Lanjutan…….. oleh perusahaan Apakah reasonable dan
konsisten dengan dasar perhitungan tahun
Soalnya ada uang muka penjualan pada tanggal laporan posisi keuangan sebelumnya Selain itu harus diperiksa
atau neraca periksa bukti pendukungnya dan periksa Apakah saldo tersebut pembayaran sesudah tanggal laporan posisi
sudah diselesaikan di periode berikutnya atau subsequent ransel misalnya keuangan neraca
dengan mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli Periksa notulen rapat direksi pemegang
Seandainya ada kredit jangka panjang Harus diperiksa Apakah bagian yang saham dan Perjanjian perjanjian yang dibuat
jatuh tempo 1 tahun yang akan datang sudah Direklasifikasi si sebagai perusahaan dengan pihak ketiga untuk
liabilitas jangka pendek mengetahui apakah semua kewajiban yang
seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing periksa Apakah saldo tercantum dalam notulen dan perjanjian
tersebut per tanggal laporan posisi keuangan neraca telah dikonversikan ke tersebut sudah dicatat pada tanggal laporan
dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal posisi keuangan neraca
laporan posisi keuangan neraca dan selisih kurs yang terjadi di bebankan kirim konfirmasi kepada penasehat hukum
atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan perusahaan
Untuk utang PPH 21 itu dan PPN periksa Apakah hutang tersebut sudah Periksa Apakah penyajian liabilitas jangka
dilunasi pada periode berikutnya seharusnya utang PPH 21 dan PPN per 31 pendek di laporan posisi keuangan neraca
desember dilunasi di bulan Januari tahun berikutnya Sedangkan untuk PPH dan catatan laporan keuangan sudah sesuai
badan harus diperiksa Apakah pada waktu mengisi dan memasukkan SPT dengan standar akuntansi keuangan
PPH badan perusahaan telah membayar PPH 29 atau setoran akhir ETAP/PSAK/IFRS.
Pemeriksaan Liabilitas
Jangka Panjang
(Long Term Liabilities)
SIFAT DAN CONTOH LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Sifat Liabilitas Jangka Panjang
Menurut PSAK (IAI, 2015: 1.8)
Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panajang
walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak
tanggal laporan posisi keuangan apabila:
Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan
Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajiabannya dengan pendanaan jangka
panjang, dan
Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan
disetujui.
Lanjutan……..
Contoh Liabilitas Jangka Panjang
1. Kredit investasi (Long term loan)
2. Utang obligasi (Band payable)
3. Wesel bayar (Promissory notes/pronotes) yang jatuh temponya lebih satu
tahun
4. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding company)
atau perusahaan afiliasi (Affilliated company)
5. Utang subordinasi (Subordinated loan)
6. Bridging Loan
7. Utang Leasing (Utang dalam rangka sewa guna)
Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang
Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah di catat seluruhnya
pertanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan otorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang
Liabilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul
merupakan kewajiban perusahaan
Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan sudah
diidentifikasi
Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing pertanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia pertanggal laporan
posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba
rugi tahun berjalan.
Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang
Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas permodalan, termasuk
internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran dividend an sertifikat saham.
Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum dalam laporan posisi keuangan (neraca)
sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.
Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang menyangkut ekuitas (missalkan
dari KemHumKam, BKPM, BAPEPAMLK, KPP dan SK presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.
Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari pejabat
perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), rapat umum pemegang saham (RUPS) maupun
dari instansi pemerintah.
Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated losses didukung oleh
bukti-bukti yang sah.
Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated losses didukung oleh
bukti-bukti yang sah.
Prosedur Pemeriksaan Ekuitas
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas permodalan dan transaksi jual beli saham, pembagian dan
pembayaran dividend an sertifikat saham.
2. Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK pengesahan Menteri Hukum dan HAM. SK BKPM/BKPMD.
SK BAPEPAM-LK. SK presiden untuk disimpan dalam permanent file.
3. Cocokan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum dilaporan posisi
keuangan (neraca) dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.
4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai tambahan setoran modal dalam
periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan bukti pembukuan lainnya serta otoritas dari pejabat
perusahaan lainnya yang berwenang dan instansi pemerintah.
5. Jelaskan dalam kerta kerja pemerikasaan:
Lanjutan……..
berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan discount dari penjualan saham
jenis saham yang dimiliki perusahaan berupa jumlah common stock dan preferred stock dalam jumlah lembar
maupun nilai nominalnya
rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained earnings/deficit, untuk mengetahui
apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan apakah adjustment keretained
earnings/divicit memang reseanable dan jumlahnya cukup material.
7. Seandaninya ada pembagian dividen, periksa apakah:
dividen dibagikan dalam bentuk kas dividen, stok dividen atau property dividen
pencatatanya sudah benar (pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat pembayaran dividen)
sudah diotorisasi oleh pejabat oleh perusahaan yang berwenang (melalui notulen rapat direksi dan rapat umum
pemegang saham)
aspek perpajakkannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Lanjutan……..
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (Accumulated losses/deficit) sudah mencapai 75% dari modal
disetor, kalo ini terjadi harus ada penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.
9. Pertimbangan utuk mengirim konfirmasi kepegang saham atau biro administrasi efek (stock transper agent).
10. Seandainya ada treasury stock:
periksa bukti pembelian dan otorisasinya
periksa buti penjualannya dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali)
Tanya kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk memperbaikai harga pasar saham
perusahaan atau untuk ditagihkan sebagai saham bonus)
perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen.
11. Periksa apakah penyajian permodalan dilaporan posisi keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuang sudah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.
THAN
KS