Anda di halaman 1dari 85

POKOK BAHASAN 2

UPAYA PENANGGULANGAN STUNTING

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


A
GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DAN
IBU MENYUSUI

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


IBU HAMIL

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
• Pada kehamilan trimester pertama (minggu 1-13) kebutuhan gizi
berfokus pada penambahan protein hewani, nabati, sayur dan buah.
•  Pada kehamilan trimester kedua (minggu 13-26) pertumbuhan janin
sangat cepat dan ibu memerlukan tambahan kalori lebih kurang 300
kalori dan protein yang lebih tinggi dari biasa menjadi 2 gr/kg berat
badan atau 20 gr serta zat gizi mikro yang lebih banyak.
•  Pada kehamilan trimester ketiga (minggu 27-lahir), kebutuhan gizi
sama dengan trimester kedua.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Gizi Ibu Hamil mempertimbangkan hal-hal berikut:

• a. 55-60% kebutuhan energi berasal dari karbohidrat


b. 20% kebutuhan energi berasal dari protein
c. Jumlah protein hewani sekitar 30% dari kebutuhan protein
• total (utamakan hati, telur, ikan)
d. Sekitar 25% kebutuhan energi berasal dari lemak
e.Sayur dan buah untuk memenuhi kebuthan vitamin,
• mineral, dan serat masing-masing dibutuhkan 3-4 porsi per
• hari
• f. Gula sekitar 2 porsi sehari
g. Air minum sedikitnya 8 gelas per hari
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
Pelayanan Bidan (Grafik Peningkatan Berat Badan) DI
BUKU KIA 2020 Versi 2020
 Grafik peningkatan BB digunakan untuk melihat
peningkatan BB ibu selama kehamilan berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT) pra/ awal kehamilan
 Petugas menandai IMT pra kehamilan (lingkasi yang sesuai)
pada table
Versi 2015  Kemudian menghitung peningkatan BB pada saat datang
dibandingkan dengan saat pra/ awal kehamilan
Tidak ada  Hasil diplot pada grafik dengan memberi tanda silang (x)
pada titik yang sesuai
 Diharapkan kenaikan BB ibu hamil sesuai dengan
rekomendasi IMT pra/awal kehamilan pada table
 Keterangan grafik
 Area di antara garis putus2 besar ------ range kenaikan
BB ibu hamil dengan KEK
 Area grafik warna pink: range kenaikan BB ibu hamil
dengan BB prakehamilan normal
 Area di antara garis putus2 kecil: range kenaikan BB
ibu hamil dengan BB prakehamilan gemuk
 Area grafik warna biru: range kenaikan BB ibu hamil
dengan BB prakehamilan obesitas
 Pada usia kehamilan sebelum 13 minggu kenaikan BB
tidak memperhatian IMT pra/ awal kehamilan
 Apabila kenaikan berat badan berada di luar rentang
dalam plot, lakukan konsultasi dengan bagian gizi.
Apabila dicurigai ketidak sesuaian kenaikan berat
badan selama kehamilan diakibatkan oleh kelainan
sistemik seperti infeksi atau gangguan metabolic
lakukan pemeriksaan penunjang yang sesuai dan
lakukan rujukan.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


CIRI IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI
BAIK
• Lingkar Lengan Atas (LLA) > 23,5 cm.
• Sebelum hamil ibu sebaiknya mempunyai IMT 18,5-25,0
• Selama hamil kenaikan berat badan sesuai dengan pertumbuhan
janin.
• Kadar sel darah merah (HB) normal sekitar 12mg/dl.
• Tekanan darah dan kadar gula darah normal
• Payudara dan perut membesar
• Ada pergerakan janin.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


MASALAH GIZI PADA IBU HAMIL

• Pada ibu hamil dengan masalah gizi Kurus atau Risiko KEK dibutuhkan
penambahan energi dan protein dalam bentuk makanan tambahan
(PMT ibu hamil) sebesar 500 Kkal.
• PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan minuman padat
gizi,

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


MASALAH GIZI PADA IBU HAMIL

• Pada ibu hamil dengan masalah gizi Kurus atau Risiko KEK dibutuhkan
penambahan energi dan protein dalam bentuk makanan tambahan
(PMT ibu hamil) sebesar 500 Kkal.
• PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan minuman padat
gizi,

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PMT dapat berupa pangan lokal atau
pabrikan dan minuman padat gizi
• PMT yang dibuat berbasis pangan lokal dapat berupa makanan
selingan padat, sebagai contoh:
1) 1 porsi bubur kacang ijo + 2 iris roti tawar
2) 1 porsi bubur sagu kenari
• 3) 3 buah lontong/arem-arem + 1 potong tahu goreng
• 4) 1 porsi bubur ayam + telur rebus
• PMT Bumil pabrikan 500 Kkal, 15 gr protein, diberikan 90 hari yaitu
berupa biskuit lapis (100 gr).
• Minuman padat gizi dapat berupa formula susu dan formula non susu.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PMT dapat berupa pangan lokal atau
pabrikan dan minuman padat gizi
• PMT yang dibuat berbasis pangan lokal dapat berupa makanan
selingan padat, sebagai contoh:
1) 1 porsi bubur kacang ijo + 2 iris roti tawar
2) 1 porsi bubur sagu kenari
• 3) 3 buah lontong/arem-arem + 1 potong tahu goreng
• 4) 1 porsi bubur ayam + telur rebus
• PMT Bumil pabrikan 500 Kkal, 15 gr protein, diberikan 90 hari yaitu
berupa biskuit lapis (100 gr).
• Minuman padat gizi dapat berupa formula susu dan formula non susu.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


JIKA MENGALAMI KENDALA UNTUK MELAKUKAN
PRAKTEK PEMBERIAN MAKANAN YANG SESUAI,
•  BERKOLABORASI DENGAN MASYARAKAT termasuk Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam hal:
  Membuat makanan tambahan berbasis bahan makanan lokal
  Memotivasi ibu hamil untuk meningkatkan asupan makanan sehari-
hari dan mengonsumsi PMT sesuai kebutuhan sehari-hari dengan
pendampingan
  Memantau pemanfaatan PMT melalu pendampingan kader

BERKOLABORASI DENGAN TIM LAIN DAN NAKES/ PROGRAM LAIN

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


IBU MENYUSUI
• KETIKA MENYUSUI, IBU MEMERLUKAN TAMBAHAN 330
KKAL PADA 6 BULAN PERTAMA MENYUSUI DAN 400 KKAL
PADA ENAM BULAN KEDUA UNTUK MEMPRODUKSI ASI.
SELAIN ITU IBU MEMERLUKAN TAMBAHAN CAIRAN
SEBANYAK 800 ML PADA 6 BULAN PERTAMA, DAN 650
ML PADA 6 BULAN KEDUA. PENAMBAHAN CAIRAN INI
DIBUTUHKAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA
DEHIDRASI PADA IBU MENYUSUI.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
B
PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN
ANAK

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


INISIASI MENYUSU DINI

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
MANFAAT ATAU KEUNTUNGAN IMD
BAGI BAYI DAN IBU
• MERANGSANG PELEPASAN HORMON MENYUSUI PADA IBU SERTA PERILAKU MENYUSU PADA BAYI.
• TERBENTUKNYA KEMAMPUAN BAYI UNTUK BERTAHAN HIDUP DAN MEMBANTU MENSUKSESKAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF.
• TERMOREGULATOR :MENCEGAH HIPOTERMIA  MENCEGAH KEMATIAN
• PERNAPASAN DAN DETAK JANTUNG BAYI LEBIH STABIL DAN BAYI
• MENGURANGI PEMAKAIAN ENERGI BAYI (JARANG MENANGIS)
• SAAT MERANGKAK MENCARI PAYUDARA, BAYI MEMINDAHKAN BAKTERI DARI KULIT IBUNYA
MELALUI JILATAN DAN MENELAN BAKTERI MENGUNTUNGKAN DIKULIT IBU SEHINGGA BAKTERI INI
AKAN BERKEMBANG BIAK MEMBENTUK KOLONI DISUSU DAN KULIT BAYI, MENYAINGI BAKTERI
YANG MERUGIKAN.
• BONDING (IKATAN KASIH SAYANG) ANTARA IBU DAN BAYI AKAN LEBIH BAIK KARENA PADA 1-2 JAM
PERTAMA, BAYI DALAM KEADAAN SIAGA DAN SETELAH ITU BAYI AKAN TIDUR DALAM WAKTU
YANG LAMATERBAWA SAMPAI DEWASA

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
ASI EKSLUSIV
Di bagian luar ada areola adalah kulit yang
berwarna gelap di sekeliling dekat puting.
Pada areola ada kelenjar- kelenjar kecil yang
disebut kelenjar Montgomery, yang
mengeluarkan cairan yang berminyak untuk
menjaga kulit tetap sehat
Di bagian dalam terdapat alveoli, berbentuk
kantong- kantong sangat kecil dari sel-sel
pembuat ASI, ada jutaan alveoli. Hormon
prolaktin membuat sel-sel alveoli tersebut untuk
memproduksi ASI.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


• Hormon yang mengeluarkan ASI adalah oksitosin.
• Ketika bayi mengisap payudara, stimulasi puting mengakibatkan
produksi ASI dan payudara mengeluarkan atau mengalirnya ASI.
• Mengisap dan memerah ASI sangat penting bagi penyediaan ASI yang
baik.
• Bila bayi tidak menyusu, maka ASI yang diproduksi dalam payudara
akan lebih sedikit karena ASI dalam payudara menghambat produksi
ASI.
• Untuk mempertahankan pasokan ASI ibu, bayinya harus terus
menyusu, makin sering disusui semakin banyak produksi ASI. Dalam
hal ini yang bekerja adalah hormon Prolaktin.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PELEPASAN ASI
• dipengaruhi oleh emosi ibuketakutan, kecemasan, rasa sakit, rasa
rikuh dan malu PERLU DUKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN
• Sebagian besar ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup setidaknya
untuk dua bayiTIDAK TERPENGARUH GEMUK/KURUS IBU
• ASI AWAL BANYAK MENGANDUNG AIR, ASI AKHIR BANYAK
MENGANDUNG LEMAK

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


TANDA-TANDA POSISI YANG BENAR

 Kepala dan Badan Bayi dalam garis lurus


 Bayi dipeluk dekat badan ibu
 Seluruh badan bayi ditopang
 Bayi mendekat kepayudara
 Hidung berhadapan dengan puting

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
• Tanda-tanda Pelekatan yang benar
• Tampak lebih banyak areola diatas bibir
• Mulut bayi terbuka lebar
• Bibir bayi bagian bawah berputar
keluar
• Dagu bayi menempel pada payudara
• Pipi bayi membulat

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Tanda yang dapat dipercaya bahwa ASI
itu cukup adalah :
1. Berat badan naik setiap bulan
2. Frekuensi buang air kecil dalam sehari
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
MAKANAN PENDAMPING ASI

• Makanan Pendamping ASI adalah makanan lokal yang


tersedia (dari dapur, kebun, atau pasar) atau minuman selain
ASI yang tepat digunakan sebagai makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan ketika ASI menjadi tidak lagi mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi
• Minuman selain ASI yang termasuk MP-ASI yaitu misalnya jus
buah, vitamin, atau obat2an syrup yang diberikan oleh
petugas kesehatan.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PRINSIP PEMBERIAN MPASI
• TEPAT WAKTU
• ADEKUAT
• AMAN
• DIBERIKAN DENGAN CARA YANG BENAR

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PRINSIP PEMBERIAN MPASI : TEPAT WAKTU

• MPASI diberikan saat ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi yaitu :
• 1)  Usia bayi 6-8 bulan, ASI hanyamampu mencukupi sekitar
• dua pertiga kebutuhan energi bayi dan sedikit sekali zat gizi mikro terutama besi dan
zink, oleh karena itu harus dipenuhi dari makanan pendamping dalam bentuk kental
(halus)
• 2)  Usia 9-11 bulan, ASI hanya mampu mencukupi sekitar setengah kebutuhan energi
bayi dan sedikit sekali zat gizi mikro terutama besi dan zink, oleh karena itu harus
dipenuhi dari makanan pendamping dalam bentuk kasar
• 3)  Usia bayi 12-24 bulan, ASI hanya mampu mencukupi sekitar sepertiga kebutuhan
energi anak dan sedikit sekali zat gizi mikro terutama besi dan zink sehingga, oleh
karena itu sisanya harus dipenuhi dari makanan pendamping dalam bentuk makanan
keluarga

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PRINSIP PEMBERIAN MPASI : ADEKUAT
MPASI MEMILIKI KANDUNGAN ENERGI, PROTEIN DAN MIKRONUTRIEN YANG DAPAT MEMENUHI
KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO DAN ZAT GIZI MIKRO (BESI DAN ZINC) BAYI DAN ANAK SESUAI
USIANYA, DENGAN MEMPERTIMBANGKAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT:
1)  Frekuensidiberikan sesuai jadwal makan yaitu diberikan 2-3 kali makanan utama, 2 kali
makanan selingan atau jus buah.
2)  Jumlah dimulai dari volume sedikit dan
ditingkatkan bertahap.
3)  Tekstur/konsistensi/kekentalandimulai dari makanan dengan tekstur
halus dan ditingkatkan secara bertahap dengan tekstur yang lebih kental.Bubur kental akan
memberikan energi lebih banyak (padat gizi) bagi anak dari pada bubur MP-ASI yang terlalu
encer.
4) VariasiMP-ASI yang baik harus mengandung bahan makanan yang digolongkan dalam 4
bintang kelompok makanan

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
4 BINTANG KELOMPOK
MAKANAN

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PRINSIP PEMBERIAN MPASI : AMAN
5 kunci untuk makanan yang aman, antara lain:
1)  Jagalah kebersihan (tangan, tempat kerja, peralatan)
2)  Pisahkan makanan mentah dengan makanan yang
sudah dimasak
3)  Gunakan makanan segar dan masak sampai matang
(daging, ayam, telur, dan ikan)
4)  Simpan makanan dalam suhu yang tepat sesuai dengan
jenis makanannya
5)  Gunakan air bersih yang aman
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
PRINSIP PEMBERIAN MPASI : DIBERIKAN
DENGAN CARA YANG BENAR
memenuhi syarat sebagai berikut :
1) TERJADWAL
 Jadwal makan termasuk makanan selingan teratur dan terencana.
 Lama makan maksimum 30 menit
2)  LINGKUNGAN NETRAL
  Tidak dipaksa meskipun hanya makan 1-2 suap (perhatikan tanda lapar dan kenyang)
  Jangan memberikan makanan sebagai hadiah
  Tidak sambil bermain atau nonton televisi
3)  PROSEDUR MAKAN
  Porsi kecil
  Jika 15 menit bayi menolak makan, mengemut,
hentikan pemberian makan
  Bayi di stimulasi untuk makan sendiri dimulai dengan
memberikan makanan selingan yang bisa dipegang
sendiri
  Membersihkan mulut hanya setelah makan selesai

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


SAAT MEMBERIKAN MP-ASI PERLU
DIPERHATIKAN
• tanda kesiapan bayi dalam menerima makanan padat
• Berikan anak makan dari piringnya sendiri (pengasuh akan tahu seberapa banyak anak itu makan)
• Duduk bersama anak, bersikap sabar dan berikan dorongan agar ia mau makan
• Pada saat bayi sudah bisa memegang sendiri ,berikan makanan yang bisa diambil dan dipegang
anak, anak seringkali ingin makan sendiri. Berikan dia dorongan untuk melakukan itu, tapi pastikan
bahwa makanan itu memang masuk ke mulutnya dan bukan bahan makanan yang dapat
menimbulkan tersedak
• Ibu/ayah/pengasuh bisa menggunakan tangan (setelah dicuci) untuk menyuapi anak
• Saat anak sudah bisa makan makanan keluarga sebanyak mungkin harus makan bersama keluarga
untuk menciptakan suasana yang dapat meningkatkan perkembangan psiko afektif
• Jangan berikan anak terlalu banyak minum sebelum dan sewaktu makan.
• Beri pujian kepada anak waktu dapat menghabiskan makanan.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


TANDA KESIAPAN BAYI DALAM MENERIMA
MAKANAN PADAT
1)  REFLEK MENJULURKAN LIDAH SUDAH MULAI BERKURANG
2)  REFLEK MUNTAH SUDAH MULAI MELEMAH
3)  KEPALA SUDAH TEGAK DAN DAPAT DUDUK DENGAN
BANTUAN
4)  MEMPERLIHATKAN MINAT PADA MAKANAN LAIN SELAIN ASI
5)  MAMPU MENGENALI TANDA LAPAR DAN KENYANG SAAT
MEMBERIKAN MAKAN PADA BAYI.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


TANDA LAPAR PADA BAYI
• Gerakan menghisap atau mengecapkan bibir
• Membuka mulut ketika melihat sendok/makanan
• Memasukkan tangan ke mulut atau menangis
• Mencondongkan tubuh ke arah makanan atau
• berusaha menjangkaunya

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


TANDA KENYANG PADA BAYI :
• Memalingkan muka
• Menutup mulut dengan tangannya
• Rewel atau menangis dan tertidur

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING
ASI BAGI SETIAP KELOMPOK UMUR
Hal-halyang harus kita pertimbangkan waktu berbicara tentang
pemberian MPASI:
U = Usia
F = Frekuensi
J = Jumlah
T= Tekstur(kekentalan /konsistensi)
V = Variasi
P = Pemberian makanaktif/responsif K= Kebersihan

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PEMBERIAN MAKANAN AKTIF/
RESPONSIF UNTUK ANAK
• DEFINISI: PEMBERIAN MAKAN SECARA
AKTIF/RESPONSIF ADALAH BERSIKAP PERHATIAN DAN
RESPONSIF TERHADAP TANDA-TANDA YANG
DISAMPAIKAN ANAK BAHWA IA SIAP UNTUK MAKAN;
BERIKAN DORONGAN SECARA AKTIF KEPADA ANAK
ANDA UNTUK MAKAN, TAPI JANGAN PAKSA DIA.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


C

ENGUKURAN ANTROPOMETRI

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


POSYANDU SEBAGAI TEMPAT PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN
Timbang
Growth Monitoring
Plotting
N1
Buat grafik N N2

Interpretasi T T1
T2
T3

Cari kemungkinan penyebab

Tentukan penyebab

Evaluasi RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN Tentukan solusi


Bagaimana mengetahui
pertumbuhan cukup?

Lihat Grafik KMS


5 Arah Garis Pertumbuhan

Sumber: Buku Depkes 2001


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
A B

Ada 2 anak, BBL: 3,0 kg. Anak A, berumur 1 bulan BBS: 4,0 kg, anak B umur 1 bulan 25 hari
BBS: 4.0 kg.
Petugas : kedua bayi ini gizi baik
Ibunya B : mana bisa? Keduanya memang BBL: 3.0 kg dan sekarang 4.0 kg. Tetapi anak
saya berumur 1 bulan 25 hari, sedang anak A umur 1 bulan
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
PLOTTING BERAT BADAN MENURUT
UMUR
• BB/U merefleksikan berat badan relatif dibandingkan dengan umur anak.
• Digunakan untuk menilai apakah seorang anak beratnya kurang atau sangat
kurang, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan apakah
seorang anak mengalami kelebihan berat badan atau sangat gemuk.
• BB relatif mudah diukur, paling umum digunakan, tetapi tidak cocok
digunakan pada situasi dimana umur anak tidak diketahui dengan pasti.
• -  Penting untuk diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U rendah dapat
disebabkan oleh pendek (stunting) atau Kurus (thinness) atau keduanya

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


CARA MENGHITUNG UMUR ANAK
DIHITUNG BERDASARKAN BULAN PENUH, DIMANA 1 BULAN = GENAP 30 HARI
A. MENGHITUNG UMUR YANG DIKETAHUI TANGGAL LAHIRNYA.
DIDAPAT DENGAN MENGHITUNG SELISIH TANGGAL LAHIR DENGAN TANGGAL KUNJUNGAN
B. MENGHITUNG/MENENTUKAN UMUR ANAK YANG TIDAK
DIKETAHUI TANGGAL LAHIRNYA
BILA TANGGAL LAHIR ANAK TIDAK DIKETAHUI, LAKUKAN LANGKAH-LANGKAH BERIKUT:
-  GUNAKAN KALENDER LOKAL
-  TANYAKAN KAPAN ANAK DILAHIRKAN DENGAN
MENGHUBUNGKAN KEJADIAN PENTING YANG TERDEKAT,
MISALNYA LEBARAN.
-  MENCARI ANAK YANG PADA SAAT DILAHIRKAN
BERSAMAAN/BERDEKATAN
MSETELAH DIKETAHUI PERKIRAAN TANGGAL LAHIR ANAK KEMUDIAN LAKUKAN LANGKAH-
LANGKAH SEPERTI CONTOH DI ATAS

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


CARA MENIMBANG BALITA DENGAN
BENAR
PERSIAPAN
JELASKAN ALASAN MENIMBANG
PAKAIAN SEMINIMAL MUNGKIN
BERSIKAP RAMAH, USAHAKAN ANAK NYAMAN

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


CARA MENIMBANG BALITA DENGAN
BENAR
PERSIAPAN
JELASKAN ALASAN MENIMBANG
PAKAIAN SEMINIMAL MUNGKIN
BERSIKAP RAMAH, USAHAKAN ANAK NYAMAN

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Menimbang Anak Menggunakan Dacin
PERSIAPAN ALAT
• Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti penyangga kaki tiga atau pelana rumah
atau kosen pintu atau dahan pohon yang kuat
•   Atur posisi batang dacin sejajar dengan mata penimbang
•   Letakkan bandul geser pada angka nol, jika ujung kedua paku timbang tidak dalam
posisi lurus, maka timbangan perlu ditera atau diganti dengan yang baru
•   Pastikan bandul geser berada pada angka NOL
•   Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong pada dacin
•   Seimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik berisikanpasir/batu diujung
batang dacin, sampai kedua jarum tegak lurus
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
Menimbang Anak Menggunakan Dacin

PELAKSANAAN PENIMBANGAN
Masukkan balita kedalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus
  Baca berat badan balita dengan melihat angka diujung bandul geser
  Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku bantu dalam kg
dan ons
  Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari
sarung/celana/kotak timbang
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
Pengisian Kartu Menuju Sehat dengan Benar

• Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah


• kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan
indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS
gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui
lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih
cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
• KMS Anak Laki-Laki berwarna biru untuk anak laki-laki dan KMS Anak
Perempuan berwarna merah muda untuk anak perempuan.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Pengisian Kartu Menuju Sehat dengan Benar

• Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah


• kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan
indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS
gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui
lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih
cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
• KMS Anak Laki-Laki berwarna biru untuk anak laki-laki dan KMS Anak
Perempuan berwarna merah muda untuk anak perempuan.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Mengisi identitas anak dan orang tua pada
halaman muka KMS

CATATAN : KMS TERINTEGRASI DI BUKU KIA, TIDAK DINJURKAN MENGGUNAKAN KMS TERPISAH

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
MENCATAT SETIAP KEJADIAN YANG
DIALAMI ANAK

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
KBM
STANDAR ANTROPOMETRI
BERDASAR KEPMENKES NO 2 TH
2020 TIDAK MENGENAL KBM

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
TINDAK LANJUT
HASIL PENENTUAN STATUS PERTUMBUHAN BALITA

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


TINDAK LANJUT
HASIL PENENTUAN STATUS PERTUMBUHAN BALITA

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


PLOTTING PANJANG BADAN MENURUT UMUR (PB/U)
ATAU TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U)

• Sumbu x : umur anak. Umur ditentukan dalam bulan.


• Sumbu ypanjang atau tinggi badan anak dalam cm.
• Cara Memplot Grafik PB/U atau TB/U
• Pertama-tama tentukan umur anak dalam bulan pada
• garis horisontal Sebagai contoh, jika seorang anak berumur 2 tahun 4 bulan,
tarik garis vertikal pada skala 28 bulan
• Tentukan angka tinggi badan pada garis vertikal. Sebagai contoh, hasil
pengukuran tinggi badan adalah 92 cm, tarik garis horisontal pada skala 92
• Plot titik ada pertemuan garis horizaontal dan vertikal tersebut
• Bila lebih dari 1 pengukuran, hubungkan titik titik tersebut dengan garis lurus

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Plotting Berat Badan Menurut Panjang Badan atau
Berat Badan Menurut Tinggi Badan atau BB/TB
• -PB/U atau TB/U merupakan pencapaian pertumbuhan tinggi
badannya.
• Anak pendek akibat dari kekurangan zat gizi dalam waktu lama dan
atau infeksi yang berulang sehingga tidak mendukung pencapaian
pertumbuhan normal.
•  BB/PB atau BB/TB  indikator pertumbuhan yang dapat dipercaya
apabila umur anak tidak diketahui. Anak yang kurus  kejadian yang
baru terjadi, seperti penurunan asupan makanan yang drastis dan
atau penyakit yang menyebabkan kehilangan berat badan yang
banyak.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
PMK 2 TH 2020

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI
DINI TUMBUH KEMBANG
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
A. DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN, yaitu menentukan
status gizi anak apakah gemuk, normal, kurus dan sangat kurus, pendek, atau
sangat pendek, makrosefali atau mikrosefali.
B. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN, yaitu untuk mengetahui
gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat,
gangguan daya dengar.
C. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL, yaitu untuk
mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
Pelayanan rutin SDIDTK sesuai dengan jadwal yang tercakup pada
pedoman ini dan pada Buku KIA, namun tidak menutup kemungkinan
dilaksanakan pada:
• KASUS RUJUKAN.
• ADA KECURIGAAN ANAK MEMPUNYAI PENYIMPANGAN TUMBUH.
• ADA KELUHAN ANAK MEMPUNYAI MASALAH TUMBUH KEMBANG.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


STIMULASI PADA ANAK

•Kemampuan dasar anak yang dirangsang


dengan stimulasi terarah adalah
kemampuan gerak kasar, kemampuan
gerak halus, kemampuan bicara dan
bahasa serta kemampuan sosialisasi dan
kemandirian.
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
RUJUKAN KASUS
1. Intervensi Penyimpangan Perkembangan Anak
lntervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu
pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena
tidak sesuai dengan umumya.
Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan
terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang
diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Contoh intervensi perkembangan

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Masalah perkembangan tapi bukan pada
jadwal skrining
• Bila seorang anak mempunyai masalah/ penyimpangan perkembangan, sedangkan umur anak itu bukan pada jadwal
umur skrining, maka lakukan a)Misalnya: anak umur 19 bulan belum bisa menyebut ayah ibunya dengan panggilan
seperti "papa" "mama" artinya ada penyimpangan kemampuan bahasa dan bicara. Lihat kelompok umur stimulasi yang
lebih muda pada Bab Ill buku pedoman ini, pilih kotak "Kemampuan Bicara dan Bahasa" yang memuat cara melatih anak
supaya bisa menyebut kata-kata "papa", "mama", yaitu pada kelompok umur stimulasi 3-6 bulan.
• b)  Sedangkan intervensi berupa stimulasi untuk kelompok umur yang lebih muda - pada contoh di atas stimulasi untuk
kelompok umur 15-18 bulan, tetap diberikan.
• c)  Ajari orang tua cara melakukan intervensi perkembangan anak sebagaimana yang dianjurkan pada kotak stimulasi
tersebut.
• d)  Beri petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk mengintervensi anak sesering mungkin, penuh kesabaran dan kasih
sayang, bervariasi dan sambilbermain dengan anak agar ia tidak bosan.
• e)  lntervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari sekitar 3-4 jam, selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang
dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak atau rewel, intervensi dihentikan dahulu,
dilanjutkan apabila anak sudah dapat diintervensi lagi.
• f) Minta orang tua atau keluarga datang kembali/kontrol 2 minggu kemudian untuk dilakukan evaluasi hasil intervensi
dan melihat apakah ada kemajuan/perkembangan atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan KPSP yang sesuai
dengan umur skrining yang terdekat.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Evaluasi Intervensi Perkembangan
Cara melakukan evaluasi hasil intervensi perkembangan adalah:
1)  Apabila umur anak sesuai dengan jadwal umur
skrining (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya)evaluasi hasil
intervensi dengan menggunakan formulir KPSP sesuai dengan umur
anak.
2)  Apabila umur anak tidak sesuai dengan jadwal umur skrining (umur 3,
6, 9, 12, 15, 18 bulan dan seterusnya), maka lakukan evaluasi hasil
intervensi dengan menggunakan formulir KPSP untuk umur yang lebih
muda, paling dekat dengan umur anak, seperti contoh berikut ini:
Bayi umur 6 bulan lewat 3 minggu, gunakan KPSP untuk umur 6 bulan.
Anak umur 17 bulan lewat 18 hari, gunakan KPSP untuk umur 15 bulan.
Anak umur 35 bulan lewat 20 hari, gunakan KPSP untuk umur 30 bulan.
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
 Bila hasil evaluasi intervensi ada kemajuan artinya jawaban "YA" 9 atau
10, artinya perkembangan anak sesuai dengan umur tersebut, lanjutkan
dengan skrining perkembangan sesuai dengan umumya sekarang.
Misalnya: umur 17 bulan lewat 20 hari pilih KPSP umur 18 bulan; umur
35 bulan lewat 20 hari, KPSP umur 36 bulan.

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Bila hasil evaluasi intervensi jawaban "YA" tetap
7 atau 8, kerjakan langkah-langkah berikut:
Teliti kembali apakah ada masalah dengan:
• lntensitas intervensi perkembangan yang
• dilakukan di rumah, apakah sudah dilakukan
• secara intensif ?
• Jenis kemampuan perkembangan anak yang
• diintervensi, apakah sudah dilakukan secara
• tepat dan benar ?
• Cara memberikan intervensi, apakah sudah
• sesuai dengan petunjuk dan nasihat tenaga
• kesehatan
• Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti, apakah ada
• masalah gizi ? penyakit pada anak ? kelainan
• organ-organ terkait ?

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Bila ditemukan salah satu atau lebih
masalah di atas:

• Bila ada masalah gizi atau anak sakit, tangani kasus tersebut
sesuai pedoman/standar tatalaksana kasus yang ada di tingkat
pelayanan dasar seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS), tatalaksana gizi buruk, dan sebagainya.
• Bila intervensi dilakukan tidak intensif, kurang tepat, atau tidak
sesuai dengan petunjuk/nasihat tenaga kesehatan, sekali lagi,
ajari orang tua dan keluarga cara melakukan intervensi
perkembangan yang intensif yang tepat dan benar. Bila perlu
dampingi orang tua/keluarga ketika melakukan intervensi pada
anaknya
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
Kemudian lakukan evaluasi hasil intervensi yang ke-2 dengan cara
yang sama, jika:

• Bila kemampuan perkembangan anak ada


• kemajuan, berilah pujian kepada orang tua dan anak. Anjurkan orang tua dan
keluarga untuk terus melakukan intervensi di rumah dan kontrol kembalipada
jadwal umur skrining berikutnya.
• Bila kemampuan perkembangan tidak ada kemajuan berarti ada
penyimpangan perkembangan anak (P), dan anak perlu segera dirujuk ke
rumah sakit yang memiliki tenaga dokter spesialis anak, kesehatan jiwa,
rehabilitasi medik, psikolog dan ahli terapi (fisioterapis, terapis bicara, dan
sebagainya).

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

• Tingkat keluarga dan masyarakat

• Tingkat Puskesmas dan jejaringnya

• c. Tingkat rumah sakit rujukan

RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN


RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN
RETNO M_PELATIHAN BAGI KADER KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai