Anda di halaman 1dari 5

Assalamu’alaikum.wr.wb.

 Mampu memahami Urgensi Bermadzhab

 Kelompok 2:
 Nur laila Amalia
 Siti intan nur fadilah
 Abdul latif
 Dosen pengampu :
 Heru Setiawan M.Pd.I
Sejarah Bermadzhab hingga ke para Imam selain Imam yang Empat

 Ketika memasuki abad ke dua hijriah yaitu abad yang merupakan era kelahiran madzhab-
madzhab Sehingga sebagai konsekuensinya kelahiran madzhab-madzhab dengan pola
dan karakteristik tersendiri ini, tidak di ragukan lagi, dapat menimbulkan berbagai
perbedaan pendapat dan beragam produk yang di hasilkannya.
 Kehadiran mazhab tidak terlepas dari setting politik dan teologi. Dalam bidang fikih,
masa Abbasiyah ini melahirkan fukaha besar yang dikelompokkan ke dalam dua aliran,
yaitu ahl al-hadis dan ahl al-ra’yi. Fukaha besar tersebut adalah imam Abu Hanifah (80 –
150 H), imam Malik (93-173 H), imam Asy-Syafi’i (150-203 H), imam Ahmad bin
Hanbal (163-241 H).
Urgensitas mengikuti empat Madzhab empat

Dengan semakin mengakar dan melembaganya doktrin pemikiran hokum, di mana


antara satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan yang khas, maka ia muncul sebagai
sebuah madzhab atau aliran yang di jadikan sebagai patokan oleh masing-masing pengikut
madzhab tersebut di antaranya madzhab tersebut ialah :
 Madzhab Hanafi
 Madzhab Maliki
 Madzhab Syafi’i
 Mazhab Hambali
Sistem Pengambilan Keputusan Hukum di NU

 Pengambilan keputusan hukum dalam konteks bermadzhab secara qawli diartikan


dengan mengikuti pendapat imam madzhab atau pengikutnya, melalui taqrir
jama‘i.Sedangkan istinbat dalam konteks bermadzhab secara manhaji adalah
mengikuti metode atau manhaj yang dipakai oleh imam madzhab atau
pengikutnya, untuk menggali hukum dari al-Qur’an dan al-Hadits . Keputusan
bahtsul masail di lingkungan NU dibuat dalam kerangka bermazhab kepada salah
satu mazhab empat yang disepakati dan mengutamakan bermazhab secara qauli.
Wassalamu’alaikum wr.wb

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai