Abraham Maslow
Komponen cinta menurut Sternberg (dalam
Stenberg dan Barnes, 1988)
1. Keakraban atau keintiman (intimacy), adalah perasaan dalam suatu hubungan
yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan. hasil penelitian Stenberg
dan Grajeg (dalam Stenberg dan Barnes, 1988) menunjukkan keakraban mencakup
sekurang-kurangnya 10 elemen, yaitu :
Ada dua jenis cinta menurut maslow yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (B-
Love).
a. D-love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, kebutuhan cinta karena
kekurangan, itulah D-love. orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti
harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian.
b. B-Loved didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan
untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak
mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran positif,
penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk
berkembang.
Konsep yang terkandung dalam makna kebutuhan mencintai dan dicintai yang perlu
dipahami oleh setiap perawat, diantaranya adalah :
Dalam praktik keperawatan, ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat yang tidak
membeda-bedakan dalam melayani klien. Konsep ini memberikan landasan bagi perawat
bahwa perawat harus tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Semua klien dilayani oleh perawat dengan baik. Bagi seorang perawat
ketulusan adalah penting karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan atau
perawatan baik terhadap orang sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja
merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga
merupakan pekerjaan yang suci. Amal jasmani dan rohani yang diberikan denga penuh
ketulusan oleh perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan
penderita tersebut.
c) Cinta adalah perhatian
Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien diantaranya adalah kehadiran
perawat sebagai helper (penolong). Konsep ini selaras dengan hakikat keperawatan yaitu
care. Artinya, keperawatan merupakan profesi yang memiliki perhatian dan kepedulian yang
tinggi terhadap manusia. Klien yang dirawat akan diberikan asuhan keperawatan dengan
penuh perhatian.
Caring sebagai bentuk dasar dari praktik keperawatan dimana perawat membantu klien
pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakit klien, dan mengelola atau
membangun kembali hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik,
dan kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Aplikasi Caring Dalam Keperawatan