Anda di halaman 1dari 43

MENGENAL GIGI PADA

MASA REMAJA
01
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN GIGI
GELIGI PADA MASA
REMAJA
Hal-hal yang terjadi dan perlu
diperhatikan pada pertumbuhan
gigi geligi pada masa remaja
Gigi permanen umumnya telah tumbuh
lengkap pada usia 13 tahun

 Gigi pemanen tidak dapat digantikan jika


mengalami kerusakan / telah dicabut

 Gigi permanen tidak selalu tumbuh


dengan rapi
Pertumbuhan Gigi pada Remaja Dipengaruhi oleh
Beberapa Hal :

1. Asupan Gizi

Asupan gizi yang buruk, yaitu


mengandung lemak, gula, dan garam
yang tinggi, serta kurang serat dan
vitamin (seperti makanan cepat saji)
dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi
dan kesehatan umum remaja
Pertumbuhan Gigi pada Remaja Dipengaruhi oleh
Beberapa Hal :

2. Gangguan Pola Makan

Seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa, yaitu


suatu kelainan psikologis berupa keinginan untuk
menjadi kurus yang ditandai dengan makan yang
sangat berlebihan dan memuntahkannya kembali

Muntah yang berulang dapat menyebabkan erosi


pada gigi dan pembengkakan jaringan lunak
tenggorokan serta pembengkakan kelenjar Iudah
Pertumbuhan Gigi pada Remaja Dipengaruhi oleh
Beberapa Hal :

3. Konsumsi Minuman Ringan


Secara Berlebihan

Satu botol besar minuman ringan mengandung 12-15


sendok teh gula.

Kandungan gula di dalam minuman ringan dapat


menyebabkan karies gigi, erosi gigi, meningkatkan risiko
terkena diabetes tipe 2 dan obesitas
Pertumbuhan Gigi pada Remaja Dipengaruhi oleh
Beberapa Hal :

4. Kebiasaan Merokok
Terdapat hubungan yang sangat erat antara kebiasaan
merokok dan kanker mulut.

5. Minuman Keras dan Narkoba


Konsumsi minuman keras dan narkoba dapat
menyebabkan gigi mudah keropos
02
MASALAH GIGI DAN JARINGAN
PENDUKUNG GIGI PADA REMAJA
1. Karies Gigi

Karies gigi adalah kerusakan pada jaringan keras gigi


yang ditandai dengan dimulainya proses
demineralisasi/pelarutan pada lapisan luar gigi
(email). Kerusakan yang terjadi pada gigi tersebu
akibat adanya bakteri dalam mulut. Bila tidak
dirawat, maka proses karies akan terus berjalan dan
dapat menjadi sumber infeksi (fokal infeksi) baik
untuk jaringan sekitar gigi maupun organ-organ
tubuh Iainnya misalnya jantung.
2. Kerusakan Gigi karena Benturan/Trauma

• Kerusakan jaringan keras gigi akibat adanya


trauma/benturan yang cukup kuat, maka gigi dapat
patah atau goyang sebagian sehingga dapat
terlepas dari jaringan penyangganya.
Misal : saat kecelakaan atau berkelahi
3. Kerusakan Gigi karena Kebiasaan
Buruk
Kerusakan jaringan keras gigi karena kebiasaan buruk disebabkan oleh :
• Tradisi mengasah gigi/pangur dapat merusak lapisan email gigi dalam
bentuk menipisnya lapisan email gigi, padahal lapisan email ini diperlukan
untuk melindungi gigi.
• Kebiasaan buruk membuka tutup botol dengan gigi, akibatnya gigi dapat
patah atau goyang
• Kebiasaan merokok, dapat menyebabkan warna permukaan gigi menjadi
lebih gelap (stain), dan dapat mengurangi estetik sehingga penampilan
atau percaya dirinya menjadi berkurang
• Abrasi gigi, kerusakan gigi ini karena faktor mekanis yaitu cara menyikat
gigi dengan tekanan yang kuat
4. Gigi Berjejal

Kelainan gigi berjejal (Crowding) ini antara lain akibat


ukuran gigi geligi dengan ukuran tulang rahang yang
tidak seimbang dan kebiasaan buruk (menghisap jempol,
menggigit kuku atau pensil, bertopang dagu, dsb). Gigi
berjejal ini terutama pada gigi depan (gigi seri), namun
bisa juga terjadi pada gigi belakang.
Penggunaan Alat Ortodonsi

 Perawatan ortodonsi sebaiknya dilakukan setelah seluruh gigi permanen tumbuh

 Kasus yang dapat dirawat dengan perawatan ortodonsi adalah kasus gigi berjejal akibat
hilangnya gigi susu sebelum waktunya, sementara gigi permanen belum tumbuh

 perawatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat lepas atau cekat (behel),
tergantung pada keparahan kasus

 Kontrol rutin yang dilakukan setiap 3 minggu sekali, pembersihan karang gigi secara
berkala, dan juga penggunaan sikat gigi dengan desain khusus
ALAT ORTO CEKAT
ALAT ORTO LEPASAN
PEWARNAAN GIGI
Perwarnaan gigi akibat obat kumur

Cairan berwarna seperti obat kumur,


kopi dan teh dapat menyebabkan
pewarnaan gigi dari coklat ke hitam.
Pewarnaan ini akan terlihat pada 1/3
gigi bagian bawah
ANGGUR MERAH

TEH

KOPI
Tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi pewarnaan
- Mengurangi kebiasaan yang dapat menyebabkan adanya
pewarnaan pada gigi
- Rajin sikat gigi terutama setelah makan dan sebelum tidur
malam
- Jika pewarnaan tetap tidak bisa hilang, segara pergi ke
dokter gigi untuk dilakukan perawatan (scalling)
5. Karang Gigi

Karang gigi terbentuk dari plak gigi yang tidak dibersihkan


dan mengeras sehingga sulit dibersihkan hanya dengan
menyikat gigi. Jika tidak dibersihkan akan mengganggu
penampilan dan menimbulkan bau mulut

Perawatannya dengan membersihkan karang gigi di dokter


gigi atau balai pengobatan gigi
6. Gingivitis (radang gusi)

Penyakit yang ditandai dengan gusi yang memerah,


bengkak, dan mudah berdarah.

Radang gusi merupakan kerusakan yang sering terjadi


akibat penyakit pada jaringan penyangga gigi, radang
gusi ini kemudian menjalar melalui sulkus gusi sampai
ke selaput periodontal dan tulang alveolar maka sekitar
gigi terbentuk sebuah kantong yang dapat berisikan
nanah dan bakteri
7. Bau Mulut (halitosis)

Bau mulut merupakan suatu kondisi dimana nafas berbau yang tidak enak
serta tidak menyenangkan. Bau mulut seringkali memengaruhi kehidupan
sosial seseorang seperti menghindari pergaulan sosial dan penurunan rasa
percaya diri (malu).

Bau yang tidak sedap diakibatkan oleh adanya Volatile Sulfur Compound
(VSCs) yang disebabkan karena aktivitas bakteri dan beberapa kebiasaan
buruk, misalnya :
• Mengkonsumsi makanan yang berbau tajam
(menyengat)
• Merokok
• Minum alkohol
• Bernafas melalui mulut
Bau mulut juga bisa disebabkan dari dalam rongga mulut, antara
lain:
1. Gigi berlubang yang dalam
2. Infeksi rongga mulut
3. Kondisi mulut kering
4. Luka pada rongga mulut
5. Adanya sisa makanan dalam mulut
Cara Mengatasi Bau Mulut
- Menjaga kebersihan gigi & mulut
- Meningkatkan status kesehatan gigi & mulut, serta menjaga kesehatan
tubuh
- Mencegah kebiasaan buruk penyebab bau mulut (seperti merokok &
minum alcohol), apabila tidak bisa diatasi konsultasi ke dokter gigi
- Menggosok gigi & lidah secara teratur
- Membersihkan karang gigi secara berkala, 3/6 bulan sekali (tergantung
banyaknya karang gigi)
- Periksa ke dokter gigi jika ada area yang bermasalah dalam mulut (gigi
berlubang, bentuk tambalan tidak baik/ tambalan bocor atau lepas)
- Minum air putih 8 – 10 gelas agar kelembapan mulut terjaga & metabolisme
tubuh tetap stabil
- Mengunyah permen karet tanpa gula selama beberapa menit, untuk
mencegah penumpukan bakteri dalam ludah dimulut & tenggorokkan
- Perbanyak konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan & sayuran
Rongga Mulut Sehat

- Nyaman saat berkomunikasi


- Dapat menikmati berbagai makanan
- Percaya diri
- Kehidupan sosial yang lebih baik
03
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT PADA REMAJA
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Remaja
• Mengatur pola makanan yang baik
• Membiasakan makan-makanan yang bergizi seimbang
• Menghindari makanan yang manis dan Iengket
• Menyikat gigi dengan cara benar dan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor,
minimal 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
• Periksalah sehatan gigi dan mulut secara berkala, agar setiap kelainan dapat
ditanggulangi sedini mungkin
• Menghindari kebiasaan buruk dan pengaruh yang tidak baik, diantaranya:
- Pangur gigi
- Rokok
- Minum minuman beralkohol
- Narkoba (obat adiktif)
- Kebiasaan menggigit-gigit pensil dll
• Pemakaian alat orthodonti yang tidak benar, yang dilakukan bukan oieh dokter gigi.
04
CARA MENYIKAT GIGI YANG BENAR
Kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi?

Pagi hari setelah makan

Malam hari sebelum tidur


CARA MEMILIH SIKAT GIGI

1. Pilih sikat gigi dengan kepala sikat yang ujungnya


membulat
2. Pilih bulu sikat gigi yang lembut dan yang sesuai dengan
kondisi gigi
3. Jangan gunakan sikat gigi orang dewasa
4. Sikat gigi minimal diganti 3 bulan sekali atau segera
diganti apabila bulu sikat gigi sudah melebar
LANGKAH - LANGKAH

1. Siapkan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung fluoride


2. Oleskan pasta gigi pada sikat gigi sebesar kacang polong
3. Sikat gigi depan dari arah gusi ke gigi
4. Sikat gigi belakang bagian luar dengan memutar ke depan dan ke
belakang
5. Sikat bagian gigi yang digunakan untuk mengunyah atau menggigit
dengan gerakan maju dan mundur
6. Sikat gigi belakang bagian dalam dengan cara memutar ke depan dan ke
belakang
7. Sikat gigi depan bagian dalam dengan cara mencungkil
8. Sikat bagian lidah
9. Berkumur sekali saja
Yuk kita tonton videonya!
05
KEBIASAAN BURUK
YANG DAPAT
MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN GIGI
GELIGI
Bagaimana kebiasaan buruk tersebut
dapat terjadi?

Biasanya kebiasaan buruk berlangsung secara diam-diam sehingga


lamalama menjadi tidak sadar bahwa kita melakukan hal tersebut.

Pada akhirnya terbentuk kebiasaan yang menjadi bagian dari rutinitas


sehingga cenderung lebih sulit untuk menghilangkannya.
Dampak Kebiasaan Buruk

a. Proses Mengunyah terganggu


b. Kesulitan berbicara
c. Susunan gigi tidak rapi
MACAM – MACAM KEBIASAAN
BURUK
1. Menghisap ibu jari yang ditempatkan di belakang gigi -> dapat
menyebabkan gigi depan tertekan ke arah bibir
2. Menjulurkan lidah terus menerus -> dapat mengakibatkan celah
pada gigi depan dan gigitan terbuka
3. Menggigit bibir -> dapat menyebabkan perubahan posisi gigi
4. Menggigit kuku -> dapat menyebabkan perubahan posisi gigi
ALASAN PENTING HARUS MEMERIKSAKAN
GIGI SETIAP 6 BULAN SEKALI SECARA RUTIN

1. Dapat mendeteksi masalah gigi dan gusi


pada tahap awal

2. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi berfungsi


sebagai deteksi dini kemungkinan munculnya
penyakit serius lain pada rongga mulut, termasuk
kanker yang dapat diketahui sejak awal dan dicegah

3. Melatih diri untuk tidak trauma dengan


penanganan masalah gigi
DAFTAR PUSTAKA
American Dental Association, 2006, Tooth eruption: The permanent teeth, JADA, 137: 127.
Anggraini, L. D., Utomo, R. B., Sunarno, Promono, D., 2018, Premature Loss dan Permbangan Rahang, Insisiva Dental Journal, 7 (2): 53-57.
Darby, M. L. dan Walsh, M. M., 2015, Dental Hygiene Theory and Practice, Elsevier, Missouri, Hal, 516.
Langlais, R.P. Miller, C.S. dan Gehrig, J.S. 2017. Color Atlas of Common Oral DIsease,. Fifth Ed. Jones and Bartlett Learning. Burlington. United
States. Hal 58.
Meiandari, S., Taadi, Widayati, A., 2020, The Relation Between Pain After Using Fixed Orthodontic Appliance and Follow-Up Compliance of Patients in
Kusuma Dental Care Clinic, Jurnal Kesehatan Gigi, 7 (1) : 35-39.
Rasyid, N. I., Iman, P., Huryumani, JCP, 2014, Efektivitas Busur Multiloop Edgewise Pada Kasus Crowding Berat Disertai Palatal Bite, Maj Ked Gi., 21
(2): 191-196.
Sari, A., (2018) Analisis Hukum terhadap Tanggung Jawab Jasa Tukang Gigi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Pembinaan Pengawasan dan Perizinan Pekerjaan Tukang Gigi, Jurnal Cepalo. 2(1): 21-32.
Sevo, M. R. D., 2015, Pediatric Nursing Content Review Plus Practice Questions, F.A. Davis Company, Philadelphia, Hal. 76.
Sutardjo RS, I, 2011,Pertimbangan dan Permasalahan Pemakaian Alat Interseptik Ortodonsi Secara Dini pada Anak Masa Tumbuh Kembang,
Stomatognatic (J.K.G. Unjej), 8 (1): 1-10.
Yulimatussa’diyah, A., Blambangan, B., Dewi, J., Herdianto, R., Mumtaza, I., Nafiis, M., Novesia, Rosyidah, I., Sutanti, T., Syarofi, N., (2016)
Pengetahuan Penanganan Halitosis Dalam Masalah Kesehatan Mulut, Jurnal Farmasi Komunitas. 3(2):85-89
Wiyatmi, H., (2014) Penyebab Halitosis dan Penangananya di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Propinsi DIY, Klinik Gigi dan Mulut RSJ Grhasia Propinsi DIY,
diakses 23 Januari 2021, http://www.grhasia.jogjaprov.go.id/assets/content_upload/files/HALITOSIS.pdf
American Dental Association, 2019, Mouthwash (Mouthrinse), ADA, https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/mouthrinse
Saputri, E., 2018, Pemakaian Obat Kumur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Budaya di Universitas
Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara, Medan

 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai