Kuliah ke 3
Sosiologi Politik
Prodi Sosiologi
Universitas Nasional
1
Negara
• Roger H Soltou “Negara adalah alat ( agency ) atau wewenang
( authority ) yang mengatur atau mengendalikan persoalan –
persoalan bersama, atas nama masyarakat”
2
Negara Menurut Hegel
• Pemikiran Hegel tidak bisa dilepaskan dalam dialektika antara tesis,
antitesis dan sintesis. Dalam bukunya Philosphy of Right, negara dan
masyarakat sipil ditempatkan dalam kerangka dialektika itu yaitu keluarga
sebagai tesis, masyarakat sipil sebagai antitesis dan negara sebagai
sintesis.
• Negara merupakan badan universal di mana keluarga dan masyarakat sipil
dipersatukan.
• Bagi Hegel, negara adalah kesatuan mutlak. Oleh karena itu, Hegel
menolak pembagian kekuasaan di dalam negara yang ada pembagian
kerja.
• Dialektika itu bertolak dari pemikiran Hegel bahwa keluarga merupakan
tahap pertama akan adanya kehendak obyektif. Kehendak obyektif dalam
keluarga itu terjadi karena cinta berhasil mempersatukan kehendak.
3
• Sintesis
NEGARA
Negara mengintegrasikan kepentingan
subjektif masyarakat sipil
4
Negara Menurut Marx
• Menurut Marx, negara merupakan alat kaum borjuis untuk mempertahankan
kepentingannya. Pandangan ini didasarkan pada paham materialisme sejarah
yang menempatkan negara dalam bangunan atas (supra struktur) bersamaan
dengan hukum, ideologi, agama, filsafat dan lain-lain.
• Ada pun ekonomi yang menjadi sentral dari perkembangan sejarah manusia
berada dalam bangunan bawah (infra strukture). Negara menjadi alat kaum
borjuis untuk menjamin kelangsungan penindasan terhadap kaum buruh agar
kaum buruh tidak berusaha membebaskan diri dari usaha penghisapan dari
kaum majikan.
• Negara muncul sebagai akibat dari kebutuhan kaum borjuis untuk melindungi
keberlangsungan proses kapitalisme yang ada dalam masyarakat sipil.
5
Negara Menurut Gramsci
• Bagi Gramsci, negara adalah masyarakat politik dan
masyarakat sipil. Negara memiliki alat-alat koersif
yaitu lembaga-lembaga yang disebutnya sebagai
masyarakat politik. Tetapi negara tidak semata-mata
melakukan koersif saja tetapi negara juga melakukan
apa yang ia sebut sebagai ‘peran edukatif dan
formatif negara’ yaitu melakukan hegemoni.
• Pemikirannya mengenai negara sebagai masyarakat
politik dan masyarakan sipil melahirkan gagasan
mengenai negara integral.
6
Marx vs Gramsci
a. Gramsci mengritik ekonomisme Marx yang didasarkan pada
materialisme sejarah. Menurut Gramsci, pembagian struktur
kehidupan pada bangunan atas dan bangunan bawah mengakibatkan
kegagalan Partai Sosialis Italia dalam mengobarkan semangat revolusi
1912-1920. Gambaran struktur Marx itu pula yang menyebabkan
gerakan buruh melemah dan buruh tunduk pada struktur penindasan
kapitalis dan fasisme.
7
Civil Society menurut Hegel
Menurut Hegel, Civil Society adalah sebuah bentuk masyarakat di mana
orang-orang di dalamnya bisa memilih hidup apa saja yang mereka suka
dan memenuhi keinginan mereka sejauh mereka mampu.
8
• Civil society menjadi tempat pergulatan pemenuhan
aneka kebutuhan dan kepentingan manusia yang
menjadi anggotanya.
• CS adalah masyarakat yang bekerja. Karena kegiatan
masyarakat sipil tidak dibatasi oleh negara, maka
dalam masyarakat sipil terjadilah usaha penumpukan
kekayaan yang intensif.
• CS ditandai dengan pembagian kelas sosial yang
didasari pada pembagian kerja yaitu kelas petani,
kelas bisnis dan kelas birokrat atau pejabat publik.
• Kelas birokrat merupakan jembatan CS ke negara.
9
Marx vs Hegel
• Marx mengritik pemisahan negara dan civil society dari Hegel menjadi penyebab keterasingan
manusia. Seandainya individu dalam civil society itu tidak terasing, negara tidak diperlukan lagi.
• Marx sependapat dengan Feuerbach bahwa filsafat Hegel terbalik secara hakiki . Logika Hegel
mengenai negara membawahi civil society dibalik menjadi civil society membawahi negara. Logika
pembalikan ini menunjukkan bahwa civil society sebagai masyarakat borjuis dan negara merupakan
alat di tangan borjuis untuk melanggengkan proses penghisapan terhadap kaum buruh.
• Teori negara Hegel tidak dapat menyelesaikan konflik tetapi justru akan melembagakan konflik itu
sendiri dalam negara.
Buktinya:
1. Perwakilan dalam negara monarki konstitusional yang keanggotaannya terdiri dari bermacam-
macam kelas justru akan melahirkan konflik di antara kelas-kelas itu sendiri.
2. Kelas birokrat yang ditampilkan Hegel akan memperjuangkan kepentingan kelas dari mana pejabat
birokrasi itu berasal.
3. Pemisahan negara dengan masyarakat sipil akan melanggengkan konflik kepentingan antara negara
dengan masyarakat sipil.
10
CS menurut Marx
• Marx memandang civil society sebagai masyarakat yang dicirikan
oleh pembagian kerja, sistem pertukaran dan kepemilikan
pribadi atas alat-alat produksi. Pandangan ini memang sama
dengan pandangan Hegel, tetapi kemudian ia menambahkan
bahwa masyarakat sipil itu terbagi dalam dua bagian yaitu
pemilik alat produksi (property-owners) dan kaum buruh atau
kaum proletar yang tidak memiliki alat produksi (propertyless).
• Sistem hak milik pribadi dalam masyarakat sipil mengakibatkan
manusia mengalami alienasi. Buruh terasing dari pekerjaannya
karena pekerjaan itu tidak lagi mencerminkan tindakan paling
luhur manusia tetapi menjadi sesuatu yang rutin, membosankan
dan tanpa makna, demi mendapatkan upah.
11
CS menurut Gramsci
• Gramsci memasukkan masyarakat sipil dalam bangunan atas (super
structure) Marx bersama dengan negara. Dalam masyarakat sipil, terjadi
proses hegemoni oleh kelompok-kelompok dominan sedangkan negara
melakukan dominasi langsung kepada masyarakat sipil melalui hukum dan
masyarakat politik.
12
• Masyarakat sipil merupakan medan perjuangan
politik. Oleh karena itu, dalam rangka
pembentukan negara sosialis, Gramsci mengatakan
perlunya kelompok buruh membangun hegemoni
atas kelompok-kelompok lain dalam masyarakat
sipil dengan sebuah ideologi baru yang mampu
mewadahi kepentingan-kepentingan kelompok-
kelompok lain dalam masyarakat sipil dan sekaligus
mampu mewadahi kepentingan kelompok buruh.
13