Anda di halaman 1dari 13

Model Pembangunan Konvensional

(Pertumbuhan) dan Pembangunan


Alternatif (Pemberdayaan)

Devina Nindyanti 1910631040029


Sela Ayuni 1910631040052
Soliha 1910631040081
Pengertian Pembangunan Masyarakat

Pembangunan masyarakat, pada hakikatnya merupakan proses dinamis yang


berkelanjutan dari masyarakat untuk mewujudkan keinginan dan harapan hidup
yang lebih sejahtera dengan strategi menghindari kemungkinan tersudutnya
masyarakat desa sebagai penanggung ekses dari pembangunan regional/daerah atau
nasional.
Model Pembangunan Konvensional
(Pertumbuhan)
Pertama, Pembangunan pada abad 20 yang lalu adalah pola pembangunan
konvensional yang bersifat linier mengutamakan kemajuan ekonomi semata-mata,
subyek pembangunan adalah manusia dan orientasi pembangunan tertuju hanya
pada manusia. Pola ini  mengabaikan pembangunan lingkungan dan sosial budaya.
Kedua, pola pembangunan ini meskipun dalam jangka pendek mampu
meningkatkan pendapatan nasional sangat fantastis, namun pada kenyataannya
masih banyak penduduk yang miskin. Hal ini disebabkan oleh tidak meratanya
pembangunan konvensional.
Ketiga, Pembangunan ekonomi secara konvensional yang hanya berkutat pada
modal dan keuntungan dinilai gagal bertahan dalam menghadapi kemajuan zaman.
Konsep pembangunan hijau yang memberi perhatian besar terhadap lingkungan dan
masyarakat membuat terjaminnya pembangunan yang berkelanjutan.
Model Pembangunan Alternatif (Pemberdayaan)

Pertama, Proses pemberdayaan masyarakat bertitik tolak untuk memandirikan


masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan menggunakan
dan mengakses sumber daya setempat sebaik mungkin. Sasaran utama
pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat miskin.
Kedua, Peran utama tim pemberdayaan masyarakat adalah mendampingi
masyarakat dalam melaksanakan proses pemberdayaan. Peran tim pemberdayaan
masyarakat pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang selama proses
berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri.
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu:

• seleksi lokasi,

• sosialisasi pemberdayaan masyarakat,

• proses pemberdayaan masyarakat,

• pemandirian masyarakat.
Perbedaan model pembangunan
Pembangunan Konvensional Pembangunan Alternatif (Pemberdayaan)
(Pertumbuhan)
Asumsi
• Berangkat dari pandangan bahwa • Masyarakat dibangun bukan karena
Tentang
Masyarakat masyarakat terbelakang, mereka bodoh dan tidak mampu, akan
pengetahuan nya rendah, tetapi kemampuan yang tersedia perlu
tradisional, dan bodoh. dioptimalkan agar mereka berkembang
• Untuk memajukan mereka sesuai dengan pengetahuan mereka.
diperlukan pengetahuan dari luar. • Pengetahuan lokal (local knowledge) dan
teknologi tepat guna sebagai basis
pengembangan mereka.
Pembangunan Konvensional Pembangunan Alternatif (Pemberdayaan)
(Pertumbuhan)
Konsekuensi
• Perencanaan bersifat top down dan • Lebih menekankan pada aspek lokalitas.
Perencanaan
sentralistis. • Perencanaan dilakukan secara otonomi,
• Direncanakan oleh tenaga ahli atau berdasarkan potensi lokalitas dengan
akademisi tanpa mempertimbangkan menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi
apa yang dimiliki masyarakat. dalam perencanaan.
• Lebih mengutamakan perencanaan • Pemikiran otonomi lebih ditekankan dalam
untuk pertumbuhan ekonomi. Hal ini perencanaan kegiatan berdasarkan kebutuhan
didasarkan pada keyakinan bahwa masing-masing
kemajuan masyarakat diukur menurut
kemajuan ekonomi semata.
Pembangunan Konvensional Pembangunan Alternatif (Pemberdayaan)
(Pertumbuhan)
Orientasi
Pertumbuhan ekonomi secepatnya, Pertumbuhan ekonomi tidak terabaikan,
rakyat mengikuti pemerintah melalui tetapi masyarakat diberi kebebasan
mobilisasi, pada umumnya dilakukan berinisiatif partisipatif.
dengan paksaan.
Pelayanan
Birokrasi melayani masyarakat Birokrasi melayani kebutuhan masyarakat,
melalui birokrat. kontrol dilakukan oleh masyarakat
Pembangunan Konvensional Pembangunan Alternatif (Pemberdayaan)
(Pertumbuhan)
Konsekuensi
Menempatkan birokrat ataupun tenaga Menempatkan birokrat ataupun tenaga ahli dari
Perlakukan
terhadap ahli dari luar sebagai pihak yang dilayani luar sebagai pengatur kepentingan masyarakat dan
Masyarakat
masyarakat karena mereka dianggap telah sebagai aktor yang melakukan fungsi pelayanan
berbuat banyak untuk kepentingan sesuai kebutuhan masyarakat.
masyarakat.
Implikasi bagi
• Menjadikan masyarakat sangat • Sejak awal mengakomodir daya kritis
Kehidupan
Sosial bergantung kepada pemerintah. masyarakat.
• Memendam konflik semu yang setiap • Masyarakat mampu menolak jika terjadi
saat bisa menjadi ledakan konflik tekanan atau eksploitasi dari luar yang tidak
interest. menguntungkan mereka.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai