ASSESSMENT MUSKULOSKELETAL
OLEH :
SUDARYANTO, S.ST.Ft
INTRODUKSI
Environment
Person
DISEASE / DISORDER
ICD / ICPC
functions / anatomical
(limitations in) (restrictions in)
characteristics
activities participation
(Impairments)
FUNCTIONING
external factors personal factors
MODEL ICF
Nyeri Struktur
Nyeri tajam dan rasa terbakar, menyebar di sepanjang Saraf
saraf spesifik
Nyeri dalam, boring, dan sulit dilokalisir Tulang
Terlokalisir, tetapi referred pain ke area lain Sendi
Nyeri diffuse, sakit, dan sulit dilokalisir, seringkali Vaskular
referred pain ke area lain
Nyeri tumpul, sulit dilokalisir dan referred pain ke area Otot
lain
Karakteristik Mekanisme Nyeri
• Tipe gerakan dari tes ini terdiri dari kontraksi kuat, statik, dan
voluntary.
• Jika terjadi gerakan melawan tahanan maka jaringan inert
disekitar sendi juga akan bergerak sehingga nyeri yang
muncul tidak jelas apakah berasal dari jaringan kontraktile
atau inert.
• Oleh karena itu dilakukan tes isometrik melawan tahanan
dengan sendi diposisikan netral atau resting position sehingga
hanya terjadi minimal tension pada jaringan inert.
• Jika dalam tes isometrik melawan tahanan ditemukan adanya
kelemahan maka harus dilanjutkan dengan pengukuran
Manual Muscle Testing.
Grade pada Manual Muscle Testing
Mekanisme injury Overuse, overstretch, overload ; khusus tendinosis berkaitan dgn penuaan
Krepitasi Mungkin
ROM Menurun
• Jika seluruh gerakan disekitar sendi menimbulkan nyeri hebat
dan rasa tidak enak maka seringkali merupakan akibat dari
kelelahan, emosional hipersensitivitas, atau problem
emosional.
• Menurut Janda, ada 2 kelompok otot yang utama yaitu otot
postural atau tonic dan otot phasic.
• Otot postural merupakan otot yang bertanggung jawab
terhadap pemeliharaan postur tegak, memiliki kecenderungan
menjadi tight dan hipertoni saat patologi serta mudah berkem-
bang kontraktur tetapi mungkin kurang terjadi atropi.
• Otot phasic cenderung menjadi lemah dan terinhibisi saat
patologi.
Karakteristik Group Otot Postural dan Phasic
Otot Postural (otot yang peka Otot Phasic (otot yang peka terhadap
terhadap tightness) kelemahan)
Dominan fungsi postural Terutama fungsi phasic
Berhubungan dengan refleks-refleks fleksor Berhubungan dengan refleks-refleks extensor
Terutama otot-otot two-joint Terutama otot-otot one-joint
Siap teraktivasi saat gerakan (chronaxie yang Tidak siap teraktivasi saat gerakan (chronaxie
pendek) yang lebih panjang)
Cenderung mengalami tightness, hipertoni, Cenderung mengalami hipotoni, inhibisi, atau
pemendekan atau kontraktur kelemahan
Resisten terhadap atropi Mudah terjadi atropi
Pembagian Fungsional dari Group Otot
Otot Postural (otot yang peka Otot Phasic (otot yang peka terhadap
terhadap tightness) kelemahan)
Gastrocnemius dan soleus Peronei
Tibialis posterior Tibialis anterior
Adduktor hip yang pendek (one-joint) Vastus medialis dan lateralis
Hamstring, rectus femoris, iliopsoas Gluteus maximus, medius, dan minimus
Tensor fasciae latae, piriformis Rectus abdominis
Erector spine (khususnya bagian lumbal, Serratus anterior
thoraco-lumbal, dan cervical)
Quadratus lumborum Rhomboids
Pectoralis major Lower trapezius
Upper trapezius, Levator scapulae Fleksor cervical yang pendek
Sternocleidomastoideus Extensor upper limb
Scaleni
Fleksor upper limb
Spinal Cord dan Akar Saraf
Area dermatome
Area dermatome
Area sclerotome
• Akar saraf dibentuk oleh bagian anterior (ventral) dan
posterior (dorsal) dari spinal cord yang menyatu didalam
foramen intervertebralis untuk membentuk akar saraf tunggal
atau saraf spinal.
• Pada tubuh manusia terdapat 31 pasang akar saraf, terdiri
atas 8 cervical, 12 thoracic, 5 lumbal, 5 sacral, dan 1
coccygeal.
• Setiap akar saraf memiliki 2 komponen : 1) bagian somatic,
yang menginnervasi otot skeletal dan memberikan input
sensorik dari kulit, fascia, otot, dan sendi, 2) komponen
visceral, merupakan bagian dari sistem saraf autonom, yang
mensuplai pembuluh darah, duramater, periosteum, ligamen,
diskus intervertebralis, dan beberapa struktur lainnya.
• Distribusi sensorik pada setiap akar saraf dinamakan dengan
dermatome. Dermatome adalah area kulit yang dipersarafi
oleh akar saraf tunggal.
• Myotome adalah group otot yang disuplai oleh akar saraf
tunggal.
• Suatu lesi pada akar saraf biasanya berhubungan dengan
paresis myotome (incomplete paralysis) yang disuplai oleh
akar saraf tersebut untuk itu perlu dilakukan tes isometrik
pada myotom tes dengan kontraksi dipertahankan sekurang-
kurangnya 5 detik.
• Akar saraf memiliki perkembangan epineurium yang jelek dan
kurang memiliki perineurium, sehingga lebih peka terhadap
gaya kompresi, deformasi tensile, iritan kimiawi (alkoholic,
arseni), & abnormalitas metabolik.
• Tekanan pada akar saraf juga dapat menyebabkan hilangnya
tonus otot dan massa otot, tetapi gangguan tersebut
seringkali tidak jelas dibandingkan dengan tekanan pada pada
saraf perifer karena saraf perifer yang langsung
menginnervasi otot sehingga lesi pada saraf perifer lebih jelas
terjadi atropi.
• Dengan kata lain, lesi saraf perifer terutama axonotmesis dan
neurotmesis dapat menyebabkan complete paralysis, sedang-
kan lesi akar saraf biasa menyebabkan incomplete paralysis.
• Sclerotome adalah area tulang atau fascia yang disuplai oleh
akar saraf tunggal.
• Sifat alamiah yang kompleks dari dermatome, myotome, dan
sclerotome yang dapat menyebabkan referred pain.
• Referred pain adalah nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh
yang biasanya cukup jauh dari jaringan yang mengalami
patologi.
• Contoh, nyeri pada dermatome L5 dapat berasal dari iritasi
disekitar akar saraf L5, dari diskus L5 yang menyebabkan
tekanan pada akar saraf L5, dari keterlibatan facet joint L4-5
yang menyebabkan iritasi pada akar saraf L5, dari setiap otot
yang disuplai oleh akar saraf L5, atau dari struktur visceral
yang memiliki innervasi akar saraf L5.
• Referred pain cenderung dirasakan secara dalam dengan
batasan yang tidak jelas, dan beradiasi kearah segmental
tanpa melewati midline.
• Bentuk dari referred pain adalah radicular pain (kadang-
kadang dikenal sebagai radiculopathy) dan pseudoradicular
pain.
• Referred pain dianggap sebagai error persepsi pada bagian
otak, dimana secara general melibatkan 1 atau lebih
mekanisme berikut ini :
– Misinterpretasi oleh otak menyangkut sumber impuls nyeri hebat.
– Ketidakmampuan otak untuk menginterpretasikan summasi stimuli
noxius dari beragam sumber.
– Gangguan internuncial pool oleh berbagai impuls afferent.
• Myelopathy adalah gangguan neurogenic yang melibatkan
spinal cord atau otak dan menghasilkan suatu lesi UMN, pola
nyeri atau gejala yang berbeda dgn radicular pain, & sering-
kali mempengaruhi upper limbs dan lower limbs.
Perbandingan tanda dan gejala antara lesi akar saraf C7 dan
lesi nervus medianus pada elbow