Anda di halaman 1dari 15

KDM

Hierarki Maslow – Kebutuhan Mencintai Dan


Dicintai (Love And Belongingness Needs)
Kelompok 6

Amanda Gusti Maharani Amanda


NIM : P07220221006 NIM : P07220221005

Risqi Rahmawati Frizky Aditya Saptandi Tsamaroh Rosyidah Lutfiyah


NIM : P07220221037 NIM : P07220221023 NIM : P07220221046
Teori Abraham Maslow
HIERARKI MASLOW

Salah satu teori motivasi yang terkenal dijelaskan oleh


Abraham Maslow. Secara mendasar, Maslow
menjelaskan bahwa motivasi kita dipengaruhi oleh
kebutuhan tertentu. Maslow pertama kali
memperkenalkan konsep hierarki kebutuhan dalam
makalahnya tahun 1943 “A Theory of Human
Motivation” dan bukunya yang berjudul “Motivation and
Personality” ada 5 tingkatan kebutuhan yakni :
Kebutuhan Mencintai dan Dicintai

Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual seseorang. perasaan


lebih berperan dalam cinta daripada proses intelektual. walaupun demikian cinta
dapat diartikan sebagai keadaan untuk saling mengerti secara dalam dan menerima
sepenuh hati.

Setiap individu termasuk klien yang dirawat memerlukan terpenuhinya kebutuhan


mencintai dan dicintai. klien merupakan individu yang berada dalam kondisi
ketidakberdayaan karena sakit yang dialaminya. pada kondisi ini diperlukan sentuhan
perawat yang dapat memberikan kedamaian dan kenyamanan. oleh karena itu setiap
perawat harus memiliki pemahaman yang benar mengenai konsep dalam
pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai.
Abraham Maslow mengutarakan pendapatnya
tentang cinta. Ia menyatakan bahwa cinta adalah
suatu proses aktualisasi diri yang bisa membuat orang
melahirkan tindakan-tindakan produktif dan kreatif.
dengan cinta seseorang akan mendapatkan
kebahagiaan bila mampu membahagiakan orang yang
dicintainya.

Abraham Maslow
Komponen cinta menurut Sternberg (dalam
Stenberg dan Barnes, 1988)
1. Keakraban atau keintiman (intimacy), adalah perasaan dalam suatu hubungan
yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan. hasil penelitian Stenberg
dan Grajeg (dalam Stenberg dan Barnes, 1988) menunjukkan keakraban mencakup
sekurang-kurangnya 10 elemen, yaitu :

a. Keinginan meningkatkan kesejahteraan dari yang dicintai


b. Mengalami kebahagiaan bersama yang dicintai
c. Menghargai orang yang dicintainya setinggi-tingginya
d. Dapat mengandalkan orang yang dicintai dalam waktu yang dibutuhkan
e. Memiliki saling pengertian dengan orang yang dicintai
f. Membagi dirinya dan miliknya dengan orang yang dicintai
g. Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai
h. Memberi dukungan emosional kepada orang yang dicintai
i. Berkomunikasi secara akrab dengan orang yang dicintai
j. Menganggap penting orang yang dicintai dalam hidupnya.
2. Gairah (passion), meliputi rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu dengan orang
yang dicintai yang merupakan ekspresi hasrat dan kebutuhan seksual.
Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup terpenuhi,
menurut maslow muncullah kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan akan cinta dan
perasaan dimiliki atau menjadi bagian kelompok sosial.

Ada dua jenis cinta menurut maslow yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (B-
Love).
a. D-love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, kebutuhan cinta karena
kekurangan, itulah D-love. orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti
harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian.
b. B-Loved didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan
untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak
mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran positif,
penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk
berkembang.
Konsep yang terkandung dalam makna kebutuhan mencintai dan dicintai yang perlu
dipahami oleh setiap perawat, diantaranya adalah :

a) Cinta adalah dukungan


Klien yang dirawat membutuhkan adanya dukungan terhadap kesembuhannya. Konsep ini
memberikan makna bagi perawat bahwa klien yang dirawat membutuhkan adanya dukungan
terhadap kesembuhannya. Dukungan yang diberikan perawat dapat dilakukan melaui
intervensi keperawatan, misalnya dengan memberikan motivasi untuk membangkitkan
semangat hidup klien. Dukungan yang dibutuhkan klien bukan hanya dari perawat, tetapi juga
dukungan dari keluarga. Bentuk dukungan keluargalah yang mempunyai pengaruh besar
terhadap kesehatan klien. Untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap dukungan keluarga ini,
maka perawat dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator yang memfasilitasi klien dengan
keluarganya.
b) Cinta adalah ketulusan

Dalam praktik keperawatan, ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat yang tidak
membeda-bedakan dalam melayani klien. Konsep ini memberikan landasan bagi perawat
bahwa perawat harus tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Semua klien dilayani oleh perawat dengan baik. Bagi seorang perawat
ketulusan adalah penting karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan atau
perawatan baik terhadap orang sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja
merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga
merupakan pekerjaan yang suci. Amal jasmani dan rohani yang diberikan denga penuh
ketulusan oleh perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan
penderita tersebut.
c) Cinta adalah perhatian

Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien diantaranya adalah kehadiran
perawat sebagai helper (penolong). Konsep ini selaras dengan hakikat keperawatan yaitu
care. Artinya, keperawatan merupakan profesi yang memiliki perhatian dan kepedulian yang
tinggi terhadap manusia. Klien yang dirawat akan diberikan asuhan keperawatan dengan
penuh perhatian.
Caring sebagai bentuk dasar dari praktik keperawatan dimana perawat membantu klien
pulih dari sakitnya, memberikan penjelasan tentang penyakit klien, dan mengelola atau
membangun kembali hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik,
dan kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Aplikasi Caring Dalam Keperawatan

Aplikasi Caring Secara Umum


1.      Memenuhi kebutuhan dasar pasien
2.      Perawatan fisik membantu mengembangkan respon empati
3.      Hubungan yang optimis
4.      Mengatakan pada pasien untuk tidak khawatir
5.      Berupaya untuk tidak membeberkan informasi
PERILAKU CARING DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
 
A. Kehadiran
Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena
situasi tertekan.
B. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis
sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Kedua jenis sentuhan ini
digambarkan dalam tiga kategori :
1)      Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
2)      Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
 
3)      Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat dan/atau
klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan
dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh. Sentuhan dapat menimbulkan
berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.
 
C. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini
menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam
memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan
kedamaian.
 
D. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti suatu
proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman
perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik
dan saling memahami.
 
E. Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Spiritual
menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya
sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan
dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapat memahami satu sama lain
sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan
bagi klien dan perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima klien;
membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau spiritual; memahami bahwa
hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia, roh dengan roh.
 
F. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung pada
keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan.
Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan
tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu
keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.
 
THANK YOU <3
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai