Anda di halaman 1dari 45

Definisi

Yaitu : pemisahan cairan dari suatu


bahan padat yang lembab dengan cara
menguapkan cairan tsb dan membuang
uap yang terbentuk.
JENIS PENGERINGAN

A B
PENGERINGAN Pengeringan
TERMAL Non Thermal

Pengeringan pengeringan gas


dan cairan organik.
yang Yang dipisahkan
menggunakan dengan
menggunakan
panas sorben.
Cara Perpindahan Panas
Konduksi

radiasi
panas Perpindahan
Perpindahanpanas
panas
dapat
dapatterjadi
terjadisecara
secara
a.a.Langsung
Langsung
Konveksi b.b.Tidak
Tidaklangsung
langsung
Media Pemanas
1 Udara

2 Air

3 Kukus/steam

4 Minyak
Proses pengeringan
berdasarkan suhu :

Pengeringan dibawah Pengeringan pada


titik didih suhu didihnya
pengeringan yang pengeringan dengan
harus diuapkan penguapan.
(pengeringan
dengan
pengabutan)
Jenis Proses pengeringan
Berdasarkan
A Bahan yang
Operasi aliran searah digerakkan

B
Operasi aliran berlawanan arah

C
Operasi aliran menyilang
Pengeringan dengan aliran yang berlawanan lebih
menguntungkan jika ditinjau dari segi penghematan
panas. Namun tidak begitu sesuai dengan bahan yang
peka terhadap suhu.
Fenomena

Selama berlangsungnya proses


pengeringan udara panas diubah
menjadi dingin (panas yang diberikan
kepada bahan yang dikeringkan), maka
kuantitas udara pada alat pengering
selalu harus sedemikian besarnya
sehingga udara tidak pernah menjadi
jenuh dan tidak akan terjadi kondensasi
uap dibagian dalam alat pengering.
Alasan higienis (khusus pada produk farmasi) , udara
yang digunakan pada pengeringan konveksi harus
dibersihkan dulu sebelum dimasukkan kedalam alat
pengering (misalnya dihilangkan debunya). Setelah
keluar dari alat pengering disamping mengandung
panas dan kelembaban, udara juga masih membawa
partikel-partikel padat dalam kuantitas tertentu.
Pengeringan konveksi dengan udara pada umumnya
hanya dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
tidak peka terhadap pengaruh kimia (tidak
teroksidasi, tidak dapat terbakar, tidak membentuk
campuran yang dapat meledak)
Penggunaan gas-gas inert sebagai pengganti udara
jauh lebih mahal, selain itu sukar untuk memperoleh
kembali cairan organik melalui kondensasi uap.
PENGERINGAN KONDUKSI (KONTAK)

Panas yang dibutuhkan pada bahan dengan


penghantaran panas tak langsung.

Pengeringan kontak sesuai untuk pasta-pasta, untuk


bahan yang berbentuk granulat atau yang berupa
cairan dengan viskositas yang rendah. Misalnya dalam
alat pengering serok.
Pengeringan radiasi
Panas yang diperlukan dipindahkan secara
langsung sebagai radiasi infra merah dari suatu
sumber panas ke bahan yang akan dikeringkan.
Misalnya : pada pengeringan lak dan hasil
keramik
Penanganan Bahan Padat dalam
Dryer
Dalam pengeringan adiabatik padatan dikontakkan
dengan gas dengan cara berikut
Gas ditiupkan melewati permukaan unggun atau
lempengan padatan atau melewati satu atau kedua sisi
lembaran secara kontinyu . Proses ini dinamakan cross-
circulation drying.
Gas ditiupkan melalui unggun butiran padatan kasar
yang disangga pada screen. Ini dikenal dengan through-
circulation drying. Untuk cross-circulation drying
kecepatan gas dijaga lambat untuk mencegah
terikutnya partikel padat.
Padatan dicurahkan ke bawah melalui aliran gas yang
bergerak secara lambat, sering terikut sejumlah
partikel ke dalam gas (tidak diinginkan). Catatan
bahwa rotary dryer adalah non adiabatik.
Gas lewat melalui padatan pada kecepatan yang
cukup untuk memfluidakan unggun. Tak bisa dicegah
bahwa ada sejumlah partikel halus yang terikut gas.
Padatan seluruhnya terikut dalam aliran gas yang
berkecepatan tinggi dan pneumatic conveyed dari
suatu alat pencampur untuk pemisahan mekanik.
Tetesan larutan atau slurry dievaporasi dengan
mensuspensinya dalam waktu yang singkat dalam
aliran gas panas.
Nonadiabatic Dryer
Pada nonadiabatic dryer gas hanya dipisahkan
melalui penguapan air atau solvent, meskipun
kadang-kadang sejumlah kecil sweep gas (sering
udara atau nitrogen) dilewatkan melalui unit.
Pengontakan Panas Pada
Nonadiabatik Dryer
Padatan disebarkan pada permukaan yang tetap atau
yang bergerak lambat dan memanaskannya sampi
kering. Permukaan dapat dipanaskan secara listrik
atau dengan perpindahan panas fluida seperti steam,
atau air panas. Selain itu panas dapat disuplai
pemanas radiasi diatas padatan
Padatan digerakkan pada permukaan panas biasanya
berbentuk silinder, dengan agitator atau screw
conveyor atau paddle conveyor.
Pengontakan Panas Pada
Nonadiabatik Dryer
Padatan diluncurkan secara gravitasi pada
permukaan lereng yang dipanaskan atau pada saat
tertentu terbawa ke atas kemudian meluncur ke
lokasi yang baru.
Pola Temperatur Dalam Pengering
Variasi temperatur dalam dryer dipengaruhi oleh :
 keadaan dan kandungan likuid dalam umpan
temperatur media pemanasan,
waktu pengeringan, dan
Temperatur padatan kering akhir yang diinginkan
Pola Temperatur Dalam
Batch Dryer
Dalam batch dryer, dengan suatu media pemanas an pada
temperatur konstan , temperatur padatan basah naik
agak cepat dari nilai temperatur awalnya Tsa ke
temperatur penguapan akhir Tv.
Pada nonadiabatic dryer tanpa sweep gas, Tv biasanya
adalah titik didih pada tekanan sebelum masuk dryer.
Jika digunakan sweep gas atau jika adiabatic dryer, Tv
berada pada atau mendekati temperatur wet bulb
temperatur gas (yang sama dengan temperatur jenuh
adiabatic jika gas adalah udara dan air yang diuapkan)
Pola Temperatur Dalam
Batch Dryer
Pengeringan dapat terjadi pada Tv untuk suatu waktu,
tetapi sering setelah waktu singkat temperatur padatan
basah naik secara berangsur-angsur seperti bentuk
suatu zona padatan kering dekat permukaan
Temperatur penguapan kemudian tergantung pada
tahanan perpindahan panas dan massa dalam zona
pengering., sebaik dalam lapisan batas eksternal.
Dalam pengeringan tahap akhir, temperatur padatan
naik secara cepat ke nilai temperatur tinggi Tsb.
Pola Temperatur Dalam
Batch Dryer
waktu pengeringan bervariasi dari beberapa detik
menjadi beberapa jam.
Padatan berada pada Tv, untuk sebagian besar siklus
pengeringan atau hanya untuk sebagian kecil
fraksinya.
Temperatur medium pemanasan sering konstan.
Pola Temperatur Dalam
Continuous Dryer
Dalam continuous dryer, setiap partikel atau element
padat melewati siklus yang sama pada inlet sampai outlet
dryer
Pada operasi keadaan tetap, temperatur pada berbagai
titik dalam continuous dryer konstan, tetapi bervariasi
sepanjang panjang dryer .
Gambar memperlihatkan pola temperatur pada adiabatik
countercurrent dryer.
Padatan masuk dan gas keluar terletak dibagian kiri, gas
masuk dan padatan keluar terletak disebelah kanan.
Pola Temperatur Dalam
Continuous Dryer
Padatan dipanaskan secara cepat dari Tsa ke Tv.
Temperatur penguapan dapat berubah seiring
pengeringan bahkan temperatur wet bulb terjaga
sama.
Dekat gas masuk, padatan dapat dipanaskan ke suatu
temperatur terbaik diatas Tv dalam panjang dryer
yang relatif singkat karena energi yang ditambahkan
untuk panas pengeringan padatan kecil dibandingkan
yang dibutuhkan untuk penguapan.
Material yang sensitif terhadap panas pengering
dirancang untuk menjaga Tsb mendekati Tv.
Pola Temperatur Dalam
Continuous Dryer
Gas panas masuk dryer pada Thb biasanya dengan
humidity yang rendah. Profil temperatur gas dapat
berbentuk kompleks karena variasi gaya dorong
temperatur dan perubahan koefisien perpindahan
panas over all selama proses pengeringan.
Perpindahan panas dalam dryer
Panas harus digunakan pada dryer untuk hal berikut:
Pemanasan umpan (padatan dan cairan ) sampai
temperatur penguapannya
Penguapan cairan
Pemanasan padatan sampai ke temperatur akhir
Memanaskan uap sampai ke temperatur akhir
Memanaskan udara atau gas lain yang ditambahkan
sampai ke temperatur akhir
PERPINDAHAN
PERPINDAHAN MASSA
MASSA PADA
PADA PENGERINGAN
PENGERINGAN

Cairan yang harus dipisahkan


dapat berada sebagai :

1 2 3
Cairan bebas, tak Cairan yang Air kristal yang
terikat pada terikat oleh gaya diikat oleh gaya
permukaan kapiler dan valensi dalam
partikel diadsorbsi struktur kristal
didalam pori-pori bahan padat
partikel (pada
bahan yang
higroskopis)
Proses pengeringan dibagi menjadi 2 tahap :
a. Dengan laju pengeringan yang konstan
cairan pada permukaan partikel (mengabut) secara
merata, akibatnya terjadi penurunan kelembapan
daam partikel. Cairan berpindah dari dalam keluar
partikel dengan cara difusi.
b. Dengan laju pengeringan yang menurun
dimulai ketika cairan yang berasal dari bagian dalam
partikel tidak lagi cukup untuk membasahi
permukaan.
Untuk melaksanakan kedua tahap pengeringan pada
proses yang kontinu, akan lebih baik digunakan 2 alat
pengering yang berbeda yaitu :
a. Alat pengering awal (dengan waktu tinggal yang
singkat dan suhu yang tinggi untuk mengeluarkan
kelembapan permukaan)
b. Aat pengering akhir (dengan waktu tinggal yang ebih
lama untuk mengeluarkan kelembapan kapiler)
Akhir proses pengeringan dapat diketahui dengan
cara yang berbeda yaitu :

a. Tidak adanya kondensat setelah melewati kondensor


b. Penurunan suhu dalam pipa uap
c. Penurunan tekanan pada alat pengering vakum
d. Kenaikan suhu pada bahan yang dikeringkan
e. Penurunan daya yang diperlukan dengan perkakas
pengaduk
Unjuk kerja pengeringan
Proses pengeringan mengikuti hukum kuantitas

kuantitas = Gaya penggerak x luas


waktu Tahanan
Gaya pendorong pada pengeringan adalah perbedaan
tekanan uap antara bahan yang lembab dan
sekelilingnya sedapat mungkin gaya diusahakan
besar.

Untuk itu harus dipenuhi 2 syarat berikut :


a. Tekanan uap yang tinggi pada cairan yang berada
pada bahan lembab (dibatasi oleh ketahanan bahan
yang dikeringkan terhadap suhu)
b. Tekanan uap yang rendah pada sekeliling (keadaan
vakum yang baik)
Permukaan yaitu bidang batas untuk perpindahan
panas dan massa. Bahan yang dikeringkan diusahakan
seluas mungkin.
Hal ini dapat dicapai dengan memperlebar bahan
dalam bentuk lapisan tipis, difluidisasi atau
dihamburkan.
Tahanan yang menghalangi penguapan cairan harus
sekecil mungkin. Tahanan ini tergantung pada
keadaan bahan yang dikeringkan (dalam diameter
kapiler) dan pada besarnya partikel (panjang kapiler)
Penghancuran atau pemecahan bahan yang
dikeringkan agar cairan yang terkandung dalam sel
sel dikeluarkan
Pengeringan yang ideal adalah dengan :
a. Partikel yang sangat kecil (lapisan yang tipis)
b. Suhu yang tinggi
c. Keadaan vakum yang baik
Kriteria pemilihan alat pengering
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi, pemilihan alat
pengering ditentukan oleh faktor-faktor berikut :

a.Kondisi bahan yang dikeringkan (bahan padat yang


dapat mengalir, pasta, suspensi)

a.Sifat-sifat bahan yang dikeringkan (misalnya dapat


menimbulkan kebakaran, ketahanan panas,
kepekaan terhadap pukulan, bahan edakan debu
dan sifat oksidasi)
a.Jenis cairan yang terkandung
dalam bahan yang dikeringkan
(air, pelarut organik, dapat
terbakar, beracun dan korosif)
a.Kuantitas bahan yang
dikeringkan
a.Operasi kontinu atau tak kontinu
Jenis Alat Pengering
1. Circulating dryer
2. Fluidized bed dryer
3. Spray dryer
4. Belt dryer
5. Disk dryer
6. Vacuum shelf dryer
7. Doble cone dryer
8. Blade dryer
9. Drum dryer
Seleksi Dryer

1. Apa Jenis dryer yang dapat menghandle umpan


2. Apakah dryer reliable (dapat diandalkan)
3. Bagaimana efisiensi energi dryer
4. Apa jenis bahan bakar yang dapat digunakan
untuk pemanasan
5. Apakah dryer mempunyai problem berdebu
6. Bagaimana senitivitas panas material yang
dikeringkan
7. Bagaimana kualitas produk yang akan diperoleh
8. Berapa batasan ruang yang ditempati pada pemasangan
9. Biaya maintenance
Seleksi Dryer

1. Biaya tenaga kerja


2. Apakah unit tersedia unit pilot yang dapat
digunakan untuk mengambil data
3. Berapa capital investment yang dibutuhkan
4. Berapa power yang dibutuhkan
5. Berapa kuantitas produk yang diinginkan
6. Dapatkah dyer meningkatkan laju produksi
7. Apakah diperlukan kebersihan dryer
Soal

1. Jelaskan manfaat dari pengeringan


2. Berapa cara pemisahan air dari bahan padat
3. Bagaimana air dapat menguap
4. Apa syarat media pemanas yang akan
digunakan
5. Apa yang dimaksud dengan pengeringan
secara batch dan kontunyu
6. Kapan pengeringan dapat diakukan secara
langsung dan tidak langsung
1. Bagaimana fenomena pengeringan bahan padat
diam dan bergerak
2. Perpindahan apa saja yang mungkin terjadi
selama proses pengeringan
3. Bagaimana syarat pengeringan bagi produk
farmasi
4. Bagaimana kondisi udara keluar alat pengering
5. Bagaimana menandai akhir pengeringan
6. Apa driving force pada pengeringan
7. Bagaimana memperluas permukaan kontak
antara bahan dan udara
8. Jelaskan kriteria memilih alat pengering
KESETIMBANGAN KANDUNGAN AIR DAN KANDUNGAN AIR BEBAS

Bagian air dari padatan X = XT – X*


yang tidak dapat
dipisahkan oleh udara
masuk , karena
kelembaban nantinya
dinamakan equilibrum
moisture X = lebih besar dari XT
Laju pengeringan
Periode singkat
Material umpan dipanaskan sampai temperatur
penguapan, grafik mendekati linear , kurva menuju
horizontal dan akhirnya berhenti
Periode laju pengeringan konstan
Selama laju pengeringan konstan Ti dapat diasumsi
sama dengan Twb (wet bulb temperatur)
Periode laju menurun
Periode laju pengeringan konstan
Periode laju konstan yang sebenarnya laju
penguapan dimulai dari tempat likuid. Jika
perpindahan panas hanya secara konveksi melalui
gas-film, maka batasa antar muka gas-likuid dan
permukaan padatan berada pada wet bulb
temperature.
Laju pengeringan

Anda mungkin juga menyukai