Nur Itaurrohmah
Titania Alifiantoro
PASAR MODAL
Seperti diketahui bersama, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika, antara lain:
1. Kebutuhan individu atau golongan
2. Tidak ada Pedoman
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi.
4. Lingkungan yang tidak etis
5. Perilaku dari komunitas
Etika Bagi Emiten
Dalam menanamkan dana, investor menilai kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk itulah informasi yang
menggambarkan kondisi dan kinerja emiten menjadi hal yang sangat krusial dalam pasar modal.
Dengan posisinya sebagai pihak yang pasif dan tidak mengetahui secara detail seluk-beluk perusahaan, investor
berpotensi menjadi pihak yang dirugikan dalam kaitannya dengan keandalan informasi.
Untuk itulah, pemerintah melalui Bapepam-LK melindungi kepentingan investor melalui aturan-aturan, salah satunya
adalah Undang-Undang yang mengatur mengenai pasar modal di Indonesia adalah UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal.
Terkait dengan penyajian laporan keuangan, Bapepam-LK mewajibkan emiten untuk menyerahkan laporan keuangan
tahunan dan laporan keuangan triwulanan. Laporan keuangan tahunan wajib diaudit oleh akuntan publik yang
terdaftar di Bapepam-LK. Sedangkan laporan keuangan triwulanan tidak wajib diaudit.
To Insert a 3D Model: Fungsi dari audit yang dilakukan oleh akuntan publik adalah untuk meningkatkan keandalan informasi dalam laporan
keuangan. Setiap upaya emiten untuk menyajikan informasi yang bersifat menyesatkan akan diminimalisir dan
dikoreksi oleh akuntan publik, sehingga investor dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan
investasi.
Praktik penyimpangan yang terjadi pada pasar modal
Insider Trading
Pools
Wash Sale
Pendekatan yang digunakan bagi Investor yang tidak menjalankan
bisnis itu sendiri
1 Pendekatan Negatif
2 Pendekatan Positif
3 Pendekatan Aktif
Contoh Kasus
Kasus Marking The Close PT Finan Corpindo Nusa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan
sanksi kepada PT Finan Corpindo Nusa. Sanksi diberikan karena berdasarkan hasil pemeriksaan
otoritas bursa terhadap transaksi saham PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) periode Januari-Agustus
2009, Finan Corpindo melakukan marking the close. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan
BEI Uriep Budhi Prasetyo dalam penjelasan tertulis bursa di Jakarta, Selasa 10 November 2009
mengatakan, marking the close itu dilakukan untuk menciptakan harga agar penutupan saham Ratu
Prabu berada pada tingkat tertentu. Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Finan Corpindo Nusa Edwin
Sinaga mengatakan, pihaknya sudah memberikan penjelasan kepada BEI terkait temuan bursa
mengenai pembentukan harga yang tidak sesuai mekanisme pasar tersebut. Direktur Perdagangan dan
Pengaturan Anggota Bursa BEI Wan Wei Yiong, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan pihak
Finan Corpindo tersebut. Selanjutnya, bursa juga memberikan sanksi dengan mengumumkan di
keterbukaan informasi bahwa perseroan telah melakukan marking the close. Menurutnya, hal tersebut
merupakan bagian dari pembinaan, walau demikian dia menuturkan jika pihaknya tidak mengenakan
sanksi denda atas kasus tersebut. Selain dipaparkan ke publik, pihaknya juga akan melaporkan ke
Bapepam.
Any Question ?