Anda di halaman 1dari 27

Auditing I

(bukti audit)
Team Presentation

Monica Mei Venantia Sinaga Ayu Putu Amrita Sari Ni Wayan Risma Andini
(2017051064) (2017051084) (2017051090)

2
Standar Pekerjaan Lapangan Ke-3

Hal-hal Penting yang Berkaitan dengan Bukti Audit

Pendekatan Pengumpulan Bukti Audit

Topik Jenis-jenis Bukti Audit

Prosedur Audit yang Dilakukan dalam Memperoleh


dan Mengevaluasi Bukti Audit

Prosedur Analitik

Pendokumentasian Bukti Audit


Standar Pekerjaan Lapangan
Ke-3
4
Standar pekerjaan lapangan ke-3
menjelaskan mengenai cara-cara yang
harus dilakukan oleh auditor dalam
mengumpulkan bahan bukti yang cukup
dan kompeten untuk mendukung pendapat
yang harus diberikan auditor terhadap
kewajaran laporan keuangan yang
diaudtnya. PSA No.07 SA Seksi 326: Asersi
assertions adalah pernyataan manajemen
yang terkandung di dalam komponen
laporan keuangan.

5
Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau
eksplisit serta dapat diklasifikasikan berdasarkan
penggolongan dasar sebagai berikut ini:

1 Keberadaan atau keterjadian


existence or occurance

2 Kelengkapan completeness

3 Hak dan kewaajiban right and


obligation

4 Penilaian evaluation atau


alokasi

5 Penilaian evaluation atau


alokasi

Penyajian dan pengungkapan


6 presentation and disclosure Asersi
keberadaan 6
Hal-hal Penting yang
Berkaitan dengan Bukti
Audit
7
Bukti Audit atau audit evidence adalah segala informasi yang digunakan auditor
untuk membuktikan apakah informasi yang diaudit sudah sesuai dengan kriteria
tertentu. Memperoleh sejumlah bukti audit yang berkualitas sangatlah penting
untuk mencapai tujuan audit. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertimbangan auditor seputar kelayakan bukti audit, yaitu:

Pertimbangan profesional, atau Kepemilikan publik versus terbatas,


professional judgment suatu jenis perusahaan apakah termasuk
probabilitas seorang auditor untuk jenis perusahaan terbuka atau perusahaan
menemukan dan melaporkan terbatas.
penyelewengan dalam sistem akuntasi
klien.

Integritas manajemen, atau Kondisi keuangan, atau financial


management integrity condition
sikap kejujuran dari pihak manajemen menunjukkan apakah perusahaan
perusahaan dalam menghasilkan laporan mendapatkan laba atau dalam kondisi
keuangan. merugi.

8
Kompetensi bukti audit
Kompetensi bukti audit berkaitan dengan sejauh mana bukti-bukti
yang diperoleh dapat dipercaya. Pertimbangan yang perlu dilakukan
dalam pemeriksaan apakah bukti audit sudah kompeten bisa
didasarkan pada:

1. Relevansi (Relevance)
bukti audit yang relevan haruslah sesuai jika digunakan untuk maksud
tertentu, yang dalam ini berarti harus berhubungan dengan tujuan auditor.
Jika tujuan auditor adalah untuk menentukan keberadaan suatu persediaan,
auditor bisa mendapatkan buktinya dengan melakukan observasi langsung
pada persediaan tersebut.

2. Objektivitas (Objectivity)
Bukti audit yang objektif dipandang lebih kompeten jika dibandingkan
dengan bukti audit yang bersifat subjektif. Untuk menilai objektivitas bukti
audit, diperlukan juga penilaian atas kualifikasi personal yang memberikan
bukti tersebut.
9
3. Sumber Perolehan (Sources)
sumber informasi sangat berpengaruh pada kompetensi bukti audit. Sumber
informasi yang dapat mempengaruhi kompetensi bukti adalah sbb:
a) Jika sumber informasi didapatkan dari sumber independen di luar
perusahan
b) Semakin efektif struktur pengendalian internal perusahaan, maka semakin
besar jaminan yang diberikan atas keandalan data akuntansi dan laporan
keuangan
c) Pengetahuan auditor secara pribadi dan secara langsung dari pemeriksaan
fisik, pengamatan, penghitungan, dan inspeksi lebih meyakinkan daripada
informasi yang didapat secara tidak langsung.

3. Ketepatan Waktu (Timeliness)


Ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal penggunaan bukti audit.
Kriteria ini menjadi penting khususnya untuk memverifikasi aktiva lancar,
utang lancar, dan akun surplus-defisit karena bisa mengecek apakah cut off
sudah dilakukan dengan tepat.
10
Pendekatan Pengumpulan
Bukti Audit
11
Pendekatan pengumpulan bukti audit dilakukan
dari 2 arah secara simultan yaitu:
Top-down audit evidence Bottom-up audit evidence

Fokus pada perolehan pemahaman Fokus kebaya pengujian-pengujian


bisnis dan industri klien, tujuan dan secara langsung terhadap transaksi-
sasaran manajemen, penggunaan transaksi, saldo-saldo akun, dan
sumber-sumber untuk mencapai sistem yang mencatat transaksi dan
tujuan, keunggulan kompetitif menghasilkan saldo saldo akun.
organisasi klien, proses bisnis yang Tujuan memperoleh dan bukti-bukti
utama, earnings and cash flow yang yang mendukung transaksi-
dihasilkan. tujuan memperoleh transaksi dan saldo-saldo akun
pengetahuan tentang perusahaan klien dalam laporan keuangan.
dan mengembangkan harapan auditor
terhadap laporan keuangan.
12
Jenis-jenis bukti audit
13
1. Pengujian Fisik (Physical Examination) 3. Dokumentasi

Bukti yang diperoleh lewat pemeriksaan secara Pemeriksaan atau penyelidikan oleh auditor atas
fisik atau lewat perhitungan oleh auditor dokumen dan catatan klien guna mendukung
terhadap harta perusahaan. Misalnya, uang informasi yang telah tersaji. Dokumentasi
tunai, surat berharga, barang persediaan. digunakan secara luas sebagai bukti audit karena
biayanya yang relatif rendah dan pada banyak
kesempatan menjadi satu-satunya bukti audit yang
tersedia dan layak

2. Konfirmasi 4. Prosedur Analitis

Bukti yang didapatkan lewat penegasan dari Dengan cara menggunakan perbandingan dan
pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau
informasi yang berkaitan dengan asersi data lainnya tampak wajar. Misalnya, auditor
manajemen dan tujuan audit. Umumnya melakukan perbandingan total beban gaji dengan
auditor lebih memilih konfirmasi tertulis jumlah tenaga kerja untuk menunjukkan apakah ada
karena mudah di-review oleh supervisor audit pembayaran gaji yang tidak semestinya.
dan memberikan dukungan keandalan.

14
5. Wawancara dengan Klien 7. Observasi

Upaya untuk memperoleh informasi secara Penggunaan alat indera untuk menilai aktivitas
lisan ataupun tertulis dari klien yang menjadi klien. Misalnya, auditor melakukan kunjungan ke
bukti respon atas pertanyaan dari auditor lokasi pabrik untuk mengamati proses produksi.

6. Perhitungan Ulang

Pengujian atas keakuratan hasil perhitungan


klien.

15
Prosedur Audit yang Dilakukan
dalam Memperoleh dan
Mengevaluasi Bukti Audit
16
1. Perjanjian Audit/
Perikatan
⊹Hal pertama sebelum melakukan audit adalah membuat
kesepakatan antara pihak auditor dengan perusahaan, Jadi, pada
awal perjanjian, perusahaan akan menyampaikan apa yang
dibutuhkan. Nantinya auditor akan melakukan proses audit
sehingga mendapatkan output sesuai arahan perusahaan. Arahan
perusahaan dalam hal ini adalah jenis audit yang diinginkan,
apakah audit keuangan, kinerja dan yang lain.

2. Mempelajari Kondisi/ Sistem Perusahaan


Proses selanjutnya adalah melakukan perencanaan bagaimana
proses audit akan dilakukan. Hal ini perlu dilakukan karena sistem di satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya akan berbeda. Sehingga, dalam
proses ini, auditor bisa mempelajari sistem yang berlaku di perusahaan
terlebih dahulu. Selanjutnya baru menentukan bagaimana proses audit
akan berjalan. 17
3. Pengumpulan Data
Setelah mengetahui bagaimana sistem perusahaan tersebut,
saatnya untuk melakukan pengumpulan data. Auditor berhak
untuk meminta dokumen atau bukti-bukti yang dibutuhkan untuk
melancarkan proses audit. Biasanya auditor akan meminta
beberapa pihak dari perusahaan untuk memberikan dokumen
terkait.

4. pengamatan
Selain melakukan pengumpulan data, salah satu prosedur audit
adalah melakukan pengamatan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui prosesnya secara langsung dan apakah telah sesuai dengan
ketentuan yang ada. Proses ini biasanya dilakukan beberapa kali, atau
random check.

18
pengumpulan data dan pengamatan merupakan dua proses
terlama dalam prosedur audit. Biasanya proses ini memakan waktu 50%
dari total waktu audit itu sendiri. Karena pengumpulan data merupakan
proses yang penting untuk proses pengujian informasi. Data-data yang
telah terkumpul harus disusun dan diuji untuk dianalisis kemudian. Jika
ada yang aneh dalam data atau hasil analisa akan dicatat dan
disampaikan pada hasil audit. Dalam proses ini, auditor harus jujur dan
detail dalam melakukan Analisa. Hal ini bertujuan agar tidak sampai
terjadi kesalahan dalam hasil audit.

6. Mendapatkan hasil
Jika hasil pengujian telah selesai, maka auditor akan mendapatkan
hasil dari proses audit. Namun sebelum hasil tersebut disampaikan ke
perusahaan, auditor harus mengecek kembali hasil audit. Pastikan
hasilnya sesuai dengan data yang telah dikumpulkan.
19
7. Menyampaikan hasil ke
perusahaan
Prosedur audit selanjutnya adalah menyampaikan hasil audit ke
pihak perusahaan. Apapun hasilnya baik maupun buruk akan
disampaikan ke pihak perusahaan. Temuan yang aneh atau tidak
sesuai dengan prosedur juga harus disampaikan untuk menjadi
evaluasi perusahaan. Biasanya pada proses ini juga akan dilakukan
konfirmasi ke pihak perusahaan mengenai hasil temuan yang dirasa
tidak sesuai.

8. Evaluasi perusahaan
Untuk kondisi tertentu, jika dalam proses audit ditemukan
beberapa temuan, perusahaan akan mendapatkan kesempatan untuk
melakukan perbaikan. Proses perbaikan biasanya 2 minggu atau
tergantung jenis audit yang dilakukan. Jika dalam proses tersebut ada
perbaikan, maka dapat mengubah hasil akhir audit. Namun sebaliknya,
jika tidak, maka akan mempengaruhi ke nilai audit.
20
Prosedur analitik
×Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan
terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang telah dibuat dengan
mempelajari hubungan yang rasional antara data keuangan yang satu dengan data
keuangan yang lainnya, atau antara data keuangan dengan data non keuangan.
Auditor dapat menggunakan satu atau lebih dari lima jenis prosedur analitik..
Lima jenis prosedur analitis tersebut yaitu :
1. Membandingkan data klien dengan data industri.
2. Membandingkan data klien dengan data periode sama yang sebelumnya
3. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien
sebelumnya (anggaran)
4. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan
auditor.
5. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang menggunakan data
nonkeuangan.
Tujuan digunakannya prosedur
analitik

1. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat,


dan lingkup prosedur audit lainnya.

2. Sebagai pengujian substansif untuk memperoleh bukti


tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo
akun atau jenis transaksi.

3. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada


tahap review akhir audit. 
Pendokumentasian Bukti
Audit
Dokumentasi audit merupakan catatan utama atas
prosedur audit yang diterapkan, bukti yang didapatkan, dan
kesimpulan yang dicapai oleh auditor dalam suatu kontrak
kerja. Dokumentasi audit harus memasukkan semua
informasi yang dianggap penting oleh auditor untuk
melakukan audit dan untuk mendukung laporan audit yang
diberikan.

Tujuan akhir dari dikumentasi audit adalah untuk


membantu auditor dalam memberikan opini yang
beralasan bahwa pengauditan telah dilakukan dengan
memadai sesuai dengan standar audit.

25
Dokumentasi merupakan alat utama untuk
mendokumentasikan bahwa audit yang
memadai telah dilakukan sesuai standar audit.
Jika diperlukan, maka auditor harus mampu
menunjukkan pada aparat penegak hukum dan
pengadilan bahwa audit telah direncanakan
dengans seksama dan telah dimonitor telah
memadai, bahan bukti yang dikumpulkan tepat,
dan laporan audit yang diterbitkan sudah tepat
dengan mempertimbangkan hasil-hasil
pengauditan.

26
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai