Anda di halaman 1dari 43

Kimia Analitik

(Berlin Sitanggang, SST, M.Kes)

• Materi :
1. Analisa Permanganometri :
a. Analisa Oksidimetri :
1. Standarisasi Oksidimetri
b. Penentuan kemurnian garam Mohr
2. Analisa Argentometri :
a. Standarisasi argentometri metode Mohr
b. standarisasi argentometri metode Volhard
c. Penentuan kadar klorida dalam air
d. Penentuan NaCl dalam Kecap
PENGERTIAN
 Permanganometri merupakan titrasi redoks
 yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh 
kalium permanganat (KMnO4).
 Titrasi ini melibatkan dua tahapan, yakni 
titrasi analit dengan larutan 
kalium permanganat dan kemudian
standardisasi kalium permanganat dengan
larutan natrium oksalat.
 Titrasi melibatkan manipulasi volumetrik
untuk mempersiapkan larutan analit.[2]
 Bergantung pada bagaimana titrasi dilakukan,
ion permanganat dapat direduksi menjadi
Mnx, di mana x adalah +2, +3, +4 and +6.
 Menggunakan permanganometri dapat
mengestimasi secara kuantitatif kehadiran
dari Fe+2, Mn+2, Fe+2 dan Mn+2 ketika keduanya
hadir sebagai campuran, C2O42−, NO2−,
H2O2 dan lain sebagainya.
CARA ANALISA PERMANGANOMETRI
• Kalium permanganat ( KMn04 ) merupakan zat
oksidator yg sering digunakan dalam analisa
volumetri.
• Zat ini mula-mula digunakan oleh F.Marqeritte
(tahun 1846) untuk titrasi besi
• Pereduksi ini mudah diperoleh, tidak mahal, tidak
perlu menggunakan indikator, meskipun
menggunakan larutan yg sangat encer.
• Kekuatan KMn04 tergantung dari pH nya reaksi yg
bermacam-macam tersebut disebabkan oleh
keragaman valensi dari mangan 1 – 7 titik
• Titik akhir titrasi permanganometri tidak
menggunakan indikator karena warna dari
larutan KMn04 itu sangat kelam dan dapat
digunakan sebagai penunjuk hasil akhir titrasi
• Selama titrasi berlangsung KMn04 banyak
direaksi, setelah titran habis maka kelebihan
setetes KMn04 akan menimbulkan merah
muda yg ditandai sebagai penunjuk
berakhirnya titrasi
• Berikut ini beberapa yg termasuk dalam cara
analisa permanganometri :
Larutan permanganat, MnO4
Larutan mangan(II), Mn 2+
Larutan manganat, MnO4 2
Larutan kalium permanganat
Sumber-sumber kesalahan pada
titrasi permanganometri
antara lain terletak pada:
1.Larutan pentiter KMnO4 pada buret
Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang
lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena
sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada
titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan
presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan
berwarna merah rosa.
Sumber-sumber kesalahan pada
titrasi permanganometri
antara lain terletak pada:
2. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada
larutan seperti H2C2O4
•Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada
larutan asam oksalat (H2C2O4) yang telah
ditambahkan asam sulfat (H2SO4) dan telah
dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi
antara MnO4- dengan Mn2+.
Sumber-sumber kesalahan pada
titrasi permanganometri
antara lain terletak pada:
3. Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
H2C2O4
•Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang
telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan
terjadi kehilangan oksalat karena membentuk hidrogen
peroksidayang kemudian terurai menjadi air.
•Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang
diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul
kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Reaksi
• Reaksi ini difokuskan pada
reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara
KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi
dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari
seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat
dioksidasi seperti :
Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut
dan sebagainya.
Reaksi
 Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat
dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
1. ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat
diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan
disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih
sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif.
• Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil
titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang
bersangkutan.
Reaksi
2. ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai
garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan
dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan
baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh
khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan
banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
1. ANALISA OKSIDIMETRI
• STANDARISASI OKSIDI METRI
a. Prinsip : KMn04 (kalium permanganat) dalam
suasana asam akan melepaskan onaxen. Onaxen
yg dibebaskan akan mengoksidasi H2C2O4 (asam
oksalat)
b. Reagen yg dibutuhkan :
1. H2SO4 , 4 N
2. Asam Oksalat ( H2C204 ), 0,1 N
3. KMn04 0,1 N
4. Aquades
c. Prosedur pembuatan bahan
Larutan KMN04 0,1 N
1. Timbang 3,2 gram KMn04 (kristal), dilarutkan dalam 1
liter aquades. Panaskan sampai mendidih. Atau
larutkan kristal KMn04 yg ditimbang dalam 100 ml
aquades dididihkan. Sisa aquades 900 ml dipanaskan.
Seletal larutan KMn04 mendidih masukkan dalam
aquades panas (900 ml).
2. Aduk sampai homogen, kemudian larutan tersebut
disaring dan filtratnya dimasukkan ke dalam botol yng
berwarna dan bertutup
3. Simpan di tempat gelap, terjadi endapan maka
larutan tersebut harus disaringdan distanddarisasi.
Prosedur pembuatan H2SO4 4N
(asam sulfat) sebanyak 250 ml
• Gunakan rumus pengenceran :
V1 x N1 = V2 x N2
Diketahui V1 = yg akan dicari
N1 = Normalitas asam sulfat pekat 98% atau 36 N
V2 = volume yag akan dibuat yaitu 250 ml
N2 = nomalitas H2SO4 yang diinginkan yaitu 4 N
• Masukkan ke rumus : V1 x 36 = 250 ml x 4
• V1 = 250 x 4  Vi (H2S04 pekat yang dibutuhkan) = 27,8 ml
36
d. Standarisasi Larutan KMNO4
1. Timbang sejumlah asam oksalat setara dengan 0,1 N
sesuai dengan kebutuhan. - mis : hitung untuk
kebutuhan 250 ml
2. Larutkan dengan sedikit aquades dalam beaker
gelas/gelas kimia, kocok dengan batang pengaduk
3. Pindahkan ke dalam labu seukuran 250 ml dan
tambahkan aquades sampai tanda batas
4. Kocok sampai homogen ( minimal 25 kali dengan cara
dibolak balik )
5. Beri label : Nama larutan, normalitas dan tgl
pembuatan
Lanjutan …. Prosedur Standarisasi
Larutan KMn04
5. Pipet 10,00 ml larutan asam oksalat,
( catatan : 10,00 artinya bersifat kuantitatif
maka alat ukur volume yg digunakan adalah
pipet gondok/pipet seukuran 10 ml)
6. Masukkan ke dalam erlen meyer
7. Tambahkan 5 ml H2SO4 4 N
8. Panaskan sampai suhu 80°C, ukur dengan
termometer
9. Titrasi dgn larutan KMn04 0,1 N sampai warna
merah mudah pertama, tidak hilang selama 30
detik, suhu akhir titrasi di atas 60°C.
e. Perhitungan
• Rumus : V1 x N 1 = V2 x N2
• Dimana :
V1 = volume asam oksalat
N1 = Normalitas asam oksalat
V2 = Volume rata-rata KMn04 dari hasil titrasi
N2 = Normalitas KMn04 yang dicari
Cara mengitung kebutuh bahan/reagen
dan bagaimana cara membuat reagen
• Asam oksalat setara 0,1 N sebanyak 250 ml
( kemasan asam oksalat : Asam Oksalat Dihydrat / H2C2O4.2H2O )
Rumus : Gr = N x BM x Volume (liter)
Valensi
valensi asam oksalat : 2
BM asam oksalat : 126
• KMnO4 setara 0,1 , sebanyak 250 ml
Rumus : Gr = N x BM x Volume (liter)
Valensi
Valensi KMnO4 : 7
BM KMnO4 : 158
• H2SO4 setara 4 N, sebanyak 250 ml
( Normalitas H2SO4 pekat = 36 )
Rumus : V1 x N1 = V2 x N2
2. PENENTUAN KEMURNIAN GARAM
MOHR [Fe(SO4)2(NH4)2 6H2O]
a. Prinsip : Perubahan Fe bervalensi 2 menjadi
Fe bervalensi 3 dalam suasana asam pada
suhu ruang.
b. Reagen yg dibutuhkan:
1. Larutan bahan yaitu Garam Mohr 0,1 N
2. H2SO4, 5 N
3. KMnO4, 0,1 N
4. Aquades
c. Prosedur Pembuatan
Bahan/Reagen
Larutan Garam Mohr :
1. Timbang sejumlah garam mohr 0,1 N sesuai dengan
kebutuhan ( mis : 100 ml, 250 ml, dsb)
2. Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan sedikit
aquades, saring bila perlu
3. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu sukuran ( sesuai
seberap banyak dibutuhkan pada poin 1 diatas )dan
tambahkan aquades sampai tanda batas
4. Kocok sampai homogen (minimal 25 kali dibolak-balik)
5. Beri label
d. Prosedur penentuan
1. Pipet 10,00 ml larutan bahan (garam Mohr
0,1 N) dan masukkan ke dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 4 ml H2SO4 5N
3. Titrasi dengan KMnO4 0,1 N sampai warna
merah muda (pink) yang tetap
e. Perhitungan hasil percobaan
kemurnian Garam Mohr
V x N x BM V Pengenceran 100 1
-------------- x ------------------ x ---- x ------ = %
Valensi V yg dipipet B.Zat 1000
Keterangan :
V = volume KMnO4
N = Normalitas KMnO4
BM = Berat molekul Garam Mohr
BZ = Berat zat garam Mohr yg ditimbang
2. Analisa Argentometri
( TITRASI PENGENDAPAN )
• Titrasi Mohr untuk penentuan Chlorida ( Cl ) sudah
dikenal sejak tahun 1856. Chlorida dititrasi dengan
larutan standar perak nitrat (Ag NO dengan
3

menggunakan garam chromat yg dapat larut sebagai


indikator setelah chlorida mengendap dengan
sempurna. Kelebihan ion perak akan bereaksi dengan
dgn ion chromat membentuk endapan perak chromat
yang berwarna merah
• Ag+ + Cl-  AgCl ↓ (s) putih
• 2 AgNO3+ + K2CrO4 2- 2KNO3 + Ag2CrO4 ↓ (s) coklat
kemerahan
• Metode titrasi Volhard yg dikenal sejak tahun 1874
didasarkan atas penanggapan/endapan. Sebagai
indikator digunakan ion besi (III) yang akan bereaksi
dengan ion tiosianat yg berlebih
• Ag(aq)+berlebih + Cl- - AgCl(s) putih
• Ag +sisa + SCN- (aq) Ag SCN (s) putih
• Fe3+(aq) + SCN-  Fe(SCN)2 + (komplek berwarna merah)
• Titrasi Volhard digunakan untuk penentuan perak dan
chlorida. Titrasi ini dapat dilakukan dlm suasana asam
karena dpt mencegah hidrolisa dari ion besi (Fe III ).
• Kesalahan titrasi sangat kecil karena indikator sangat
peka terhadap ion tiosianat
Standarisasi Argentometri :
1. Metode Mohr
a. Prinsip metode Mohr:
Dalamsuasana netral NaCl dengan AgNO3 akan membentuk
endapan AgCl. Kelebihan AgNO3 dengan K2CrO4 (kalium
kromat ) membentuk endapan merah bata
b. Reagen yang dibutuhkan :
1. AgNO3 0,1 N
2. NaCl 0,1 N
3. K2Cr04 2%
4. Aquades
c. Prosedur pembuatan bahan :
• Membuat larutan AgNO3 0,1 N
1. Timbang kristal AgNO3 sebanyak 16,9 gr. Larutkan
dgn aquades sebanyak 1 liter
2. Simpan dalam botol berwarna dan taruh pada
tempat yg gelap dalam keadaan tertutup
3. Sebelum memindahkan semua larutan AgNO3
tersebut ke dalam botol, tuang sedikit dahulu
kedalam botol dan bila timbul warna keruh maka
botol tersebut tidak dapat dipakai dan harus
dibersihkan dahulu.
• Membuat larutan NaCl 0,1 N
1. Timbang sejumlah NaCl 0,1 N sesuai dgn
kebutuhan
2. Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan
dengan sedikit aquades
3. Pindahkan ke dalam labu seukuran dan
tambahkan aquades sampai tanda batas
d. Prosedur standarisasi larutan
AgNO3 0,1 N metode Mohr
Larutan AgNO3 distandarisasi oleh larutan NaCl
1. Pipet 10,00 ml NaCl dan masukkan dlm
erlenmeyer
2. Tambahkan 8 tetes K2CrO4 2%
3. Kocok sampai rata dan titrasi dengan AgNO3
0,1 N sampai perubahan warna yang
pertama tetap ( Agak kemerahan ) /endapan
e. Perhitungan Metode Mohr
• V1xN1 = V2xN2
V1 = volume NaCl
N1 = Normalitas NaCl
V2 = Volume AgNO3
N2 = Normalitas AgNO3
2. Standarisasi Argentometri
Metode Volhard
a. Prinsip : dalam suasana asam ( + HNO3, 6N)
dengan KSCN membentuk larutan AgSCN.
Kelebihan KSCN dengan Fe Allum
membentuk larutan merah bata
b. Reagen :
1. Fe Allum (NH4)Fe(SO4)2, 12 H2O 40%
2. KSCN 0,1 N (kalium tiosianat)
3. HNO3 6 N
c. Prosedur pembuatan bahan
• Membuat larutan Kalium Tiosianat (KSCN)
0,1N
1. Timbang 9,27 gr kristal KSCN dan larutkan
dalam aquades sebanyak 1 liter
2. simpan dalam botol tertutup
d. Prosedur standarisasi larutan
KSCN dgn AgNO3 metode Volhard
1. Pipet 10,00 ml AgNO3 0,1 N
2. Tambahkan 5 ml HNO3 6 N
3. Tambahkan 1 ml Fe Allum 40%
4. Titrasi dgn larutan KSCN sampai larutan
berwarna merah kecoklatan
5. Selama melakukan titrasi, kocok agak keras
e. Perhitungan Metode Mohr
• V1xN1 = V2xN2
V1 = volume AgNO3
N1 = Normalitas AgNO3
V2 = Volume KSCN
N2 = Normalitas KSCN
Penentuan Kadar Chlorida dlm Air
a. Prinsip : Clorida yg ada dalam air akan
diendapkan oleh AgNO3
b. Reagen yang dibutuhkan :
1.Netral Red 6. KMNO4
2.Phenol Red 7. H2O2
3.NaHCO3 Borax 8. K2CrO4 5%
4.CaCO3 9. AgNO3 0,01
5.Aquade
c. Prosedur penentuan
1. Mula-mula air dites dengan netral red atau phenol red, bila air tersebut
asam maka perlu ditambah NaHCO3 borax atau CaC)3
2. Jika pH air 6,8 dapat langsung digunakan untuk penentuan. Tetapi bila
air tidak jernih maka harus ditambah KMnO4 berlebihan dan biarkan 15
menit
3. Kelebihan KMnO4 dihilangkan dgn menambah beberapa tetes H2O2
4. Untuk percobaan ambil air jernis sebanyak 100 ml ( + NaHCO3 bila
perlu)
5. Tambah 1-2 ml K2CrO4 5%
6. Titrasi dgn AgNO3 0,1 N sampai warna merah coklat pucat
7. Kemudian encerkan dgn aquades sampai 150 ml
8. Titrasi kembali sampai larutan merah coklat
d. Perhitungan
• Kadar klorida N KMnO4 100
= Ml KMnO4 x ----------- x BA Cl x ------
0,01 N B Zat
Penentuan NaCl dalam Kecap
a. Prinsip : NaCl dalam kecap akan diendapkan oleh
AgNO3 yg ditambahkan secara berlebihan.
Kelebihan AgNO3 akan dititrasi kembali oleh KSCN
b. Reagen :
1. Larutan bahan (kecap manis, asin )
2. AgNO3 0,1 N 5. Fe Allum 40%
3. HNO3 6 N 6. KSCN 0,1 N
4. Aquades
c. Prosedur pembuatan bahan (kecap)
1. timbang 1 gr kecap, masukkan dalam labu seukuran 100 ml
2. tambahkan aquades sampai tanda batas dan kocok sampai homogen
d. Prosedur penentuan
1. Pipet 5,00 ml larutan kecap
2. masukkan ke dalam erlenmeyer
3. Tambahkan 10,00 ml AgNO3 0,1N + 5 ml HNO3 6N + 1 ml Fe Allum 40%
4. Titrasi dengan KSCN 0,1 N sampai warna larutan menjadi merah
kecoklatan
5. Buata blanko yg terdiri dari :
- 10 m AgNO3 0,1 N + 5 ml HNO3 6N + 1 ml Fe Allum 40%
- Titrasi dgn KSCN 0,1 N sampai larutan merah kecoklatan
e. Perhitungan :
• Kadar NaCl =
100 Vol. Pengenceran 1
------ x ----------------------- x kadar pd std x --------
Valensi Vol yg dipipet 1000
Kadar pada standar = perhitungan yg didapat
berdasarkan konsentrasi Cl yg didapat pd analisa

Anda mungkin juga menyukai