Anda di halaman 1dari 23

AUDIT 3’

Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek,


Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang,
Dan Pemeriksaan Ekuitas

Rizki Nur Rohman (195221160)


Anita Puji Lestari (195221174)
Novia Anggraini (195221188)
Pemeriksaan Liabilitas
Jangka Pendek
(Current Liabilities)
Sifat Dan Contoh Liabilitas Jangka Pendek
Sifat Liabilitas Jangka Pendek
Menurut PSAK (IAI, 2015:9,11), Contoh Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini
yang timbul dari peristiwa masa lalu. Penyelesaian 1. Utang usaha (Accounts payable)
diharapkan melibatkan arus keluar dari sumber daya 2. Pinjaman dari bank (Short term loan)
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomis.
3. Bagian dari kredit jangka panjang yang
Liabilitas Jangka Pendek adalah liabilitas perusahaan jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama
kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dengan satu tahun (Current portion of long
dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun atau term loan)
dalam siklus operasi normal perusahaan biasanya 4. Utang pajak (Taxes payable)
menggunakan aset lancar (current assets) perusahaan. 5. Biaya yang masih harus dibayar (Accrued
Expenses)
Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek
 Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek
 Liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) didukung oleh bukti-bukti yang
lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi
 Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat pertanggal laporan posisi keuangan (neraca)
 Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/ wajar) atau tidak dalam arti tidak terlalu besar dan
tidak terlalu kecil
 Kewajiban sewa (leasing) jika ada sudah tercatat sesuai dengan stndar akuntansi sewa guna usaha (PSAK
No. 30 Revisi 2015 tentang sewa)
 Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pertanggal
laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang sudah terjadi sudah dibebankan / dikreditka pada
laba rugi tahun berjalan.
Lanjutan………
.
 Biaya Bungan dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah tercatat
pertanggal laporan posisi keuangan (neraca)
 Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan
 Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak
terjadi “bank default”
 Penyajian liabilitas jangka pendek didalam laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan
atas laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
ETAP/SAK/IFRS.
Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek
 Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek
 Minta rincian dari liabilitas jangka pendek utang usaha maupun liabilitas lainnya kemudian periksa
penjualannya atau (footing) serta cocokkan saldo dengan saldo utang atau kewajiban di buku besar
(controlling account)
 Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut subsidiary leager
utang usaha atau Jika jumlah supplier banyak tidak usah 100%
 Secara  test basis atau sampling periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada beberapa supplier
perhatikan Apakah angkanya cocok dengan purchase requisition, purchase order, receiving report dan
supplier invoice. Periksa juga perhitungan mathematis atau mathematical accuracy dari dokumen-
dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
 Seandainya terdapat monthly statement of accpunt dari supplier maka harus dilakukan rekonsiliasi
antara saldo utang menurut statement of account tersebut dengan saldo subsidiary ledger utang
 Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari Direksi
Lanjutan…….. atau dari perusahaan afiliasi yang harus dilunasi dalam waktu 1
tahun yang akan datang harus dikirim konfirmasi periksa
perjanjian kredit nya dan periksa Apakah ada pembebanan
 Pertimbangan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa bunga atas pinjaman tersebut
supplier baik yang satunya besar maupun yang saldonya  Seandainya ada utang leasing atau sewa periksa Apakah
tidak berubah sejak tahun sebelumnya pencatatannya sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa
 periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi PSAK nomor 30 revisi 2015 tentang sewa dan apakah bagian
keuangan (neraca) (subsequent payment) untuk mengetahui yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun yang akan datang sudah
apakah ada liabilitas yang belum dicatat atau unrecorded dicatat direktur klasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek
liabilities per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan  Periksa perhitungan pembayaran bunga apakah sudah
untuk meyakinkan diri mengenai kewajaran saldo liabilitas dilakukan secara akurat dan up jumlah beban bunga tersebut
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dengan jumlah yang tercantum padalaporan laba rugi.
 Seandainya ada utang kepada bank dalam bentuk kredit Perhatikan juga aspek pajaknya
modal kerja kredit investasi maupun kredit overdraft maka  Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus
kirim konfirmasi ke bank periksa surat perjanjian kredit nya ditelusuri Apakah ini merupakan uang muka pembelian atau
dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit tersebut dan karena adanya pengembalian barang yang dibeli tetapi sudah
periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank dilunasi sebelumnya Kalau jumlahnya besar atau material harus
tersebut direklasifikasi sebagai piutang
 Periksa dasar perhitungan cek yang dibuat


Lanjutan…….. oleh perusahaan Apakah reasonable dan
konsisten dengan dasar perhitungan tahun
Soalnya ada uang muka penjualan pada tanggal laporan posisi keuangan sebelumnya Selain itu harus diperiksa
atau neraca periksa bukti pendukungnya dan periksa Apakah saldo tersebut pembayaran sesudah tanggal laporan posisi
sudah diselesaikan di periode berikutnya atau subsequent ransel misalnya keuangan neraca
dengan mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli  Periksa notulen rapat direksi pemegang
 Seandainya ada kredit jangka panjang Harus diperiksa Apakah bagian yang saham dan Perjanjian perjanjian yang dibuat
jatuh tempo 1 tahun yang akan datang sudah Direklasifikasi si sebagai perusahaan dengan pihak ketiga untuk
liabilitas jangka pendek mengetahui apakah semua kewajiban yang
 seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing periksa Apakah saldo tercantum dalam notulen dan perjanjian
tersebut per tanggal laporan posisi keuangan neraca telah dikonversikan ke tersebut sudah dicatat pada tanggal laporan
dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal posisi keuangan neraca
laporan posisi keuangan neraca dan selisih kurs yang terjadi di bebankan  kirim konfirmasi kepada penasehat hukum
atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan perusahaan
 Untuk utang PPH 21 itu dan PPN periksa Apakah hutang tersebut sudah  Periksa Apakah penyajian liabilitas jangka
dilunasi pada periode berikutnya seharusnya utang PPH 21 dan PPN per 31 pendek di laporan posisi keuangan neraca
desember dilunasi di bulan Januari tahun berikutnya Sedangkan untuk PPH dan catatan laporan keuangan sudah sesuai
badan harus diperiksa Apakah pada waktu mengisi dan memasukkan SPT dengan standar akuntansi keuangan
PPH badan perusahaan telah membayar PPH 29 atau setoran akhir ETAP/PSAK/IFRS.
Pemeriksaan Liabilitas
Jangka Panjang
(Long Term Liabilities)
SIFAT DAN CONTOH LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Sifat Liabilitas Jangka Panjang
Menurut PSAK (IAI, 2015: 1.8)
Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panajang
walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak
tanggal laporan posisi keuangan apabila:
 Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan
 Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajiabannya dengan pendanaan jangka
panjang, dan
 Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan
disetujui.
Lanjutan……..
Contoh Liabilitas Jangka Panjang
1. Kredit investasi (Long term loan)
2. Utang obligasi (Band payable)
3. Wesel bayar (Promissory notes/pronotes) yang jatuh temponya lebih satu
tahun
4. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding company)
atau perusahaan afiliasi (Affilliated company)
5. Utang subordinasi (Subordinated loan)
6. Bridging Loan
7. Utang Leasing (Utang dalam rangka sewa guna)
Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang
 Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang
 Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah di catat seluruhnya
pertanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan otorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang
 Liabilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul
merupakan kewajiban perusahaan
 Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan sudah
diidentifikasi
 Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing pertanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia pertanggal laporan
posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba
rugi tahun berjalan.
Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang

 \pelajari dan evaluasi internal control atas liablilitas jangka panjang


 Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut discount, premium dan
bunga selama periode yang diperiksa
 Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai: plafon kredit, saldo pertanggal
laporan posisi keuangan (neraca), tingkat bunga, jangka waktu pinjaman, dan jaminan kredit
 Minta salinan copy perjanjian kredit untuk permanen file lalu perhatikan apakah data yang terdapat
dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kerta kerja pemeriksaan
liabilitas jangka panjang
 Periksa apakah perolehan atau penambahan liabilitas jangka panjang sudah mendapat persetujuan
tertulis dari direksi /dewan /komisaris/pemegang saham yang biasanya diberikan kepada notulen rapat
 Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/ premium dari obligasi.
Lanjutan……..
 Periksa apakah liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang setelah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) untuk mengetahui apakah hutang tersebut tetap dijadikan
liablilitas jangka panjang atau sebagai utang lancanr
 Seandainya atau utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi harus
dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bunga tas pinjangam tersebut
 Seandainya ada utang leasing periksa apakah pencatatan dan penyajiannya di laporkan posisi
keuangan (neraca) sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha
 Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
yang akan datang sehingga harus di reklafikasi sesuai liabilitas jangka pendek
 Seandaninya ada liabilitas jangka panjang yang harus di bayar kembali dalam mata uang asing,
periksa apakah pertanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan/ dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan
Lanjutan……..
 Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap liabilitas
jangka panjang dan biaya bunganya untuk melihat kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pencatatan biaya bunga
 Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilotas jangka panjang di laporan posisi
keuangan (neraca) dan catatan laporan keuangan dilakukan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
01
Pemeriksaan Ekuitas
Meeting them
You could describe the topic of the section here
SIFAT DAN CONTOH Ekuitas
Sifat Ekuitas

 Ekuitas atau modal dari segi perusahaan merupakan kewajiban


perusahaan kepada pemilik perusahaan.

 Dari segi perusahaan modal adalah bagian hak pemilik atas


kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).

 Dalam suatu perusahaan perorangan modal terdiri atas modal


pemilik tunggal; laba yang diperoleh dalam suatu periode dan
tambahan setoran modal akan menambah saldo modal, kerugian
yang diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan
mengurangi saldo modal
Cotoh Ekuitas
Lanjutan……..
1. Modal menurut akta prianendi yang telah disahkan menteri kehakiman
a. modal pasar (authorized capital)
a. modal ditempatkan (issued capital)
b. modal disetor (paid-up/paid-in capital)
2. Treasury stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh perusahaan)
3. Premium (agio) atau discount (disagio) dari penjualan saham baik saham biasa (common stock) maupun saham
preferen (preferred stock)
4. Selisih kurs atas modal disetor
5. Selisih penilaian kembali aset tetap untuk perusahaan yang melakukan revalusi aset tetap berdasarkan peraturan
pemerintah
6. Retained earnings (saldo laba/sisal aba tahun lalu) atau deficit/accumulated losses (sisa rugi tahun lalu).
Tujuan Pemeriksaan Ekuitas

 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas permodalan, termasuk
internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran dividend an sertifikat saham.
 Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum dalam laporan posisi keuangan (neraca)
sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.
 Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang menyangkut ekuitas (missalkan
dari KemHumKam, BKPM, BAPEPAMLK, KPP dan SK presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.
 Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari pejabat
perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), rapat umum pemegang saham (RUPS) maupun
dari instansi pemerintah.
 Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated losses didukung oleh
bukti-bukti yang sah.
 Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated losses didukung oleh
bukti-bukti yang sah.
Prosedur Pemeriksaan Ekuitas

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas permodalan dan transaksi jual beli saham, pembagian dan
pembayaran dividend an sertifikat saham.
2. Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK pengesahan Menteri Hukum dan HAM. SK BKPM/BKPMD.
SK BAPEPAM-LK. SK presiden untuk disimpan dalam permanent file.
3. Cocokan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum dilaporan posisi
keuangan (neraca) dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.
4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai tambahan setoran modal dalam
periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan bukti pembukuan lainnya serta otoritas dari pejabat
perusahaan lainnya yang berwenang dan instansi pemerintah.
5. Jelaskan dalam kerta kerja pemerikasaan:
Lanjutan……..
 berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan discount dari penjualan saham
 jenis saham yang dimiliki perusahaan berupa jumlah common stock dan preferred stock dalam jumlah lembar
maupun nilai nominalnya
 rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained earnings/deficit, untuk mengetahui
apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan apakah adjustment keretained
earnings/divicit memang reseanable dan jumlahnya cukup material.
7. Seandaninya ada pembagian dividen, periksa apakah:
 dividen dibagikan dalam bentuk kas dividen, stok dividen atau property dividen
 pencatatanya sudah benar (pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat pembayaran dividen)
 sudah diotorisasi oleh pejabat oleh perusahaan yang berwenang (melalui notulen rapat direksi dan rapat umum
pemegang saham)
 aspek perpajakkannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Lanjutan……..
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (Accumulated losses/deficit) sudah mencapai 75% dari modal
disetor, kalo ini terjadi harus ada penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.
9. Pertimbangan utuk mengirim konfirmasi kepegang saham atau biro administrasi efek (stock transper agent).
10. Seandainya ada treasury stock:
 periksa bukti pembelian dan otorisasinya
 periksa buti penjualannya dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali)
 Tanya kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk memperbaikai harga pasar saham
perusahaan atau untuk ditagihkan sebagai saham bonus)
 perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen.
11. Periksa apakah penyajian permodalan dilaporan posisi keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuang sudah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.
THAN
KS

Anda mungkin juga menyukai