Anda di halaman 1dari 57

Hernia

Disusun oleh :
Bella Corita. S
Tuswandi Ahmad. W
Pembimbing : dr. Dini S. Warsodoedi., Sp. B

SMF ILMU BEDAH


RSUD WALED KAB CIREBON
FK UNSWAGATI
2020
Definisi
• Hernia merupakan protrusi atau penonjolan
isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan.
• Terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia
Epidemiologi
• Sekitar 75% dari kasus hernia yang terjadi terjadi
adalah hernia inguinalis.
• 90% dari kasus hernia inguinalis terjadi pada laki-laki
dan 10% pada wanita
• Prevalensi hernia pada laki – laki paling banyak
adalah dibawah usia 1 tahun atau diatas 40 tahun
• Kejadian paling sering terjadi pada hernia inguinalis
adalah hernia inguinalis indirek
Klasifikasi
Waktu Berdasarkan
Sifat Letak
terjadinya
Hernia diberi nama
Kongenital Reponible
sesuai lokasi
anatominya

Hernia
akuisita(dapatan) Irreponible

Strangulata

Inkarserata
Gambaran Types of Hernias
NYHUS Classification System
Etiologi
• Kongenital, prosesus vaginalis yang terbuka
• Tekanan intra abdomen meningkat : batuk, mengejan, mengangkat
beban berat, hipertrofi prostat, konstipasi
• Kelemahan otot dinding perut karena usia
Anatomi Regio Inguinalis

• Kanalis inguinalis :
– Kraniolateral : annulus inguinalis internus
– Medial bawah : annulus inguinalis eksternus
– superior : aponeurosis m. oblikus eksternus.
– Inferior : ligamentum inguinale
Trigonum Hasselbach
• Trigonum Hasselbach, daerah yang dibatasi oleh :
Inferior : Ligamentum inguinale
Lateral : Vasa epigastrika inferior
Medial : Tepi lateral M rectus abdominis
Dasar : Fascia transversalis M Transversus
• Dasar segitiga Hasselbach dibentuk oleh fascia
transversa yang diperkuat oleh serat aponeurosis
m. transversus abdominis yang kadang-kadang
tidak sempurna sehingga daerah ini potensial
untuk menjadi lemah.
Hernia Inguinalis
1. Hernia inguinalis lateralis (indirek)
– keluar dari rongga peritonem melalui annulus inguinalis
internus
– Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu
dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis
2. Hernia inguinalis medialis (direk)
– menonjol langsung ke depan melalui trigonum
Hesselbach
– Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus
inguinalis subcutaneous
HERNIA INGUINALIS LATERALIS / INDIREK

• Usus keluar dari rongga Peritoneum Annulus inguinalis internus (lateral


pembuluh darah epigastrik) masuk kanalis inguinalis  annulus inguinalis
eksternus
HERNIA INGUINALIS MEDIALIS / DIREK
 Hernia yang melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa epigastrika
inferior di daerah yang dibatasi segitiga Hasselbach.
 Direk : Penonjolan melalu trigonum hesselbach
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
• Hernia reponibel : adanya benjolan di regio inguinal yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah berbaring
• Hernia ireponibel : bila isi kantong / benjolan tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga
• Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah
epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia
• Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi
karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren
• Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan dapat
dihilangkan dengan reposisi manual kedalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan
berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi :
– hernia inguinalis lateralis  pembengkakan yang timbul mulai
dari regio inguinalis dan mencapai labium majus atau sampai
dasar skrotum
– hernia inguinalis medialis  pembengkakan itu kelihatannya
langsung muncul ke depan  gambaran hernia berbentuk bulat
– Bila tidak ada pembengkakan(Valsava test)  penderita diminta
berdiri kemudian disuruh batuk/meniup tangan/mengedan 
pembengkakan berada di atas lipatan inguinal dan berjalan
miring dari lateral atas menuju ke medial bawah  hernia
inguinalis lateralis
Pemeriksaan fisik
Zieman’s Test
1. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan,
hernia kiri diperiksa dengan tangan kiri.
2. Penderita disuruh batuk, bila teraba rangsangan
pada :
•  jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
•  jari ke 3 : Hernia Ingunalis Medialis.
•  jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Thumb Test
1. Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan
penderita disuruh mengejan
2. Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
medialis.
3. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
Lateralis.
Finger tip Test
1.Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2.Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal
inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
• Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis
• Bila impuls disamping jari berarti Hernia Inguinnalis Medialis
Pemeriksaan fisik
• Auskultasi
– Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka
kemungkinan isi hernia berupa omentum.
Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat
obstruksi usus
Penatalaksanaan
• Konservatif
– Reposisi
• Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau
mengembalikan isi hernia ke dalam cavum peritoneum atau
abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan
pasti. Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang
reponibel dengan cara memakai kedua tangan
• Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate,
kecuali pada pasien anak-anak
– Sabuk hernia
• diberikan pada pasien dengan pintu hernia yang masih kecil
dan menolak dilakukan operasi
Operatif
• Herniotomi
– Dilakukan pada anak-anak, karena penyebabnya adalah proses kongenital
dimana prosesus vaginalis tidak menutup pada proses desensus testtikulorum
– Isi kantung dikembalikan  pintu/cincin ditutup
• Hernioplasti
– Dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis dan memperkuat dinding
belakang canalis inguinalis
• Hernioraphy ( Herniotomi + hernioplasti)
– Dilakukan pada dewasa, karena penyebab hernia karena kelemahan
otot/fascia abdomen
– Isi kantung dikembalikan  pintu/cincin ditutup kemudian dinding belakang
hernia dijahit untuk diperkuat
– Metode Bassini, Ferguson, Halsted, McFay, Sholdice
• Pemasangan fascia sintetis berupa mesh berbahan prolene 
mengurangi rasa sakit akibat regangan jahitan pada otot
Open Approch

Metode Bassini
Menjahitkan facia transversa m.
rectus abdominis dengan m.
oblikus internus abdominis yang
dikenal dengan nama conjoint
tendon ke ligamentum inguinale
Poupart
Metode Mc Vay
Menjahitkan fascia tranversa, M. tranversus abdominis,
M. oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper
Lichtenstein Tension-Free Herniorrhaphy

• Menempatkan sebuah prostesis, mesh ini


digunakan untuk memperkuat fasia
transversalis yang membentuk dasar
kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-
otot ke ligamentum inguinale (akan
terbentuknya jaringan fibrotik sehingga
akan memperkuat otot dan mengurangi
angka residif dan angka morbiditas)
Plug and patch technique

Modifikasi dari Lichtenstein,


digunakan untuk menempatkan
prosthetic mesh di atas dasar
inguinal, prostetic 3 dimensi di
tempatkan di tempat yang
sebelumnya ditempati saccus
hernia.
Komplikasi
1-Nyeri

2-Kerusakan Korda Spermatika dan Orchitis Iskemia

3-Terpotongnya vas deferens

4-Infeksi luka

5-Seroma

6-Retensi urin
Prognosis
• Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta
kondisi dari isi kantong hernia
• Pada hernia inguinalis lateralis penyebab residif yang
paling sering ialah penutupan anulus inguinalis
internus yang tidak memadai, di antaranya karena
diseksi kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma
preperi­toneal, atau kantung hernia tidak ditemukan.
• Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif
umumnya karena tegangan yang berlebihan pada
jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik
Hernia Femoralis
• umumnya pada perempuan lanjut usia,
insidensi perempuan 4x lebih berisiko dari
lelaki.
• Patofisiologi: peningkatan tekanan
intraabdomen → mendorong lemak
preperitoneal ke kanalis femoralis→ hernia.
• Faktor resiko: kehamilan multipara, obesiras,
degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
Gambaran Hernia Femoralis
Gambaran klinis:
• benjolan dilipat paha yang muncul terutama
pada waktu melakukan kegiatan yang
menaikkan tekanan intraabdomen seperti
mengankat barang atau batuk. hilang pada
waktu berbaring.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan
lunak dilipat paha dibawah ligamentum
inguinale di medial V. femoralis dan lateral
tuberkulum pubikum.
Terapi
• Prinsip operasi :
1. Herniotomi dengan eksisi komplit kantung
hernia
2. Menggunakan benang yang tidak diserap
3. Hernioplasti dengan reparasi defek fasia
transversalis dengan ligamentum Cooper atau
mesh dengan tujuan mempersempit anulus
femoralis
Hernia Lain
1. Hernia Umbilikalis
• Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada
umbilicus yang hanya ditutup peritoneum dan kulit,
berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut
yang masuk melalui cincin umbilicus.
• Terdapat pada kira – kira 20% bayi dan angka kejadian
hernia ini lebih tinggi pada bayi premature.
• Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan
lanjutan hernia umbilikalis pada anak.
• Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau
asites merupakan faktor predisposisi.
Gambaran Hernia Umbilikalis
Gejala klinik
• Umumnya tidak menimbulkan nyeri dan
sangat jarang terjadi inkarserasi
• Pada orang dewasa inkaserasi lebih sering
terjadi.
Penatalaksanaan
• Bila cincin hernia diameternya <2cm umumnya regresi
spontan akan terjadi sebelum bayi berumur 6 bulan.
• Usaha untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan
dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan kemudian
memfiksasinya dengan pita perekat (plester) untuk 2 – 3
minggu.
• Dapat pula digunakan uang yang diletakkan dan diplester di
atas umbilicus untuk mencegah penonjolan isi rongga perut.
• Bila sampai usia 1,5 tahun hernia masih menonjol maka
umumnya diperlukan koreksi operasi.
• Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang terjadi regresi
spontan dan lebih sukar diperoleh penutupan dengan
tindakan konservatif
Hernia Epigastrika

• Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah


hernia yang keluar melalui defek dilinea alba
antara umbilicus dan prosesus xifoideus.
• Isi hernia terdari penonjolan jaringan lemak
preperitoneal dengan atau tanpa kantong
peritoneum. Linea alba dibentuk oleh anyaman
serabut aponeurosis lamina anterior dan
posterior sarung M. rektus.
Gambaran Hernia Epigastrika
Gambaran klinik
• Perut kurang enak dan mual.
• Bila hernia kecil dan sukar diraba, biasanya
menimbulkan keluhan yang samar – samar.

Penatalaksanaan
• Terapi bedah merupakan reposisi isi hernia dan
menutup defek di linea alba.
Hernia Ventralis

• Hernia ventralis adalah nama umum untuk


semua hernia didinding perut bagian
anterolateral seperti hernia sikatrik. Hernia
sikatrik merupakan penonjolan peritoneum
melalui bekas luka operasi yang baru maupun
yang lama.
• Faktor predisposisinya adalah infeksi luka
operasi, dehisensi luka, teknik penutupan luka
operasi yang kurang baik, jenis insisi, obesitas,
peninggian tekanan intra abdomen. Keadaan
umum pasien yang kurang baik seperti pada
mal nutrisi dan juga pemakaian obat steroid
yang lama juga merupakan factor predisposisi
Penatalaksanaan

• Pengelolaan konservatif menggunakan alat


penyanggah atau korset elastic khusus dapat
digunakan untuk sementara atau lebih lama bila ada
kontraindikasi pembedahan.
• Terapi operatif berupa herniotomy dan hernioplasty
dengan tujuan menutup defek dilapisan
muskuloaponeurosis. Bila defek besar diperlukan
bahan sintetis seperti marleks.
HERNIA RICTHER

• Hernia yang jarang ditemukan, kebanyakan


ditemukan pada hernia femoralis atau
obturatoria.

• Komplikasi dapat berupa strangulasi sehingga


terjadi perforasi usus yang pada hernia
femoralis tampak seperti abses di daerah
inguinal.
Hernia Ricther
HERNIA LITTRE

• Hernia yang sangat jarang ditemukan ini merupakan


hernia yang mengandung divertikel Meckel.
• Gambaran klinik: sama dengan hernia Richter; pada
keadaan strangulasi didapatkan nyeri, demam, dan
manifestasi obstruksi usus muncul belakangan.
• Terapi: herniotomi + hernioplasti + eksisi
diverticulum Meckel.
Hernia Littre
HERNIA SPIEGHEL

• Merupakan hernia ventralis dengan atau tanpa isinya


melalui facia spieghel.
• Jarang dijumpai, biasanya pada usia 40-70 tahun.
• Gejala: nyeri di lokasi hernia dan bertambah dengan
pergerakan yang meningkatkan tekanan intraabdomen
• Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan benjolan di
sebelah atas titik Mc Burney kanan atau kiri pada tepi
lateral M. rectus abdominis.
Hernia Spieghel
• Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan USG
dan CT scan .
• Pengelolaan terdiri dari herniotomy dan
hernioplasty dengan menutup defek pada M.
Transversus abdominis dan M. Abdominia
internus.
HERNIA OBTURATORIA

• Merupakan hernia yang melalui foramen


obturatorium.
• Hernia ini dapat berlangsung dalam 4 tahap, pertama
tonjolan lemak retroperitoneal masuk kedalam
kanalis obturatorius, kedua disusul oleh tonjolan
peritoneum parietal, ketiga kantong hernia ini
mungkin di isi oleh lekuk khusus, ke empat yang
dapat mengalami inkarserasi parsial seiring secara
Richter atau total.
Hernia Obturatoria
• Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya
keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
parestesi didaerah panggul, lutut, dan bagian
medial paha akibat penekanan pada N.
obtiratorius ( tanda Howship-Romberg ) yang
patognomonik
HERNIA PERINEALIS
• Merupakan tonjolan hernia pada perineum
melalui defek dasar panggul.
• Pada diagnosis tampak dan teraba banjolan di
perineum yang mudah keluar masuk dan
jarang inkarserasi.
• Pengelolaan operatif dianjurkan dengan
peningkatan transperitoneal, perineal, atau
kombinasi abdomen dan perineal.
Hernia Perinealis
HERNIA PANTALON
• Merupakan kombinasi hernia inguinalis
lateralis dan hernia inguinalis medialis pada
satu sisi.
• Diagnosis umunya sukar ditegakkan dengan
pemeriksaan klinis, biasanya baru ditemukan
sewaktu operasi.
• Pengelolaan seperti biasanya pada hernia
inguinalis yaitu herniotomy dan hernioplasty
dengan mesh.
Hernia Pantalon
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai