PESERTA PELATIHAN
BUMDesa serta
Penyerapan dan Pengawasan
Anggaran Desa dan Mekanisme
Pertanggungjawaban
PROFIL DIRI
• Nama : Siswanto, S.E, Ak.,M.Si, CA
• Profesi : Instruktur Lembaga Pelatihan
Pustaka Pemda
No. HP : 0821-330-86-041
Pengalaman/Keahlian:
• Instruktur Lembaga Pelatihan Bhara Center Universitas
Bhayangkara
- Pengajar LPA UNDIP Semarang
- Narasumber pada Inspektorat
- Narasumber Diklat Pengadaan Barang/Jasa
- Narasumber Perpajakan
- Saksi Ahli Sidang Tindak Pidana Korupsi
- Audit Investigasi Dana Desa
Pokok Bahasan:
1. Strategi Penganggaran
2. Penggunaan Dana Desa
3. Pembukuan pendapatan
dan belanja
4. Perpajakan bendahara desa
5. Pengadaan Barang/Jasa
6. Pertanggungjawaban
3
1. Strategi Penganggaran
Asas Umum Anggaran UU No
1/2004 pasal 3 ayat (3)
Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang
berakibat pengeluaran atas beban APBN/APBD
jika anggaran untuk membiayai pengeluaran
tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia.
Kepala Desa dilarang secara sepihak mengubah
daftar kegiatan yang direncanakan dibiayai Dana
Desa yang sudah ditetapkan dalam RKP Desa.
Asas Spesialitas
• Asas spesialitas mewajibkan agar anggaran
yang disediakan terinci secara jelas
peruntukannya.
• Jika tidak sesuai dengan peruntukannya
menjadi pelanggaran hukum
administrasi/Pidana
• Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan Dana
Desa harus berdasarkan kewenangan Desa
yang sudah ditetapkan dengan peraturan Desa.
Asas Profesionalitas
• adalah asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (KSA=
Knowledge, Skill, Attitude)
2. PENGGUNAAN DANA DESA
BERDASARKAN PERMENDES 22/2016
1) Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk
membiayai pelaksanaan program dan kegiatan
di bidang Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Des.
2) Prioritas penggunaaan dana Desa,
dipublikasikan kepada masyarakat oleh
Pemerintah Desa di ruang publik atau ruang
yang dapat diakses masyarakat Desaa
Tujuan Permendes 22 tahun 2016
• Antara lain: memberikan acuan bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
menyusun pedoman teknis penggunaan
Dana Desa;
Prinsip-Prinsip Prioritas Penggunaan Dana
Desa, antar lain:
• Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan
kepentingan Desa yang lebih menDesak, lebih
dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat Desa;
• Kewenangan Desa, dengan mengutamakan
kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa
• Swakelola dan berbasis sumber daya Desa
mengutamakan pelaksanaan secara mandiri
dengan pendayagunaan sumberdaya alam Desa,
mengutamakan tenaga, pikiran dan keterampilan
warga Desa dan kearifan lokal;
BIDANG PEMBANGUNAN
• Dana Desa digunakan untuk membiayai
pembangunan Desa yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa,
peningkatan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan dengan prioritas
penggunaan Dana Desa diarahkan untuk
pelaksanaan program dan kegiatan
Pembangunan Desa, yang meliputi antara lain:
• (Lihat Permendes halaman 8)
BIDANG PEMBERDAYAAN
• Dana Desa digunakan untuk membiayai
program dan kegiatan bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa yang ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat Desa dengan mendayagunakan
potensi dan sumberdayanya sendiri sehingga
Desa dapat menghidupi dirinya secara
mandiri, yang meliputi antara lain:
• (Lihat Permendes halaman 11)
1. Pembentukan usaha ekonomi warga/
kelompok dan BUMDesa/BUMDesa
Bersama dan/atau lembaga ekonomi
masyarakat Desa lainnya melalui
pemberian askes modal, pengelolaan
produksi, distribusi dan pemasaran bagi
usaha ekonomi pertanian berskala
produktif dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada kebijakan satu Desa
satu produk unggulan
2. pembukaan lapangan kerja untuk
pemenuhan kebutuhan hidup bagi
masyarakat Desa
BELANJA DESA
BELANJA
TIDAK
BELANJA
LANGSUNG
LANGSUNG
Merupakan belanja
Merupakan belanja yang tidak terkait
yang terkait secara secara langsung
langsung dengan dengan pelaksanaan
pelaksanaan program program kegiatan
kegiatan Desa Desa
• Belanja Pegawai
• Belanja Barang dan • Gaji /Tunjangan /Penghasilan
lainnya kepada PNS
Jasa
• Honor GTT/PTT bukan PNS
• Belanja Modal
UNSUR BIAYA RKPDes
Belanja
Belanja Modal
Barang/Jasa
Belanja
Pegawai • Komputer
• Barang Habis • Meubelair
Pakai • Gedung &
• Gaji/Honor
• Transport Bangunan
Bulanan
• Honor • Makan Minum
Kegiatan
17
3. PEMBUKUAN PENDAPATAN DAN BEANJA
21
BUKU KAS PEMBANTU PAJAK
23
4. PERPAJAKAN BENDAHARA DESA
DIPOTONG DIPOTONG
Penghasilan
1) Untuk Upah yang dibayar secara bulanan rutin maka dikenakan PTKP
bulanan seperti ketentuan status TK = Rp4.500.000 per bulan contoh
Punya NPWP =
Upah sebulan = 5.000.000 – PTKP (4.5000.000)
PKP (penghasilan kena pajak) = 500.000
PPh 21 terutang = 500.000 x 5%
Pajak PPh 21 sebulan = 25.0000
2) Untuk upah harian diatas Rp300.000,00 per hari dikenakan sebesar
selisih antara upah yang diterima dikalikan 5% (karena PTKP
Rp300.000) contoh:
Upah harian Rp380.000,00 – Rp300.000,00 (PTKP) PPh 21 =
Rp80.000,00 x 5% = 4.000,00/ hari
tidak punya NPWP = Rp80.000 x 6%= 4.800
3) Untuk upah dibawah Rp300.000,00 tidak dipungut PPh 21 kecuali jika
dijumlahkan terlebih dahulu jumlah kumulatif mencapai Rp4.500.000
maka dihitung dengan cara :
a) Hitung jumlah pembayaran upah yang melebihi PTKP
Misalnya 20 hari kerja dikalikan 300.000 sebesar
Rp6.000.000,00 (Misal PTKP status TK = 4.500.000)
b) Hitung PTKP harian = PTKP setahun/360 hari x 20 hari
54.000.000/360 = Rp150.000/hari
PTKP = Rp150.000 x 20 = Rp3.000.000
c) Hitung Pajaknya : Pembayaran – PTKP x 5% (NPWP)
= (Rp6.000.000 –Rp3.000.000) x 5%
= Rp3.000.000,00 x 5% = Rp150.000
d) Jika tidak ada NPWP = 3.000.000 x 6% = 180.000
*) Perlu sosialisasi ke pemeriksa atas perubahan PTKP
(Penghasilan Tidak Kena Pajak tersebut)
Instruktur senam/penceramah
• Penerimaan Bruto= 500.000 setiap senam
• Pajak PPh 21 Jika Punya NPWP=
• 50% x 5% x 500.000 = 12.500
• Jika tidak ada NPWP
• 12.500 x 120% = 15.000
• Atau 50% x 6% x 500.000 = 15.000
PPh PASAL 22
DIPUNGUT Pembelian Barang DIPUNGUT
Objek/Tarif Pemungut:
• Pembelian • Pemungut
barang di atas Bendahara
Di atas Rp 2 jt
Rp2 juta tanpa Pemerintah
dipecah-pecah Tidkak dipecah- (Desa)
• Tarif 1,5% pecah • Lihat
NPWP, non Pengecualia
NPWP didenda n: BBM
100% atau Listrik Air
tarif 3%
DIPOTONG DIPOTONG
Jasa
Objek Upah
• Sewa selain sewa Borongan/
tanah bangunan Jasa
Potong Berapapun Perorangan
• Jasa lainnya yang
ditentukan PMK No. Nilainya
141/PMK.03/2015
• Service
antara lain ; jasa komputer
pemeliharaan “SEMUA • Telepon
JASA DIKENAKAN PPH • Jaringan
23 DANA BERASAL
DARI APBN/D Internet
Tarif 2% tidak NPWP tarif 4%
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(PPN)
Objek
Bendahara
• Pembelian pemerintah
Barang di atas
Rp 1 juta tanpa Di atas Rp 1 jt
dipecah-pecah
• Tarif 10% dari
Dasar
PKP
Pengenaan
Pajak (DPP)
Pajak Restoran
c. Untuk pekerjaan
Contoh : konstruksi, penyedia selain huruf b juga mampu
menyediakan tenaga ahli dan/atau peralatan yang dibutuhkan.
Penawaran
Tertulis
BAB III PBJ MELALUI PENYEDIA
c. Pengadaan > Rp 200 juta:
1) TPK mengundang dan meminta 2 penawaran dari 2 penyedia
berbeda.
2) TPK menilai pemenuhan spesifikasi (jika 2 memenuhi lanjut ke
tahap berikutnya, jika memenuhi 1 tetap lanjut ke tahap berikutnya,
jika tidak dipenuhi semua maka TPK membatalkan proses PBJ
kemudian mengulang proses PBJ).
3) Negosiasi secara bersamaan untuk mendapat harga murah.
Negosiasi
secara
bersamaan
1. Pengawasan
a. Pengawasan PBJ dilakukan oleh Bupati/Walikota dan masyarakat.
b. Pengawasan tersebut dapat didelegasikan kepada Camat.
2. Pembayaran
a. Setiap pengeluaran APBDes harus didukung dengan bukti lengkap
dan sah.
b. Bukti tersebut harus mendapat pengesahan Sekretaris Desa.
47
Pencatatan Barang Milik DESA
…merupakan barang milik daerah yang dikelola
oleh DESA terdiri dari:
• Barang habis pakai – yaitu barang habis
dipakai dalam pelaksanaan belajar mengajar di
desa dengan masa pakai kurang dari satu tahun
(contoh: kapur tulis, ATK dll)
• Barang tidak habis pakai – yaitu barang yang
memiliki masa pakai lebih dari satu tahun dan
dapat digunakan berulangkali (contoh: meja,
kursi, komputer, mesin tik, dll)
Penyimpanan dan Pemakaian Barang Habis Pakai
Menggunakan sistem kartu barang guna pemantauan persediaan
dan penggunaan barang
Setiap satu jenis barang dibuatkan satu kartu barang
Kartu barang disimpan dalam kotak atau file khusus, dan
diurutkan secara alfabetis (A-Z) sesuai dengan nama barang.
Setiap ada perubahan jumlah logistik, baik karena adanya
pemasukan barang maupun pengeluaran barang harus secepatnya
dicatat
Setiap kartu barang harus dapat menunjukkan persediaan barang
pada saat itu dan dicatat unit terkecil (buah/kotak).
Bukti-bukti pemasukan barang disimpan dalam satu tempat atau
map khusus yang berisi bukti-bukti penerimaan logistik secara
berurutan sesuai tanggal penerimaan.
Contoh Kartu Barang Habis Pakai
Nama Desa : Desa Mantap Kec Oke
Alamat : Jl Mantap Oke
Nama Barang : Kertas HVS/80 gram/A4
Kuantitas/Unit
No Tgl. Referensi Uraian
Masuk Keluar Sisa
1 1 Bukti Kas-1 Toko Mulia 10
2 Bon PB-1 1 9
3 Bon PB-2 1 8
4 Bon PB-3 1 7
5 Bon PB-4 1 6
6 Bon PB-5 1 5
7 Bon PB-6 1 4
8 Bon PB-7 1 3
9 Bon PB-8 1 2
10 Bon PB-9 1 1
11 Bon PB-10 1 0
PERATURAN MENTERI DALAM
NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG
PENGELOLAAN ASET DESA
Definisi
• Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli milik Desa, dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB
Desa) atau perolehan Hak lainnya yang sah.
• Pengelolaan Aset Desa merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,
pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, penilaian,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian aset Desa.
• Pengelolaan kekayaan milik Desa diatur dengan
peraturan Desa dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri (Lihat PP 43 Tahun 2014)
Definisi Dalam Pemanfaatan Aset
• Sewa adalah pemanfaatan aset Desa oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai