Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

Obstruksi Saluran Napas Atas

Bagiah Ilmu Kesehatan THT-KL


Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
Palu

Iras Pratiwi
14 18 777 14 296
Pembimbing : dr. Bastiana, M.Kes., Sp. THT-KL

Bagiah Ilmu Kesehatan THT-KL


Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

 Nama : Ny. F
 Umur : 66 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
telah menjalani esophagectomy dan esophagogastroplasty untuk karsinoma sel skuamosa esofagus
Saat masuk, dia tersedak, gelisah, sianotik, dispnea, dengan bantuan otot aksesori yang masif dan stridor inspirasi

Anamnesis
Saat masuk, dia tersedak, gelisah, sianotik, dispnea, dengan bantuan otot aksesori yang masif dan stridor inspirasi

 Keluhan Utama : Sesak Nafas


 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Pasien perempuan usia 66 tahun Saat pertamakali
masuk IGD RS pasien mengalami sesak nafas, dan
pasien terlihat gelisah. Dan kemudian pasien dirawat di
ruang ICU rumah sakit dengan kondisi pasien
mengalami gagal napas atas yang diakibatkan adanya
obstruksi pada saluran napas. Pasien sekarang
menunggu untuk dilakukan trakheastomi untuk tumor
laring yang berulang.
Anamnesis
 Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Sebelumnya 5 tahun yang lalu telah menjalani esophagectomy dan

esophagogastroplasty untuk karsinoma sel skuamosa esofagus. Riwayat


hipertensi (-), riwayat Diabetes Mellitus (-), riwayat Alergi (-)
Asma (-) Penyakit jantung (-) Riwayat OAT (-) Kontak TB(-)
Minuman akohol (-) obat obatan narkotik/psikotropik(-).

 Riwayat Penyakit Keluarga :

-
Pemeriksaan Fisik

 Status Generalisata
 Keadaan Umum : Sakit Berat
 Kesadaran : Compos mentis, Gelisah
 Status Gizi :-
 Tanda Vital

Tekanan Darah : -

Nadi : -

Pernapasan : -

Suhu :-
Pemeriksaan Telinga

- Daun Telinga
Kanan Kiri
Bentuk Normotia Normotia
Ukuran Normal Normal
Sikatrix Tidak ada Tidak ada
Infeksi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada

- Depan Telinga
Kanan Kiri
Abses/fistel Tidak ada Tidak ada
Sikatrix Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Telinga

- Belakang Telinga
Kanan Kiri
Abses/fistel Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada

- Liang Telinga Luar


Kanan Kiri
Warna Sama dengan daerah Sama dengan daerah
sekitar sekitar
Edem Tidak ada Tidak ada
Sekret (sifat) Tidak ada Tidak ada
Serumen Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Telinga

- Selaput Gendang

Kanan Kiri
Permukaan Intak Intak
Warna Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada

Cahaya Ada Ada


Pemeriksaan Telinga

- Telinga Tengah (bila ada perforasi)

Kanan Kiri
Mukosa Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Promontorium Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Sekret (sifat) Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Pemeriksaan Hidung
- Bagian Luar Hidung
Kanan Kiri
Bentuk Mesorhinne Mesorhinne
Kelainan Kulit Tidak ada Tidak ada
Kolumella Normal Normal
Nares anterior Normal Normal
Fossa kanina Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Dinding media Normal Normal
- Bagian Dalam Hidung

Kanan Kiri
Vestibulum Normal Normal
Dasar Rongga Hidung
Sekret Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Hidung
- Dinding Lateral

Kanan Kiri
Meatus Nasi inferior
Polip Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada

Kanan Kiri
Konka Inferior
Warna Merah muda Merah muda
Sekret (sifat) Tidak ada Tidak ada
Permukaan Licin Licin
Ukuran Eutrofi Eutrofi
Pemeriksaan Hidung

Kanan Kiri
Meatus Nasi Media
Edema Tidak ada Tidak ada
Sekret (sifat) Tidak ada Tidak ada
Polip Tidak ada Tidak ada

Kanan Kiri
Konka Media
Permukaan Licin Licin
Warna Merah muda, Merah muda,
Sekret Tidak ada Tidak ada
Ukuran Eutrofi Eutrofi
Pemeriksaan Hidung

- Dinding Media Rongga Hidung

Hasil
Warna Merah muda
Permukaan (deviasi) Tidak ada
Edema (hipertrofi) Tidak ada
Ekskoriasis Tidak ada
Perforasi Tidak ada
Pemeriksaan Hidung

- Dinding Belakang (Rinoskopi Posterior)

Hasil
Koana Tidak dievaluasi
Palatum Molle Tidak dievaluasi
Ujung Post. Konka inferior Tidak dievaluasi
Ujung post. Konka media Tidak dievaluasi
Meatus nasi media Tidak dievaluasi
Ostium tubae Tidak dievaluasi
Torus tubarius Tidak dievaluasi
Fossa rosenmuler Tidak dievaluasi
Tonsil tubaria Tidak dievaluasi
Adenoid Tidak dievaluasi
Pemeriksaan Hidung

- Sinus Paranasalis
Kanan Kiri
Nyeri Tekan
 Tidak ada Tidak Ada
Transiluminasi T T
T T
Pemeriksaan Rhinoskopi

- Sinus Paranasalis
Kanan Kiri
 Nyeri Tekan : Tidak ada Tidak Ada
 Transiluminasi :

T T
T T
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

 Pemeriksaan Gigi
 Karies : Tidak ada
 Abses : Tidak ada
 Gusi : Normal

 Pemeriksaan Mulut
 Abses/fistel : Tidak ada
 Sikatriks : Tidak ada
 Nyeri Tekan : Tidak ada
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Pemeriksaan Kerongkongan
Orofaring Kanan Kiri
Dinding Dorsal
Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Granula Tidak ada Tidak ada
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Post nasal Drips Tidak ada Tidak ada

Kanan Kiri
Dinding Lateral
Lateral Band Normal Normal
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Pemeriksaan Kerongkongan
Kanan Kiri
Isthnius fauleum Normal Normal
Areus anterior Normal Normal
Areus posterior Normal Normal

Tonsil Kanan Kiri


Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Pembesaran Tidak ada (T1) Tidak ada (T1)
Detritus Tidak ada Tidak ada
Kripte Tidak ada Tidak ada
perlengketan Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Pemeriksaan Tenggorokan
Hipofaring Hasil
Fossa piriformis Tidak dievaluasi
Vallekula Tidak dievaluasi
Radiks lingua Tidak dievaluasi

Hasil
Epiglotis Tidak dievaluasi
Aritenoid Tidak dievaluasi
Plika vicalis Tidak dievaluasi
Subglotis Tidak dievaluasi
Trakea Tidak dievaluasi
Kelainan motorik Tidak dievaluasi
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Pemeriksaan Tenggorokan
Hipofaring Hasil
Fossa piriformis Sulit dievaluasi
Vallekula Sulit dievaluasi
Radiks lingua Sulit dievaluasi

A
Hasil
Epiglotis Sulit dievaluasi
Aritenoid Sulit dievaluasi
Plika vicalis Sulit dievaluasi
Subglotis Sulit dievaluasi
Trakea Sulit dievaluasi
Kelainan motorik Sulit dievaluasi
Pemeriksaan Gigi, Mulut
Kerongkongan, Tenggorokan

- Lanjutan…

 Kelenjar limfe regional : Tidak ada pembesaran


 Kelainan lain : Tidak ada
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Laboratorium
Darah Tidak dilakukan pemeriksaan
Urine Tidak dilakukan pemeriksaan
bakteriologis Tidak dilakukan pemeriksaan
Dan lain-lain Tidak dilakukan pemeriksaan

 Pemeriksaan Radiologi
Head-X-Ray Tidak dilakukan pemeriksaan
Chest X-Ray Tidak dilakukan pemeriksaan
CT-Scan Tidak dilakukan pemeriksaan
USG Tidak dilakukan pemeriksaan
Gambar 1. Nasoendoskopi pada hipoksia dispnea akut dengan stridor. Kiri atas,

(A) edema glotis dan hiperemia dengan massa laring yang memenuhi jalan napas; kanan atas,

(B) massa vegetant dan keras yang menginfiltrasi epiglotis dan aritenoid kiri yang menyebabkan obstruksi jalan napas sub-total; kiri bawah,

(C) edema obstruktif pada pita suara kanan benar dan palsu; dan kanan bawah,

(D) obstruksi aditus laring dengan pita suara pada adduksi yang tersumbat.

 
Resume
 Wanita, usia 66 tahun,
 Sesak napas
 Dengan keadaan gelisah
 Sianotik
 sangat memerlukan bantuan dari otot tambahan
 stridor inspirasi.
Resume

Pada pemeriksaan fisik :


 Keadaan umum : sakit berat
 Kesadaran : Delirium
 Status gizi :-

Tanda vital :
 Tekanan Darah :-
 Nadi :-
 Respirasi :-
 Suhu :-
 Pemeriksaan fisik :
Dalam batas normal

 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laring fiberoptik menunjukkan
adanya massa keras vegetant dan infiltratif yang
mengisi jalan napas di glotis
Diagnosa:

- Tumor Laring
Penatalaksanaan

 Oksigenasi dengan 100% oksigen segera diberikan melalui


face mask.
 Setelah anestesi lokal dan premedikasi (atropin 0,5 mg +
midazolam 1 mg) diberikan, pasien menjalani nasoendoskopi.
 Pemeriksaan laring fiberoptik menunjukkan adanya massa
keras vegetant dan infiltratif yang mengisi jalan napas di glotis
yang menyebabkan obstruksi saluran napas subtotal
 Karena kondisi klinis yang memburuk, kami memutuskan
untuk mengamankan jalan napas dengan melakukan
trakeostomi bedah terbuka.
 Saat selang trakeostomi dipasang, perbaikan dramatis pada
kondisi pasien segera terlihat: stridor dan dyspnea mengakhiri
keduanya; pernapasan spontan di udara ambien dengan nilai
SpO2 normal.
 Pasien tinggal di ICU selama satu malam dan kemudian
dipindahkan ke bagian bedah umum. Lima hari kemudian,
Prognosis

- Quo ad vitam : Dubia ad bonam

- Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam


TERIMA KASIH 
Tambahan Materi
Prinsip dari penanggulangan sumabtan laring ialah
menghilangkan penyebab sumbatan dengan cepat atau
membuat jalan napas baru yang dapat menjamin ventilasi.
Sumbatan laring dapat disebabkan oleh beberapa :
1) Radang akut dan radang kronis
2) Benda asing
3) Trauma
4) Tumor
5) Kelumpuhan nervus rekuren bilateral
Tambahan Materi
Gejala dan Tanda:
1. Suara serak
2. Sesak napas
3. Stridor inspirasi
4. Terdapat cekungan pada waktu inspirasi di suprasternal,
epigastrium, supraklavikula dan intercostal.
5. Gelisah
6. Sianosis
Tambahan Materi
Jackson membagi sumbatan laring yang progressif dalam 4
stadium dengan tanda dan gejala.
 Stadium 1 :
 Cekungan tampak pada waktu inspirasi di suprasternal
 Stridor pada waktu inspirasi
 Pasien masih tampak tenang

 Stadium 2
 Cekungan pada waktu inspirasi didaerah suprasternal maikn
dalam
 Cekungan di daerah epigastrium
 Stridor terdengar pada waktu inspirasi
 Pasien mulai tampak gelisah.
 Stadium 3
 Cekungan selain di suprasternal, epigastrium juga terdapat di
infraklvikula dan disela-sela iga.
 Stridor terdengar pada waktu inspirasi dan ekspirasi
 Pasien sangat gelisah dan dispnea.

 Stadium 4
 Cekungan – cekungan diatas bertambah jelas,pasien sangat
gelisah, tampak sangat ketakutan dan sianosis.
 Pasien dapat kehabisan tenaga,pusat perafasan paralitik
karena hiperkapnea.
 Pasien lemah dan tertidur,akhirnya mninggal karena asfiksia.
Tambahan Materi

Dalam penanggulangan sumbatan laring pada


prinsipnya diusahakan supaya jalan napas lancar
Kembali.
 Stadium 1 : Tindakan konservatif serta pemberian
oksigen intermitten.
 Stadium I dan II : Intubasi endotrakea dan trakeostomi
 Stadium IV : Krikotirotomi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai