Anda di halaman 1dari 28

Irigasi dan

Chelating Agent

Dr. drg. Sari Dewiyani SpKG


Root canal irrigants
Infeksi saluran akar :
Pada pulpa yang nekrotik, mikroorganisme umumnya
berkumpul pada daerah apikal saluran akar.
Memanfaatkan sisa organik jaringan pulpa dan eksudat
jaringan periodontal.
Root canal irrigants
Mikroorganisme yang ada pada saluran akar terinfeksi :
• Bakteri Obligat Anaerob (dominan)
• Gram-negative anaerobic rods
• Gram-positive anaerobic cocci
• Gram-positive anaerobic facultative rods
• Lactobacillus species
• Gram-positive facultative Streptococcus species

• Bakteri fakultatif : non mutans streptococcus,


enterococci dan lactobacillus, dapat selamat dari
preparasi kimia-mekanis dan medikasi saluran akar.
 Pada Saluran akar nekrotik :
 Bakteri gram negatif menghasilkan endotoxin
sebagai penyebab lesi periapikal dengan gejala
sakit spontan dan tenderness on percusion.
 Biofilm pada saluran akar ini adalah agregrasi
bakteri gram negatif anaerob dan
miikroorganisme lain pada permukaan dinding
saluran akar yang mempunyai kemampuan
bertahan dan potensi patogenik
Irigasi
 Irigasi ≠ merbersihkan SA dgn sempurna.
 Aksinya (≠ diragukan lg)  lbh signifikan
drpd medikasi intrakanal.
 Fakta  tidak ada tehnik yang dapat
membersihkan ruang SA dgn sempurna.
 menghilangkan jaringan pada area yang
tidak terjangkau file.
Fungsi Irigasi
 Sbg lubrikan saat preparasi SA.
 Bersama dgn instrumentasi, irigan
m’hilangkan debris, jar pulpa,
mikroorganisme.
 Saat preparasi SA lembab/basah  dentin
yg terasah mengambang  diaspirasi oleh
suction.
 Pelarut jar organik dan inorganik.
Syarat Irigasi yg Ideal
 Pelarut jaringan atau debris (pd daerah yg
tdk terjangkau instrumen).
 Memiliki aksi antimikroba.
 Toksisitas rendah.
 Tegangan permukaan rendah
(dapat mengalir ke daerah yang tidak
terjangkau).
Cairan irigasi seharusnya :
 Mempunyai spektrum anti bakteri luas,
efektif melawan bakteri anaeorab dan
fakultatif dalam biofilm
 Melarutkan sisa jaringan pulpa nekrotik
 Menginaktivasi endotosin
 Mencegah pembentukan smear layer selama
preparasi/melarutkan setelah terbentuk.
 Non toksik, non kaustik, non alergic terhadap
jaringan periodontal
 Pelumas.
 Membuang lapisan smear.
 Mudah diperoleh, harga murah, mudah
penggunaannya, dpt disimpan cukup
lama, dan mudah penyimpanannya.
Macam-macam Irigasi
a. Sodium hipoklorit (NaOCl)
 Merupakan irigan yang umum digunakan.

 Keuntungan:

 Pembilasan debris scr mekanik dr SA.

 Melarutkan jaringan vital dan nekrotik.

 Memiliki aksi antimikrobial.

 Sebagai lubrikan.

 Murah dan mudah ditemukan.


 Free chlorine dlm NaOCl  melarutkan jar
nekrotik dgn merusak protein mjd as amino.
 Konsentrasi (rekomendasi): 0.5% - 5.25%.
 3% - 5%  konsentrasi yg hrs digunakan
secara klinik  m’hancurkan seluruh
mikrorganisme yg berkontak & melarutkan
jaringan pulpa .
 Umumnya 2.5%  meningkatkan potensial
toksisitas namun masih memiliki aktifitas
antimikrobial & melarutkan jaringan.
b. Chlorhexidine
 Aktifitasantimikrobial  spektrum luas,
toksisitasnya kecil.
 Aksi antimikroba 2% chlorhexidin = NaOCl

5.25% dan lebih efektif melawan


Enterococcus faecalis.
 Kerugian: tidak dapat melarutkan jaringan

nekrotik dan menghilangkan smear layer.


Chlorhexidine
 Dahulu Chlorhexidine acetate dan
hydrochloride ( solubilitas rendah dalam air),
sekarang diganti, sodium digluconat.
 Poten antiseptik (plak kontrol rongga mulut-kimiawi) :
0,1-0,2%
 Endodontik : irigasi SA 2%
 Mengiritasi kulit pada konsentarasi tersebut
 Pemanasan cairan ini pada konsentrasi yang lebih
kecil, meningkatkan efektivitas didalam SA, sementara
menurunkan efek toksisitasnya.
c. Hidrogen Peroksida (H2O2)
 Bila kontak dgn jar, debris fisik dan kimia
 Busa  pelepasan oksigen 
membunuh mikroorganisme anaerob.
 Aksi pelarut lbh << drpd NaOCl.
 Indikasi  irigasi SA yang dibiarkan
terbuka untuk drainase  krn buihnya
efektif mengangkat partikel makanan dan
debris lainnya yang terdapat pd SA.
 Krn efektifitas sbg pelarut kurang  lebih
sedikit merusak jar periapikal
Indikasi  kecelakaan prosedur yg
mengakibatkan perforasi akar atau dasar
kamar pulpa, atau kerusakan apikal
konstriksi krn perisementitis yang parah.
 Namun jgn dijadikan irigasi yg t’akhir 
oksigen yg timbul dpt terjebak 
menyebabkan penekanan  NaOCl utk
membebaskan oksigen yg tersisa.
d. Carbamide Peroxide
 Tersedia dlm anhydrous glycerol base
(Gly-Oxide)  utk mencegah dekomposisi
dan mrpkan irigan yg berguna.
 Toleransi thd jar periapikal yg lebih baik
drpd NaOCl yg mempunyai aksi pelarut yg
lebih besar dan memiliki efek germicidal
lebih besar drpd (H2O2).
Fungsi Chelating Agent
 Bereaksi pd jaringan terkalsifikasi dan
memiliki efek yg kecil pd jaringan
periapikal.
 Melunakkan dentin & memudahkan
p’besaran SA.
 Penggunaan terbaik  membantu &
memudahkan preparasi SA yg sklerotik
setelah apeks dicapai dgn instrumen yg
baik
 Jangan digunakan pd :
 SA yang ledge atau buntu.
 Preparasi SA yg bengkok dgn instrumen yg
besar (no. 30 atau lebih)  tdk fleksibel.
 Bila penggunaan yg salah  perforasi,
ledge.
Teknik :
 Ukuran jarum harus kecil, lebih disukai ukuran 27 atau
28 karena berpotensi penetrasi lebih dalam ke SAlebih
baik dlm pengeluaran larutan dan pembersihan
debrisnya
 Aspirasi setiap selesai irigasi untuk meminimalkan
kemungkinan tersumbat
 Ujung jarum jangan menyangkut untuk mencegah irigan
atau debris terdorong keluar apeks. Insersi hati2 dan
menariknya sedikit ketika menyangkut dan mempompa
yang ringan saja ketika irigasi
 Aspek tehnikal dari irigasi Saluran Akar :
 Jarum irigasi dengan ukuran kecil yang dapat
masuk sepanjang kerja  meningkatkan
efektivitas irigasi pada derah apikal gigi non
vital dengan lesi periapikal (radiolusen)
 Yang perlu diperhatikan adalah : cairan irigasi
keluar dari jarum irigasi (apikal) tidak lebih
dari 1mm.
Macam-macam Chelating agents
a. EDTA (Ethylenediamine Tetraacetic Acid)
 M’hilangkan smear layer pd dinding dentin.

 Kontak antara dentin dan pengisi SA lebih


baik.
 Dan penetrasi sealer yg lebih baik ke tubuli
dentin.
 EDTA selama 1 menit, diikuti bilasan akhir
dgn NaOCl  metode yg dianjurkan.

Chelator  menghilangkan komponen


inorganik & meninggalkan jar organik.
NaOCl  menghilangkan komponen
organik yang tersisa.
 EDTA msh tetap aktif dlm SA selama 5
hari  bila apikal konstriksi terbuka 
chelate dpt keluar ke jar dan merusak
tulang periapikal.
b. RC Prep

 Mrpkn chelator berbentuk kental, bahan


dasarnya adl EDTA, urea peroxide, dan
propylene glycol  sbg chelator dan
irigasi.
 M’gunakan RC-prep bersama2 NaOCl 
menghasilkan buih  mengangkat debris
dari sistem SA.
c. MTAD

 Campuran isomer tetrasiklin, asam &


detergent (MTAD)  alternatif metode utk
m’hilangkan smear layer  sbg pembilas
t’akhir utk menghilangkan smear layer.
 Efektifitas MTAD m’hilangkan smear layer
me  ketika m’gunakan konsentrasi
rendah NaOCl (sbg irigasi SA sblm
m’gunakan MTAD).
 Tidak digunakan sebagai cairan irigasi
utama:
 Tidak dapat melarutkan sisa jaringan nekrotik
 Kurang efektif terhadap gram (– )( penyebab
utama infeksi SA) daripada gram (+)
 digunakan sebagai irigasi akhir
 Aspek tehnikal dari irigasi Saluran Akar :
 Jarum irigasi dengan ukuran kecil yang dapat
masuk sepanjang kerja  meningkatkan
efektivitas irigasi pada derah apikal gigi non
vital dengan lesi periapikal (radiolusen)
 Yang perlu diperhatikan adalah : cairan irigasi
keluar dari jarum irigasi (apikal) tidak lebih
dari 1mm.
Terima Kasih
Dr. Sari D, SpKG -Rizka Kusumah A

Anda mungkin juga menyukai