ketidakmampuan melakukan offsetting posisi tertentu dengan harga pasar akibat kondisi likuiditas
pasar yang mengalami gangguan.
Risiko yang timbul karena bank tidak mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan
dari sumber dana lain.
Risiko Likuditas dan Nilai Saham serta Reaksi Investor
Manajemen perusahaan selalu berusaha menjaga kondisi likuditas perusahaan yangsehat dan terpenuhi
secara tepat waktu. Ini dilakukan dengan maksud untuk memberi reaksikepada para calon investor dan
para pemegang saham khususnya bahwa kondisi perusahaanselalu berada dalam kondisi yang aman dan
stabil, yang otomatis maka harga sahamperusahaan juga cenderung stabil dan bahkan diharapkan terus
mengalami kenaikan.
Dalam rangka memprediksi risiko likuditas maka perusahaan harus memperkuat nilairisiko likuditas.
Karena, perusahaan yang memiliki risiko likuditas tinggi akan diminati parainvestor dan akan berimbas
pula pada harga saham yang cenderung akan naik karenatingginya permintaan.
Karakter investor untuk selalu meminati saham yang cenderungbersifat aman dan terus mengalami
kenaikan. Penguatan pada rasio likuditas perusahaan akanmenjadi “good news” yang selanjutnya dikaji
secara pendekatan signaling theory bahwa inicenderung akan memberi pengaruh pada kenaikan harga
saham.
Kesimpulan :
Memutuskanpembelian saham pada saat rasio likuditas perusahaan cenderung sehat
dan stabil adalah lebihbaik dari pada membeli saham pada rasio likuditas perusahaan
yang berisiko sertabermasalah.
Semua investor berkarakter menjauh atau menghindaridari risiko dan mendekat pada
keuntungan yang maksimal (maximality profit). Karena investor selalu menginginkan
keuntungan yang maksimal dari setiap investasi yang dilakukan, danmengambil
keuntungan dari hasil investasi tersebut untuk selanjutnya diinvestasikan ketempat
lain dengan tingkat risiko yang kecil juga, dan begitu seterusnya.