Anda di halaman 1dari 10

REFERAT

BAGIAN KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS

ASPEK REHABILITASI PADA


PASIEN REUMATOID
ARTHRITIS

Supervisor Pembimbing
dr. Yose Waluyo, Sp.KFR

Dibawakan oleh
Febriansyah muh ashar - C014201015
Zainul Abidin – C014201016
PENDAHULUAN
• Rheumatoid Arthritis (RA) sendiri merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi

sistemik kronik dan progresif dimana sendi merupakan target utama.

• Manifestasi klinis klasik RA adalah poliarthritis simetris yang terutama mengenai sendi-sendi kecil

pada tangan dan kaki, ditambah beberapa gejala konstitusional berupa kelemahan, kelelahan,

anoreksia dan demam ringan


PENDAHULUAN
• kebanyakan penyakit rematik berlangsung kronis, yaitu sembuh dan
kambuh kembali secara berulangulang sehingga menyebabkan kerusakan
sendi secara menetap pada penderita RA

• Rasa nyeri pada penderita RA pada bagian sinovial sendi, sarung tendo,
dan bursa akan mengalami penebalan akibat radang yang diikuti oleh
erosi tulang dan destruksi tulang disekitar sendi hingga dapat
menyebabkan kecacatan

• Terapi medis yang diberikan kebanyakan berhasil untuk mengurangi


nyeri yang dirasakan oleh penderita dibandingkan mengurangi disabilitas
penderita. Latihan fisik dinilai lebih sering berhasil menargetkan faktor
yang bisa mengarahkan penderita kepada disabilitas.
DEFINISI
• Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang
etiologinya belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif
yang simetris dan pada beberapa kasus disertai keterlibatan
jaringan ekstraartikular.
• dimana persendian (biasanya tangan dan kaki) mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia dari hasil survei epidemiologi di
Bandungan Jawa Tengah didapatkan
prevalensi RA 0,3% sedang di Malang pada
penduduk berusia diatas 40 tahun didapatkan
prevalensi RA 0,5% di daerah Kotamadya dan
0,6% di daerah Kabupaten Di Poliklinik Reumatologi RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta, pada tahun 2000 kasus
baru RA merupakan 4,1% dari seluruh kasus
baru
FAK T O R R E S I K O
Tidak dapat dimodifikasi dapat dimodifikasi
1. Gaya hidup
1. Faktor genetic  Status sosial ekonomi
2. Usia  Merokok
3. Jenis kelamin  Diet
 Infeksi
 Pekerjaan
2. Faktor hormonal
3. Bentuk tubuh
PAT O G E N E S I S
 rheumatoid arthritis sistem imun tidak mampu lagi
membedakan komponen self dan non-self sehingga kemudian
menyerang jaringan sinovial serta jaringan penyokong lain
sehingga terjadi inflamasi berlebihan Inflamasi terjadi karena
adanya paparan antigen yang akan memicu pembentukan
antibodi oleh sel B

Rheumatoid factor mengaktiflkan komplemen kemudian


memicu kemotaksis, fagositosis, dan pelepasan sitokin oleh
sel mononuklear sehingga dapat mempresentasikan antigen
kepada sel T CD4+. Kunci terjadinya inflamasi pada RA yaitu
disebabkan pelepasan sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-1,
dan IL-6.
PAT O G E N E S I S
Aktivasi sel T CD4+ akan memicu sel-sel inflamasi
datang ke area inflamasi:

Makrofag prostaglandin dan sitotoksin memperparah inflamasiHistamine dan kinin edema,


eritema, nyeri, rasa panas.

Aktivasi makrofag, limfosit dan fibroblas angiogenesis peningkatan vaskularisasi sinovial penderita
RA.
Inflamasi kronis membran sinovial mengalami proliferasi berlebih terbentuk pannus erosi
tulang dan akhirnya kerusakan sendi.
PAT O G E N E S I S
Peradangan akan menyebar ke tulang rawan kapsul fibroma ligament tendon penimbunan sel darah
putih dan pembentukan jaringan parut membran sinovium menjadi hiperatropi dan menebal aliran
darah yang masuk ke dalam sendi terhambat terjadinya nekrosis (rusaknya jaringan sendi), nyeri hebat
dan deformitas.

Anda mungkin juga menyukai