalanan
penyakit sangat akut dan mendadak dapat disertai gejala prodromal berupa demam
tinggi (30º - 40ºC), mulai nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan yang dapat
berlangsung dua minggu. Gejala-gejala ini dengan segera akan menjadi berat yang
ditandai meningkatnya kecepatan nadi dan pernafasan, denyut nadi melemah,
kelemahan yang hebat serta menurunnya kesadaran, soporeus sampai koma (Kusuma
& Nurarif, 2015).Menurut (Kusuma & Nurarif, 2015), pada sindroma ini terlihat
adanya kelainan berupa :
1. Kelainan kulit
2. 2. Kelainan selaput lendir di orifisium
3. 3. Kelainan mata
KOMPLIKASI
1. Umum
2. Khusus sistemik
3. Topikal
DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif