Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 5

Ayat-ayat jual beli

NURANDITARISKYDWI CAHYONO (1931710178)

ASHAR (1931710149)
. M. Um

A. Pengertian Jual Beli

Jual beli dalam bahasa arab disebut ba’i yang secara bahasa adalah

tukar menukar, sedangkan menurut istilah adalah tukar menukar atau

peralihan kepemilikan dengan cara pergantian menurut bentuk yang

diperbolehkan oleh syara’ atau menukarkan barang dengan barang atau

barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari seseorang

1
terhadap orang lainnya atas kerelaan kedua belah pihak.
FIRST UP 2
CONSULTANTS
Jual beli adalah proses pemindahan hak
milik/barang atau harta kepada pihak lain dengan
menggunakan uang sebagai alat tukarnya.
Menurut etimologi, jual beli adalah pertukaran
sesuatu dengan sesuatu (yang lain). Kata lain
dari jual beli adalah al-ba’i, asy-syira’, al-
mubadah, dan at-tijarah.
FIRST UP 3
CONSULTANTS
Menurut istilah terminologi yang dimaksud dengan jual beli adalah sebagai berikut:

1. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak
milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan.

“Pemilikan harta benda dengan jalan tukar menukar yang sesuai dengan syara”.

2. Menurut Ibnu Qadamah dalam kitab al-mugni: ut.

”Pertukaran Harta dengan harta, untuk saling menjadikan milik.”

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa inti jual beli ialah suatu perjanjian

tukar-menukar pada benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara

kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai

dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh syara’ dan disepakati.
FIRST UP 4
CONSULTANTS
B. Ayat dan Terjemahan Jual Beli

1. Surat Al-baqarah ayat 275 Al-Quran dan surat An-Nisa’ayat 29 :


َ َ‫الربٰوا ل َا يَقُ ْو ُم ْو َن اِلَّا ك ََما يَقُ ْو ُم ال َّ ِذ ْي يَت‬ ْ
ّ ِ ‫الشيْ ٰط ُن ِم َنال َْم ِ ّسۗ ٰذلِ َك ِباَن ّ َُه ْم َقال ُْوٓا اِن ّ ََما ال ْبَيْ ُع ِمثْ ُل‬
ۘ‫الربٰوا‬ َ ّ ‫خبّ َ ُط ُه‬ ّ ِ ‫اَل َّ ِذيْ َن يَأكُل ُْو َن‬
‫اد َفاُول ٰۤ ِـٕىِٕ َك‬
َ ‫ع‬َ ‫اۤء ٗه َم ْو ِع َظ ٌة ِ ّم ْن َّر ِبّ ٖه َفانْتَ ٰهى َفل َٗه َما َسل ََفۗ َوا َ ْم ُر ٗهٓ اِل َى الل ّ ٰ ِه ۗ َو َم ْن‬
َ ‫الربٰو ۗا َف َم ْن َج‬ ّ ِ ‫َوا َ َح َّلالل ّ ٰ ُه ال ْبَيْ َع َو َح َّر َم‬
‫بالن ّ َِار ۚ ُه ْم ِفيْ َها ٰخلِ ُد ْو َن‬ ُ ‫ح‬ ٰ ‫ا َ ْص‬

Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka
berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti,
maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal
di dalamnya”(Q.S Al-Baqarah:275)

FIRST UP 5
CONSULTANTS
3. Prinsip Kemanfaatan atau Kemaslahatan. Kegiatan jual beli harus
bisa memberikan kemanfaatan bagi pihak-pihak yang bertransaksi.
C.Adapun uraian dari masingmasing Kemanfaatan tersebut dapat berupa manfaat yang diperoleh dari
prinsip tersebut adalah sebagai berikut: objek atau barang yang diperjualbelikan, maupun manfaat dari
hasil kegiatan jual beli yang dilakukan. Yakni, objek atau barang
1. Prinsip Ketuhanan (Tauhid) Prinsip ini menuntut kesadaran
bahwa semua adalah milik Allah dan semua aktivitas diawasi yang ditransaksikan harus memberikan manfaat bagi kemanusiaan,
oleh Allah. Selain itu, transaksi jual beli tidak semata dilakukan bukan justru membawa dampak kerusakan
dalam rangka mencari keuntungan dunia (Mardani, 2015). Tetapi 4. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan dalam transaksi jual beli dapat
lebih dari itu bahwa keuntungan dalam kegiatan jual beli adalah dilakukan dengan sikap tidak saling mezalimi. Penjual harus
bekal dalam menyongsong kehidupan di akhirat nanti . mampu bersikap adil kepada seluruh pembeli, demikian halnya
2. Prinsip Kerelaan (saling rela/ Ridhaiyyah). Dalam praktik jual sebaliknya Selain itu, termasuk juga bagian dari prinsip keadilan
beli, prinsip saling rela ditandai dengan adanya akad ijab dan 2 adalah menetapkan harga secara wajar, serta tidak melakukan
qabul yang dilakukan tanpa paksaan serta bebas dari praktik monopoli
berbagai intimidasi, penipuan, dan penyamaran (Hidayat, 5.Prinsip Kejujuran Penerapan prinsip kejujuran dalam transaksi
1998). Secara lebih teknis, implementasi prinsip ini adalah jual beli dapat dilakukan dengan memberikan informasi secara
masing-masing pihak berkewajiban memberikan informasi objektif, benar, apa adanya, dan menyeluruh. Konsekuensi dari
yang lengkap dan benar agar tidak terjadi asymmetric prinsip kejujuran ini adalah larangan terhadap segala bentuk
information, yaitu suatu kondisi di mana salah satu pihak tindakan penipuan, baik penipuan dalam bentuk perkataan maupun
tidak memiliki informasi yang lengkap dan baik dari pada
pihak yang lain (World Bank, 2003). perbuatan. Prinsip kejujuran ini ditegaskan oleh Allah dalam QS al-
Muthaffifin ayat 1-3 yang memberikan ancaman kepada seseorang
yang tidak jujur dalam melakukan takaran timbangan

FIRST UP 6
CONSULTANTS
6. Prinsip Kebebasan Yaitu prinsip untuk D. RUKUN DAN SYARAT JUAL BELI DALAM
menentukan suatu tindakan atau suatu keputusan ISLAM
sepanjang tidak bertentangan dengan kerangka RUKUN JUAL BELI JUAL BELI
DIANGGAP SAH APABILA SUDAH TERPENUHI RUKUN DAN
syariat Islam (Rivai, 2009). Pelaksanaan prinsip SYARATNYA.MAKSUDNYA ADALAH, APABILA SESEORANG AKAN
MELAKUKAN JUAL BELI HARUS MEMENUHI SYARATSYARAT
kebebasan dalam kegiatan jual beli adalah TERTENTU. UNSUR-UNSUR YANG MENYEBABKAN SAHNYA JUAL
adanya hak dan kesempatan untuk memilih atau BELI TERPENUHI. ADAPUN RUKUN YANG DIMAKSUD DAPAT
DILIHAT DARI PENDAPAT ULAMA DI BAWAH INI ADALAH:
yang lazim disebut dengan istilah khiyar. Dalam
1.ADANYA PENJUAL DAN PEMBELI
konteks jual beli, khiyar adalah suatu keadaan
yang menyebabkan ‘aqid (orang yang berakad) 2.ADANYA BARANG YANG DIPERJUALBELIKAN
memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni 3.SIGHAT (KALIMAT IJAB QABUL)
menjadikan atau membatalkannya.
SYARAT JUAL BELI DARI KETIGA RUKUN JUAL BELI
7. Prinsip Akhlak/ Etika Prinsip ini merupakan YANTG TELAH PENULIS URAIKAN DI ATAS MASING-
bentuk dari pengamalan sifat-sifat utama nabi MASING MEMPUNYAI PERSYARATAN SEBAGAI
dan rasul dalam seluruh kegiatan ekonomi, yaitu BERIKUT.
sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh
(menyampaikan kebenaran), dan fathanah 1,BALIGH
2.TIDAK PEMBOROS
(cerdas/ berilmu). Akhlak adalah urat nadi 3 .ENGAN KEHENDAK SENDIRI
kehidupan Islami, termasuk dalam kehidupan
ekonomi.  
FIRST UP
CONSULTANTS 7
E. Macam-macam Jual Beli Dalam Islam
Secara garis besar dalam Islam, dikenal beberapa bentuk dan jenis jual beli,
adapun secara gelobalnya jual beli itu dibagi kedalam dua bagian besar yaitu:
1. Jual beli shahih
Jual beli sahih yaitu apabila jual beli itu disyari’atkan, memenuhi rukun dan
syarat yang telah ditentukan, bukan milik orang lain, dan tidak tergantung pada hak
khiyar lagi. Jual beli yang telah memenuhi rukun dan syarat adalah boleh atau sah
dalam Agama Islam, selagi tidak terdapat padanya unsur-unsur yang dapat
membatalkan kebolehan kesahannya. Adapun hal-hal yang menggugurkan kebolehan
atau kesahan jual beli pada umumnya adalah sebagai berikut:
a. Menyakiti si penjual
b. Menyempitkan gerakan pasar
c. Merusak ketentuan umum.
2. Jual beli yang batal atau fasid
Batal adalah tidak terwujudnya pengaruh amal pada perbuatan di dunia karena
melakukan perintah syara’ dengan meninggalkan syarat dan rukun yang
mewujudkannya, Jual beli yang batal adalah apabila salah satu rukunnya dan
syaratnya tidak terpenuhi, atau jual beli itu pada dasar dan sifatnya tidak disyaratkan,
seperti jual beli yang dilakukan anak kecil, orang yang gila atau barang yang diperjual
belikan adalah barang-barang yang diharamkan syara’ seperti bangkai, darah, babi FIRST UP 8
dan khamr. CONSULTANTS
FIRST UP
CONSULTANTS

THANK YOU 9
SLIDE TITLE
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan telah dipaparkan sebelumnya, terdapat
kesimpulan sebagai berikut, Pertama, prinsip-prinsip jual beli dalam Islam secara spesifik
terdiri atas prinsip kerelaan (ridhaiyyah), prinsip kemanfaatan atau kemaslahatan, prinsip
keadilan, ketuhanan (tauhid), prinsip kejujuran, prinsip kebebasan, prinsip etika (akhlak),
serta prinsip kebenaran (shahih).

FIRST UP
CONSULTANTS
FIRST UP 11
CONSULTANTS

Anda mungkin juga menyukai