Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN PROGRAM

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Plt. DIREKTUR P2PTM


dr. Elvieda Sariwati, M.Epid

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Tahun 2021
Masalah Penyakit Tidak Menular di Indonesia

PJPD Diabetes Kanker Penyakit Gangguan Indera


Paru & Fungsional
Kanker terbanyak 42,3 juta orang
34,1% pada ♀ (Globocan, 2020) :
- Payudara (44/
Gangguan Pendengaran,
sekitar 1 juta orang Tuli
Hipertensi 16,7%
100.000)
- Leher Rahim Berat
(24,4/ 100.000) 8 juta penduduk usia
172 juta org
Pre diabetes
>50th gangguan
penglihatan, 1,6juta
47,9% mengalami kebutaan
Pembiayaan Biaya DM 17,9% Total kerugian ekonomi
Katastropik JKN 6.540.549.211.784 Pembiayaan negara akibat Gangguan
Katastropik JKN Penglihatan sebesar 84,7
triliun rupiah

2
FAKTOR RISIKO PTM
120

100
93.5 95.5
80

60
Perilaku masyarakat
yang meningkatkan 40
33.5
risiko PTM: 28.8 29.3 26.1
20
Merokok 0
Merokok Aktivitas fisik kurang Kurang makan buah dan sayur
Aktivitas fisik kurang
Kurang makan buah Data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 2013 2018
dan sayur
Konsumsi Gula,
Garam, dan Lemak 4,8% 52,7% 26,7%
berlebih
Konsumsi gula Konsumsi Garam Konsumsi Lemak
4 sdm/hari 1 sdt/hari 5 sdm/hari
(50 g/hari) (2000 mg/hari) (67 g/hari)

Data Studi Diet Total tahun 2014


Indikator RPJMN Tahun 2020-2024

Target dan Capaian


No Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
Target Capaian Target Capaian Target Target Target

Persentase merokok penduduk usia -


1 -
10-18 tahun 9,1% 9,0% 8,9% 8,8 % 8,7%

Prevalensi obesitas pada penduduk


2 21,8% 21,8% 21,8% 22%* 21,8% 21,8% 21,8%
umur >18 tahun

* Per 12 Okt 2021


Indikator RENSTRA PTM Tahun 2020-2024
Target dan Capaian

No Indikator 2020 2021 2022 2023 2024


Target Capaian Target Capaian Target Target Target
Jumlah Kab/kota yang melakukan
1 deteksi dini faktor risiko PTM ≥ 80% 52 188 129 105* 232 360 514
populasi usia ≥ 15 tahun
Julah Kab/Kota yang menerapkan
2
Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

Julah Kabupaten/Kota yang


3
enyelenggarakan layanan UBM

Jumlah Kab/Kota yang melakukan


4 pelayanan terpadu (Pandu) PTM di 103 70 205 101 308 411 514
≥ 80% FKTP yang ada di wilayahnya
Jumlah kabupaten/kota yang 155* 7 200 19 300 400 514
melaksanakan deteksi dini gangguan *dengan
5 indera (gangguan penglihatan DO yang
dan/atau gangguan pendengaran) lama
pada ≥ 40% populasi.
Julah Kabupaten/Kota yang
melakukan deteksi dini penyakit
6
kanker di ≥ 80% populasi usia 30-50
* Per 12 Okt 2021
tahun
KEBIJAKAN P2PTM

(PERMENKES No. 71/2015 tentang PENANGGULANGAN PTM)

PROMOSI DETEKSI PERLINDUNGAN PENANGANAN


DINI KHUSUS KASUS
KESEHATAN

Pengobatan di
Perubahan Perilaku Identifikasi dan Vaksinasi
fasyankes sesuai
dan Pemberdayaan intervensi sejak dini standar
Masyarakat faktor risiko PTM

KESMAS, P2P, YANKES DENGAN MULTISEKTOR


SUBSTANSI INTERVENSI
LOKUS PROMOSI KESEHATAN DETEKSI TINDAKAN/PENGOBATAN
DINI/SKRINING
   Pencegahan faktor risiko (pola  Identifikasi faktor risiko  Intervensi perubahan perilaku (OR, pengaturan
  makan, rokok, aktifitas fisik, obesitas)  Periksa TD, GD, IMT, lingkar perut pola makan, stop merokok)
• Kapanye Kesehatan tentang PTM di Posbindu, Posyandu lansia,  Home visit, PIS PK
   Pemicuan perubahan perilaku oleh perkantoran, sekolah, kampus,
  AoC PTM organisasi dll
 Kampanye GERMAS, CERDIK,
KOMUNITAS GENTAS, Rumah Tanpa Rokok, Desa
Tanpa Rokok, Keren Tanpa Rokok

   Edukasi PATUH berobat / minum obat  Periksa TD, GD, kolesterol, IMT,  PANDU PTM
   Perubahan gaya hidup lingkar perut, Gula darah, IVA,  Penanganan PRB
 Edukasi pada saat kunjungan PIS-PK Sadanis, Peeriksaan Taja  Pengobatan sesuai standar PPK/PNPK
 FKTP Penglihatan dan Pendengaran  Rujuk ke RS jika tdk tercapai target terapi
 Periksa Carta Prediksi CVD dalam 3 bulan
 Penambahan manfaat JKN –  Audit medik terhadap penerapan PPK/PNPK
screening CVD, DM, PPOK,
Kanker
 Edukasi PATUH berobat / minum obat  Deteksi komplikasi penyakit  Penanganan rujukan dari FKTP
 Pemeriksaan lain sesuai indikasi  Pengobatan sesuai standar PPK/PNPK
 Konseling perubahan gaya hidup
 Penatalaksanaan komplikasi/kerusakan organ
 
target
FKRTL  Menetapkan PRB sesuai indikasi
 Penguatan jejaring rujukan pelayanan PTM
 Audit medik terhadap penerapan PPK/PNPK
STRATEGI INTEGRASI - KOLABORASI

KTR

UBM
PIS-

Hipertensi (PRB DM,


kanker, stroke, jantung,


PK asma dll)
Gangguan &penglihatan

pendengaran

•Kanker payudara dan


kanker leher rahim
SP •Hipertensi
•DM

M •Gangguan
pendengaran dan
penglihatan


Penerapan KTR
GER ●


Diet seimbang
Aktifitas fisik
MAS ●
Deteksi Dini faktor
risiko PTM

P2PTM
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM P2PTM
CAPAIAN KAB/KOTA YANG MELAKUKAN DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM
PADA PENDUDUK USIA > 15 TAHUN > 20%
40
PER PROVINSI TAHUN 2021*
300%

38
35

35
118 Kab/Kota = 23% (Nasional)
33

250%
30

29
27
25 200%

24
23

22
20
150%
19

17

17
15
15

15
14

14
100% 100%

13

13

13
12

10 83%
11

11
10

10

10

10
70%

9
63%
53% 50% 50%
7

5
6

6
32% 33% 36% 36% 33%

5
26% 30% 29% 29% 31% 30%
18% 17% 22% 18% 18%
13% 17%
8%
0 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
h a t u i n u g u a t h a r n li t r t h n r a a h n a o t u a t
c e ta r
ar a b
ia m ata k u l
un un g
ia ar t
ar a
ga ar t
m
u te B a
ar a
m
u
a r a
g a ta im u
ta r
ta r
g a ta ga r t al
a
a
r luk ta r
ara pua
R t R i n i a a
A U B Ja Sel ng mp eli k B n k
Te gy a a
T Ba B
a ra T an
B n l T U
Te Se an an esi i Te i Se en oro es i
U n l g n B a U B Pa
r a
e r a e L a B uan i Ja wa w ar t t
M ku ua
e ra B la Dk Ja a a n n t T G w u p
at at te
a
gk pu aw i Y
o
Ja gg ngg an nta nta an an law we we es i
s s
la al Pa
m m a n J n im a a m im u a a u M
Su S
u m Ba K
e D Te Te Kal lim lim i
al Kal S ul Sul law S
Su n a a a a K S u
a us us K K S
lau N N
pu
Ke

Jumlah Kab/Kota % Jumlah Kab/Kota dengan DD 20%


Sumber: Data Provinsi Oktober 2021
CAKUPAN DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA MENURUT PROVINSI DI INDONESIA
DATA SEPTEMBER TAHUN 2021
NASIONAL 10.84
Nusa Tenggara Barat 55.08
Sulawesi Tengah 20.35
Sulawesi Tenggara 17.29
DKI Jakarta 16.78
Kalimantan Selatan 16.68
Nusa Tenggara Timur 12.55
Jawa Timur 12.28
Kalimantan Barat 12.00
Sumatera Barat 11.85
Kep. Riau 11.31
Gorontalo 11.27
Sulawesi Selatan 10.61 TARGET DETEKSI DINI
10.18
Sulawesi Barat
Kalimantan Tengah 10.03
≥40% POPULASI
Kep. Bangka Belitung 9.82
Lampung 9.58
Jawa Barat 9.53
Banten 9.24
Maluku Utara 8.96
Kalimantan Timur 8.86
Sumatera Utara 8.58
Jambi 8.57
Jawa Tengah 8.37
Sumatera Selatan 8.21
Kalimantan Utara 8.09
Aceh 7.52
Bengkulu 6.41
Papua Barat 6.22
Di Yogyakarta 5.95
Bali 5.86
Riau 4.92
Maluku 4.56
Papua 2.49
Sulawesi Utara 2.37
- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

CAKUPAN DETEKSI DINI 2020 CAKUPAN TW3 2021


Sumber : SIPTM, 2021, SDIDTK 2020
KABUPATEN/KOTA MENCAPAI TARGET DETEKSI DINI GANGGUAN
INDERA >40% PER SEPTEMBER TAHUN 2021
153.2
160

140
119.7 119.2
114.4
120

100
83.8

80
58.9
55 54.7 54.5 52.4 52.2
60 50.2 50.2 49.1
42.2 41.7 41.5 41 40.1
40

20

0
t t i li i ur
ra ra ga
h
m
a ra al .S ito lo
k
ng ib
u pu r to ta
n go on de ta
n
ta a n B i a ow M S o a er m e im la an eb n la
U B
Te
B
or g n. b.
S w
.S
o ok T
Se
l ir b.
E
Se
k a ta
bo
k an yu . D oj r a Bo C i
bo ba
w n Ko b.
M ol G a n p b M e e e a a a
m uto m Bo ot
a K
Ba Ke Ka ta ah aw on Ko
t K
ng
Lo m B Lo Ka . K . o lm n B u
b. Su b. b. b
Ka
b K a
.K
o
b. S
K a b. K a Ka Ka H b K a ulu
Ka Ka b.
H
K a

Sumber : SIPTM, 2021, SDIDTK 2020


N TANTANGAN PELAKSANAAN PROGRAM P2PTM
PERMASALAHAN/KENDALA RTL
O
1 Situasi COVID-19 menjadi masalah dalam Inovasi ditengah pandemi dgn
mengoptimalisasi pelaksanaan Deteksi Dini Program PTM menyesuaikan Kebijakan kondisi
wilayah
2 Underreporting masalah P2PTM gangguan indera dimana Refresh/ penguatan kapasitas
kegiatan skrining belum di update ke Sistem Informasi PTM seluruh PP PTM (Dinkes &
(SIPTM) Fasyankes) terkait RR Program
PTM kedalam SIPTM
3 Integrasi program dan Sinkronisasi Data dengan lintas Penjadualan integrasi dan
program dan Multisektor belum optimal sinkronisasi Data dengan Lintas
Program dan lintas sektor
4 Keterbatasan dana sosialisasi dan mobilisasi kader dalam Mapping Data dan Validasi rutin
deteksi dini Program P2PTM di masyarakat untuk bahan advokasi
5 Masih kurangnya puskesmas yang terakreditasi paripurna Kebutuhan koordinasi dalam
pembahasan standar Akreditasi
Paripurna
6 Kemampuan petugas kesehatan karena adanya mutasi Kebutuhan standar dan peningkatan
dan rotasi kapasitas petugas Kesehatan
termasuk kemampuan komunikasi
KESIMPULAN
1. Tren menunjukkan peningkatan prevalensi PTM di Indonesia termasuk
Penyebab angka kematian tertinggi
2. Fokus program PTM pada pencegahan dan pengendalian faktor risiko serta
melaksanakan meningkatkan kualitas kuratif dan rehabilitasi
3. Indikator PTM dalam RPJMN 2020-2024 masih tetap menjadi prioritas,
dibutuhkan komitmen dan inovasi dari pemangku kepentingan terkait
4. Program PTM harus diintegrasikan dengan program lainnya seperti PIS-PK,
SPM, GENTAS, GERMAS, SDIDTK, posbindu, posyandu dan deteksi dini
faktor risiko PTM lainnya, dengan melibatkan OP terkait, Komite Daerah,
ORMAS
5. SPM adalah KPI Bupati/walikota, diharapkan dapat menjadi daya ungkit bagi
Dinkes Kab/Kota

Anda mungkin juga menyukai