Anda di halaman 1dari 23

Perbandingan Tingkat Kesehatan Terumbu Karang

di Pulau Tunda dan Kepulauan Spermonde,


Indonesia

Abdul Basir L1C018005


Gangga A L1C018017
Dhia N L1C018026
Deny R L1C018028
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang
bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang
disebut dengan zooxanthellae. Terumbu karang
termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa
yang memiliki tentakel.
Terumbu Karang adalah suatu ekositem yang
bersimbiosis dengan kelompok hewan anggota filum
Cnidaria yang dapat menghasilkan kerangka luar dari
kalsium karbonat. Karang dapat berkoloni atau sendiri,
tetapi hampir semua karang hermatipik merupakan
koloni dengan berbagai individu hewan karang atau
polip menempati mangkuk kecil atau kolarit dalam
kerangka yang masif (Prasetya, 2003).
JURNAL 1
Latar Belakang
A. Pulau Tunda merupakan salah satu dari tujuh belas pulau kecil yang ada di
wilayah Kabupaten Serang (BPS Kabupaten Serang, 2018).

B. Manfaat yang banyak dan beragam dari ekosistem terumbu karang bisa langsung
maupun tidak langsung.

C. Pulau Tunda memerlukan suatu pengaturan terutama kegiatan di perairan pantai


dan terumbu karang.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan
mengetahui status kesehatan terumbu karang di Pulau
Tunda serta strategi yang dibutuhkan untuk melindungi
ekosistem tersebut.
&
Metode
North toward West Side Central North Side

North toward East Side

West Side
East Side

Kampung Barat Port

Central South Side


South toward East Side
• Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juli 2018 dan Juli 2019 di perairan Pulau Tunda,
Kabupaten Serang

• Rapid Reef Assessment. Penilaian ini menggabungkan metode manta tow, Line Intercept
Transect (LIT), dan Underwater Photo Transect (UPT) dimana panjang jalur transek yang
digunakan adalah 50 meter.

• Selanjutnya gambar yang dihasilkan dianalisis menggunakan Software CPCe (Coral Point
Count with Excel extensions) versi 4.1 untuk mendapatkan data kuantitatif.

• Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan di 2 kedalaman, yaitu. ± 3-4 m (perairan


dangkal) dan ± 10-11 m (lereng terumbu). Penempatan transek garis dan transek kuadrat
dilakukan dari 0 m sampai 50 meter di dasar perairan (laut).
Hasil dan Pembahasan
Persentase tutupan karang hidup yang diamati pada jarak ± 3-4
meter di 8 stasiun menunjukkan tingkat karang sehat yang
tinggi. Stasiun 5 (Sisi Pulau Tunda Timur) memiliki tutupan
karang tertinggi yaitu 64,86%. Kisaran persentase kesehatan
karang pada jarak 3-4 meter pada 8 stasiun adalah 11,82%
-42,12%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan
terumbu karang pada semua stasiun berkisar antara 1,82
- 33,36%, dengan persentase tertinggi pada stasiun 6
yaitu 33,36 %. Persentase penutupan karang terendah
ditemukan pada Stasiun 4 (1,82%)
. Pemukiman masyarakat di Pulau Tunda akan
berdampak pada ekosistem permukaan dan bawah laut
di sekitarnya, khususnya ekosistem terumbu karang,
seperti pencarian ikan dan pembuangan sampah oleh
penduduk.
KESIM
PULAN
a. Pada perairan dangkal, kondisi terumbu karang dapat
digolongkan sedang sampai baik
b. Sedangkan kesehatan terumbu karang di lereng terumbu di
perairan Pulau Tunda tergolong sedang-rusak. Kategori
sedang berada di Sebelah Utara menuju Timur, sedangkan
kategori rusak berat berada di Sebelah Selatan menuju
Sebelah Barat.
JURNAL 2
Latar Belakang
Penurunan tutupan terumbu karang yang terus menerus
dapat menimbulkan masalah serius dan ancaman terhadap
keberlanjutan jangka panjang ekosistem terumbu karang,
yang mengarah kemasalah multidimensi bagi
kemanusiaan dan lingkungan. Di Kabupaten Kepulauan
Pangkajene dan, Kepulauan Spermonde, Indonesia,
misalnya,tutupan terumbu karang telah menurun secara
signifikan, dengan laju degradasi sebesar174 ha / thn.
Tujuan
• mengidentifikasi berbagai jenis ancaman terhadap status
ekosistem terumbu karang di Kabupaten, Kepulauan
Spermonde, Indonesia
• untuk melakukan sensi-analisis produktivitas status ekosistem
terumbu karang dengan menerapkan multi-pendekatan skala
dimensi (MDS)
• merumuskan kebijakan yang tepat dan alternatif yang harus
diperkenalkan untuk mitigasi memburuknya ekosistem
terumbu karang.
Materi dan Metode
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu diantaranya :
pengumpulan data dan Penilaian
cepat untuk perikanan
menggunakan metode RAPFISH
Hasil dan Pembahasan
Kompilasi data menunjukkan bahwa ancaman terhadap
ekosistem terumbu karang di Kabupaten Kepulauan
Spermonde memiliki 41 atribut. Sumber mereka
antropogenik, biologis, dan faktor alam,
diklasifikasikan ke dalam lima dimensi RAPFISH
(ekologis,ekonomi, teknologi, sosial, dan hukum dan
kelembagaan). Dimen-nilai Sional S berkisar antara
0,13 sampai 0,15.
Kesimpulan
Berdasarkan penilaian ancaman terumbu karang
dari dimensi ekologis, dimensi ekonomi,
dimensi sosial, dimensi teknologi, dimensi
hukum dan kelembagaan, menunjukkan bahwa
terumbu karang di Kabupaten Kepulauan
Spermonde umumnya dianggap “kurang
berkelanjutan”

Anda mungkin juga menyukai