Anda di halaman 1dari 59

AKUNTANSI PRODUK BERSAMA &

PRODUK SAMPINGAN
TUJUAN

 Memahami konsep proses bersama,


biaya bersama (joint cost), produk
gabungan (joint product), produk utama
(main product), & produk sampingan (by
product)
 Mengkalkulasi harga pokok produk
bersama & produk sampingan

2
BIAYA BERSAMA (Joint Cost)

 Biaya yang dipergunakan untuk


memproduksi secara bersama-sama
beberapa produk sampai produk-produk
tersebut dapat diidentifikasi (saat split-
off)
 Terdiri dari  Biaya BB, TKL, BOP

3
Biaya bersama dikeluarkan untuk

Mengolah bahan baku, menjadi

• Produk Bersama (Joint Product)


• Produk Sampingan (By Product)
• Produk Sekutu (Co-Product)
4
PRODUK BERSAMA (Joint
Product)

Produk-produk yang dihasilkan dari


pengeluaran biaya bersama melalui satu
proses produksi, dimana terdapat produk
utama (Main product) dan produk
sampingan (By product)

5
 Main product
Produk yang menjadi tujuan utama
perusahaan berproduksi

 By product
Produk yang dihasilkan sebagai efek
samping dari proses pembuatan produk
utama
6
DIAGRAM PROSES BERSAMA

Joint
Product
Costs
par able
Se

Joint Costs Spit-off


Point
Sep
arab
le C
osts
Joint
Product

7
SIFAT PRODUK BERSAMA
(Joint Product)
1. Dihasilkan dari biaya produk yang sama;
2. Dihasilkan dalam satu kali proses produksi;
3. Pada umumnya merupakan produk yang
menjadi tujuan utama usaha perusahaan;
4. Produk-produk tersebut mempunyai nilai
ekonomi yang relatif seimbang sesuai
dengan kualitasnya;
5. Tidak dapat dinyatakan sebagai limbah
industri apabila produk tersebut tidak laku
dijual

8
Contoh Joint Product

 Pabrik gula pasir yang menghasilkan


beberapa jenis gula dari segi
kualitas/kadar gula maupun bentuknya
 Penggilingan padi menghasilkan beras &
menir
 Eksploitasi minyak menghasilkan bensin,
minyak tanah dll

9
SIFAT PRODUK SAMPINGAN
(By-Product)
1. Nilai jualnya relatif lebih rendah dari
produk lain yang dihasilkan
bersamanya sebagai produk utama
apabila dapat dijual
2. Bukan tujuan utama usaha perusahaan
3. Jika tidak laku dijual, produk
sampingan dikategorikan sebagai
limbah industri (Waste)

10
Contoh By-Product

 Serbuk kayu dalam industri


penggergajian kayu
 Dedak dalam penggilingan padi
 Ampas dalam industri gula pasir
 Bungkil dalam industri minyak goreng
dari kacang tanah

11
PRODUK SEKUTU (Co-Product)

 Beberapa jenis produk yang diproduksi


pada waktu yang bersamaan, tetapi
tidak dari kegiatan pengolahan yang
sama atau tidak berasal dari bahan
baku yang sama

12
SIFAT PRODUK SEKUTU
(Co-Product)
1. Nilainya relatif sama
2. Merupakan produk utama sebagai
tujuan usaha perusahaan
3. Dihasilkan dari bahan baku yang
berbeda, namun dari fasilitas yang
sama

13
Contoh Co-Product
 Industri furniture dengan menghasilkan
meja, almari, tempat tidur, dll
 Industri penggergajian kayu
menghasilkan papan dan balok dari jenis
kayu yang berbeda
 Percetakan dan penerbitan
menghasilkan berbagai barang cetakan
dari bahan yang berbeda, & buku-buku
dari terbitan yang berbeda

14
AKUNTANSI PRODUK
BERSAMA
METODE ALOKASI BIAYA
BERSAMA

1. Metode harga pasar (nilai jual relatif dan


harga pasar hipotesis)
2. Metode satuan fisik
3. Metode rata-rata biaya per satuan
4. Metode rata-rata tertimbang

16
Contoh Soal
 PT XYZ memproduksi 2 macam barang A dan B, kedua
prodak ini menggunakan sistem produksi yang sama
dengan bahan baku yang sama
 BB Rp 125.000 dan BK Rp 55.000  Rp 180.000
(biaya bersama/joint cost)
 Prodak A  1.400 unit  Rp 252.000
 Prodak B  1.960 unit  Rp 378.000
 Tentukan alokasi biaya bersama dengan metode nilai
pasar, unit phisik, biaya perunit, rata-rata tertimbang
(angka penimbang 2 :3)
Tugas
 PT. SENTOSA memproduksi suatu prodak dari
bahan baku sama dengan proses produksi yang
sama pula. Produksi menghasilkan 4 macam jenis
produk, yaitu produk A, B, C dan D sebesar 8.000
unit. Biaya yang dikeluarkan dalam proses bersama
sebesar Rp. 30.000.000.
Macam Produk Harga jual/unit
A Rp 2.200
B Rp 2.000
C Rp 750
D Rp 6.000
Diminta :
Hitunglah harga pokok total dan satuan untuk setiap
jenis produk dengan menggunakan metode harga
jual dan unit produksi
METODE NILAI JUAL
RELATIF
 Biaya bersama dialokasikan ke masing-masing
produk atas dasar total nilai jual masing-masing
produk

 Contoh:
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT El Sari
selama 1 periode akuntansi berjumlah Rp
750.000,-. Jumlah & harga jual per satuan produk
yang dihasilkan perusahaan tampak dalam tabel 1
berikut:

19
TABEL 1 Alokasi biaya bersama dengan metode nilai jual relatif

Biaya Bersama Rp 750.000,-

Produk Jumlah Produk Harga Nilai Jual Nilai Jual Alokasi Biaya Harga Pokok
Bersama yang Dihasilkan per kg per kg Relatif Bersama Produk Bersama
(1) x (2) (3) : (4) x Rp 750.000,- per Kg
Rp1000.000 (5) : (1)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A 15,000 kg Rp 10.0 Rp 150,000 15% Rp 112,500 Rp 7.50
B 20,000 kg Rp 17.5 Rp 350,000 35% Rp 262,500 Rp 13.13
C 25,000 kg Rp 12.0 Rp 300,000 30% Rp 225,000 Rp 9.00
D 10,000 kg Rp 20.0 Rp 200,000 20% Rp 150,000 Rp 15.00
70,000 kg Rp 1,000,000 100% Rp 750,000

20
Jumlah satuan produk yang dijual selama satu periode
akuntansi

Produk Satuan yang


Bersama terjual
A 10,000 kg
B 15,000 kg
C 20,000 kg
D 8,000 kg
53,000 kg

Maka perhitungan persentase laba bruto tiap produk akan


tampak pada Tabel 2:

21
TABEL 2 Perhitungan Persentase Laba Bruto Tiap Produk

PRODUK
A B C D Jumlah
Satuan yang terjual (kg) 10,000 15,000 20,000 8,000 53,000

Hasil penjualan (Rp) * 100,000 262,500 240,000 160,000 762,500


Harga pokok penjualan (Rp) ** 75,000 196,875 180,000 120,000 571,875
Laba Bruto 25,000 65,625 60,000 40,000 190,625

Persentase laba bruto dari 25% 25% 25% 25% 25%


hasil penjualan

* A --> 10.000 x Rp 10,-, dst


** A --> 10.000 x Rp 7.5,-, dst

22
• Jika alokasi biaya bersama ditentukan dengan
mempertimbangkan biaya-biaya yang
dikeluarkan setelah saat produk bersama
terpisah

Contoh:
Biaya bersama selama 1 periode akuntansi
berjumlah Rp 3.000.000,-. Harga jual per kg &
jumlah produk yang diproduksi selama periode
akuntansi tampak pada tabel 3. Produk A
setelah terpisah dari produk B memerlukan
biaya tambahan (Separable cost) sebesar Rp
100 per kg, maka alokasi biaya bersama adalah:

23
TABEL 3 Alokasi Biaya Bersama dengan Mempertimbangkan Biaya-
biaya Yang Dikeluarkan Setelah Saat Produk Bersama
Terpisah

Produk Harga Jual Biaya Pengolahan Nilai jual Jumlah yang Nilai jual hipotetis x Nilai Jual Hipotetis Alokasi Harga Pokok
Bersama per kg per kg setelah saat hipotetis diproduksi jumlah yang Relatif (%) Biaya Produk per
terpisah diproduksi Bersama kg
(1) - (2) (3) x (4) (5) : 4.500.000 (6) x 3000.000 (7) : (4)
(1) ( 2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Rp Rp Rp Kg Rp Rp Rp Rp
A 400 100 300 10,000 3,000,000 66.7% 2,000,000 200
B 250 - 250 6,000 1,500,000 33.3% 1,000,000 167
4,500,000 100% 3,000,000

24
METODE SATUAN FISIK
 Menentukan harga pokok produk bersama
sesuai dengan manfaat yang ditentukan
oleh masing-masing produk akhir
 Biaya bersama dialokasikan kepada produk
berdasarkan koefisien fisik yaitu kuantitas
bahan baku yang terdapat dalam masing-
masing produk
 Koefisien fisik dinyatakan dalam  satuan
berat, volume atau ukuran lain
25
Contoh

10.000 barrels minyak mentah (crude oil) diolah


dalam penyulingan (refinery). Hasil produksi
pengolahan tersebut setelah dikurangi dengan
kerugian sebanyak 200 barrels (akibat susut atau
hilang) dalam proses tampak pada tabel 4. Harga
pokok bahan baku yang digunakan untuk mengolah
10.000 barrels minyak mentah berjumlah Rp
15.000.000,-. Alokasi harga pokok bahan baku?

26
TABEL 4 Hasil Pengolahan Tiap 10.000 Barrels Minyak Mentah

Produk Kuantitas Persentase


(barrels)
Gasoline 2,600 26.52
Bensin 200 2.04
Kerosin 1,000 10.21
Minyak pelumas 300 3.06
Minyak bakar 5,000 51.03
Gas 300 3.06
Produk-produk lain 400 4.08
Jumlah 9,800 100.00
Jumlah yang hilang dalam proses 200
10,000

Maka alokasi biaya bersama akan tampak sebagai berikut:

27
TABEL 5 Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Satuan Fisik

Produk Kuantitas (tidak termasuk Persentase Alokasi Harga


jumlah yang hilang) dalam Pokok Bahan Baku
barrels Rp
Gasoline 2,600 26.52 3,978,000
Bensin 200 2.04 306,000
Kerosin 1,000 10.21 1,531,500
Minyak pelumas 300 3.06 459,000
Minyak bakar 5,000 51.03 7,654,500
Gas 300 3.06 459,000
Produk-produk lain 400 4.08 612,000
Jumlah 9,800 100.00 Rp 15,000,000

28
METODE RATA-RATA
BIAYA PER SATUAN
 Metode ini hanya dapat digunakan bila produk
bersama yang dihasilkan diukur dengan satuan
yang sama
 Umumnya digunakan oleh perusahaan yang
menghasilkan beberapa macam produk yang
sama dari satu proses bersama tetapi mutunya
berlainan.
 Harga pokok masing-masing produk dihitung
sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi

29
• Contoh
Perusahaan penggergajian kayu menghasilkan
berbagai macam mutu kayu. Data kegiatan
perusahaan selama 1 periode akuntansi adalah
sebagai berikut:
a. Jumlah produksi 762.000 m3
b. Biaya bersama Rp 22.860.000,-
c. Rata-rata biaya per 1000m3:
= Rp 22.860.000 / 762 = Rp 30.000,-
Rata-rata biaya per 1000m3 digunakan untuk
menghitung harga pokok berbagai macam kayu
yang mempunyai mutu berbeda-beda sesuai
dengan proporsi kuantitasnya masing-masing
(lihat tabel 6)
30
TABEL 6 Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Rata-rata
Biaya Per Satuan

Mutu Kayu Kuantitas yang Rata-rata Biaya Harga Pokok


Diproduksi per 1000 m3 Produk
Utama 76,200 m3 Rp 30,000 Rp 2,286,000
No.1 381,000 m3 Rp 30,000 Rp 11,430,000
No.2 152,400 m3 Rp 30,000 Rp 4,572,000
No.3 152,400 m3 Rp 30,000 Rp 4,572,000
762,000 m3 Rp 22,860,000
31
METODE RATA-RATA
TERTIMBANG
 Alokasi biaya bersama  kuantitas produksi
dikalikan dulu dengan angka penimbang & hasil
perkaliannya baru digunakan sebagai dasar
alokasi

 Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap


produk didasarkan pada jumlah bahan yang
dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang
dikonsumsi, & pembedaan jenis tenaga kerja yang
dipakai untuk tiap jenis produk yang dihasilkan
32
 Contoh:
Biaya bersama yang dikeluarkan
selama satu periode akuntansi
berjumlah Rp 64.500.000,-. Jumlah
produk yang dihasilkan & angka
penimbang tampak pada tabel 7.
Tentukan alokasi biaya bersama

33
TABEL 7 Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Rata-rata
Tertimbang

Produk Jumlah yang Angka Jumlah yang diproduksi Alokasi Biaya Bersama
diproduksi Penimbang x Angka penimbang
(1) x (2) {(3) : 215.000} x
64.500.000
(1) (2) (3) (4)
A 40,000 3 120,000 Rp 36,000,000
B 35,000 2 70,000 Rp 21,000,000
C 25,000 1 25,000 Rp 7,500,000
215,000 Rp 64,500,000

34
AKUNTANSI PRODUK
SAMPINGAN
METODE AKUNTANSI UNTUK
MEMPERLAKUKAN PRODUK
SAMPINGAN

1. Metode-metode tanpa harga pokok


(Non Cost Methods)

2. Metode-metode harga pokok


(Cost Methods)

36
METODE TANPA HARGA POKOK
 Metode yang tidak mencoba menghitung
harga pokok produk sampingan atau
persediaannya, tetapi memperlakukan
pendapatan penjualan produk
sampingan sebagai pendapatan atau
pengurang biaya produksi

37
Perlakuan Terhadap Pendapatan
Penjualan Produk Sampingan
1. Diperlakukan sebagai penghasilan
diluar usaha
2. Diperlakukan sebagai tambahan
pendapatan penjualan produk utama
3. Diperlakukan sebagai pengurang harga
pokok penjualan
4. Diperlakukan sebagai pengurang total
biaya produksi

38
Contoh Soal
 PT Nutrifood memproduksi prodak konsumsi
dengan memanfaatkan kedelai, prodak yang
dihasilkan yaitu: sereal, susu dan air dadih Adapun
informasi pd akhir periode:
1. Memproduksi dan menjual 200 unit sereal dan 100
unit susu  $35.000 dengan Hpp  $18.000.
2. Air dadih sebanyak 25 unit laku terjual 10 unit dan
menerima $ 570 dengan biaya $ 125
3. Biaya admin dan penj  periodik  $ 10.000
 Sajikan perhitungan L/R dengan 4 pengakuan
1. Diperlakukan sebagai
penghasilan diluar usaha
 Pendapatan yang diperoleh dari
penjualan produk sampingan dikurangi
dengan penjualan returnya  dicatat
dalam rekening “Pendapatan Penjualan
Produk Sampingan” & pada akhir
periode ditutup ke rekening L/R
 Contoh Lihat tabel 8

40
TABEL 8 Penyajian Pendapatan Penjualan Produk Sampingan
sebagai Penghasilan di Luar Usaha

Pendapatan penjualan produk utama


(25.000 unit @ Rp4) Rp 100,000
Harga Pokok Penjualan:
Biaya produksi bersama (30.000 unit @Rp2) Rp 60,000
Harga pokok persediaan akhir (5.000 unit @Rp2) (10,000)
Rp (50,000)
Laba Bruto Rp 50,000
Biaya Usaha:
Biaya Pemasaran Rp 20,000
Biaya administrasi & umum 10,000
Rp (30,000)
Laba bersih usaha Rp 20,000

Penghasilan diluar usaha:


Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 4,000
Laba bersih sebelum PPh Rp 24,000

41
Cocok digunakan dalam
perusahaan yang:
a. Nilai produk sampingannya tidak begitu
penting / tidak dapat ditentukan
b. Penggunaan metode yang lebih teliti
memerlukan biaya yang tidak sebanding
dengan manfaat yang diperoleh
c. Saat terpisahnya produk sampingan dari
produk utama tidak begitu jelas &
pembebanan harga pokok produk sampingan
kepada produk utama tidak mengakibatkan
perbedaan yang mencolok pada harga pokok
produk utama

42
Keberatan penggunaan metode
ini adalah:
a. Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat
persediaan produk sampingan, maka timbul
masalah penilaian persediaan untuk tujuan
pembuatan neraca perusahaan.

Umumnya persediaan akhir produk sampingan


tidak diadakan penilaian  akibatnya harga pokok
persediaan utama lebih besar.
Bila metode ini digunakan  nilai pasar
persediaan produk sampingan harus dilaporkan
dalam neraca sebagai catatan kaki

43
b. Dapat mengakibatkan penandingan
pendapatan dengan biaya tidak dalam
periode yang tepat.
Saat produk sampingan selesai diproduksi
tidak dibuat jurnal pencatatan  pencatatan
baru dilakukan pada saat dijual.
Apabila produksi tidak dilakukan dalam
periode akuntansi yang sama dengan saat
terjadinya penjualan  mengakibatkan
perhitungan penghasilan & biaya tidak tepat

44
c. Tidak adanya pengawasan terhadap
persediaan produk sampingan, sehingga
membuka kesempatan terjadinya
penggelapan
d. Meskipun nilai jual produk sampingan kecil,
tetapi kalau pendapatan penjualan dilaporkan
sebagai penghasilan diluar usaha, maka
akan mengaburkan gambaran menyeluruh
tentang hasil usaha perusahaan

45
2. Diperlakukan sebagai tambahan
pendapatan penjualan produk
utama
 Semua biaya produksi dikurangkan dari
pendapatan penjualan semua produk
(baik produk utama maupun produk
sampingan) untuk menghasilkan laba
bruto
 Tidak diadakan alokasi biaya bersama

46
 Dari contoh sebelumnya, pendapatan
penjualan produk sampingan sebesar Rp
4000,- dicantumkan dalam Laporan L/R
dibawah pos pendapatan penjualan
produk utama, sehingga pendapatan
penjualan semua produk berjumlah Rp
104.000,-

47
TABEL 9 Penyajian Pendapatan Penjualan Produk Sampingan
sebagai Tambahan Pendapatan Penjualan Produk Utama

Pendapatan penjualan produk utama


(25.000 unit @ Rp4) Rp 100,000
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp 4,000
Total pendapatan penjualan Rp 104,000

Harga Pokok Penjualan:


Biaya produksi bersama (30.000 unit @Rp2) Rp 60,000
Harga pokok persediaan akhir (5.000 unit @Rp2) (10,000)
Rp (50,000)
Laba Bruto Rp 54,000
Biaya Usaha:
Biaya Pemasaran Rp 20,000
Biaya administrasi & umum 10,000
Rp (30,000)
Laba bersih usaha Rp 24,000

48
3. Diperlakukan sebagai pengurang
harga pokok penjualan
 Pendapatan penjualan produk
sampingan sebesar Rp4000 dikurangkan
dari harga pokok penjualan
menghasilkan laba bruto Rp54.000 dari
(Rp100.000-46.000). Laba bersih
sebelum pajak tetap sama yaitu
Rp24.000,-.

49
4. Diperlakukan sebagai pengurang
total biaya produksi
 Pendapatan penjualan produk
sampingan sebesar Rp4000 dikurangkan
dari total biaya produksi Rp60.000, 
biaya produksi turun menjadi Rp56.000,-
 menyebabkan biaya produksi per
satuan turun menjadi Rp1,87 dari
(Rp56.000 : Rp30.000)  harga pokok
persediaan produk akhir turun menjadi
Rp9.350,-

50
TABEL 10 Penyajian Pendapatan Penjualan Produk Sampingan
Dikurangkan dari Total Biaya Produksi

Pendapatan penjualan produk utama


(25.000 unit @ Rp4) Rp 100,000
Harga Pokok Penjualan:
Biaya produksi bersama (30.000 unit @Rp2) Rp 60,000
Dikurangi hasil penjualan produk sampingan (4,000)
56,000
Harga pokok persediaan akhir (5.000 unit @Rp1,87) (9,350)
Rp (46,650)
Laba Bruto Rp 53,350
Biaya Usaha:
Biaya Pemasaran Rp 20,000
Biaya administrasi & umum 10,000
Rp (30,000)
Laba bersih usaha Rp 23,350

51
Metode Nilai Pasar
(Reversal Cost Method)
 Bedanya dengan metode sebelumnya :
Metode pendapatan produk sampingan
dikurangkan dari total biaya produksi
pendapatan penjualan sesungguhnya produk
sampingan
Metode nilai pasar  yang dikurangkan
adalah taksiran nilai pasar produk sampingan

 Perhitungannya:

52
TABEL 11 Perhitungan Taksiran Biaya Produk Sampingan Saat
Terpisah

Nilai pasar produk sampingan Rp xxxx


Taksiran biaya pemasaran produk sampingan Rp xxxx
Taksiran biaya administrasi & umum produk sampingan xxxx
Taksiran biaya pengolahan setelah saat terpisah xxxx
Taksiran laba bruto xxxx
Rp xxxx
Taksiran biaya produk sampingan pada saat terpisah Rp xxxx

53
• Contoh:
Biaya bersama yang dikeluarkan untuk memproduksi
40.000kg produk utama & 5.000 kg produk sampingan
berjumlah Rp6.400.000.

Setelah terpisah dari produk sampingan, produk utama


dapat laku dijual tanpa mengalami pengolahan terlebih
dahulu. Nilai pasar produk sampingan Rp80 per kg.
Biaya pemasaran produk sampingan ditaksir 5% dari
harga jual & laba bruto ditaksir 15% dari harga jualnya.

Biaya-biaya pengolahan produk sampingan yang


dikeluarkan setelah produk sampingan terpisah dari
produk utama diperkirakan berjumlah Rp70.000.
Perlakuan & penyajian Produk sampingan adalah:

54
TABEL 12 Perlakuan Produk Sampingan

Produk Utama Produk Sampingan


Biaya bersama Rp 6,400,000
Taksiran pendapatan penjualan produk
sampingan 500kg x Rp 80 Rp 400,000

Dikurangi dengan:
Taksiran laba bruto 15% x Rp 400.000 Rp 60,000
Taksiran biaya pemasaran (5%xhasil penjualan) 20,000
Biaya pengolahan produk sampingan setelah
saat terpisah 70,000
Rp (150,000)
Taksiran biaya produk sampingan pada saat terpisah 250,000

Taksiran biaya tambahan setelah produk sampingan terpisisah


dari produk utama 70,000
Harga Pokok Produk sampingan Rp 320,000

Nilai produk sampingan yang harus dikurangkan dari biaya


bersama (taksiran biaya produk sampingan pada
saat terpisah) Rp (250,000)
Harga Pokok produk utama Rp 6,150,000

Harga pokok produk utama per satuan


Rp6.150.000 : 40.000kg Rp 153.75 /kg

Harga pokok produk sampingan per satuan


Rp320.000 : 5.000kg Rp 64 /kg

55
METODE HARGA POKOK
Metode Biaya Pengganti
(Replacement Cost Method)
 Digunakan dalam perusahaan yang
produk sampingannya dipakai dalam
pabrik sebagai BB atau Bahan Penolong
 Harga pokok yang diperhitungkan dalam
produk sampingan  sebesar harga beli
atau biaya pengganti (replacement cost)
yang berlaku dipasar

56
 Jumlah ini kemudian dikreditkan pada
rekening BDP-Biaya Bahan Baku,
sehingga mengurangi biaya produksi
produk utama.
 Pengurangan biaya produksi produk
utama  mengakibatkan harga pokok
per satuan persediaan produk utama
menjadi lebih rendah

57
• Contoh:
Diketahui data perusahaan sbb:

Jumlah biaya produksi untuk 18.000kg produk utama Rp 27,000


Pendapatan penjualan produk utama : 15.000 x Rp 3,00 Rp 45,000
Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam
pengolahan produk utama Rp 1,800
Biaya pemasaran & administrasi dan umum Rp 4,000
Persediaan akhir produk utama 3,000 kg

58
TABEL 13 Laporan Laba Rugi dengan Replacement Cost Method
delam Perlakuan Terhadap Produk Sampingan

Pendapatan penjualan produk utama Rp 45,000


Harga pokok penjualan:
Biaya produksi 18.000 x Rp1.5 Rp 27,000
Dikurangi: Biaya pengganti produk sampingan (1,800)
Rp 25,200
Dikurangi: persediaan akhir 3000kgxRp1.4* (4,200)
Rp (21,000)
Laba Bruto Rp 24,000
Biaya pemasaran & administrasi dan umum Rp (4,000)

Laba bersih sebelum PPh Rp 20,000

* Rp25.200 : 18.000 = Rp1.4


59

Anda mungkin juga menyukai