Npm : 18140081 Prodi : PGSD VII.c Matakuliah : Kapita Selekta IPA Dosen Pengampu : Rizky Amelia Dona M.Si A. Kalor dan Suhu 1. Kalor dan Perubahan Wujud Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Suhu adalah ukuran rata -rata energi kine tik partikel dalam suatu benda. Kalor yang diberikan dalam se buah benda dapat digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merub ah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untu k menaikkan suhu tergantung pada : • massa benda • kalor jenis benda • perbedaan suhu kedua benda Secara matematis persamaan dapat ditulis denga n :Q = m.c.Δt Sedangkan bila kalor yang diberika n digunakan untuk merubah wujud zat/benda, m aka kalor yang diberikan tergantung pada massa benda saja, sesuai dengan per samaan : Q = m. L. 2. Pemuaian Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel partikel dalam benda itu akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai. Pemuaian dapat terjadi baik pada benda padat, cair maupun gas. a Pemuaian Panjang Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda memp unyai luas penampang yang kecil, sehingga ketika dipa naskan hanya memuai pada arah panjangnya saja. Bes arnya pertambahan panjang sebuah benda yang dipan askan adalah berbanding lurus dengan : - panjang mula-mula benda - kenaikan suhu Sedangkan panjang benda setelah dipanaskan adalah : Lt = Lo + ΔL b. Pemuaian Luas Pada pemuaian luas, pemuaian terjadi pada arah melebar pada sisi panjang dan lebar benda. Analog dengan pemuaian panjang, pada pemuaian luas berlaku persamaan : A = Ao. . Δt dimana berlaku hubungan : = 2 At = Ao + A 3. Perpindahan Kalor Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, y aitu : 1) konduksi, 2) konveksi dan 3) radiasi 1) Konduksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan perpin dahan, partikel-partikel dala m zat itu, contoh : zat padat (logam) yang dipanaska n. Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator adalah plastik, kayu, kain, dll. pada proses konduksi ini tergantung pada : - Berbanding lurus deng an luas penampang batang - Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan - Berbanding terbalik dengan panjang batang 2) Konveksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yan g disertai dengan perpindahan pergerakan fluida i tu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi ala miah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan mass a jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, dsb. panas dingin Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida. B. Perbedaan Suhu Dan Kalor Kalor merupakan suatu bentuk energi yang besarannya dapat diukur menggunakan sua tu pengukur suhu. Terdapat 4 jenis satuan s uhu yang dipakai di seluruh dunia, Celcius, Reamur, Farenheit, dan Kelvin. Satuan Inter nasional untuk satuan suhu adalah Kelvin. Suhu sendiri merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk menunjukan seberapa banyak energi panas yang ada pada suatu tempat. Ingat !! yang diukur adalah seberapa panas tempat tersebut bukannya seberapa dingin. Panas dapat diukur tetapi dingin tidak dapat diukur Seperti contohnya, lilin yang dipanasi lama kel amaan akan meleleh, hal ini berarti panas me ngubah wujud lilin yang tadinya padat menjad i cair. Contoh lain terjadi ketika kita merebus a ir, jika air kita panaskan secara terus menerus maka lama kelamaan air akan menguap menja di uap air, hal ini mengubah bentuk air yang b erbentuk cairan menjadi uap air yang berbent uk gas. Q = M. C. Δ T ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu ) ket : M = Massa ( Kg ) C = Kalor Jenis ( J/KgC ) Δ T = Perubahan Suhu ( C ) Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat s ebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunak an untuk menentukan besar kalor jenis ad alah kalorimeter. Q = M. L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud ) ket : M = Massa ( Kg ) L = Kalor Laten ( J/Kg ) Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg). KESIMPULAN Bila suatu batang pada suatu suhu tertentu panjangnya Lo, jika suhunya dinaikkan sebesar Δ t, maka batang tersebut akan bertambah panjang sebesar Δ L yang dapat dirumuskan sebagai berikut : α = Koefisien muai panjang = koefisien muai linier didefinisikan sebagai : Bilangan yang menunjukkan berapa cm atau meter bertambahnya panjang tiap 1 cm atau 1 m suatu batang jika suhunya dinaikkan 10 C. Jadi besarnya koefisien muai panjang suatu zat berbeda-beda, tergantung jenis zatnya. Jika suatu benda panjang mula-mula pada suhu t0 0C adalah Lo. Koefisien muai panjang = α, kemudian dipanaskan sehingga suhunya menjadi t1 0C maka : Panjang batang pada suhu t1 0C adala h: Bila suatu lempengan logam (luas Ao) pada too, dipanaskan sampai t1o, luas nya akan menjadi At, dan pertambaha n luas tersebut adalah : β adalah Koefisien muai luas (β = 2 α) Bilangan yang menunjukkan berapa cm2 atau m2 bertambahnya luas tiap 1 cm2 atau m2 suatu benda jika suhunya dinaikkan 1 0C. Terimakasih Wassalamu'alaikum wr.wb. 🙏📖📓