Anda di halaman 1dari 19

ZAMAN MEGALITHIKUM DAN SISTEM KEPERCAYAAN

Baihaqi Aditya, S.Pd


ASPEK-ASPEK YANG AKAN DIPELAJARI

Benda-Benda Peninggalan Zaman


Megalithikum

Animisme

Dinamisme

Totemisme
Zaman Megalithikum

Disebut juga zaman batu besar, karena


manusia praaksara pada masa ini
sudah mampu membuat bangunan
dari batu-batu besar

Bangunan-bangunan yang terbuat dari


batu besar ini sebagian besar
digunakan untuk keperluan pemujaan
terhadap kepercayaan
MENHIR

Berasal dari bahasa Inggris kuno yang


artinya batu panjang. (Maen=batu;
Hir=panjang)

Biasanya bersifat monolith atau


berkelompok dalam penempatannya

Digunakan sebagai tempat pemujaan


kepada roh nenek moyang
DOLMEN

Meja batu tempat meletakkan sesaji


kepada roh nenek moyang

Memiliki berbagai variasi, dolmen ada


yang berukuran besar dan kecil

Di Indonesia banyak ditemukan di daerah


Sumbawa dan Lampung Barat
SARKOFAGUS

Berasal dari bahasa Yunani, sarx yaitu


“daging” dan phagein “mengkonsumsi”

Terbuat dari batu tunggal

Banyak ditemukan di daerah Bali

Digunakan untuk menyimpan jenazah


WARUGA

Waruga yang berbentuk Kubus

Waruga merupakan bangunan megalitik


khas Minahasa, sehingga banyak
ditemukan di Sulawesi Utara

Selain digunakan untuk penanda orang


yang telah meninggal, di dalam waruga
juga diletakkan jenazah

Pemerintah Belanda melarang praktek


penggunaan waruga pada tahun 1870
KUBUR BATU

Kubur batu hampir berbentuk sama


dengan sarkofagus, hanya letaknya yang
beda

Kubur batu digunakan untuk menyimpan


jenazah anggota kelompok masyarakat

Kubur batu banyak digunakan di Sumatera


Selatan dan Bojonegoro
PUNDEN BERUNDAK-UNDAK

Tempat pemujaan kepada roh nenek


moyang

Dibuat dalam bentuk yang bertingkat-


tingkat

Banyak ditemukan di daerah Jawa Barat,


Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali

Diyakini menjadi cikal bakal candi-candi


yang dikenal saat ini
ARCA

Bangunan dari batu yang menggambarkan


manusia maupun binatang

Di Indonesia banyak ditemukan di daerah


Sumatera Selatan dan Jawa Tengah

Digunakan sebagai sarana pemujaan dan


penghormatan kepada salah satu tokoh
maupun binatang yang dianggap suci
ANIMISME

Kepercayaan yang meyakini bahwa beberapa


benda terntentu memiliki atau dihuni oleh roh

Berawal dari pengalaman masyarakat masa


bercocok tanam yang hidup menetap

Kepercayaan masih dipraktekkan pada masa


sekarang
DINAMISME

Kepercayaan yang meyakini bahwa beberapa


benda memiliki kekuatan gaib atau daya magis

Dianggap mampu memberikan keberuntungan


apabila dirawat dan malapetaka apabila
diabaikan

Masih dipraktekkan pada saat ini


TOTEMISME

Kepercayaan yang meyakini bahwa makhluk


selain manusia dianggap suci, biasanya objeknya
adalah binatang

Di Indonesia berkembang di wilayah Bali dan


Papua

Masih dipraktekkan pada masa sekarang


KESIMPULAN DAN NILAI PENTING

1. Mempelajari peninggalan Megalithikum mengingatkan pada generasi


sekarang bahwa terdapat kekuatan di luar kemampuan menusia,
yaitu sistem kepercayaan dan eksistensi Tuhan

2. Mempelajari peninggalan benda-benda Megalitik menjadikan


generasi sekarang tahu bahwa manusia praaksara bisa menciptakan
mahakarya benda-benda besar yang terbuat dari batu

3. Animisme, dinamisme, dan totemisme merupakan warisan


peninggalan masa bercocok tanam yang masih dipraktekkan oleh
masyarakat modern

Anda mungkin juga menyukai