Anda di halaman 1dari 74

SELAMAT DATANG

PESERTA PELATIHAN
BUMDesa serta
Penyerapan dan Pengawasan
Anggaran Desa dan Mekanisme
Pertanggungjawaban
PROFIL DIRI
• Nama : Siswanto, S.E, Ak.,M.Si, CA
• Profesi : Instruktur Lembaga Pelatihan
Pustaka Pemda
No. HP : 0821-330-86-041
Pengalaman/Keahlian:
• Instruktur Lembaga Pelatihan Bhara Center Universitas
Bhayangkara
- Pengajar LPA UNDIP Semarang
- Narasumber pada Inspektorat
- Narasumber Diklat Pengadaan Barang/Jasa
- Narasumber Perpajakan
- Saksi Ahli Sidang Tindak Pidana Korupsi
- Audit Investigasi Dana Desa
Pokok Bahasan:
1. Strategi Penganggaran
2. Penggunaan Dana Desa
3. Pembukuan pendapatan
dan belanja
4. Perpajakan bendahara desa
5. Pengadaan Barang/Jasa
6. Pertanggungjawaban
3
1. Strategi Penganggaran
Asas Umum Anggaran UU No
1/2004 pasal 3 ayat (3)
Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang
berakibat pengeluaran atas beban APBN/APBD
jika anggaran untuk membiayai pengeluaran
tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia.
Kepala Desa dilarang secara sepihak mengubah
daftar kegiatan yang direncanakan dibiayai Dana
Desa yang sudah ditetapkan dalam RKP Desa.
Asas Spesialitas
• Asas spesialitas mewajibkan agar anggaran
yang disediakan terinci secara jelas
peruntukannya.
• Jika tidak sesuai dengan peruntukannya
menjadi pelanggaran hukum
administrasi/Pidana
• Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan Dana
Desa harus berdasarkan kewenangan Desa
yang sudah ditetapkan dengan peraturan Desa.
Asas Profesionalitas
• adalah asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (KSA=
Knowledge, Skill, Attitude)
2. PENGGUNAAN DANA DESA
BERDASARKAN PERMENDES 22/2016
1) Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk
membiayai pelaksanaan program dan kegiatan
di bidang Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Des.
2) Prioritas penggunaaan dana Desa,
dipublikasikan kepada masyarakat oleh
Pemerintah Desa di ruang publik atau ruang
yang dapat diakses masyarakat Desaa
Tujuan Permendes 22 tahun 2016
• Antara lain: memberikan acuan bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
menyusun pedoman teknis penggunaan
Dana Desa;
Prinsip-Prinsip Prioritas Penggunaan Dana
Desa, antar lain:
• Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan
kepentingan Desa yang lebih menDesak, lebih
dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat Desa;
• Kewenangan Desa, dengan mengutamakan
kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa
• Swakelola dan berbasis sumber daya Desa
mengutamakan pelaksanaan secara mandiri
dengan pendayagunaan sumberdaya alam Desa,
mengutamakan tenaga, pikiran dan keterampilan
warga Desa dan kearifan lokal;
BIDANG PEMBANGUNAN
• Dana Desa digunakan untuk membiayai
pembangunan Desa yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa,
peningkatan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan dengan prioritas
penggunaan Dana Desa diarahkan untuk
pelaksanaan program dan kegiatan
Pembangunan Desa, yang meliputi antara lain:
• (Lihat Permendes halaman 8)
BIDANG PEMBERDAYAAN
• Dana Desa digunakan untuk membiayai
program dan kegiatan bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa yang ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat Desa dengan mendayagunakan
potensi dan sumberdayanya sendiri sehingga
Desa dapat menghidupi dirinya secara
mandiri, yang meliputi antara lain:
• (Lihat Permendes halaman 11)
1. Pembentukan usaha ekonomi warga/
kelompok dan BUMDesa/BUMDesa
Bersama dan/atau lembaga ekonomi
masyarakat Desa lainnya melalui
pemberian askes modal, pengelolaan
produksi, distribusi dan pemasaran bagi
usaha ekonomi pertanian berskala
produktif dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada kebijakan satu Desa
satu produk unggulan
2. pembukaan lapangan kerja untuk
pemenuhan kebutuhan hidup bagi
masyarakat Desa
BELANJA DESA
BELANJA
TIDAK
BELANJA
LANGSUNG
LANGSUNG
Merupakan belanja
Merupakan belanja yang tidak terkait
yang terkait secara secara langsung
langsung dengan dengan pelaksanaan
pelaksanaan program program kegiatan
kegiatan Desa Desa

• Belanja Pegawai
• Belanja Barang dan • Gaji /Tunjangan /Penghasilan
lainnya kepada PNS
Jasa
• Honor GTT/PTT bukan PNS
• Belanja Modal
UNSUR BIAYA RKPDes

Belanja

Belanja Modal
Barang/Jasa
Belanja
Pegawai • Komputer
• Barang Habis • Meubelair
Pakai • Gedung &
• Gaji/Honor
• Transport Bangunan
Bulanan
• Honor • Makan Minum
Kegiatan

Berdasarkan Harga Standar Gubernur/Bupati/Walikota


Belanja Modal

• digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam


rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset
tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih
dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam
kegiatan desa, seperti dalam bentuk buku perpustakaan
dan buku referensi, mebelair, gedung dan bangunan,
prasarana lingkungan, dan aset tetap lainnya.

17
3. PEMBUKUAN PENDAPATAN DAN BEANJA

• BUKU PEMBANTU BANK


• BUKU KAS UMUM
• BUKU PEMBANTU PAJAK
PEMBUKUAN BKU

21
BUKU KAS PEMBANTU PAJAK

23
4. PERPAJAKAN BENDAHARA DESA

1 PPh Pasal 21 MEMOTONG


Sesuai Ketentuan
2 PPh Pasal 23

3 PPh Pasal 22 MEMUNGUT


Sesuai Ketentuan
4 PPN

5 Pajak Katering/Makan Minum


PPh PASAL 21

DIPOTONG DIPOTONG
Penghasilan

Gaji/Honor Upah Harian


• Gaji Bulanan & Lepas
Honor Bulanan di
PNS
atas PTKP • Per hari di atas
Rp4.500.000/bln 300.000
• Honor Kegiatan • Total per bulan
PNS Gol III: 5% di atas
• Honor Kegiatan
Non PNS 4.500.000
PNS Gol IV: 15%
• Honor Kegiatan
Non PNS 5%
(Final)

PMK 101/2016, Per


DJP No 32 /2015
Penghasilan KEPALA DESA

• Penghasilan rutin setiap bulan Kepala Desa sebulan sebesar


Rp6.000.000,00 status masih perjaka oke
• Hitung PPh terutang:
 Penghasilan netto setahun (6.000000 x12) …… 72.000.000
 Biaya Jabatan (5% x Penghasilan netto) (2.400.000)
 Dikurangi PTKP (TK)…………………………….. (54.000.000)
 Penghasilan Kena Pajak………………………….. 15.600.00
 PPh 21 terutang 5% x 0 (s.d Rp 50 jt) ….. ………. 780.000
 PPh 21 sebulan (:12) ……………………………. … 65.000
 Gaji diserahkan sebesar Rp5.935.000/bln
• PTKP:
 Status sendiri setahun…………………………..Rp54.000.000
 Status kawin ditambah …………………………Rp 4.500.000
 Tanggungan keluarga maks 3 org @ ……….. Rp 4.500.000
Contoh (Referensi Peraturan DJP Nomor 32/2015)

1) Untuk Upah yang dibayar secara bulanan rutin maka dikenakan PTKP
bulanan seperti ketentuan status TK = Rp4.500.000 per bulan contoh
Punya NPWP =
Upah sebulan = 5.000.000 – PTKP (4.5000.000)
PKP (penghasilan kena pajak) = 500.000
PPh 21 terutang = 500.000 x 5%
Pajak PPh 21 sebulan = 25.0000
2) Untuk upah harian diatas Rp300.000,00 per hari dikenakan sebesar
selisih antara upah yang diterima dikalikan 5% (karena PTKP
Rp300.000) contoh:
Upah harian Rp380.000,00 – Rp300.000,00 (PTKP) PPh 21 =
Rp80.000,00 x 5% = 4.000,00/ hari
tidak punya NPWP = Rp80.000 x 6%= 4.800
3) Untuk upah dibawah Rp300.000,00 tidak dipungut PPh 21 kecuali jika
dijumlahkan terlebih dahulu jumlah kumulatif mencapai Rp4.500.000
maka dihitung dengan cara :
a) Hitung jumlah pembayaran upah yang melebihi PTKP
Misalnya 20 hari kerja dikalikan 300.000 sebesar
Rp6.000.000,00 (Misal PTKP status TK = 4.500.000)
b) Hitung PTKP harian = PTKP setahun/360 hari x 20 hari
54.000.000/360 = Rp150.000/hari
PTKP = Rp150.000 x 20 = Rp3.000.000
c) Hitung Pajaknya : Pembayaran – PTKP x 5% (NPWP)
= (Rp6.000.000 –Rp3.000.000) x 5%
= Rp3.000.000,00 x 5% = Rp150.000
d) Jika tidak ada NPWP = 3.000.000 x 6% = 180.000
*) Perlu sosialisasi ke pemeriksa atas perubahan PTKP
(Penghasilan Tidak Kena Pajak tersebut)
Instruktur senam/penceramah
• Penerimaan Bruto= 500.000 setiap senam
• Pajak PPh 21 Jika Punya NPWP=
• 50% x 5% x 500.000 = 12.500
• Jika tidak ada NPWP
• 12.500 x 120% = 15.000
• Atau 50% x 6% x 500.000 = 15.000
PPh PASAL 22
DIPUNGUT Pembelian Barang DIPUNGUT

Objek/Tarif Pemungut:
• Pembelian • Pemungut
barang di atas Bendahara
Di atas Rp 2 jt
Rp2 juta tanpa Pemerintah
dipecah-pecah Tidkak dipecah- (Desa)
• Tarif 1,5% pecah • Lihat
NPWP, non Pengecualia
NPWP didenda n: BBM
100% atau Listrik Air
tarif 3%

Permenkeu No. 224/2014


terbaru PMK 107/2015
PPh PASAL 23

DIPOTONG DIPOTONG
Jasa
Objek Upah
• Sewa selain sewa Borongan/
tanah bangunan Jasa
Potong Berapapun Perorangan
• Jasa lainnya yang
ditentukan PMK No. Nilainya
141/PMK.03/2015
• Service
antara lain ; jasa komputer
pemeliharaan “SEMUA • Telepon
JASA DIKENAKAN PPH • Jaringan
23 DANA BERASAL
DARI APBN/D Internet
Tarif 2% tidak NPWP tarif 4%
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(PPN)

DIPUNGUT Beli Barang/Jasa Kena


Pajak DIPUNGUT

Objek
Bendahara
• Pembelian pemerintah
Barang di atas
Rp 1 juta tanpa Di atas Rp 1 jt
dipecah-pecah
• Tarif 10% dari
Dasar
PKP
Pengenaan
Pajak (DPP)

Pemungut PPN dalam hal ini bendaharawan pemerintah tidak perlu


memungut PPN atas pembelian barang dan atau jasa yang dilakukan oleh
bukan Pengusaha Kena Pajak (PKP), dasar aturan Kep Dirjen Pajak No. KEP-
382/PJ/2002
34
PAJAK DAERAH

Pajak Restoran

• Tarif Pajak Restoran


• Pajak Restoran
ditetapkan dg
diperluas hingga Peraturan Daerah
pelayanan katering (Perda) paling tinggi
• Objek Pajak Restoran 10%.
adalah pelayanan • Tidak termasuk objek
yang disediakan Pajak Restoran adalah
Restoran yang Restoran yg nilai
dikonsumsi di tempat penjualannya tidak
pelayanan maupun di melebihi batas tertentu
tempat lain. yang ditetapkan Perda
• UU 28 Thn 2009 Pajak &
Retribusi Daerah
• Perda Pajak Restoran
5. PENGADAAN BARANG DAN JASA
1. Pengadaan Barang dan Jasa merujuk ke peraturan
LKPP No 22 Tahun 2015 Jo. No 13 tahun 2013
Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa
2. Pengadaan desa berdasarkan Permendagri Nomor 1
Tahun 2016 pasal 9 “dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan
terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan
akuntabel.
3. Pengadaan barang/jasa di desa diatur dengan
Peraturan Bupati/Walikota dengan berpedoman
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III PBJ MELALUI PENYEDIA
1. Ketentuan Umum
a. PBJ melalui Penyedia untuk mendukung swakelola atau PBJ langsung
melalui penyedia.
b. Penyedia harus memiliki tempat / lokasi usaha, kecuali tukang batu,
tukang kayu, dan sejenisnya.
Contoh:

Penambang pasir Toko kelontong Tukang


kayu

c. Untuk pekerjaan
Contoh : konstruksi, penyedia selain huruf b juga mampu
menyediakan tenaga ahli dan/atau peralatan yang dibutuhkan.

Molen mini Sekop Tukang


BAB III PBJ MELALUI PENYEDIA
2. Rencana
a. Menyusun RAB berdasar harga pasar setempat atau
terdekat.
b. RAB tersebut dapat memperhitungkan ongkos kirim atau
ongkos pengambilan barang/jasa.
c. Menyusun Spektek (apabila diperlukan).
d. Menyusun gambar rencana kerja (untuk pekerjaan
konstruksi), apabila diperlukan.
Contoh :
BAB III PBJ MELALUI PENYEDIA
3. Pelaksanaan
a. Pengadaan s.d Rp 50 juta:
1) TPK membeli kepada 1 penyedia.
2) Tanpa penawaran tertulis.
3) Negosiasi untuk mendapatkan harga murah.
4) Bukti: nota, faktur pembelian, atau kuitansi atas nama TPK.
BAB III PBJ MELALUI PENYEDIA
b. Pengadaan > Rp 50 juta s.d Rp 200 juta:
1) TPK membeli kepada 1 penyedia.
2) Dengan penawaran tertulis dengan daftar barang/jasa (rincian
barang/jasa atau ruang lingkup pekerjaan, volume, dan satuan).
3) Negosiasi untuk mendapatkan harga murah.
4) Bukti: nota, faktur pembelian, atau kuitansi atas nama TPK.

Penawaran
Tertulis
BAB III PBJ MELALUI PENYEDIA
c. Pengadaan > Rp 200 juta:
1) TPK mengundang dan meminta 2 penawaran dari 2 penyedia
berbeda.
2) TPK menilai pemenuhan spesifikasi (jika 2 memenuhi lanjut ke
tahap berikutnya, jika memenuhi 1 tetap lanjut ke tahap berikutnya,
jika tidak dipenuhi semua maka TPK membatalkan proses PBJ
kemudian mengulang proses PBJ).
3) Negosiasi secara bersamaan untuk mendapat harga murah.

Negosiasi
secara
bersamaan

4) Hasil negosiasi dituangkan dalam Surat Perjanjian antara Ketua


TPK dan penyedia.
BAB III PBJ MELALUI PENYEDIA

4. Perubahan Kegiatan Pekerjaan


a. Bila diperlukan, TPK dapat memerintahkan secara tertulis
kepada penyedia untuk merubah lingkup pekerjaan:
1) Menambah atau mengurangi volume;
2) Mengurangi jenis pekerjaan;
3) Mengubah spektek;
4) Pekerjaan tambah.
b. Atas perubahan tersebut, penyedia menyampaikan
penawaran tertulis kepada TPK.
c. Negosiasi untuk mendapat harga menguntungkan .
d. Untuk nilai PBJ > Rp 200 juta, dilakukan adendum
Perjanjian.
BAB IV

1. Pengawasan
a. Pengawasan PBJ dilakukan oleh Bupati/Walikota dan masyarakat.
b. Pengawasan tersebut dapat didelegasikan kepada Camat.

2. Pembayaran
a. Setiap pengeluaran APBDes harus didukung dengan bukti lengkap
dan sah.
b. Bukti tersebut harus mendapat pengesahan Sekretaris Desa.

3. Pelaporan dan Pertanggungjawaban


a. Kemajuan pelaksanaan PBJ dilaporkan TPK kepada Kepala Desa.
b. Setelah PBJ selesai 100%, TPK menyerahkan hasil PBJ kepada
Kepala Desa dengan BAST Hasil Pekerjaan.
Tambahan Perka LKPP 22 tahun 2015
6. Pertanggung Jawaban

47
Pencatatan Barang Milik DESA
…merupakan barang milik daerah yang dikelola
oleh DESA terdiri dari:
• Barang habis pakai – yaitu barang habis
dipakai dalam pelaksanaan belajar mengajar di
desa dengan masa pakai kurang dari satu tahun
(contoh: kapur tulis, ATK dll)
• Barang tidak habis pakai – yaitu barang yang
memiliki masa pakai lebih dari satu tahun dan
dapat digunakan berulangkali (contoh: meja,
kursi, komputer, mesin tik, dll)
Penyimpanan dan Pemakaian Barang Habis Pakai
 Menggunakan sistem kartu barang guna pemantauan persediaan
dan penggunaan barang
 Setiap satu jenis barang dibuatkan satu kartu barang
 Kartu barang disimpan dalam kotak atau file khusus, dan
diurutkan secara alfabetis (A-Z) sesuai dengan nama barang.
 Setiap ada perubahan jumlah logistik, baik karena adanya
pemasukan barang maupun pengeluaran barang harus secepatnya
dicatat
 Setiap kartu barang harus dapat menunjukkan persediaan barang
pada saat itu dan dicatat unit terkecil (buah/kotak).
 Bukti-bukti pemasukan barang disimpan dalam satu tempat atau
map khusus yang berisi bukti-bukti penerimaan logistik secara
berurutan sesuai tanggal penerimaan.
Contoh Kartu Barang Habis Pakai
Nama Desa : Desa Mantap Kec Oke
Alamat : Jl Mantap Oke
Nama Barang : Kertas HVS/80 gram/A4

Kuantitas/Unit
No Tgl. Referensi Uraian
Masuk Keluar Sisa
1   1 Bukti Kas-1 Toko Mulia 10     
 2    Bon PB-1      1 9 
 3   Bon PB-2     1 8 
 4   Bon PB-3     1  7
 5   Bon PB-4     1  6
 6   Bon PB-5     1  5
 7   Bon PB-6     1  4
 8   Bon PB-7     1  3
 9   Bon PB-8     1  2
 10   Bon PB-9     1  1
 11   Bon PB-10     1  0
PERATURAN MENTERI DALAM
NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG
PENGELOLAAN ASET DESA
Definisi
• Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli milik Desa, dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB
Desa) atau perolehan Hak lainnya yang sah.
• Pengelolaan Aset Desa merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,
pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, penilaian,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian aset Desa.
• Pengelolaan kekayaan milik Desa diatur dengan
peraturan Desa dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri (Lihat PP 43 Tahun 2014)
Definisi Dalam Pemanfaatan Aset
• Sewa adalah pemanfaatan aset Desa oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai

• Pinjam pakai adalah pemanfaatan aset Desa


antara Pemerintah Desa dengan Pemerintah
Desa lain serta Lembaga Kemasyarakatan
Desa di Desa setempat dalam jangka waktu
tertentu tanpa menerima imbalan
Definisi Dalam Pemanfaatan Aset
• Kerjasama pemanfaatan adalah
pemanfaatan aset Desa oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
meningkatkan pendapatan Desa

• Pinjam pakai adalah pemanfaatan aset Desa


antara Pemerintah Desa dengan Pemerintah
Desa lain serta Lembaga Kemasyarakatan
Desa di Desa setempat dalam jangka waktu
tertentu tanpa menerima imbalan
Definisi Dalam Pemanfaatan Aset
• Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan
Barang Milik Desa berupa tanah oleh pihak
lain dengan cara mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya
kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang
telah disepakati, untuk selanjutny
diserahkan kembali tanah beserta bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah
berakhirnya jangka waktu.
Definisi Dalam Pemanfaatan Aset
• Bangun Serah Guna adalah Pemanfaatan
Barang Milik Desa berupa tanah oleh pihak
lain dengan cara mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan
setelah selesai pembangunannya diserahkan
kepada Pemerintahan Desa untuk
didayagunakan dalam jangka waktu tertentu
yang disepakati.
• Pemanfaatan aset desa sebagaimana
dimaksud diatas ditetapkan dalam Peraturan
Desa
PEMANFAATAN ASET DESA ADA 4 JENIS
1. Sewa Berdasarkan Perdes Jangka waktu sewa
Tidak merubah status paling lama 3 (tiga) tahun
kepemilikan Desa dan dapat diperpanjang

Jangka waktu pinjam pakai


2. Pinjam Pakai dikecualikan aset desa paling lama 7 hari
untuk tanah, bangunan dan aset dan dapat diperpanjang
bergerak (kendaraan bermotor)

Jangka waktu kerjasama


pemanfaatan paling lama
3. Kerjasama pemanfaatan 15
berupa tanah dan/atau bangunan (lima belas) tahun sejak
dengan pihak lain HARUS ijin perjanjian ditandatangani
tertulis dari Bupati/Walikota dan dapat diperpanjang
Jangka waktu bangun guna
4. Bangun guna serah atau serah atau bangun serah
bangun serah guna ijin BUPATI guna paling lama 20 tahun
berupa tanah dengan pihak lain dan dapat Diperpanjang
HARUS DILENGKAPI IMB
Penghapusan Aset
• Penghapusan aset desa karena terjadinya,
antara lain:
1. beralih kepemilikan antara lain kepada pihak
lain, putusan pengadilan (penghapusan aset);
2. Pemusnahan yaitu sudah tidak dapat
dimanfaatkan dan/atau tidak memiliki nilai
ekonomis, antara lain meja, kursi, komputer;
Berita Acara pemusnahan dasar Pemusnahan
3. sebab lain antara lain yaitu Hilang, Kecurian
dan Terbakar
Penghapusan Aset Strategis
• Penghapusan Aset desa yang bersifat strategis
berupa tanah kas desa, tanah ulayat, pasar desa,
pasar hewan, tambatan perahu, bangunan desa,
pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan
milik desa, mata air milik desa, pemandian umum,
dan aset lainnya milik desa terlebih dahulu
dibuatkan Berita Acara (BA) dan ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa setelah mendapat
persetujuan Bupati/Walikota
• Selain Aset Strategis Penghapusan tidak perlu
mendapat persetujuan Bupati/Walikota Cukup BA
dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa
Pemindahtanganan
Bentuk pemindahtanganan aset desa, meliputi:
• a. tukar menukar;
• b. penjualan;
• c. penyertaan modal Pemerintah Desa
Pemindahtanganan berupa Tanah dan/atau bangunan milik
desa hanya dilakukan dengan tukar menukar dan
penyertaan modal (tidak boleh dijual)
Aset desa dapat dijual melalui penjualan langsung
dan/atau lelang apabila, antara lain:
1. Aset desa tidak memiliki nilai manfaat dan/atau nilai
ekonomis
2. Aset desa berupa tanaman tumbuhan & ternak yang
dikelola oleh Pemdes seperti pohon jati, meranti, bambu,
sapi, kambing
Penjualan secara langsung antara lain berupa meja, kursi,
komputer, mesin tik serta tanaman tumbuhan dan ternak;
sedangkan Penjualan melalui lelang antara lain
kendaraan bermotor, peralatan mesin HARUS ada Bukti
Penjualan & Keputusan Kades

Penyertaan modal Pemerintah Desa atas aset desa


dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan dan
peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Desa
(BUMDesa) yaitu berupa Tanah Kas Desa.
Tukar menukar untuk kepentingan Umum dilakukan
dengan ketentuan:
1. Tukar menukar dilakukan setelah terjadi kesepakatan
besaran ganti rugi sesuai harga yang menguntungkan desa
dengan menggunakan nilai wajar hasil perhitungan tenaga
penilai;
2. Apabila tanah pengganti belum tersedia maka terhadap
tanah pengganti terlebih dahulu dapat diberikan berupa
uang;
3. Penggantian berupa uang harus digunakan untuk membeli
tanah pengganti yang senilai;
4. Kepala Desa menyampaikan surat kepada Bupati/Walikota
terkait hasil Musyawarah Desa tentang tukar menukar
tanah milik Desa dengan calon lokasi tanah pengganti
berada pada desa setempat
5. Ganti rugi berupa uang apabila dibelikan tanah
pengganti dan terdapat selisih sisa uang yang relatif
sedikit atau uang ganti rugi relatif kecil dapat
digunakan selain untuk tanah. Besaran dan
penggunaan selisih sisa uang diatur oleh
Bupati/Walikota.
6. Selisih uang dimasukkan dalam Kas Desa dan
penggunaannya ditetapkan dalam APBDesa
7. Gubernur melaporkan hasil tukar menukar tanah
untuk kepentingn umum kepada Menteri
Tukar menukar bukan untuk kepentingan Umum
dilakukan dengan ketentuan:
1. Hanya dapat dilakukan apabila ada kepentingan nasional
yang lebih penting dan strategis dengan memperhatikan dan
menyesuaikan RTRW seperti pengembangan kawasan
industri dan perumahan.
2. Tukar menukar dilakukan dengan ketentuan:
1) Tukar menukar dilakukan setelah terjadi kesepakatan
besaran ganti rugi sesuai harga menguntungkan desa dgn
menggunakan nilai wajar hasil perhitungan tenaga penilai;
2) Tanah pengganti diutamakan berlokasi di desa setempat;
Apabila tidak tersedia, tanah pengganti dapat berlokasi
dalam satu kecamatan dan/atau desa dikecamatan lain
yang berbatasan langsung.
Tukar menukar bukan untuk kepentingan Umum dilakukan
dengan ketentuan tambahan:
1. Ditetapkan dengan Perdes tentang tukar menukar Tanah milik
desa ditetapkan setelah mendapat ijin dari Bupati/Walikota,
Gubernur, dan persetujuan Menteri;
2. Sebelum Bupati menerbitkan ijin terlebih dahulu membentuk Tim
Kajian Kab/Kota; keanggotaannya terdiri dari SKPD terkait
(disesuaikan dengan kebutuhan) serta ditetapkan dengan
Keputusan Bupati/Walikota;
3. Tim Kajian Kab/Kota mengikutsertakan tenaga penilai;
melakukan pengkajian berupa peningkatan ekonomi desa,
menguntungkan desa, dan tidak merugikan aset desa; dan
4. Hasil kajian sebagai bahan pertimbangan; dan hasil kajian
disampaikan kepada Gubernur untuk permohonan ijin.
5. Gubernur sebelum menerbitkan ijin terhadap tukar menukar tanah
milik desa, terlebih dahulu melakukan kajian melalui tinjauan
lapangan dan verifikasi data.
Tukar Menukar Tanah Kas Desa Selain Untuk Kepentingan
Umum Dan Bukan Untuk Kepentingan Umum :
1. Tanah milik Desa berada di Luar Desa atau tanah milik
desa tidak satu hamparan yang terhimpit oleh hamparan
tanah pihak lain dan/atau tanah milik desa yang didalamnya
terdapat tanah pihak lain dapat dilakukan tukar menukar ke
lokasi desa setempat.
2. Tukar menukar tanah milik desa tersebut dalam rangka
meningkatkan efektifitas pengelolaannya agar lebih
berdaya guna (Efisien) dan berhasil guna (Efektif).
3. Tukar menukar tanah milik desa dapat dilakukan dengan
ketentuan:
a. tukar menukar tanah milik desa dimaksud harus senilai
dengan tanah penggantinya dan memperhatikan nilai wajar;
b. Ditetapkan dengan Peraturan Desa tentang tukar menukar
Tanah milik desa;dan
c. Peraturan Desa ditetapkan setelah mendapat ijin dari
Bupati/Walikota.
Penatausahaan
1. Aset desa yang sudah ditetapkan
penggunaannya oleh Kades harus
diinventarisir dalam buku inventaris aset desa
dan diberi kodefikasi
2. Kodefikasi diatur dalam pedoman umum
mengenai kodefikasi aset desa
Penilaian
1. Penilaian aset dalam rangka pemanfaatan dan
pemindahtanganan berupa tanah dan/atau
bangunan dilakukan oleh Penilai Pemerintah
atau Penilai Publik.
2. Format Keputusan Kepala Desa tentang
Penggunaan Aset Desa, Format Berita Acara
dan Keputusan Kepala Desa tentang
Penghapusan Aset Desa serta Format Buku
Inventaris Aset Desa tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
Penyimpanan Barang Tidak Habis Pakai
(Aset Desa)
Pelaksanaan penyimpanan barang tersebut meliputi:
1. Menyimpan, mengatur, dan merawat.
2. Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang,
pengeluaran barang, dan keadaan persediaan barang ke
dalam buku barang menurut jenisnya:
a. kartu inventaris tanah
b. kartu inventaris mesin dan peralatan
c. Kartu inventaris gedung dan bangunan
d. Kartu Inventaris aset tetap lainnya.
e. Kartu Inventaris Jalan, Jembatan, Irigasi
3. Membuat laporan berkala.
Penting Untuk Diperhatikan
Kartu Inventaris Mesin/Peralatan ini digunakan juga
untuk mencatat:
a. Alat-alat angkutan: alat angkutan darat bermotor,
alat angkutan darat tak bermotor, dll.
b. Alat-alat bengkel dan alat ukur: alat bengkel
bermotor, alat bengkel tak bermotor, dll.
c. Alat-alat kantor dan rumah tangga: alat kantor, alat
rumah tangga, dll.
d. Alat-alat laboratorium: unit alat laboratorium, alat
peraga/praktek desa, dll.
Penting Untuk Diperhatikan:
Kartu Inventaris Aset Tetap Lainnya digunakan untuk mencatat:
a. Buku dan perpustakaan
Buku seperti Buku Umum, Filsafat, Agama, IPS, Ilmu Bahasa,
Matematika dan IPA, Ilmu Pengetahuan Praktis, Arsitektur,
Kesenian, Olahraga, Geografi, Biografi, Sejarah, dll.
b. Barang bercorak kesenian/kebudayaan
Barang bercorak kesenian/kebudayan seperti: pahatan, lukisan,
alat-alat kesenian, alat olahraga, tanda penghargaan, dll.
c. Hewan/ternak dan tumbuhan
Hewan seperti binatang ternak, binatang unggas, binatang
melata, ikan, dll sejenisnya. Tumbuhan-tumbuhan seperti pohon
jati, pohon mahoni, pohon kenari, pohon asem dan lain-lain
sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung.
NO HP 0821-330-86-041
• EMAIL
• Mas.iwan1@yahoo.com
74

Anda mungkin juga menyukai