Anda di halaman 1dari 18

ILMU GULMA

KELOMPOK 1
1. ABRAR ABID MAHENDRA 1910421011
2. ANNISA APRIYELITA 1910421013
3. PEBRIANA 1910421029
4. MEGA LESTARI 1910422031
5. DENNY BENDRIANIS 1910422003
6. SAVIRA GEOVANA 1910422005
7. DHEA APRIANO AURORA 1910422011
GULMA

Apakah semua jenis tumbuhan Tumbuhan dikatakan gulma, apabila tumbuhan tersebut
tumbuh di antara tanaman budi daya, tumbuh pada
dikatakan sebagai gulma? sistem pengairan (saluran irigasiatau drainase) atau
tempat-tempat lainnya di mana kehadirannya tidak
dikehendaki dan dapat menimbulkan kerugian.

Tumbuhan yang tumbuh pada suatu kawasan yang


Tumbuhan disebut gulma, adalah merupakan vegetasi dari suatu lingkungan tertentu tidak
tergantung di mana tumbuhan dapat dikatakan sebagai gulma (tumbuhan pengganggu).

tersebut tumbuh dan


berkembang.
Kehadiran gulma pada pertanaman akan menimbulkan kompetisi yang sangat serius dalam
mendapatkan air, hara, cahaya matahari dan tempat tumbuh, dampaknya hasil tanaman tidak
mampu menunjukkan potensi yang sebenarnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa
besarnya pengaruh kompetisi dengan gulma sangat ditentukan oleh lokasi atau kesuburan
tanah, tanaman budidaya, jenis gulma, tingkat kelembaban tanah, tingkat pengelolaan lahan,
pupuk, stadia tanaman, dan tingkat populasi gulmanya (Madkar dkk., 1986).
SIFAT KHUSUS GULMA

1. kecepatan berkembangbiak cukup besar, baik melalui cara vegetatif dan generatif. Gulma
jenis rumputan dapat berkembangbiak dengan cepat melalui rhizoma. Sedang pada gulma
berdaun lebar, tejadi pembentukan daun pemanjangan batang yang cepat.
2. mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri (adaptasi) yang tinggi dan tetap hidup
pada keadaan lingkungan yangtidak mengntungkan.
3. mempunyai sifat dormansiyang baik, sehingga berkemampuan untuk dapat tumbuh dan
berkembang sangat besar.
4. mempunyai daya kompetisi yang tinggi (Yunasfi, 2007).
DAMPAK POSITIF GULMA
a. Sumber bahan organik
Meskipun kehadiran gulma tidak dikehendaki dan menambah beban bagi petani, akan tetapi apabila gulma dikelola
secara tepat terutama biomassanya, maka akan memberikan manfaat pada sistem usaha tani padi.
Biomassa gulma dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber bahan organik yang diperlukan untuk
memperbaiki kualitas dan kesuburan tanah. Pemberian biomassa gulma sebagai bahan organik, selain menyuplai
unsur hara, juga akan memperbaiki sifat fisik dan kimia sekaligus untuk mengkelat senyawa-senyawa racun yang
membahayakan tanaman padi. Biomassa gulma selain sebagai bahan untuk pembuatan kompos, juga berfungsi
sebagai bahan amelioran untuk membenahi dan memperbaiki beberapa sifat kimia tanah seperti meningkatkan pH
tanah, kesuburan tanah, dan beberapa sifat fisik tanah seperti meningkatkan daya serap dan struktur tanah
(Suriadikarta dan Abdurrachman, 2000).
b. Gulma sebagai biofilter
Biofilter dapat didefinisikan sebagai suatu proses filterisasi/penyaringan air dari unsur-
unsur atau senyawa-senyawa yang tidak bermanfaat atau senyawa yang mengandung racun
dan bersifat meracun terhadap makhluk lain dengan menggunakan tumbuhan/tanaman.
Contoh :
penelitian yang telah dilakukan pada lahan sulfat masam,
diketahui bahwa jenis gulma purun tikus dan bulu babi
memiliki sifat yang khas dan kemampuan untuk menyerap besi
pada air sehingga kualitasnya meningkat menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, jenis gulma ini dapat digunakan sebagai
biofilter yang tujuannya untuk menyerap besi yang telah
mencemari air sebelum dimanfaatkan untuk mengairi tanaman
padi atau untuk tujuan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jenis gulma purun tikus dan bulu babi mempunyai
kemampuan untuk menyerap besi dan sulfat (Fe2+ dan sot)
sehingga konsentrasi besi dan sulfat menurun pada air buangan
C. Gulma tempat berassosiasinya serangga
Beberapa jenis gulma di lahan rawa pasang surut kehadirannya di area pertanaman bukan saja
merugikan, akan tetapi kehadiran gulma terse but dapat memberikan manfaat dalam sistem usaha tani
padi.
Beberapa serangga dapat berasosiasi baik pada gulma-gulma yang tumbuh di lahan rawa karena
bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Gulma dijadikan sebagai tempat persinggahan maupun tempat
berlindung dan temp at meletakkan telur oleh beberapa jenis serangga (Asikin et al., 2001). Gulma-
gulma tersebut juga dapat sebagai sumber makanan bagi serangga, baik bagi jenis serangga yang
menguntungkan seperti musuh-musuh alami maupun serangga yang merugikan seperti hama tanaman.
D. Gulma bermanfaat bagi tanah
• Melindungi tanah dari erosi : misal Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum, Axonopus
compressus, dan Cynodon dactylon yang menjalar pada permukaan tanah.
• Menyuburkan tanah yaitu : Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium
mucunoides, dan C. caeruleum.
E. Gulma sebagai Herbalium
• Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.)

Meniran mengandung filantin, hipofilantin, kalium, damar dan tannin. Filantin dan hipofilantin
berkhasiat melindungi sel hati dan zat toksik (hepatoprotektor). Meniran berkhasiat
membersihkan hati/ sakit kuning (liver), ayan, peredam demam, peluruh kencing, peluruh dahak,
peluruh haid,disentri, mengobati jerawat dan menambah nafsu makan
• Rumput Teki (Cyperus rotundus )

Sebuah situs kesehatan menyebutkan, penelitian di Cina menemukan bahwa secara tunggal
maupun kombinasi, 6-9 gram rimpang teki bisa membantu meringankan ketidakteraturan siklus
haid serta meringankan sindrom pramenstruasi (PMS). Rimpang teki juga sering dipakai untuk
meningkatkan nafsu makan, meredakan demam, dan meringankan penyakit hati. Di India
digunakan sebagai produk perawatan rambut dankulit. Kandungan minyak atsirinya digunakan
sebagai parfum.
DAMPAK NEGATIF GULMA

Kerugian-kerugian atau dampak negatif yang dapat terjadi sebagai akibat kehadiran gulma diberbagai tempat, di
antaranya adalah:
1. Kerusakan iingkungan akibat invasi gulma terutama jenis gulma asing yang terbawa tanpa sengaja. Benih gulma
yang terbawa tanpa sengaja dari daerah lain ke suatu daerah, kemudian tumbuh dan berkembang pesat yang
akhirnya gulma tersebut menjadi masalah,
2. Gulma seringkali tumbuh dan menutupi jaringan irigasi sehingga mengganggu sistem pengairan, dan secara
periodikjaringan irigasi yang tertutupi oleh gulma harus dibersihkan sehingga memerlukan biaya yang besar,
3. Reklamasi lahan rawa pasang surut oleh Kementerian Pekerjaan Umum telah dibangun saluran-saluran baik saluran
primeir, sekunder dan tersier. Dalam periode waktu tertentu saluran-saluran tersebut ditutupi/ditumbuhi gulma
sehingga menghambat aliran arus air pasang surut. Untuk menormalisasi fungsi saluran-saluran diperlukan biaya
sang at besar,
4. Pada saluran primer atau sungai-sungai kecil yang difungsikan sebagai jaringan navigasi.
Kehadiran dan penutupan gulma yang rapat mengakibatkan sistem transportasi air pada
saluran primeir atau sungai kecil terse but terhambat dan fungsi sistem drainase terganggu,
5. Saluran-saluran tersier dan saluran skala mikro pada sistem tata air mikro di lahan rawa
pasang surut karena investasi dan penutupan gulma, mengakibatkan saluran tata air mikro
tidak berfungsi dengan baik,
6. Pada sarana transportasi darat yakni jalan-jalan (pinggiran/tepi jalan) menjadi rusak karena
ditumbuhi oleh gulma. Penetrasi akarakar gulma merusak badan jalan dan penutupannya pada
bagian tepijalan sehingga memerlukan biaya untuk membersihkan.
PENGENDALIAN GULMA

1. Secara Mekanis
Secara tradisional petani mengendalikan gulma dengan pengolahan tanah konvensional dan
penyiangan dengan tangan. Pengolahan tanah konvensional dilakukan dengan membajak,
menyisir dan meratakan tanah, menggunakan tenaga ternak dan mesin. Untuk menghemat biaya,
pada pertanaman kedua petani tidak mengolah tanah.
Lahan disiapkan dengan mematikan gulma menggunakan herbisida. Pembajakan dan penggaruan
dapat secara berangsur dikurangi dan diganti dengan penggunaan herbisida atau pengelolaan
mulsa dari sisa tanaman dan gulma dalam sistem pengolahan tanah konservasi. Ketersediaan
herbisida juga memungkinkan pemanfaatan lahan marjinal dan lahan miring yang bersifat sangat
rapuh terhadap pengolahan tanah konvensional.
Adapun pengendalian gulma dengan cara mekanik dapat dibagi menjadi:
• Mencabut gulma.
• Pembabatan gulma.
• Menginjak – injak gulma.
• Melakukan pengolahan tanah.
• Pembakaran gulma.
• Pemakaian mulsa.
2. Secara kimiawi (Herbisida)

Herbisida memiliki efektivitas yang beragam. Berdasarkan cara kerjanya, herbisida kontak mematikan
bagian tumbuhan yang terkena herbisida, dan herbisida sistemik mematikan setelah diserap dan
ditranslokasikan ke seluruh bagian gulma. Menurut jenis gulma yang dimatikan ada herbisida selektif yang
mematikan gulma tertentu atau spektrum sempit, dan herbisida nonselektif yang mematikan banyak jenis
gulma atau spektrum lebar.
Herbisida berbahan aktif glifosat, paraquat, dan 2,4-D banyak digunakan petani, sehingga banyak formulasi
yang menggunakan bahan aktif tersebut. Glifosat yang disemprotkan ke daun efektif mengendalikan gulma
rumputan tahunan dan gulma berdaun lebar tahunan, gulma rumput setahun, dan gulma berdaun lebar.
Senyawa glifosat sangat mobil, ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman ketika diaplikasi pada daun, dan
cepat terurai dalam tanah. Gejala keracunan berkembang lambat dan terlihat 1-3 minggu setelah aplikasi.
3. Secara Biologi ( terpadu )
Kepedulian terhadap lingkungan melahirkan sistem pengelolaan terpadu gulma yang
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk
mempelajari interaksi antara tanaman dan gulma, terutama kemampuan persaingan relatif dari
tanaman selama berbagai fase perkembangan gulma. Pengendalian gulma dengan cara biologi
dapat dilakukan karena  setiap spesies gulma mempunyai musuh alami. Pengendalian gulma
dilakukan dengan menekan populasi gulma dengan musuh alami seperti  insekta, fungi, ternak,
ikan, dan sebagainya sehingga keberadaan gulma sudah tidak lagi merugikan. Apabila keadaan ini
dapat dipertahankan, usaha pengendalian lain tidak diperlukan. Pengelolaan gulma terpadu
merupakan konsep yang mengutamakan pengendalian secara alami dengan menciptakan keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi perkembangan gulma dan meningkatkan daya saing
tanaman terhadap gulma.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengendalian secara terpadu:
• pengendalian gulma secara langsung dilakukan dengan cara fisik, kimia, dan biologi, dan
secara tidak langsung melalui peningkatan daya saing tanaman melalui perbaikan teknik
budi daya.
• memadukan cara-cara pengendalian tersebut,
• analisis ekonomi praktek pengendalian gulma.
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Samhis. 2021. Pengertian Gulma, Jenis dan Contoh.


https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-gulma/. Diakses pada 23 Maret 2021.
Wijayanto, Rendika. 2016. Peran Positif Gulma Dan Pemanfaatan Gulma.
https://id.scribd.com/doc/305508807/Peran-Positif-Gulma-Dan-Pemanfaatan-Gulma.
Diakses pada 23 Maret 2021.
Simatupang, R, Smith. 2015. Gulma Pasang Surut : Keragaman, dominansi, Pengendalian,
Pengelolaan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementrian Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai