Anda di halaman 1dari 13

MASALAH UTAMA SETIAP

PEREKONOMIAN
EDDY SUBRATA
Semua system prokonomian yang dewasa ini terapat didunia niscaya akan ada penganutnya. Sesuatu negaa
menganut system ekonomi Kapitalis, sedang yang lain memandang bahwa system ekonomi Sosialis atau liberalis
lebih baik begitu jua dengan system ekonomi Komunis, dalam pada itu tidak kurang pula yang memilih system
ekonomi campuran yaitu system ekonomi yang berdasar pada dua atau lebih system-system ekonomi tersebut
diatas.
Namun demikian apapun system ekonomi yang dianut oleh sesuatu perekonomian nicaya ada dua hal
khusus yang pasti dihadapi yaitu :
A. Keterbatasan sumber-sumber (limits of resources) dan
B. Masalah kependudukan (populations problem)
A. Keterbatasan Sumber-Sumber
The three fundamental and interdependent economic problems sebenarnya merupakan pencerminan dari
adanya kenyataan bahwa sumber-sumber yang tersedia bagi sesuatu perekonomian itu terbatas adanya. Artinya
sedikit sekali barang-barang yang memiliki sifat sebagai barang bebas. Selain udara sudah sangat sulit untuk
menemukan jenis barang lain yang berisifat free goods (barang bebas). Inilah yang memaksa orang untuk tunduk
pada Hukum Kelangkaan (The Law of Scarcity) yang berbunyi : “Untuk mendapatkan barang yang langka, orang
harus mengorbankansesuatu lebih dahulu”.
Kelangkaan barang-barang pemuas kebutuhan manusia itu selanjutnya menyatakan bahwa penyediaan sumber-
sumber itu adalah terbatas. Tidak dengan begitu saja diambil kemudian digunakan, tetapi harus diperoleh dulu
melalui pengorbanan, kemudian diteliti penggunaannya melalui kombinasinya, denan sumber-sumber lain,
kemudian dipilih kombinasi mana yang menguntungkan, baru kemudian dapat diambil keputusan yang sebaik-
baiknya. Semua itu sekali lagi mengundang manusia untuk menghadapi masalah pemilihan ( the problem of
choice) yang memang menjadi masalah utama didalam ilmu Ekonomi.
Kemudian Scarcity(kelangkaan) dan Choice (pemilihan) itu pada akhirnya memaksa manusia
untuk menyadari,bahwa apabila sesuatu keputusan tentang pengguna sesuatu sumber
telah diambil atau dipilih, maka itu akan berarti hilangnya semua alternatif penggunaan
yang lainnya. Jadi manusia harus menyadari bahwa untuk memperoleh sesuatu barang
(atau penggunaan barang itu) haruslah dikorbankan barang yang lainnya. Prinsip ini dikenal
sebagai The Principle of Opportunity Cost.

Untuk memahami prinsip Opportunity Cost ini dengan lebih mudah, akan dikemukakan
contoh yang sederhana. Seorang anak memiliki uang sebesar Rp.10.000,-Ia memutuskan
bahwa ia akan membelanjakan seluruh uangnya itu, dan membelikan permen
kesenangannya yaitu permen karet dengan harga Rp 1000,-/biji dan permen coklat dengan
harga Rp.2000,-/biji. Dan si anak ingin mendapatkan 10 biji permen karet dan 10 biji
permen coklat. Tetapi ia menyadari (akhirnya akan tahu juga).bahwa ini tidak mungkin,
yang dalam ahasa tehnis ekonominya kombinasi tersebut bukanlah merupakan kombinasi
yang teraih atau Attainable Combination untuk sumber yang terbatas hanya Rp.10.000,- itu
saja.
Untuknya tersedialah beberapa kombinasi yang dapat diraihnya dengan uangnya itu, yaitu:
1 permen coklat dan 8 permen karet,3 permen coklat dan 4 permen karet atau 4
permen coklat dan 2 permen karet dan seterusnya. Beberapa dari kombinasi-
kombinasi itu menyebabkan uangnya tersisa, dan ia tidak ingin hal ini terjadi, sebab
ia ingin membelanjakan seluruh uangnya untuk permen-permen tersebut.
Seelah berpikir masak-masak anak tsb. Lalu memutuskan untuk ,membeli 6 permen
karet dan 2 permen coklat. Tetapi tiba-tiba ia memutuskan untuk membeli 3
permen coklat. Jadi dalam hal ini berapakah pengorbanan yang ia harus keluarkan
untuk mendapatkan tambahan 1 permen coklat tersebut?
Untuk mendapatkan satu tambahan permen coklat itu, ternyata bahwa ia harus
mengorbankan 2 permen karet. Para ahli ekonomi akan mengatakan bahwa
Opportunity Cost untuk permencoklat ketiga itu adalah apa yang harus dikorbankan
untuk mendapatkannya, yang didalam contoh ini adalah sebesar 2 peremen
karet.Demikianlah dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan
tambahan seuatu barang sedangkan sumbernya terbatas (dalam hal ini uangnya)
maka ia harus mengorbankan keinginannya untuk mendapatkan barang lainnya.
Besarnya pengorbanan itu sendiri adalah sebesar Opportunity Cost barang yang
inginkan itu. Idea opportunity cost ini adalah merupkan suatu idea yang penting
dalam Ilmu Ekonomi. Sebabnya adalah karena setiap waktu seseorang pastilah
dipaksa oleh kelangkaan sumber-sumber untuk menentukan pilihan, dan inilah
pentingnya prinsip opportunity cost itu.
Production – Possibility Curve
Jika contoh tentang opportunity cost diatas berkenaan dengan masalah konsumsi
maka sekarang kita beralih kepada masalah Produksi.
Dengan sumber-sumber (resources) yang terbatas jumlahnya, sert
kesemuanya
yang
dipakaidisebut full employment)
sedemikianrupa maka satupunyang
sehingga tiada sesuatu bangsa akanmenghadapi
menganggur soal
(suatu keadaan
pemilihan tentang apa yang harus diperbuatnya. Sebagai contoh dua jenis barang
yaitu mentega dan senjata, dimana kedua jenis barang itu mewakili barang-barang
yang dihasilkan dimasa damai (mentega) dan dimasa perang (senjata). Atau
penyebutan kedua jenis barang tersebut dapat diubah misalnya.: barang2 mewah
(luxurious) disatu pihak dan barang keperluan hidup (necessities) pihak
lainnya, dengan kata lain penyebutan itu harus mewakili dua keadaan yng harus
satu. Karena itu untuk lebih mudahnya dipilih mentega untuk masa damai dan
dipilih slah
senjata pada masa perang.
Oleh karena itu jumlah sumber adalah terbatas, maka tentu saja tidak mungkin
menghasilkan mentega maupun senjata dalam jumlah yang tidak terbatas. Kalau
inginmembuat mentega lbih banya maka harus ada kesediaan untuk mengorbankan
senjata … Kenapa? Jumlah sumber terbatas, jadi tidak mungkin untuk menambah
produksi mentega dan senjata sekaligus. Penambahan yang satu haruslah berarti
pengurangan ayang lainnya.
Hal seperti ini dapat kita lihat pada tabel 1 dan 2 (akan digambarkan pada saat
kuliah) dengan jelas menyebutkan bahwa apabila sumber yang ada dipakai untuk
menghasilkan mentega maka tidak ada senjata dihasilkan samasekali. Demikianjuga
sebaliknya.
TABEL 1

Kombinasi senjata (x 1000) mentega (x 1 juta kilogram)

• A 15 0
• B 14 1
• C 12 2
• D 9 3
• E 5 4
• F 0 5

Diantara kedua kemungkinan yang ekstrem itu terdapatlah


kemungkinan-
kemungkinan kombinasi yang lainnya, yaitu kombinasi B,C,D,E dan Tabel
2itu memiliki beberapa sebutan yakni :
1. Production Possibility Curve,
2. Production Possibility Frontier
3. Production Possibility Boundary dan
4. Transformation Curve
Keempat sebutan itu pada hakekatnya sama saja, sehingga kita boleh memilih yang
manapun yang kita inginkan.
Bahwa kurva itu disebut Production Possibility (curve/frontier/boundary) sudahlah
jelas, sebab gambar itu memang menyebutkan tentang kemungkinan-kemungkinan
untuk melakukan produksi.
Tetapi mengapa ia disebut juga dengan sebutan Transformation curve, karena
adanya pergeseran dan pengalihansedangkan cuve adalah kurva. Sebagai catatan
gambar 2 ini dibuat dengan berdasarkan 3 (tiga) buah asumsi yaitu:
5. Sumber-sumber adalah terbatas
6. Tingkat tehnologi adalah tertentu dan
7. Perekonomian dalam keadaan full employment
Oleh karena sumber-sumber terbatas dan langka itulah maka kurva itu miring dari
kiri atas kekanan bawah. Andaikata sumber-sumber itu tersedia dalam jumlah tidak
terbatas (hal ini sudah tentu hal yang tidak mungkin), niscalah kurva itu akan
berbentuk miring kekanan atas, sebab pada produksi mentega ditambah akan selalu
masih ada sumber untuk juga menambah senjata.

Selanjutnya, tertentunya tingkat tehnologi adalah perlu, sebab apabila apabila


terjadi peningkatan tehnologi (tingkat tehnologi tidak pernah turun) maka seluruh
kurva itu akan bergerak kekanan. Artinya dengan meningkatnya tehnologi, dari
sumber-sumber yang tersedia itu kini dpat dihasilkn jumlah barang yang lebih
banyak sehingga kurva itupun akan bergeser kekanan.

Kemudian asumsi ketiga menyatakan bahwa perekonomian yang bersangkutan itu


haruslah dalam keadaan full employment artinya, sumber-sumber yang ada itu
telah digunakan sepenuhnya dengan efisiensi penuh. Sendainya masih ada
kapasitas produktif yang menganggur (idle capacity), maka kombinasi-kombinasi
A,B,C,D,E maupun F tidak akan tercapai. Yang tercapai mungkin hanyalah titik U
saja, yang terletak didalam (disebelah kiri ) kurva.
Dapatlah kemudian dikatakan bahwa Production Possibility Curve itu menggambarkan
ketiga konsep yang telah disebutkan, yakni kelangkaan (scarcity), pemilihan (choice), dan
opportunity cost. Scarcity dinyakan oleh daerah yng didalam gambar 2 itu disebut sebagai
daerah tak teraih (unattainable). Oleh karena itu penyediaan sumber-sumber adalah langka
(scarce), itulah sebabnya maka kombinasi yang terletak diluar (disebelah kanan) kurva
misalnya kombinasi S, menjadi kombinasi yang tidak teraih(unttainable).

Adapun pemilihan (choice) dinyatakan oleh adanya keharusan untuk memilih salah satu
diantara setiap titik pada kurva itu. Sedangkan Opportunity cost dinyatakan oleh bentuk
kurva yang turun miring kekanan bawah, yang berarti bahwa untuk mendapatkan
kelebihan salah satu jenis barang, haruslah dilepaskan/dikorbankan bebeapa
daripada barng yang lain.
bagian
Bagian terakhir yang harus dibicarakan dalam persoalan ini adalah tentang bentuk kurva itu.
Sebagaimana yang terlihat kurva itu berbentuk cembung (convex). Mengapa demikian?
Maka jawabannya adalah hanya akan didapatkan setelah kita uraikan dengan apa yang
disebut Hukum Hasil yang makin berkurang (The Law of Diminishing Returns)
Pada tahun 1814, seorang ahli Ekonomi berkebangsaan Inggeris yang bernama
David Ricardo (1772-1823) dari mazhab Klasik, menerbitkan bukunya yangberjudul
Principles of Polical of Ekonomy and Taxation. Dalam bukunya inilah Ricardo untuk
pertama kalinya memperkenalkan sebuah Hukum yang kemudian hari bahkan
sampai kini akan membuat namanya melambung, cemerlang dan dikenang orang
sampai sekarang. Hukum yang diciptakannya diberi nama The Law of Deminishing
Returns. Intisari dari hukum ini dikemukakan dilapangan pertanian dan sesudah
ditelitinya lebih lanjut, apa yang ditulis dan dikemukakannya itu memang
senantiasa terjadi, sehingga dengan demikian layaklah sebagai suatu Hukum. Jadi
dia yang pertama kali mengemukakan kepada dunia hukum tersebut dan dia
disebut penemu bukan pembuat.

Adapun Hukum The Law of Diminishing Returns yang dikemukakan David Ricardo
berbunyi sebagai berikut: “If the input of one resource in increased equal
increments per unit of time while the input of other resources are held constant,
total product output will increase, but beyond some point the resulting output
increases will become smaller and smaller”
“Apabila input dari sesuatu sumber tertentu ditambah dengan pertambahan yang
sama pada setiap satuan waktu tertentu sedangkan input sumber-sumber lain tidak
berubah jumlahnya, maka hasil totalnya pun akan semakin meningkat, tetapi
sesudah suatu titik tertentu, kenaikan input tambahannya akan senantiasa kian
menjadi berkurang.”
Secara lebih jelas hukumitu menyatakan bahwa jika suatu sumber bersifat fixed
(tetap) sedang lainnya bersifat variabel(berubah-ubah) maka akan berlakulah
kenyataan sebagaimana yang tersebut didalam Hukum diatas. Oleh jadi Hukum itu
sudah mulai tampak pada satuan-satuan pertama sumber variabel yang
ditambahkan pada umber yang tetap, tetapi boleh jadi, Hukum itu baru
menampakkan dirinya sesudah banyak sumber variabel yang diikut sertakan.
Tabel 1

(1) (2) (3) (4) (5)


Luas tanah Jumlah pekerja Total Product Marginal Product Avarage Product
(hektar) (orang) (kuintal) (kuintal) (kuintal)
- -
4 0 0 0 0
4 1 15 15 15,0
4 2 34 19 17,0
4 3 48 14 16,0
4 4 60 12 15,0
4 5 62 2 12,4
4 6 62 0 10,3
4 7 60 -2 8,6

Anda mungkin juga menyukai