Anda di halaman 1dari 26

Physical Examination

Introduction
NENDEN NURUL HUDA, S.KEP.,NERS.,
M.KEP
STIKES RESPATI
Introduction

The good Teacher


is
Our Experience
Pemeriksaan Fisik:
Pendekatan dan Tinjauan
• Pemeriksaan fisik berorientasi atau berfokus
pada permasalahan
• Kunci dalam melakukan pemeriksaan fisik
yang cermat dan akurat adalah
mengembangkan rangkaian pemeriksaan
yang sistemik
• Tujuan penting yang harus dicapai adalah
meminimalkan frekuensi pasien untuk
berganti posisi
Pendekatan pemeriksaan fisik
1. Head to toe
2. Sistem tubuh
3. Pola fungsi kesehatan
4. Gadar/ kritis : ABCDE
Wawancara
Rangkaian wawancara :
1)Salam
2)Meminta klien menceritakan keadaanya
3)Jadwal wawancara (kontrak waktu)
4)Menciptakan pemahaman klien akan
permasalahannya
5)Merundingkan rencana
6)Merencanakan tindakan
HUBUNGAN ANTARA ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK
Anamnesis :
a. Membina hubungan baik pasien – tenaga medik
b. Memperoleh informasi penting
c. Memfokuskan pemeriksaan fisik
d. Mengetahui kegawatan sakit pasien
e. Memilih pemeriksaan laboratorium yang tepat
f. Memulai terapi
g. Merencanakan evaluasi - konsultasi lanjutan
 Anamnesis memberi tahu dimana dicari tanda-
tanda penyakit  tindak lanjut
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan fisik merupakan bagian dari proses membuat
diagnosis
• Dilakukan setelah anamnesis
• Dilakukan untuk menemukan tanda penyakit dengan cara :
- Melihat ( Inspeksi ) - Meraba ( Palpasi )
- Mengetuk ( Perkusi ) - Mendengarkan ( Auskultasi )
- Membau
• Prinsip pemeriksaan fisik :
- Teliti, sistimatis, manusiawi, analitis, cara yang benar
• Ketrampilan pemeriksaan fisik hanya dapat dipelajari
dengan pengulangan-pengulangan, melakukan berkali-kali,
latihan
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK

1. Persiapan peralatan, tempat


2. Persiapan pasien
3. Pemeriksaan fisik
4. Informasi pada pasien hasil pemeriksaan yang
diperoleh
5. Pencatatan hasil pemeriksaan

WP(2016) : Examination for patient skill


LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK .......

1. Pemeriksaan dilakukan di tempat khusus


2. Beritahu maksud pemeriksaan
3. Pasien dipersilahkan untuk membuka baju sendiri
4. Siapkan selimut
5. Mempersiapkan peralatan
6. Beri petunjuk yang jelas sebelum kita melakukan sesuatu
prosedur
METODE PEMERIKSAAN

1. Inspeksi , 2. Palpasi , 3. Perkusi, 4. Auskultasi

PERLENGKAPAN DASAR UNTUK PEMERIKSAAN FISIK


1. Stetoskop
2. Sphygmomanometer ( Tensimeter )
3. Termometer
4. Lampu “flashlight”
5. Jam
6. Tongue depressor
PRINSIP-PRINSIP PEMERIKSAAN
FISIK
Instruksi
Metode pemeriksaan
Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
Alat bantu pemeriksaan
Posisi pemeriksaan
INSTRUKSI
• Tujuan :
- Ketepatan dan efisiensi pemeriksaan
- Mengurangi ketidak nyamanan pasien dan pemeriksa

• Pada waktu melakukan pemeriksaan :


- Konsentrasi pada bagian yang diperiksa, tidak canggung
- Beri instruksi sebelum pemeriksaan;
1. Penjelasan bagian yang diperiksa,
2. Tujuan / kegunaan pemeriksaan
3. Kerjasama pasien / apa yang harus dilakukan pasien
- Jalin komunikasi selama pemeriksaan
- Alat yang akan dipakai dalam jangkauan, alat dipakai
sekali saja
INSPEKSI
• Memakai indera mata, bagian yang diperiksa terbuka
• Cahaya yang baik
• Perhatkan :
- perubahan warna : ikterus, sianosis, pucat, hiperemis
- bentuk ; simetris, asimetris ; diam, bergerak
- penyimpangan dari normal ; lesi: ulkus, tumor
• Jika mungkin, hasil observasi dinyatakan dalam ukuran :
- panjang : diukur dengan penggaris
- dibandingkan dengan normal
PALPASI
• Tindakan meraba dengan satu atau 2 tangan/ jari
• Menegaskan apa yang dilihat, menemukan yang tak terlihat
• Membedakan :
- tekstur : dengan ujung jari (1/lebih ), kasar, lembut,
- nodul
- dimensi: ukuran
- konsistensi : dengan ujung jari, terrgantung densitas /
ketegangan jaringan lunak, kenyal (seperti
karet), keras (seperti batu)
PALPASI

• Suhu :
Perkiraan, memakai punggung ujung jari ( kulit
tipis, banyak saraf), hangat, dingin
• Benjolan : bergerak ?
• Lembab, kering
• Balottement : mendeteksi benda yang bergerak
dalam Cairan
• Getaran
PERKUSI
• Mendengarkan bunyi dari perkusi
• Mengetuk dengan tangan/jari/alat, menimbulkan
bunyi
• Mengetuk 2 kali, dengarkan dengan cermat
• Perjalanan gelombang suara ditentukan oleh
kepadatan media yang dilalui gelombang dan
jumlah antar permukaan diantara media yang
berbeda.
• Derajat penyebaran bunyi : resonansi
PERKUSI
• Semakin sedikit jumlah antar permukaan, semakin
baik penghantaran bunyi
• Bunyi yang melalui kulit, otot, lemak, tulang, cairan
udara, tidak sebaik yang hanya melalui satu jaringan
• Udara/gas : paling resonan
• Paru yang mengembang normal : bunyi standar
• Diatas lambung : timpani;
• Diatas hati : redup,
• Diatas paha : pekak
PERKUSI
• Cara :
1. Langsung : dengan ibu jari
2. Tidak langsung :
- Jari tengah tangan kiri, ditekankan kuat pada kulit
(pleksimeter)
- Ujung jari tengah tangan kanan (pleksor) dengan cepat
mengetuk ari tangan diatas kulit tersebut
- gerakan pada persediaan pergelangan tangan, ketuk 2
kali, dengar
• Intensitas suara: tergantung keras/tidaknya memukul, 
menentukan dalamnya bunyi untuk diskriminasi
PERKUSI
• Mendeteksi kelainan dengan kedalaman 7 cm
• Ruang tenang
• Membungkuk, mendengarkan suara
• Perubahan resonan ke redup lebih mudah dideteksi
dibanding sebaliknya
• Perkusi daerah resonan dulu, baru daerah redup
AUSKULTASI
• Mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam
tubuh
( dada : suara nafas, perut : bising usus dsb )
• Penilaian :
1. frekwensi : jumlah getaran permenit
- frekwensi tinggi  bunyi nada tinggi
- frekwensi rendah  nada rendah
2. Intensitas : ukuran kuat lemahnya suara
3. Durasi : lama bunyi terdengar
4. Kualitas : warna nada, variasi suara
AUSKULTASI
• Kemampuan mendengarkan bunyi terbatas :
- makin rendah frekwensi, perlu intensitas makin keras
- lebih mudah mendengar siulan lemah dari pada
bunyi nada rendah dengan intensitas yang kuat
• Pada waktu auskultasi : ruangan harus tenang
• Hindari kebocoran suara : a.l ujung stetoskop cocok
dengan lubang telinga ( ukuran, lengkungan, arah
disesuaikan dengan lubang )
AUSKULTASI
• Cara : memakai stetoskop
• Stetoskop :
- menghantarkan, mengumpulkan, memilih frekwensi
- kepala stetoskop : diletakkan diatas kulit  mengumpulkan
suara dari bagian tubuh dibawahnya

• 2 jenis kepala stetoskop:


1. Diafragma datar : respon paling baik dengan suara
frekwensi tinggi
2. Bel : mengumpulkan bunyi nada rendah pada
tekanan ringan.Bila ditekankan lebih keras, nada
frekwensi tinggi terdengar lebih keras
ALAT BANTU PEMERIKSAAN (1)
• Siap pakai, mudah diambil, bersih, urutan pemakaian, hangat
• Shigmomanometer : untuk mengukur tekanan darah, uji
torniquet
- Ukuran manset disesuaikan pasien : gemuk, kurus, dewasa,
anak
• Ophthalmoskop : melihat bagian dalam mata
• Otoskop : melihat saluran luar telinga, membran timpani
• Snellen Eye chart : tes visi mata, 11 baris
• Spekulum hidung : melihat rongga hidung
• Spekulum vagina : visualisasi vagina dan serviks
ALAT BANTU PEMERIKSAAN (2)
• Garpu getar : persepsi pendengaran, rasa getar
• Palu perkusi ( percussion hammer): mengetahui refleks
tendon
• Palu neurologik : + alat bulu/jarum untuk pemeriksaan
sensoris
• Timbangan berat badan
• Penlight, meteran
• Termometer
• Tongue deppresor
Referensi
• Barbara Bates : Physical examination and history
taking. Harper International edition
• Owen Epstein dkk : Clinical examination, Mosby
• Adams Diagnosis fisik. Burnside-McGlyn EGC.
• Major Diagnosis Fisik. Delp and Manning EGC.
• Robert Priharjo. Buku saku pemeriksaan fisik bagi
perawat
• Bickley, Lynn. Buku Ajar pemeriksaan fisik &
Riwayat Kesehatan BATES
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai