Anda di halaman 1dari 17

Pengaruh Gempa Bumi

Perbedaan Jenis Pondasi

Perbedaan besar
pergerakan harizontal
Pengaruh Gempa Bumi
Differencial Settlement
Pengaruh Gempa Bumi
Dilatasi karena adanya Getaran Mesin
Pengaruh Gempa Bumi

Dilatasi dengan Dua Kolom

Dilatasi struktur dengan dua


kolom terpisah merupakan
yang paling umum dilakukan,
terutama pada bangunan yang
bentuknya memanjang
(linear).
Pengaruh Gempa Bumi
Dilatasi dengan Balok Kantilever

Mengingat bentang balok kantilever


terbatas panjangnya (maksimal 1/3
bentang balok induk), maka pada
lokasi dilatasi terjadi perubahan
bentang natar kolom, yaitu sekitar
2/3 bentang antar kolom.
Beberapa Catatan Praktis
(pengaruh gempa bumi)
1. Bangunan-bangunan kerangka kayu umumnya bertahan
baik, karena kayu adalah material yang kuat dan cukup
elastis.
2. Kekuatan pasangan batu atau bata sangat tergantung pada
perekatnya. Perekat kapur kerap hancur, sedangkan perekat
PC-pasir atau PC –kapur-pasir cukup bertahan. Pasangan
bata kerap hancur bila tidak diikat kerangka.
3. Dinding-dinding dari tanah liat selalu roboh.
4. Pilar-pilar atau tiang-tiang dari bata atau batu tak bertulang
umumnya berbahaya.
5. Dalam bagunan-bangunan berkerangka, dinding-dinding
panel mudah lepas dari frame bila tidak diikat kuat.
6. Bangunan-bangunan yang dibangun dengan tingkat bawah
lebih berat, tingkat atas lebih ringan dan dengan atap yang
lebih ringan lebih bertahan daripada bagunan-bangunan
dengan atap-atap yang berat dan dinding yang ringan.
Pengaruh Gempa Bumi
Pengaruh Gempa Bumi
Persyaratan Bangunan Tahan
Gempa

Pondasi jangan diletakkan sebagian di tanah keras


dan sebagian di tanah lunak
Pengaruh Gempa Bumi

Pondasi harus sampai tanah keras

Mesikipun salah satu kaki


pondasi harus dilatakan
dalam-dalam untuk
mencapai tanah keras.

Cara demikian kurang


menguntungkan diloihat
dari segi bahaya gempa
bumi
Pengaruh Gempa Bumi
Berbahaya, pondasi di
letakan di atas aliran air tanah
(base flow)

Akar pohon besar dapat


merusak pondasi
SKALA BEAUFORT
UNTUK KECEPATAN ANGIN
Anemometer.....alat ukur kecepatan angin
Sir Francis Beaufort (1880), ahli ilmu bumi Inggris,
menyusun skala pengolongan angin untuk kebutuhan
praktis.......Skala Beaufort.
No Beaufort 0.....Asap mengepul vertikal....kec. < 1
mil/jam atau 4,6 km/jam.
No Beaufort 1.....Arah angin tampak dari serabut-
serabut lepas dari asap....kec. < 1-3 mil/jam atau 1,6-
4,8 km/jam.
No Beaufort 2.....Angin terasa di wajah. Daun berisik.
Angin bisa mengangkat kibaran bendera ringan ....kec.
< 4-7 mil/jam atau 6,4-11,2 km/jam.
Dan seterusnya s/d No Beaufort 12 (lihat lampiran)
Pengaruh Angin pada
Bangunan Nomor Beaufort 9 s/d 10

Kompleks Bakti Praja Pangkalan Kerinci patah diterpa angin kencang pekan
kemaren
(Metro Riau, senin, 27 April 2009)
No Beaufort 9. Timbul kerusakan-kerusakan kecil pada bangunan. Genting-genting
mulai berterbangan, Kec. 47-54 mil/jam atau 76-87,2 km/jam.
No Beaufort 10. Pohon-pohon ambruk. Kerusakan lebih bangunan lebioh parah. Kec.
55-63 mil/jam atau 88,8-103,6 km/jam.
Pengaruh Angin pada
Bangunan

Pohon-pohon cemara yang tinggi dan yang ditanam rapat sungguh baik
dijadikan dinding penanggulangan angin. Akar-akarnya kuat bertahan dan
hampir tidak bisa tumbang. Juga praktis dapat berfungsi sebagai
penyalur/penahan bahaya petir.
Puncak Boundary layer, kecepatan
angin 100%, tidak terpengaruh
kondisi permukaan bumi

500 m X m/dtk
Puncak Boundary
layer
400 m Puncak Boundary
X m/dtk
layer
Puncak Boundary
300 m layer X m/dtk

X m/dtk

200 m

1 2 3 4
Daerah terbuka, Daerah terbuka Daerah Pusat kota
laut terbuka, dengan perdu pinggiran kota, dengan
padang pasir, pendek dan kota kecil, bengunan
oadang es pepohonan hutan (400m) tinggi
200 m jarang (300M) (500m)
Pengaruh Angin pada
Bangunan P = V 2
/ 16 .....(kg/m2)

V= kec. Angin dalam m/det

Angin tiup harus diambil minimum 25 kg/m2


Di laut/ di tepi laut sampai sejauh 5 km harus diambil minimum 40 kg/m2
Pengaruh Angin pada
Bangunan

Misalnya kec. Angin = 100 km/jam

Maka P= (100 x 1000 /60/60)^2 /16


= 48,225 kg/m2
Pengaruh Angin pada
Bangunan
Pengaruh Angin pada Bangunan
1. Dimensi kekecilan
2. Akibat Puntir
3. Mutu beton tidak memenuhi syarat
4. Pembesian tidak benar
5. Metode pelaksanaan tidak benar
6. Kesalahan pelaksanaan

patah akibat
kegagalan
momen Negatif

patah akibat
kegagalan
momen Positif

Anda mungkin juga menyukai