Malaria
Malaria
KELOMPOK 3
FARMAKOTERAPI Awwalina Faiztyan R.
Bistok Efraim H.
MALARIA Cahyaning Indri
Dhaniar Sriayu K.
Githa Destrian L.
Giva Olviana Y.
Hananto Dwiandono
Liza binti Amirullah
Disusun Oleh: Rr. Alvira Widjaya
Susanti Dwi P.
Tika Sumarya
PROGRAM PROFESI APOTEKER Tubagus Ribhan J.
UNIVERSITAS PADJAJARAN Ulfa Muyassyaroh.
2013 Widi Wijayakusuma
Yulisa Miranda
Plasmodium (Sporozoa)
P. falciparum malaria tropika
P. vivax malaria tertiana
P. ovale malaria ovale
P. malariae malaria quartana
(Depkes RI, 1999; Depkes RI, 2000)
PENYEBARAN MALARIA
Penduduk yang terancam malaria
pada umumnya adalah penduduk
bertempat tinggal di daerah endemis
malaria baik daerah yang kategori
daerah endemis malaria tinggi dan
daerah endemis malaria sedang
diperkirakan ada sekitar 15 juta
(Depkes RI, 2001).
ANGKA KEJADIAN MALARIA
Angka kejadian malaria tahunan atau
Annual Malaria Incidence (AMI)
dikategorikan sebagai berikut :
a. High Incidence Area (HIA) dengan AMI
lebih dari 50 kasus malaria per 1000
penduduk per -tahun ;
b. Medium Incidence Area (MIA) dengan AMI
antara 10 – 50 kasus malaria per 1000
penduduk per -tahun; dan
c. Low Incidence Area (LIA) dengan AMI
kurang dari 10 kasus malaria per 1000
penduduk per-tahun.
Proses terjadinya penularan malaria di
suatu daerah meliputi 3 faktor
a) Adanya penderita baik dengan adanya
gejala klinis ataupun tanpa gejala klinis;
b) Adanya nyamuk atau vektor;
c) Adanya manusia yang sehat
Plasmodiu Plasmodi
m ovale um vivax
Plasmodium
malarie
Cara infeksi
Melalui gigitan nyamuk vektor (Anopheles betina
yang mengandung sporozoit)
Infeksi intra uterin (malaria kongenital)
Tranfusi
Menggunakan jarum suntik yang terkontaminasi
dengan Plasmodium
“Gigitan saya
(Anopheles betina)
dapat
menyebabkan
infeksi malaria
secara alami “
Manifestasi Klinik
Gejala malaria tumbul saat pecahnya eritrosit
yang mengandung parasit. Gejala yang sering
muncul:
Demam
Anemia
Splenomegali
Tahapan Manifestasi Klinis
Stadium panas
Lemas, tidak nafsu Demam intermiten
Stadium dingin
makan, sakit tulang yang berulang, kepala
penderita menggigil
dan sendi pusing, mual, kadang
muntah
Leukositosis dengan
granulositosis,
Penghancuran sel
leukopenia dengan
darah merah yang
monositosis relatif dan
progresif anemia
limfositosis
splenomegali
Manifestasi Klinik
Beberapa manifestasi klinik malaria tapi
jarang terjadi:
Ikterus, hemoglobinuria, nefritis dengan
oliguria, albuminuria hebat, torak noktah,
sembab pada seluruh tubuh, protein darah
berkurang, hipertensi sedang, hematuria,
kelainan pada mata yang hebat, sakit di
sekitar mata, keratitis dendritika atau
herpetika dengan gangguan berupa
fotofobia dan lakrimasi, perdarahan,
uveitis alergik, dan herpes labialis.
• 100% mengalami demam, 69,6% mengalami Nigeria
(2005)
pusing dan 50,4% mengalami gangguan
pencernaan.
• Demam (42,3%), pusing (98,3%), badan pegal Thailand
(96,6%), menggigil (88,4%) dan gangguan
pencernaan (29,3%)
• 58,3% penderita malaria menderita demam, 86% Gambia
(2000)
mengalami pusing dan 60,7% mengalami
gangguan pencernaan
berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai tempat:
Gejala klinis malaria yang bervariasi yang diperoleh dari
Manifestasi Klinik
Anamnesis
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Laboratorium
Riwayat: Keluhan utama:
• berkunjung dan bermalam 1-4 • demam,
minggu yang lalu ke daerah • menggigil,
endemik malaria • berkeringat dan dapat disertai
• tinggal di daerah endemik sakit kepala,
• sakit malaria • mual, muntah, diare,
• mendapat transfusi darah • nyeri otot dan pegal-pegal
• minum obat malaria satu bulan
terakhir
Anamnesis
Anamnesis
Gangguan kesadaran Perdarahan hidung, gusi
atau saluran pencernaan
Muntah terus
Kejang-kejang
menerus
Konjunctiva
atau telapak Lemah
tangan
Panas sangat
Splenomegali tinggi
Mata dan
Hepatomegali
tubuh kunin
Diagnostis atas Dasar Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan Pemeriksaan
Pemeriksaan
dengan Tes Penunjang untuk
dengan Mikroskop
Diagnostik Cepat Malaria Berat
• Ada tidaknya • deteksi antigen • Hemoglobin dan
parasit malaria parasit malaria Hematokrit
• Spesies dan • Kemampuan rapid • Hitung jumlah
stadium tes leukosit,
plasmodium padaumumnya trombosit
• Kepadatan parasit ada 2 jenis, yaitu: • kimia darah lain
single & combo • EKG, foto toraks
• Analisis cairan
serebrospinalis
• Biakan darah dan
uji serologi.
• Urinalis
• Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri perut, mual, muntah, conjunctival Leptospirosis
injection (kemerahan pada konjungtiva bola mata), dan nyeri betis menyolok. ringan
Pemeriksaan serologi Microscopic Agglutination Test (MAT) atau tes Leptodipstik
positif.
• Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, disertai keluhan sakit kepala, nyeri Demam
tulang, nyeri ulu hati, sering muntah, uji tourniquet positif, penurunan jumlah dengue
trombosit dan peninggian hemoglobin dan hematocrit pada demam berdarah
dengue, tes serologis inhibisi hemaglutinasi, IgM atau IgG anti dengue positif.
Demam
• Demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut (diare,
obstipasi), lidah kotor, bradikardi relative, roseola, leukopenia, limfositosis Tifoid
relative, aneosinofilia, uji Widal positif bermakna, biakan, biakan empedu positif
Malaria tanpa komplikasi dengan penyakit infeksi lainnya :
Diagnosis Banding Malaria
Tifoid
• Gejala demam tifoid ditandai dengan penurunan kesadaran dan ensefalopati
tanda-tanda demam ifoid lainnya.
• Hilngnya atau terjadi gangguan kesadaran, gejala neurologic
Stroke
lateralisasi (hemiparese atau hemiplegia), tanpa panas, ada
penyakit yang mendasari (hipertensi, diabetes mellitus, dan lain-
lain).
Radang
• Penderita panas dengan riwayat nyeri kepala yang progresif,
hilangnya kesadaran, kaku duduk, kejang dan gejala neurologis otak
lainnya.
dibedakan dengan penyakit infeksi sbg berikut:
Malaria berat atau malaria dengan komplikasi
Glomerulonefr
itis akut atau
• Gagal ginjal akut akibat malaria umumnya memberikan respon kronik
terhadap pengobatan malaria secara dini dan adekuat.
• Demam dengan icterus, nyeri pada betis, nyeri tulang, riwayat Leptospiro
pekerjaan yang menunjang adanya transmisi leptospirosis, sis berat
leukositosis, gagal ginjal dan sembuh dengan pemberian
antibiotika (penisillin).
• Prodromal hepatitis (demam, mual, nyeri pada hepar, muntah,
Hepatitis
tidak bias makan diikuti dengan timbulnya icterus tanpa panas),
mata atau kulit kuning, urin seperti air teh. Kadar SGOT dan SGPT
meningkat > 5x.
dibedakan dengan penyakit infeksi sbg berikut:
Malaria berat atau malaria dengan komplikasi
Demam
• Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, disertai syok atau berdarah
tanpa syok dengan keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, dengue atau
manifestasi perdarahan (epistaksis, gusi, patekie, purpura, hematom, Dengue shock
hematemesis dan melena), sering muntah, uji tourniquet positif, syndrome
penurunan jumlah trombosit dan peninggian hemoglobin dan
hematocrit, tes serologi inhibisi hemaglutinasi, IgM atau IgG anti
dengue positif
Sepsis
• Demam dengan fokal infeksi yang jelas, penurunan kesadaran,
gangguan sirkulasi, leukositosis dengan granula-toksik yang didukung
hasil biakan mikrobiologi.
dibedakan dengan penyakit infeksi sbg berikut:
Malaria berat atau malaria dengan komplikasi
Perhatian..!!!!
Penderita tersangka malaria berat harus segera
dirujuk untuk mendapat kepastian diagnosis
secara mikroskopik dan diperlukan penanganan
lebih lanjut.
Untuk penderita yang tersangka malaria berat,
bila pemeriksaan sediaan darah pertama
negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam
sampai tiga hari berturut-turut.
Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal
selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan
parasit maka diagnosis malaria dihentikan
Tujuan Terapi
mencegah kematian.
Memelihara binatang
Menutup jendela
(ikan) membunuh
ketika tidur
larva nyamuk
Mengoleskan losio
Menaburkan
Fogging
pencegah gigitan
insektisida
nyamuk
TERAPI FARMAKOLOGI
(Depkes RI, 2008)
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
1. Malaria Falsiparum
2. Malaria Vivaks & Malaria Ovale
3. Malaria Malariae
4. Malaria campuran (Vivaks + Falsiparum)
5. Malaria Falsiparum tanpa ketersediaan obat
artesunat – amodiakuin
6. Suspect Malaria
PENGOBATAN MALARIA DENGAN
KOMPLIKASI
Malaria falciparum 1st
line
Artemisinin Combination Therapy (ACT) yaitu:
2 x 2-4 mg/kgBB
4 x 4-5mg/kgBB
• Obat diberikan selama 7 hari
• Perhatian: Baik doksisiklin maupun Tetrasiklin tidak boleh
diberikan pada anak dibawah 8 tahun dan ibu hamil.
Malaria vivaks & Malaria ovale 1st
line
• Dosis obat sama dengan dosis untuk malaria
falsiparum, hanya berbeda pada pemberian
primakuin.
• Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis
0,25 mg/kg BB bersama dengan klorokuin.
• Klorokuin diberikan selama 3 hari dengan dosis 25
mg basa/kg BB 1 kali sehari.
• Catatan: Pemakaian Klorokuin tidak dianjurkan untuk
daerah yang sudah resisten, Sebaiknya
menggunakan Artesunat + Amodiakuin
Malaria vivaks & Malaria ovale 2nd
line
P (Plan)
Obat 22-05-2010 24-05-2010 25-05-2010 26-05-2010
RL 30 tpm
PCT 3x500 mg