Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH PENAMBAHAN ANTI KERAK POLYDERM

PADA PHE MASH KOLOM DISTILATOR 1

PTPN XI – PASA & HILIRISASI USAHA


JATIROTO, LUMAJANG

NAMA :
1. LUTFIAH KHASANAH (1841420003)
2. NUR LAILA QOMARIAH (1841420004)
Uraian Proses Produksi

Proses produksi alkohol di PASA & Hilirisasi


Usaha meliputi tiga proses sebagai berikut:

● Pre-treatment bahan baku


● Proses fermentasi
● Proses distilasi
1. Pre-treatment Bahan Baku
a. Pengambilan tetes tebu dari tempat penyimpanan tetes.
b. Penimbangan tetes tebu dilakukan empat kali untuk satu mixing tank. Dengan produksi 54
ton/hari, maka total penimbangan tetes tebu dilakukan 12 kali dengan kapasitas timbang 4,5 ton
per-timbangan.
c. Dilakukan pengenceran tetes tebu dengan air proses di mixing tank dari ±90 brix menjadi ±40
brix. Dilakukan penambahan H₂SO₄ sebesar 52.5 kg untuk mengendapkan garam-garam mineral
dan menurunkan nilai pH menjadi 4,5. Serta dilakukan pemanasan sampai suhu 800 °C dengan
steam untuk proses sterilisasi dan mempercepat reaksi pengendapan.
d. Memindahkan larutan tetes tebu kedalam settling tank untuk mengendapkan kotoran yang telah
dipisahkan di mixing tank dengan waktu tinggal ±5 jam. Kotoran yang terendapkan berupa sludge
yang selanjutnya diproses sebagai bahan pendukung dalam proses produksi pupuk hayati
majemuk cair.
2. Proses Fermentasi
a. Pembiakan yeast di laboratorium
b. Dilakukan pembibitan awal di tangki pre-fermentor (30°C) dengan penambahan nutrisi untuk
ragi dalam waktu 24 jam. Untuk menunjang pertumbuhan ragi diberikan nutrisi berupa pupuk
urea, asam fospat, dan tetes tebu (molase) untuk memenuhi kebutuhan unsur N, P, dan K serta
dialiri udara (oksigen). Untuk mengatur suasana lingkungan kehidupan ragi diberikan tambahan
asam sulfat hingga pH ± 4,5.
c. Tahap yang ketiga dari tangki pre-fermentor dipindahkan ke dalam tangki main fermentor. Di
awal proses dalam tangki main fermentor ditambahkan media tetes dari settling tank sebesar
6.000 L/jam dan air proses sebesar 25.000 L serta nutrisi untuk yeast. Setelah satu jam,
ditambahkan media tetes lagi sebesar 4.000 L/jam sampai 8 kali penambahan.
d. Kemudian dilakukan pemisahan antara yeast dan larutan mash dengan alat separator. Yeast yang
telah terpisah dari larutan mash akan digunakan lagi. Sedangkan larutan mash akan dilanjutkan
ke mash tank.
e. Pada akhir proses fermentasi diperoleh alkohol dengan kadar 7-7.5%
3. Proses Distilasi
a. Distilasi adalah proses penyulingan atau pemisahan alkohol dengan cairan
yang tidak mengandung alkohol terhadap hasil dari proses fementasi.
Dilakukan proses penguapan dan pengembunan kembali berdasarkan
perbedaan titik didih.
b. Proses distilasi di PTPN XI – PASA & HILIRISASI USAHA menggunakan
lima kolom distilator.
c. Dari proses distilasi ini diperoleh alkohol prima 96,5% di bottom product
pada kolom ke-empat sedangkan alkohol teknis 94% di top product pada
kolom ke-lima distilator.
Bahan baku , Bahan penunjang dan produk yg dihasilkan:

● Bahan baku
Bahan Baku
Bahan Kebutuhan Bentuk Fisik Asal Bahan Tempat Penyimpanan
(Ton/hari) Sifat

Tetes 54 Cair Berbau PG. Djatiroto Tangki

Bahan Penunjang
Bahan Kebutuhan Bentuk Fisik Asal Bahan Tempat Penyimpanan
(Ton/hari) Sifat

Asam Sulfat 0,3 Cair Korosif Surabaya Jerigen

Asam Fosfat 0,0036 Cair Korosif Surabaya Jerigen

Pupuk ZA 0,21 Cair Korosif Surabaya Karung

Anti kerak Distilasi 0,0069 Cair Basa Surabaya Jerigen

Anti Buih 0,01 Cair Asam Surabaya Drum


● Bahan baku dan bahan penunjang
No Jenis Kebutuhan / Bulan Penanganan Sisa

1. Bahan Bakar Alternative (BBA) 170 KL Habis Pakai

2. Pelumas 100 Liter Dikumpulkan digudang

3. Oli Bekas - -
4. Anti Kerak 1,8 L -
5. Anti Korosi 0,36 -

● Produk yang dihasilkan


Kapasitas Produksi

(Liter/Tahun) Sifat Alat Angkat


Jenis Produksi
Terpasang Riil

Alkohol Prima 4.500.000 4.050.000 Cair Truk

Pupuk Hayati Majemuk Cair 60.000.000 54.000.000 Cair Truk


Tugas Khusus

● Anti Kerak (Polyderm)


POLIDERM juga disebut garam asam fosfonat organik Ini adalah garam tetrasodium
dari Asam Disforat Rumus Molekul: C,H,O,P₂ Berat Molekul: 293,96 Rincian

POLYDERM adalah garam asam fosfonat organik. Produk ini adalah garam natrium

dengan kinerja yang sangat baik dalam menghambat pembentukan kalsium


karbonat dan kalsium sulfat.

Aplikasi Penggunaan Anti Kerak:


● Digunakan sebagai kerak dan penghambat korosi dalam sirkulasi sistem air dingin
● Digunakan sebagai pencegah kerak dan korosi pada boiler bertekanan sedang dan
rendah
● Digunakan sebagai kerak dan inhibitor korosi dalam proses distilasi
Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif
Polyderm % dengan menganalisis data yang
Sampel (Anti % % Penurunan
Mash diperolehpHdariEndapan
kerak) percobaan di laboratorium.
Alkohol
%TDS
garam  
(%) mineral Perhitungan komposisi polyderm:
Data Hasil Percobaan:

Massa = 50 mg
Massa = 0.05 gr

1 0 4,26 3,10 7 2,055 33,55


Massa = 75 mg
2 50 4,26 4,74 7 1,975 58,23 Massa = 0.07 gr

3 75 4,26 4,44 7 2,058 53,60 Massa = 100 mg


Massa = 0.1 gr
4 100 4,26 3,64 7 2,060 43,41

Massa = 125 mg
Massa = 0.12 gr
Berat Kosong +
Berat Kosong (gr) Berat Endapan (gr)
Endapan (gr)

10,25 11,83 1,58

10,19 11,73 1,54

10,16 11,67 1,51

10,24 11,81 1,57

Total Berat Endapan 6,2

Perhitungan % Endapan:
• 0 ppm
% Endapan = 6,2 gr/50 ml : 4
= 1,55 gr/50 ml
% Endapan = 1,55 gr/50 ml
= 0,031 gr/ml x 100%
= 3,1%
Berat Kosong + Endapan
Berat Kosong (gr) Berat Endapan (gr)
(gr)

10,20 12,62 2,42

10,13 12,54 2,41

10,12 12,42 2,30

10,20 12,55 2,35

Total Berat Endapan 9,48

•50 ppm
% Endapan = 9,48 gr/50 ml : 4
= 2,37 gr/50 ml
% Endapan = 2,37 gr/50 ml
= 0,0474 gr/ml x 100%
= 4,74%
Berat Kosong + Endapan
Berat Kosong (gr) Berat Endapan (gr)
(gr)

10,29 12,04 1,75

10,18 12,72 2,54

10,11 12,23 2,12

10,14 12,60 2,46

Total Berat Endapan 8,87

•75 ppm
% Endapan = 8,87 gr/50 ml : 4
= 2,22 gr/50 ml
% Endapan = 2,22 gr/50 ml
= 0,0444 gr/ml x 100%
= 4,44%
Berat Kosong (gr) Berat Kosong + Endapan (gr) Berat Endapan (gr)

10,12 11,99 1,87

10,15 11,93 1,78

10,16 11,96 1,80

10,15 11,96 1,81

Total Berat Endapan 7,26

•100 ppm
% Endapan = 7,26 gr/50 ml : 4
= 1,82 gr/50 ml
% Endapan = 1,82 gr/50 ml
= 0,0364 gr/ml x 100%
= 3,64%
Berat Kosong Berat Kosong + Endapan Berat Endapan

10,22 12,07 1,85

10,13 12,00 1,87

10,11 11,91 1,80

10,21 12,04 1,83

Total Berat Endapan 7,35

•125 ppm
% Endapan = 7,35 gr/50 ml : 4
= 1,84 gr/50 ml
% Endapan = 1,84 gr/50 ml
= 0,0368 gr/ml x 100%
= 3,68 %
Perhitungan % TDS:
• 0 ppm • 75 ppm

% TDS = 822 x 25 (pengenceran) % TDS = 823 x 25 (pengenceran)

% TDS = 20550 mg / 1000 % TDS = 20575 mg / 1000 ml


ml
% TDS = 2055 mg / 100 ml
% TDS = 2055 mg / 100
% TDS = 2,055 gr / 100 ml x 100 %
ml
% TDS = 2,055 %
% TDS = 2,055 gr / 100 ml
• 100 ppm
x 100 %
% TDS = 824 x 25 (pengenceran)
% TDS = 2,055 %
% TDS = 20600 mg / 1000 ml
• 50 ppm
% TDS = 2060 mg / 100 ml
% TDS = 790 x 25 (pengenceran)
% TDS = 2,060 gr / 100 ml x 100 %
% TDS = 19750 mg / 1000 ml
% TDS = 2,060 %
% TDS = 1975 mg / 100 ml

% TDS = 1,975 gr / 100 ml x 100  


%
• 125 ppm

% TDS = 825 x 25 (pengenceran)

% TDS = 20625 mg / 1000 ml

% TDS = 2062,5 mg / 100 ml

% TDS = 2,0625 gr / 100 ml x 100 %

% TDS = 2,0625 %
 
Perhitungan % Penurunan kadar garam:
•  
0 ppm • 75 ppm

• 50 ppm • 100 ppm


 
• 125 ppm
Pembahasan
Mekanisme pembentukan endapan kerak berhubungan dengan komposisi air di
dalam formasi. Secara umum, air mengandung ion-ion terlarut, baik itu berupa
kation (Na⁺ , Ca²⁺, Mg²⁺, Ba²⁺, Sr²⁺ dan Fe³⁺), maupun anion (Cl¯, HCO₃ SO₄
²¯ dan CO₃ ²¯ ). Kation dan anion yang terlarut dalam air akan membentuk
senyawa yang mengakibatkan terjadinya proses kelarutan. (Ratna, 2011). Faktor
yang mempengaruhi terbentuknya kerak adalah penurunan tekanan, perubahan
temperatur, kandungan garam terlarut dan perubahan keasamaan (pH).
Kerak dapat dikenali dengan mengklasifikasikannya berdasarkan komposisi
yang membentuk kerak dan jenis pengendapannya. Pada industri alkohol yang
diamati, kerak yang terbentuk termasuk dalam soft scale atau kerak lunak.
Sifatnya terang atau agak gelap (jika mengandung pengotor). Komponennya
yaitu CaCO₃ yang menghasilkan CaO + CO₂.
Permasalahan serius yang sering dijumpai pada sebagian besar peralatan industri yang
melibatkan air yang mengandung garam mineral adalah terjadinya penumpukan kerak
kalsium karbonat (CaCO₃) pada dinding-dinding peralatan industri. Terakumulasinya
endapan tersebut umum terjadi pada industri yang melibatkan air, seperti proses desalinasi
dan ketel, industri alkohol, serta industri kimia lainnya. Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya inefisiensi pada industri dari sisi waktu, energi, dan biaya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengatasi masalah penumpukan kerak tersebut.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah penambahan anti kerak ke dalam aliran
fluida yang merupakan suatu metode yang paling murah dan efektif. Hal ini sudah
dilakukan di PASA dan Hilirisasi Usaha dengan menambahkan anti kerak polyderm
(C₂H₈O₇P₂) sebagai zat penghambat pembentukan kerak CaCO₃ pada pipa output tangki
mash dengan dosis ± 50 ppm. Untuk mengatasi masalah PHE mash kolom distilator 1,
perlu dilakukan percobaan lebih lanjut dengan variasi dosis polyderm 0, 50, 75, 100, 125
ppm.
Menurut hasil percobaan skala laboratorium yang kami lakukan dengan variasi polyderm yang
semakin besar, maka hasil % TDS yang terukur juga semakin besar. Berbeda dengan % Endapan,
semakin banyak polyderm maka semakin sedikit endapan yang dihasilkan. Dapat dilihat pada grafik
sebagai berikut:

%TDS

2.058 2.060 2.063


1.975
% TDS

50 75 100 125
Polyderm (ppm)

Grafik 2.1. Variasi polyderm terhadap % TDS


5
4.74
4.5 4.44

4
3.64 3.61
3.5

3
% ENDAPAN

2.5

1.5

0.5

0
50 75 100 125

POLYDERM (ppm)

%ENDAPAN

Grafik 2.2 Variasi polyderm terhadap % Endapan


70.00

60.00 58.23
53.60
% Penurunan Garam Mineral

50.00
43.41 42.94
40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
50 75 100 125
Polyderm (ppm)

% Penurunan Garam Mineral

Grafik 2.2 Variasi polyderm terhadap % penurunan garam mineral


Pada tugas khusus ini, kami melakukan percobaan dengan variasi dosis polyderm yaitu
0, 50, 75, 100, 125 ppm. Dari data hasil percobaan skala laboratorium terlihat bahwa TDS
yang diperoleh mengalami peningkatan pada berbagai variasi dosis anti kerak (polyderm)
yang ditambahkan. Hal ini membuktikan bahwa penambahan anti kerak bisa mengikat
kandungan Ca sehingga endapan yang terbentuk semakin sedikit. Dari ketiga grafik diatas
dapat dilihat bahwa % Endapan dan % TDS berbanding terbalik. Semakin kecil % endapan
maka % TDS semakin besar. Berbeda halnya dengan % endapan terhadap % penurunan
kadar garam mineral, semakin kecil % endapan maka % penurunan kadar garam mineral
juga semakin kecil (berbanding lurus).
Sedangkan dari hasil pengamatan secara visual di lapangan, sudah dapat diajukan
saran yaitu lebih mencermati suhu pada mixing yang awalnya tidak sesuai dengan SOP
menjadi sesuai SOP (80°C). Dapat diprediksi bahwa dari hasil pengamatan secara visual
kerak yang awalnya sangat tebal kini menjadi lebih tipis atau sedikit berkurang. Hal ini
dikarenakan pemanasan bahan baku tetes yang dilakukan sesuai SOP mengakibatkan
pengendapan pada tangki mixing menjadi lebih maksimal sehingga endapan yang terikut
ke proses fermentasi menuju PHE lebih sedikit.
Berikut adalah gambar kerak yang terbentuk pada PHE mash kolom distilator 1:

Gambar 2. 14 Kerak yang terbentuk akibat suhu bahan baku


tidak sesuai SOP (<80°C)

Gambar 2. 15 Kondisi PHE setelah suhu pemanasan bahan


baku sesuai SOP (80°C)
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan skala laboratorium yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi anti kerak yang maksimal yaitu pada
konsentrasi 50 ppm dengan % endapan sebesar 4,74%, % TDS sebesar 1,975%,
dan % penurunan kadar garam sebesar 58,23%. Oleh karena itu, dosis anti kerak
di PASA dengan konsentrasi 50 ppm sudah cukup maksimal.
Berdasarkan pengamatan visual juga dapat dilihat bahwa adanya endapan
kerak pada PHE sebelum dan sesudah disesuaikan dengan suhu SOP di tangki
mixing sangat berbeda. Sebelum suhu disesuaikan dengan SOP (<80°C)
endapan kerak pada PHE mash kolom distilator 1 begitu tebal. Namun setelah
disesuaikan dengan suhu SOP (80°C) endapan kerak yang ada di PHE mash
kolom distilator 1 menjadi lebih tipis. Hal ini membuktikan bahwa suhu juga
sangat berpengaruh terhadap pembentukan endapan kerak.

Anda mungkin juga menyukai