di Indonesia
Intania Putri Nurmasilah XI DPIB 1 (16)
A. Hakikat Tenaga Kerja
Menurut pasal 1 Undang-undang No. 39 tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan
tenaga kerja Indonesia di luar negeri, tenaga kerja Indonesia adalah setiap warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk
jangka waktu tertentu dengan menerima upah.
2. Kata Kunci yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja
Berdasarkan pendapat Wiwoho Soedjono; Perjanjian kerja adalah hubungan hukum antara
seseorang yang bertindak sebagai pekerja dan majikan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan dengan mendapat upah.
2. Syarat Perjanjian Kerja
a. Adanya kesepakatan kehendak (Consensus, Agreement)
Berdasarkan hukum, kesepakatan kehendak dikatakan tercapai jika tidak terjadi salah satu
unsur-unsur sebagai berikut :
1. Paksaan (dwang, duress)
2. Penipuan (bedrog, fraud)
3. Kesilapan (dwaling, mistake)
b. Wewenang (Capacity)
Syarat wewenang berbuat maksudnya adalah bahwa pihak yang melakukan kontrak
haruslah orang yang oleh hukum memang berwenang mmebuat kontrak tersebut.
Mengenai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian yaitu :
1. Orang yang belum dewasa.
2. Mereka yang berada di bawah pengampuan.
3. Wanita yang bersuami.
c. Objek
Suatu kontrak haruslah berkenaan dengan hal yang jelas dan dibenarkan hukum.
Dasar hukum perlindungan tenaga kerja di Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, yaitu, "Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.“
b. Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945, yaitu, “Setiap orang berhak atas jaminan, perlindungan
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.“
c. UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
—Anak
• Pasal 68 : Pengusaha dilarang mempekerjakan anak.
• Pasal 69 : Bagi anak yang berumur 13-15 tahun boleh melakukan pekerjaan
ringan sepanjang tidak mengganggunya kesehatan fisik,
mental, dan sosial.
• Pasal 70 : (1) Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang merupakan
bagian dari kurikulum pendidikan.
(2) Paling sedikit berumur 14 tahun.
(3) Pekerjaan diberi petunjuk yang jelas tentang tata cara pelaksanaan
serta bimbingan dan pengawasan dalam melakukan kerja.
• Pasal 71 : (1) Anak dapat melakukan pekerjaan untuk mengembangkan minat bakat
—Penyandang Cacat
• Pasal 67 : Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib
memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya.
d. Perlindungan Tentang Upah Serta Kesejahteraan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
—Pengupahan
• Pasal 88 : (1) Pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
(2) Kebijakan pengupahan meliputi : upah minimum, upah lembur,
upah tidak masuk kerja karena berhalangan, upah tidak masuk kerja
karena melakukan kegiatan lain, denda dan potongan upah, dll.
(3) Pemerintah menetapkan upah minimum berdasarkan kebutuhan
dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
• Pasal 89 : (1) Upah minimum berdasarkan provinsi atau kabupaten.
(2) Upah minumum ditetapkan oleh gubernur.
• Pasal 90 : (1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari UMR.
(2) Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum,
dapat dilakukan penangguhan.
• Pasal 91 : Pengaturan pengupahan ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha
dan pekerja atau buruh.
• Pasal 92 : (1) Pengusaha menyusun struktur dan skala dengan memerhatikan
golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi.
(2) Pengusaha meninjau upah secara berkala dengan memerhatikan
kemampuan produktivitas.
• Pasal 93 : (1) Upah tidak dibayar apabila buruh tidak bekerja.
• Pasal 94 : Komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap, maka
besar upah pokok sedikit-dikitnya 75% dari jumlah upah pokok dan
tunjangan tetap.
• Pasal 95 : Pelanggaran karena kesengajaan/kelalaian dapat dikenakan denda.