Anda di halaman 1dari 29

Peran FKTP dalam Peningkatan

Surveilans dan Respon dalam mencegah


penyebaran COVID-19
Dr. Ajeng Tias Endarti, SKM., M.CommHealth
Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

Dipaparkan pada
“Kelas Online: Penguatan Promotif dan Preventif Pada Penanganan COVID19 di Pelayanan Primer”
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI)
Rabu, 22 April 2020
Riwayat Singkat
Ajeng Tias ENDARTI
Latar Belakang Pendidikan
2002 ~ 2006 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (SKM)
2007 ~ 2009 Faculty of Medicine, Department of Community Health, Universitas Kebangsaan Malaysia
(M. CommHealth)
2012 ~ 2016 Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (Dr)

Riwayat Organisasi
2016 ~ now Bendahara Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Riwayat Pekerjaan
Aktifitas Akademik
2012 ~ 2018 Ketua Konsultan di Kemenkes dan WHO 3
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (LPPM) Universitas MH. Thamrin
Narasumber dalam seminar 4
2018 ~ now Ketua
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Presentasi dalam konferensi ilmiah 8
Universitas MH. Thamrin

Publikasi Ilmiah 11
21 April 2020 pukul 16.00
11 Maret 2020
WHO mendeklarasikan
PANDEMIK COVID-19

PERKEMBANGAN KASUS COVID-19


DI INDONESIA

34 kasus
1 kematian

Sumber: covid-19.go.id
Syarat dideklarasikannya pandemik PANDEMIK

1. Timbulnya penyakit bersangkutan


merupakan suatu hal baru pada populasi
Penyebaran penyakit yang telah
bersangkutan, melalui batasan negara
2. Agen penyebab penyakit menginfeksi
manusia dan menyebabkan sakit serius,
3. Agen penyebab penyakit menyebar
dengan mudah dan berkelanjutan pada
manusia.

https://coronavirus.jhu.edu/map.html
EPIDEMIK/KLB/WABAH ENDEMIK PANDEMIK

Meningkatnya kejadian kesakitan


dan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu Penyakit-yang-umum yang terjadi
Penyebaran penyakit yang telah
daerah dalam kurun waktu tertentu, pada laju yang konstan namun
dan merupakan keadaan yang dapat melalui batasan negara
cukup tinggi pada suatu populasi
menjurus pada terjadinya wabah
(Permenkes No 1501 tahun 2010)

(Macintyre CR, 2020) (Franco, 2019) https://coronavirus.jhu.edu/map.html


EPIDEMIK/KLB/WABAH PANDEMIK

Ditangani dengan
pendekatan wabah

Peneli Intervensi
Mana yang perlu Pengendalian
Investigasi
tian kesmas
dijadikan prioritas?
Kecepatan penanganan menjadi
sangat penting  menurunkan kasus/kematian

Berdampak besar bagi kasus/individu dan bagi


pengetahuan (new disease, re-emerging disease)
Prioritas aktivitas saat terjadinya wabah
Sumber/cara penularan
Diketahui Tidak diketahui
Investigasi + Investigasi + + +
Diketahui Kontrol + + + Kontrol +
Agen
penyebab Tidak Investigasi + + + Investigasi + + + LAKUKAN
diketahui Kontrol + + + Kontrol +
PENCEGAHAN
PENULARAN
COVID-19
SEOPTIMAL
MUNGKIN

(Shereen et al, 2020).


Upaya Pencegahan
Transmisi COVID-19 • Cuci tangan dengan
sabun
• Penggunaan
masker
• PHBS: aktiftas fisik,
konsumsi sayur dan
buah
• Physical distancing
Manajemen kasus di FKTP

OTG ODP PDP Kasus


Orang Dalam Pasien Dalam
Orang Tanpa Gejala terkonfirmasi
Pemantauan Pengawasan

Orang yang merupakan Orang dgn ISPA dan


Memiliki gejala dalam 14 hari terakhir
kontak erat dari kasus
demam/gangguan tinggal di wilayah yg
konfirmasi
sistem pernafasan dan melaporkan transmisi
dalam 14 hari terakhir lokal/melakukan
Kontak erat=kontak Hasil pemeriksaan PCR
tinggal di wilayah yang kontak dgn kasus
fisik dengan kasus positif
melaporkan transmisi konfirmasi
dalam rentang 2 hari
lokal/melakukan
sebelum muncul gejala
kontak dengan kasus Orang dgn pneumonia
hingga 14 hari setelah
konfirmasi berat &membutuhan
timbul gejala
perawatan di RS
Manajemen kasus di FKTP

OTG ODP PDP Kasus


Orang Dalam Pasien Dalam
Orang Tanpa Gejala terkonfirmasi
Pemantauan Pengawasan

Catt: untuk PDP gejala ringan

Karantina rumah/isolasi diri Karantina rumah sakit


Manajemen kasus di FKTP

ODP PDP
OTG Orang Dalam
Pasien Dalam
Orang Tanpa Gejala Pengawasan
Pemantauan Monitoring dan
Dengan gejala ringan
evaluasi oleh
DINAS KESEHATAN

Dipantau oleh
PUSKESMAS Surveilans

Pengamatan terhadap
perubahan dari orang yang
Karantina rumah/isolasi diri
diamati
Surveilans kasus

Dalam melaksanakan surveilans,


petugas puskesmas/FKTP perlu
memperhatikan:
• Perlindungan diri. Kelengkapan
APD (masker, sarung tangan, hand
sanitizer) saat melakukan
pemantauan
• Memiliki kontak RS rujukan
• Kelengkapan pengisian laporan
pemantauan
• Melaporkan hasil pemantauan
tepat waktu
Deteksi dini
COVID-19
• Meningkatkan surveilans ILI dan
pneumonia
• Melakukan surveilans aktif
terhadap pelaku perjalanan dari
wilayah yang memiliki transmisi
lokal COVID-19
• KIE kepada masyarakat
• Memperkuat jejaring kerja
surveilans
Pelacakan kontak

Kasus COVID-19, baik


yang masih hidup
maupun yang sudah
meninggal

2 hari 14 hari
sebelum setelah
timbul timbul
gejala gejala
Pelacakan
kontak erat
Terdiri dari 3 komponen utama:
1. Identifikasi kontak (contact
identification),
2. Pencatatan detil kontak
(contact listing),
3. Tindak lanjut kontak
(contact follow up).
Pelacakan kontak erat: identifikasi kontak
Informasi yang perlu a. Semua orang yang berada di lingkungan tertutup yang sama dengan
dikumpulkan pada kasus (rekan kerja, satu rumah, sekolah, pertemuan)
b. Semua orang yang mengunjungi rumah kasus baik saat di rumah
fase identifikasi kontak ataupun saat berada di fasilitas layanan kesehatan
adalah orang yang c. Semua tempat dan orang yang dikunjungi oleh kasus seperti kerabat,
mempunyai kontak spa dll.
dengan kasus dalam 2 d. Semua fasilitas layanan kesehatan yang dikunjungi kasus termasuk
hari sebelum kasus seluruh petugas kesehatan yang berkontak dengan kasus tanpa
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang standar.
timbul gejala dan e. Semua orang yang berkontak dengan jenazah dari hari kematian
hingga 14 hari setelah sampai dengan penguburan.
kasus timbul gejala, f. Semua orang yang bepergian bersama dengan segala jenis alat
angkut/kendaraan (kereta, angkutan umum, taxi, mobil pribadi, dan
sebagainya)
Pelacakan kontak erat: identifikasi kontak
Pelacakan kontak erat: pendataan kontak
erat
Pelacakan kontak erat: pendataan kontak
erat
Pada saat melakukan pendataan kontak erat, petugas memberikan
saran-saran untuk:
1. Membatasi diri untuk tidak bepergian semaksimal mungkin atau
kontak dengan orang lain.
2. Melaporkan sesegera mungkin jika muncul gejala seperti batuk,
pilek, sesak nafas, dan gejala lainnya melalui kontak tim monitoring.
Sampaikan bahwa semakin cepat melaporkan maka akan semakin
cepat mendapatkan tindakan untuk mencegah perburukan.
Pelacakan kontak erat: tindak lanjut
• Melakukan pemantauan terhadap kontak erat. Petugas pemantauan
harus dalam kondisi fit dan dilengkapi dengan APD yang lengkap
• Melakukan KIE kepada masyarakat
• Perkembangan terkini dilaporkan setiap hari
• Pelacakan kontak dilakukan dengan penuh empati
• Petugas surveilans kab/kota dan petugas survelans provinsi
diharapkan dapat melakukan komunikasi, koordinasi dan evaluasi
setiap hari untuk melihat perkembangan dan pengambilan keputusan
di lapangan
Pencatatan dan pelaporan : koordinasi antar
fasilitas kesehatan di tingkat kecamatan dan desa
• Seluruh kegiatan pelacakan kontak erat dan surveilens harus diketahui
oleh pejabat kecamatan dan desa setempat
• Saat melakukan aktifitas pelacakan sebaiknya melibatkan kecamatan
dan desa
• Laporan dilakukan setiap hari, walaupun zero reporting
Alur pencatatan dan pelaporan

Sumber data Gutus


COVID-19 Nasional
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
FKTP/Puskesmas
• Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua
pasien
• Kebersihan tangan
• APD
• Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik d. Pengelolaan limbah
yang aman
• Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien
• Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber
• Penggunaan triase klinis di fasilitas layanan kesehatan untuk tujuan
identifikasi dini pasien yang mengalami ISPA untuk mencegah transmisi
patogen ke tenaga kesehatan dan pasien lain.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
FKTP/Puskesmas
• Menerapkan pengendalian administratif
• Pembekalan pengetahuan petugas kesehatan,
• Mencegah kepadatan pengunjung di ruang tunggu,
• Menyediakan ruang tunggu khusus untuk orang sakit dan penempatan pasien
rawat inap,
• Mengorganisir pelayanan kesehatan agar persedian perbekalan digunakan
dengan benar,
• Prosedur–prosedur dan kebijakan semua aspek kesehatan kerja dengan
penekanan pada surveilans ISPA diantara petugas kesehatan dan pentingnya
segera mencari pelayanan medis,
• Pemantauan kepatuhan disertai dengan mekanisme perbaikan yang diperlukan.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
FKTP/Puskesmas
• Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa
• Ventilasi lingkungan cukup memadai di semua area didalam fasilitas
pelayanan kesehatan serta di rumah tangga, serta kebersihan lingkungan yang
memadai.
• Harus dijaga jarak minimal 1 meter antara setiap pasien dan pasien lain,
termasuk dengan petugas kesehatan (bila tidak menggunakan APD).
• Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas
kasus pasien dalam pengawasan dan konfirmasi COVID-19
• Kewaspadaan Kontak dan Droplet
• Kewaspadaan Airborne pada Prosedur yang Menimbulkan Aerosol
Pemanfaatan teknologi untuk kegiatan
surveilans dan pelacakan kontak
• Efisiensi waktu Platform pengumpulan data
surveilans, untuk mengetahui
pengumpulan data tingkat risiko (wilayah/individu),

• Meminimalisir kontak
kitaaman.id sebaran relawan yang
dikembangkan oleh UI, ITB dan IPB
petugas dengan bekerjasama dengan IAKMI
kasus/PDP/ODP/OTG
• Real time-analysis
kitaaman.id

Persebaran Relawan COVID-19


Referensi
• MacIntyre, C. R. (2020). On a knife's edge of a COVID-19 pandemic: is
containment still possible. Public Health Res Pract, 30(1), 3012000.
• Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., & Siddique, R. (2020).
COVID-19 infection: origin, transmission, and characteristics of human
coronaviruses. Journal of Advanced Research.
• Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-
19. Jakarta: Kemenkes RI.
• https://coronavirus.jhu.edu/map.html
• covid-19.go.id
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

Jalan Malaka Raya No 27, Duren Sawit, Jakarta Timur


021-28535581, email: ppiakmi@gmail.com, www.iakmi.or.id

Anda mungkin juga menyukai