Anda di halaman 1dari 24

KENAPA PENGLIHATAN SAYA KABUR?

TUTOR 16

Alya Amelia G0018018 Syahnaz Adila G0018200


Aura Widad G0018038 Winastari Yarhanim G0018216

Fadhila Nur Illahi G0018066 Fauzan Dimas Anggara G0018074

Filza Febiningrum G0018082 M. Ibnu Aziz G0018128


Ni Wayan Puspa G0018158 Naufal Wildan G0018156

Ratna Savitri G0018172


A. Bagaimana perjalanan sinar pada visus normal, visus orang miopia, visus
orang hipermetropia dan visus orang astigmatisme?
B. Bagaimana cara pemeriksaan visus dan interpretasinya?

Visus:
-Dari jarak 6 meter pasien diminta membaca kartu snellen dari baris paling atas --> jika
tidak bisa, lakukan hitung jari --> jika tidak bisa, lambaikan tangan --> jika tidak bisa,
menyalakan dan mematikan senter (gelap terang)
-Konfirmasi apakah mata mengalami kelainan refraksi atau kelainan organik dengan test
pinhole untuk membaca lagi kartu snellen
Interpretasi:

-Bila tajam penglihatan 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang
normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter
-Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam
penglihatan pasien adalah 6/30
-Bita tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh orang
normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter
-Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter. Bila pasien hanya dapat melihat
atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 3/60.
Lanjutan :
-Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 1 meter, maka
dinyatakan tajam1/60.
-Uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang
normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian
tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya adalah 1/300.
-Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan
ini disebut sebagai tajam penglihatan '1/∞. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak idak berhingga.

- Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta
total.

-Jika visus membaik dengan uji pinhole, maka kelainan adalah kelaian refraksi yang masih dapat terkoreksi dengan
kacamata dan bukan merupakan kelainan organik.
C. Mengapa pada pasien yang kedua, visus tidak maju saat dikoreksi?

Penurunan visus dapat disebabkan oleh:


● Kelainan refraksi → dapat dikoreksi dengan lensa
Contoh: miopia, hipermetropia, presbiopia, astigmatisme
● Kelainan organik → tidak dapat dikoreksi dengan lensa
Contoh: katarak, glaukoma, neuritis optik
Pasien kedua: mata kiri mengalami penurunan visus, mata tenang, sering nyeri bola mata, tidak
dapat dilakukan koreksi kacamata
DD mata tenang dengan penurunan visus perlahan:
- Katarak
- Glaukoma
- Retinopati
C. Mengapa pada pasien yang kedua, visus tidak maju saat dikoreksi?

Glaukoma: neuropati optik kronis progresif yang diikuti oleh hilangnya fungsi visual, dengan
penyebab utamanya adalah meningkatkan tekanan intraokular.
Peningkatan TIO → blokade transport growth factors (neurotrophins) dari otak ke sel ganglion
retina → kerusakan sel ganglion retina → memicu apoptosis sel yang berdekatan → defect
lapang pandang

Saat dikoreksi dengan menggunakan lensa, kelainan organik tidak mengalami perbaikan karena
kerusakannya bukan pada sistem pembiasan/refraksinya, namun pada struktur jaringannya.
D. Mengapa diperlukan pemeriksaan konfrontasi pada pasien yang kedua?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan konfrontasi pada pasien dan kemungkinan
hasil apa saja yang mungkin didapatkan?
- Uji konfrontasi: pemeriksaan lapang pandang yang paling sederhana karena tidak memerlukan alat tambahan.
Lapang pandang pasien dibandingkan dengan lapang pandang pemeriksa.
- Indikasi: Gangguan penglihatan, gangguan lapang pandang, sakit kepala, defisit neurologis
- Pasien gangguan penglihatan berupa penurunan visus dan keluhan nyeri bola mata
- Pasien dicurigai mengalami glaukoma dan diperlukan penilaian lapang pandang
D. Mengapa diperlukan pemeriksaan konfrontasi pada pasien yang kedua?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan konfrontasi pada pasien dan kemungkinan
hasil apa saja yang mungkin didapatkan?
Prosedur

- Pasien dan pemeriksa atau dokter berhadapan dengan bertatap mata pada jarak 60 cm.
- Mata pasien yang tidak diperiksa ditutup. Mata yang diperiksa berhadapan dengan mata pemeriksa di sisi yang
sama.
- Pemeriksa menggerakkan jari dari arah temporalnya dengan jarak yang sama dengan mata pasien ke arah sentral.
- Bila pemeriksa telah melihat benda atau jari di dalam lapang pandangannya, maka bila lapang pandangan pasien
normal ia juga dapat melihat benda tersebut.
- Bila lapang pandangan pasien menciut maka ia akan melihat benda atau jari tersebut bila benda telah berada lebih
ke tengah dalam lapang pandangan pemeriksa.
- Dengan cara ini dapat dibandingkan lapang pandangan pemeriksa dengan lapang pandangan pasien pada semua
arah.
D. Mengapa diperlukan pemeriksaan konfrontasi pada pasien yang kedua?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan konfrontasi pada pasien dan kemungkinan
hasil apa saja yang mungkin didapatkan?
- Kemungkinan Interpretasi: terjadi penurunan lapang pandang
- Penurunan lapangan pandang kemungkinan akibat defek berkas saraf dari diskus optikus
- Penurunan lapang pandang yang progresif disertai kelainan pada penilaian diskus optikus khas pada glaukoma
E. Mengapa diperlukan pemeriksaan tekanan bola mata pada pasien yang kedua?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan tekanan bola mata pada pasien dan
kemungkinan hasil apa saja yang mungkin didapatkan?

Nyeri pada penurunan visus merupakan salah satu gejala yang dapat membantu

menspesifikkan penyakit yang diderita pasien. Salah satu penyebab nyeri pada mata

adalah peningkatan tekanan intraokuler, maka pada pasien 2 dapat dicurigai adanya kelainan pada tekanan
bola mata
E. Mengapa diperlukan pemeriksaan tekanan bola mata pada pasien yang kedua?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan tekanan bola mata pada pasien dan
kemungkinan hasil apa saja yang mungkin didapatkan?

Pemeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan tonometer.
Pemeriksaan tekanan yang dilakukan dengan tonometer pada bola mata dinamakan tonometri. Terdapat
beberapa alat tonometer seperti alat tonometer Schiotz dan tonometer aplanasi Goldman .

Pengukuran tekanan bola mata dinilai secara tidak langsung yaitu dengan teknik melihat daya tekan
alat pada kornea. Dengan tonometer Schizot dilakukan penekanan terhadap permukaan kornea.
F. Mengapa diperlukan pemeriksaan funduskopi pada pasien yang kedua?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan funduskopi pada pasien dan kemungkinan
hasil apa saja yang mungkin didapatkan?
Indikasi pemeriksaan funduscopy, atau ophthalmoscopy, merupakan pemeriksaan fisik
mata rutin terutama bila ada kecurigaan gangguan neuro-ophthalmic. Pemeriksaan ini
dilakukan oleh dokter umum maupun ophthalmologist pada kondisi sebagai berikut:
- Kehilangan penglihatan mendadak
- Perubahan visus mata
- Kecurigaan peningkatan tekanan intrakranial
- Pasien dengan kecurigaan adanya robekan pada retina/ablatio retina
- Pasien dengan nyeri kepala hebat, terutama pada area mata
F. Mengapa diperlukan pemeriksaan funduskopi pada pasien yang kedua?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan funduskopi pada pasien dan kemungkinan
hasil apa saja yang mungkin didapatkan?
Prosedur :
●Penderita duduk.
●Mata penderita ditetesi midriatikum, kemudian ditunggu ± 20 menit.
●Bila yang diperiksa mata kanan, oftalmoskop dipegang dengan tangan kanan, gunakan mata yang
kanan juga, jari telunjuk berada pada panel pengatur ukuran lensa dan sebaliknya.
●Pandangan penderita diminta memfiksasi suatu titik jauh tak terhingga atau ± 6m.
●Peganglah oftalmoskop dengan cara menggenggam bagian pegangannya, sedangkan jari telunjuk
berada pada panel pengatur ukuran lensa, siap untuk menyesuaikan ukuran lensa sehingga dapat
diperoleh bayangan yang paling tajam.
●Pada jarak 30 cm , di depan temporal (±450) mata penderita, sinar oftalmoskop diarahkan pada
pupil mata penderita .
●Perhatikan reflex fundusnya : cemerlang atau tidak cemerlang/ gelap.
F. Mengapa diperlukan pemeriksaan funduskopi pada pasien yang kedua?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan funduskopi pada pasien dan kemungkinan
hasil apa saja yang mungkin didapatkan?
Interpretasi hasil :
- Reflek fundus cemerlang atau tidak cemerlang
- Cemerlang → tidak ada kekeruhan di media refrakta
- Tidak cemerlang → ada kekeruhan pada media refrakta
G. Apa saja diagnosis banding penyakit mata tenang visus turun?

1. Mata tenang visus turun perlahan


● Katarak
● Glaukoma kronik
● Kelainan refraksi
● Retinopati
● Ambliopia
● Retinoblastoma
● Toxoplasmosis okuler
2. Mata tenang visus turun mendadak

● Ablasio retina
● Oklusi A/V sentralis retina
● Perdarahan vitreus
● Neuritis optik
● Iskemik optik neuropati akut
● Edema papil
● Lesi (saraf retrobulbar, papil dan optikus, kiasma dan traktus optik, lobus oksipitalis
● Retinopati serosa sentralis
H. Bagaimana menegakkan diagnosis banding atau diagnosis pada kasus mata tenang visus turun?

1. Anamnesis
- Identitas
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyait dahulu
- Riwayat obat-obatan
- Riwayat keluarga dan sosial
2. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum
- Inspeksi mata (adakah kelainan, konjungtiva, iris, pupil, dan kelopak mata)
3. Palpasi > test tonometri
4. Pemeriksaan visus
- membaca huruf/gambar yang terdapat pada Optotype, dari yang paling besar sampai
pada huruf/gambar yang dapat terlihat oleh mata normal.
- Jika tak dapat melihat gambar yang terdapat pada Optotype, maka kita
Memperg unakan jari kita (Penderita diminta untuk menghitung jari pemeriksa,
pada jarak 1 m, 2 m, sampai dengan 6 m. Dalam hal demikian maka visus dari
penderita dinyatakan dalam per-60)
- Apabila penderita tak dapat menghitung jari, maka dipergunakan lambaian
tanganpemeriksa pada jarak 1m sampai 6 m. Dalam hal ini, maka visus penderita
dinyatakan dalam per 300.
- Apabila lambaian tangan tak terlihat oleh penderita, maka kita periksa
visusnya dengan cahaya (sinar baterai). Untuk ini maka visus dinyatakan dalam per
tak terhingga
5. Pemeriksaan penunjang
- Oftalmoskopi indirek
- Biomikroskopi slitlamp : menunjukkan retina sensoris yang terlepas sebagai
sesuatu yang transparan dengan ketebalan yang normal
- Angiografi fluorosens : membantu dalam membuat diagnosa pasti
retinopati serosa sentral, dan dalam menyingkirkan munculnya membran
neovaskuler subretina dalam kasus-kasus atipikal.
Note : Pada angiografi ada 2 pola yang terlihat : Gambaran kumpulan Asap
(smoke-stack) dan Gambaran noda tinta (ink-blot)
- Optical Coherence Tomography (OCT)
I. Bagaimana penatalaksanaan berbagai macam diagnosis banding mata tenang visus turun?

- kelainan refraksi
a. koreksi lensa bisa menggunakan kaca mata atau lensa kontak

miopi = lensa cekung atau conave

hipermetropi = lennsa cembung atau convex

presbiopi = lensa bifocal dengan lensa convex untuk near work

astigmatisme = lensa silinder, lensa kontak khusus yaitu yang rigid atau toric lense

b. operasi (pada myopia) = Radial keratotomy, Excimer laser, Epikeratophakia, Keratomileusis, LASIK—(Laser-
assisted in situ keratomileusis)
- glaukoma
- laser : IRIDOPLASTY LASER,
TRABECULOPLASTY LASER,
GONIOPLASTY LASER
- pembedahan : trabeculoctomy
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta. 2018. Penuntun Ilmu Penyakit Mata Edisi 5, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Vaughan & Asbury.(2015). Oftalmologi umum Edisi 17.Jakarta: EGC
J Brent Bushkar. (2019). Visual Field Testing. Medscape. [Online]. Available from:https://emedicine.medscape.com/article/2094663-
overview
Khurana, AK (2007). Comprehensive Ophtalmology Fourth Edition. New Delhi: New Age International Publishers
Irini et al. 2012. The Value of Fundoscopy in General Practice.
Vaughan & Asbury.(2015). Oftalmologi umum Edisi 17.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai