2
4. Filsafat pragmatism
Pengalaman dan segala sesuatu yang dapat dialami oleh manusia, keberanaran
dapat dilihat dari pendapat umum yang banyak merujuk pada manajemen yang
berlaku umum mellaui opini public.
5. Filsafat eksistensialisme
Kenyataan adalah eksistensi atau keadaan yang menyerupai itu, kebenaran
adalah pendapat yang sejalan dengan pandangan pribadi seseorang, peran
manusia menjadi perhatian utama.
Mengapa kita perlu memanajemen waktu kita sebaik mungkin ? Selain karena
waktu itu sangat berharga, ada beberapa alasan lainnya, diantaranya :
3
6. Membantu mengevaluasi kemajuan kita. Jika kita menyadari bahwa kita dapat
membaca 75 halaman perminggu, sedangkan pada minggu ini kita hanya
membaca 60 halaman, maka kita memerlukan kalkulator untuk mengetahui
bahwa kita memang tertinggal pada minggu ini. Dan dengan begitu kita akan
tau, „sedang dalam posisi apa saya ini?‟ artinya dibutuhkan sedikit waktu
untuk mengejar ketertinggalan itu. Dan keuntungan buat kita, kita dapat
langsung menyadarinya, dan segera bertindak untuk itu.
Orr dan Traccy menjelaskan efek-efek dalam manajemen waktu yakni sebagai
berikut :
1. Dapat meningkatkan keteraturan hidup, percaya diri dan disiplin.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan diluar jam kerja.
3. Meningkatkan penghasilan pada tiap individu.
4. Meningkatkan kepuasan kerja pada individu.
5. Mengurangi kesalahan yang dibuat dalam pekerjaan.
6. Mengurangi jumlah krisis yang dihadapi individu.
7. Menurunnya tingkat stress individu.
8. Dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dan diperoleh prestasi kerja
yang baik.
9. Dapat meningkatkan kecepatan kerja.
10. Meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja.
4
Dari uraian diatas dapat kita lihat betapa banyaknya efek-efek positif yang
dihasilkan ketika individu dapat memanajemen waktunya dengan baik.
1. Perencanaan
Proses
perencanaan
diperlukan
2. untuk
membuat
seseorang
3. tetap pada
pilihannya
untuk
menyeleksi
4. pekerjaan
yang ada
dengan
didorong oleh
tekad untuk
mengerjakan
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa aspek-aspek manajemen
waktu pekerjaan
mencakup adanya perencanaan, penetapan tujuan, menyusun prioritas,
sampaipenundaan, menyusun jadwal, bersikap asertif, meminimalkan
menghindari
waktu tuntas.
Menetapkan
yang terbuang, Prioritas
melakukan delegasi, dan adanya disiplin diri.
Menentukan prioritas berarti berusaha menentukan mana hal yang harus
didahulukan berdasarkan
SUMBER-SUMBER PEMBOROSAN tingkat kepentingannya.
WAKTU
Melakukan Delegasi
Delegasi artinya
1. menonton televisimenyerahkan suatu pekerjaan kepada orang lain yang dinilai
tepat dan
2. menelepon dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sehingga waktu yang kita
miliki akan lebih efisien.
3. melakukan perjalanan pulang pergi
4. Disiplin
melamunDiri
5. Disiplin
menunggu diri akan mengarahkan individu untuk mementingkan pada tugasnya
6. melayanidan
sendiri tamumenghindarkan diri hari hal-hal yang dapat menghambat
yang tidak diundang
7. penyelesaian tugas.
mengerjakan pekerjaan lain yang seharusnya tidak dikerjakan
6
TEKNIK MANAJEMEN WAKTU SECARA UMUM
7
baik untuk membuat perubahan ini adalah untuk membuat kontrak
dengan diri sendiri yang mencakup imbalan untuk menjadi sukses.
2. Tetapkan Tujuan
Hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mengatur
waktu adalah untuk mengatur harian, mingguan, bulanan, sasaran tahunan
dan jangka panjang. Jika Anda tidak memiliki makna yang jelas mengenai
mana Anda akan pergi dulu, Anda tidak akan dapat merencanakan
bagaimana untuk sampai ke sana. Mengatur waktu penggunaan Anda untuk
memaksimalkan peluang untuk mencapai tujuan Anda.
3. Belajarlah untuk memprioritaskan
Setelah Anda menetapkan tujuan Anda, Anda perlu untuk
memprioritaskan mereka dan kegiatan Anda. Tidak semua tujuan Anda akan
persis penting. Fokus pada tujuan-tujuan yang paling penting bagi Anda, dan
bekerja pada tujuan-tujuan lain setelahnya. Demikian pula, fokus pada
aktivitas yang paling penting bagi pencapaian tujuan Anda tertinggi dan
kegiatan lain sesudahnya.
4. Jauhkan jadwal
Setelah Anda memiliki prioritas kegiatan Anda, Anda kemudian dapat
menjadwalkan mereka ke rutinitas harian Anda. Kapan Anda pergi ke bank?
Kapan Anda membeli bahan makanan? Jangan lupa untuk jadwal beberapa
waktu relaksasi dan rekreasi, serta.
5. Anda Maksimalkan manfaat
Dalam penjadwalan seluruh aktivitas Anda, ingat apa yang ahli
manajemen waktu ada yang mengatakan: kita memperoleh 80%
penghargaan kami pada hanya 20% dari kegiatan kami dan, sebaliknya,
akuisisi hanya 20% dari hadiah kami pada 80% dari waktu kita habiskan. Apa
ini menyatakan adalah bahwa kita perlu memastikan bahwa kami mengakui
dan terlibat dalam
20% kegiatan yang memberikan kita 80% dari hadiah kita sebelum kita
6. beralih ke kegiatan lain.
Anda Maksimalkan manfaat dengan mengatur waktu Anda.
Fakta bahwa Anda membaca artikel ini berarti Anda punya waktu
untuk melakukan teknik di atas dan menerapkannya pada kehidupan pribadi
Anda
TEKNIK MANAJEMEN WAKTU BERDASARKAN SKALA PRIORITAS
8
Tiga Kategori Prioritas Waktu
a. Jangan dikerjakan
b. Kerjakan Nanti
c. Kerjakan Sekarang
9
Orang yang terbiasa bekerja pada kelompok ini akan cendrung stress,
cepat lelah, dan berprestasi biasa-biasa saja karena semua kegiatan
dilakukan secara terburu-buru.
2. Penting
Tipe pekerjaan dengan prioritas ini harus disikapi dengan menjadwalkan
pekerjaan dengan cermat. Jangan sampai pekerjaan penting diabaikan
sehingga pekerjaan ini menjadi pekerjaan mendesak dan penting. Sebaiknya
gunakan waktu produktif untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
10
2. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih
diprioritaskan.
4. Dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat
pembelajaran dari kesalahan.
5. Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam
pembuatan keputusan.
Dibawah ini adalah prinsip – prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar
untuk delegasi yang efektif :
1. Prinsip scalar.
2. Prinsip kesatuan perintah.
3. Tanggung jawab, wewenang, dan
akuntabilitas.
Adapun Faktor yang memungkinkan gagalnya delegasi, yaitu:
4. Atasan merasa lebih jika mereka tetap mempertahankan hak
pembuatan keputusan.
5. Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja bawahannya salah ataupun gagal
dalam menjalankan wewenangnya.
6. Atasannya kurang atau tidak percaya kepada bawahannya.
7. Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan
sangat baik dan efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai
8. atasan.
Bawahan tidak menerima dengan alasan dapat menambah tanggung jawab
9. yang sudah diterima.
Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas – tugas dengan benar
10. dan
Bawahan merasa
dikatakan tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang lebih
gagal.
besar.
11
memilih staf atau karyawan yang sekiranya akan mendapatkan pengalaman yang
berguna dari pekerjaan yang didelegasikan.
Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam proses delegasi kekuasaan
sehingga berjalan efektif. Keempat hal tersebut dinyatakan sebagai berikut:
1. Dalam pemberian suatu delegasi kekuasaan atau tugas haruslah dibarengi
dengan pemberian tanggungjawab.
2. Kekuasaan yang didelegasikan harus pada orang yang tepat baik dari segi
kualifikasi maupun fisik.
3. Mendelegasikan kekuasaan pada seseorang juga harus dibarengi dengan
pemberian motivasi.
4. Pimpinan yang mendelegasikan kekuasaanya harus membimbing dan
mengawasi orang yang menerima delegasi tersebut.
Pengertian Asertif
13
c. Mampu menolak permintaan yang dianggap tidak masuk akal, berbahaya,
negatif, tidak diinginkan, atau dapat merugikan orang lain.
d. Mampu untuk berkomunikasi secara terbuka, langsung, jujur, terus
terang sebagaimana mestinya
e. Mampu menyatakan perasaannya secara jelas, tegas, jujur, apa adanya, dan
sopan.
f. Mampu untuk meminta tolong pada orang lain pada saat kita
memang membutuhkan pertolongan.
g. Mampu mengekspresikan kemarahan, ketidak setujuan,
perbedaan pandangan secara proporsional.
h. Tidak mudah tersingung, sensitif, dan emosional.
i. Terbuka untuk ruang kritik.
j. Mudah berkomunikasi, hangat, dan menjalin hubungan sosial dengan baik.
k. Mampu memberikan pandangan secara terbuka terhadap hal-hal yang
tidak
l. sepaham.
Mampu meminta bantuan, pendapat, atau pandanganngan orang lain ketika
sedang menghadapi masalah.
Perilaku asertif Menurut Beberapa Ahli
1. Menurut Pratanti (2007) sikap atau pun perilaku agresif cenderung akan
merugikan pihak lain karena seringkali bentuknya seperti mempersalahkan,
mempermalukan, menyerang (secara verbal ataupun fisik), marah-marah,
menuntut, mengancam, sarkase (misalnya kritikan dan komentar yang
tidak enak didengar), sindiran ataupun sengaja menyebarkan gosip.
2. Menurut Lazarus (Fensterheim, l980) dalam Iriani (2009) perilaku asertif
mengandung suatu tingkah laku yang penuh ketegasan yang timbul
karena
adanya kebebasan emosi dan keadaan efektif yang mendukung yang antara
lain meliputi :
a. menyatakan hak-hak pribadi.
b. berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak tersebut
c. melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk mencapai kebebasan
emosi.
Seseorang dikatakan bersikap tidak asertif, jika ia gagal mengekspresikan
perasaan, pikiran dan pandangan/keyakinannya; atau jika orang tersebut
mengekspresikannya sedemikian rupa hingga orang lain malah memberikan
respon
yang tidak dikehendaki atau negatif (Pratanti, 2009).
Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau
assertion, yang artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku
agresif.
a. Orang
Memilikiyang
kepercayan
memiliki diri
tingkah
yanglaku
baik.
atau perilaku asertif orang yang
berpendapat
b. Dapatdari
mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa
orientasi dari dalam, yaitu sebgahi berikut :
rasa takut.
c. Berkomunikasi dengan orang lain secara lancar.
Sebaliknya orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri - ciri
a). terlalu mudah mengalah/ lemah, b). mudah tersinggung, cemas, c). kurang
yakin pada diri sendiri, d). sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain
14
Menurut Sukaji (1983) dalam Fitri (2009) perilaku asertif adalah perilaku
seseorang dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut ekspresi emosi
yang tepat, jujur, relatif terus terang, dan tanpa perasaan cemas terhadap orang
lain.
Perilaku asertif merupakan perilaku sesorang dalam mempertahankan hak pribadi
serta mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keyakinan secara langsung
dan jujur dengan cara yang tepat. Perilaku asertif sebagai perilaku antar pribadi
yang
bersifat jujur dan terus terang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan
mempertimbangkan pikiran dan kesejahteraan orang lain.
Orang yang memiliki tingkah laku asertif adalah mereka yang menilai bahwa
oraang boleh berpendapat dengan orientasi dari dalam, dengan tetap
memperhatikan
sungguh-sungguh hak-hak orang lain.Mereka umumnya memiliki
kepercayaan diri yang kuat.
Menurut Rathus (l986) orang yang asertif adalah orang yang
mengekspresikan perasaan dengan sungguh-sungguh, menyatakan tentang
kebenaran. Mereka tidak menghina, mengancam ataupun meremehkan orang
Tips
lain. untuk berperilaku asertif yang dapat digunakan adalah (Pratanti, 2007)
Orang asertif mampu menyatakan perasaan dan pikirannya dengan tepat
Tentukan
dan jujur sikap yang pasti,kepada
tanpa memaksakannya apakahorang
andalain
ingin menyetujui
(Iriani, 2009). atau tidak. Jika
kamu belum yakin dengan pilihan anda, maka anda bisa minta kesempatan
berpikir sampai mendapatkan kepastian.
1. Berikan penjelasan atas penolakan anda secara singkat, jelas, dan logis.
Penjelasan yang panjang lebar hanya akan mengundang argumentasi pihak
lain.
2. Gunakan kata-kata yang tegas, seperti secara langsung mengatakan “tidak”
untuk penolakan, dari pada “sepertinya saya kurang setuju..sepertinya saya
kurang sependapat…saya kurang bisa…..”
3. Pastikan pula, bahwa sikap tubuh anda juga mengekspresikan atau
mencerminkan “bahasa” yang sama dengan pikiran dan verbalisasi anda
…Seringkali orang tanpa sadar menolak permintaan orang lain namun
dengan sikap yang bertolak belakang, seperti tertawa-tawa dan tersenyum.
4. Gunakan kata-kata “Saya tidak akan….” atau “Saya sudah memutuskan
untuk…..” dari pada “Saya sulit….”. Karena kata-kata “saya sudah
memutuskan untuk….” lebih menunjukkan sikap tegas atas sikap yang
anda tunjukkan.
5. Jika anda berhadapan dengan seseorang yang terus menerus mendesak
anda padahal anda juga sudah berulang kali menolak, maka alternatif
sikap
atau tindakan yang dapat anda lakukan : mendiamkan, mengalihkan
6. pembicaraan, atau bahkan menghentikan percakapan.
Anda tidak perlu meminta maaf atas penolakan yang anda sampaikan (karena
anda berpikir hal itu akan menyakiti atau tidak mengenakkan buat orang
lain)…Sebenarnya, akan lebih baik anda katakan dengan penuh empati
seperti : “saya mengerti bahwa berita ini tidak menyenangkan
7. bagimu…..tapi secara terus terang saya sudah memutuskan untuk …
Janganlah mudah merasa bersalah ! anda tidak bertanggung jawab atas
kehidupan orang lain…atau atas kebahagiaan orang lain.
15
8. Anda bisa bernegosiasi dengan pihak lain agar kedua belah pihak
mendapatkan jalan tengahnya, tanpa harus mengorbankan
perasaan, keinginan dan kepentingan masing-masing.
16
Mereka juga membantu kita untuk mengidentifikasi bidang-bidang pada
praktik profesional kita yang mungkin perlu perbaikan dan
membantu meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan orang
lain.
3. Menentukan Batasan
Bertindak asertif dalam menentukan batasan berarti mengambil
tanggungjawab untuk keputusan yang diambil, bagaimana menghabiskan
sumber daya pribadi tanpa merasa marah kepada orang lain yang mengajukan
permintaan tersebut.
Ketika menghadapi sebuah permintaan, langkah pertama adalah
menentukan seberapa jauh kita mau memenuhi permintaan tersebut. Jika
perlu
waktu untuk mengambil keputusan, menunda keputusan adalah
tindakan yang tepat asalkan kita kembali ke orang tersebut dalam jangka
waktu yang telah
4. Membuat Permintaan
ditetapkan.
Meminta sesuatu yang diinginkan dari orang lain secara langsung juga
diperlukan pada hubungan yang sehat. Jika kita berada pada posisi
manajemen, menyatakan keinginannya dengan jelas dari orang lain adalah
suatu bagian penting untuk mencapai tujuan organisasi.
Pada hubungan yang sederajat, membuat permintaan seperti meminta
pertolongan, adalah suatu bagian penting dari komunikasi yang jujur. Kita
harus
percaya bahwa orang lain akan meresponnya secara asertif, termasuk
berkata
"tidak". Kita tidak perlu bereaksi berlebihan ketika seseorang
menolak Persisten
5. Berlaku permintaan kita dengan cara yang asertif.
Salah satu aspek penting dalam perilaku asertif adalah persisten untuk
menjamin bahwa hak-hak anda dihargai. Sering ketika kita telah menentukan
batasan atau telah berkata "tidak", lalu orang-orang disekitar kita akan
membujuk untuk mengubah pikiran.
Jika kita mengulangi pernyataan keputusan itu dengan santai, kita
telah bertindak asertif tanpa menjadi agresif dan tanpa menyerah. Respon,
mengulangi pernyataan keputusan dengan santai, sering disebut
respon "kaset rusak" (Smith, 1975).
6. Membingkai Kembali
Menurut Kaufman, bingkai adalah jalan pintas kognitif yang
digunakan orang untuk membuat suatu informasi yang kompleks menjadi
masuk akal.
a. Fokus membangun komunikasi yang
Teknik pembingkaian efektif
kembali jugauntuk suatu kelompok tujuan
termasuk:
yang terbatas.
b. menguji validitas/keabsahan perspektif orang lain.
c. Menentukan kesamaan pandangan/tujuan. Mencari hal-hal yang sama-
sama disetujui dan fokus pada hasil yang diinginkan dengan perspektif
jangka panjang.
d. Mengenali kesempatan untuk mencari solusi-solusi yang belum
dieksplirasi/difikirkan lebih mendalam.
17
e. Mengenali perbedaan yang tidak bisa dijembatani dan pada saat yang
bersamaan mencari tindakan yang masih bisa diambil untuk
mengurangi konflik.
7. Mengabaikan Provokasi
Konflik interpersonal dapat memunculkan berbagai metode untuk
"menang" dengan cara menghina atau mengintimidasi orang lain. Misalnya,
pasien yang marah atau putusa asa mungkin menyerang dengan serangan
personal.
Farmasis yang merasa dikritik secara tidak adil mungkin merespon
dengan sikap agresif atau sarkastik. Konflik interpersonal antara profesional
di
bidang kesehatan sering ditandai dengan perebutan kekuasaan dan
otonomi.
Abaikan komentar yang bersifat mencela dan tetap fokus pada
penyelesaian masalah dapat menjaga konflik agar tidak meningkat kearah
8. Merespon
yang Kritik
Bagi
dapatsebagian
merusakorang, kritik benar-benar dapat membuat diri hancur
hubungan.
karena kita biasanya memegang dua keyakinan irasional yang umumnya
sebagai berikut:
Bahwa kita harus disayangi atau diakui oleh semua orang yang kita kenal
Bahwa kita harus benar-benar kompeten melakukan segala hal tanpa
kesalahan.
Pada beberapa kasus kita mungkin ingin membalas dendam
dengan melakukan serangan balik terhadap orang yang memberikan
kritik. Cara satu-
satunya meniadakan perasaan itu dan untuk memulai mengatasi kritik
dengan layak adalah dengan menantang kepercayaan irasional yang
mendasarinya yang mengakibatkan kita takut tidak diakui oleh orang lain.
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau
negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya
orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau
manfaatnya
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah
seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau
berlangsung.
Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah
keadaan/kejadian,
Evaluasi Pemanfaatan
atau Waktu
bisa merupakan Sehari
lama berlangsungnya suatu kejadian. Jadi
mengevaluasi waktu berarti kita akan mengevaluasi hal-hal yang telah dan kelak
Untuk mengenali bagaimana cara memanfaatkan waktu dalam sehari, maka
akan dilakukan.
kita dapat mengevaluasi kegiatan dengan bertanya kepada diri sendiri, antara lain:
1. Berapa jam yang digunakan untuk melakukan perencanaan?
2. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk bekerja optimal?
18
3. Berapa jam yang digunakan untuk membaca, memahami, dan berbagi atas
suatu pengetahuan dan pengalaman (belajar)?
4. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk perjalanan menuju tempat bekerja
dan pulang kembali ke rumah?
5. Berapa jam yang digunakan untuk beristirahat, berolahraga, dan bersantai
(sejenak)?
6. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk keluarga?
7. Dan berapa jam yang digunakan untuk masyarakat sekitar (Personal Social
Responsibility)?
Berapa banyak waktu yang dimiliki siswa terbaik atau mahasiswa terbaik
dalam sehari? 24 jam. Berapa banyak waktu yang dimiliki oleh orang – orang besar,
seperti ilmuwan penemu listrik Thomas Alva Edison, dalam sehari? 24 jam. Semua
orang memiliki waktu yang sama : 24 jam sehari, 168 jam seminggu, 672
jam sebulan, dan seterusnya.
Bila sumber daya waktu ini dianugerahkan sama persis kepada
semua orang, lantas kenapa pencapaian orang bisa begitu berbeda? Salah
satu kuncinya adalah
manajemen waktu.
Kebanyakan orang tidak sadar bagaimana mereka mengisi waktu. Mereka
terus saja mengeluh tidak punya cukup waktu. Padahal bisa jadi waktu mereka
sebenarnya diisi dengan hal – hal yang tidak bermanfaat. Maka, langkah
pertama dari manajemen waktu ini adalah dengan memantau penggunaan waktu
kita.
Penyita waktu manusia, disadari atau tidak adalah waktu untuk tidur dan
berkomunikasi. Komunikasi di sini, adalah penggunaan media yang tidak bermanfaat,
seperti bergumul di social network(Facebook, twitter, dll). Komunikasi yang
digunakan tidak sia-sia jika memang digunakan untuk hal-hal yang positif dan
bersifat publikatif.
Bukan bermain semata.
Tidurnya manusia juga menjadi penyita waktu terbanyak, karena rata-rata 7
jam setiap hari dilewati dengan tertidur. Bisa kita hitung 7 jam perhari, berarti dalam
1
MENGELOLA WAKTU SECARA PRODUKTIF
bulan, manusia tidur sebanyak 210 jam. Begitu seterusnya.
Strategi Untuk menyusun Jadwal
19
a. Buat daftar kegiatan yang hendak dikerjakan
21
d. Alokasikan waktu untuk tiap kegiatan
Amati diri sendiri. Apakah kita tipe orang yang bisa berkonsentrasi di
pagi hari ataukah tipe yang lebih suka bekerja di malam hari? Tiap orang
memiliki waktu puncak produktif yang berbeda – beda. Kita harus bisa
memanfaatkan sebisa mungkin waktu produktif itu untuk hal yang memang
menuntut konsentrasi tinggi seperti belajar misalnya. Sedang waktu dimana
kita cenderung sering melamun dapat dipakai untuk kegiatan lain misalnya saja
mencuci pakaian atau membereskan kamar.
22
Tidak bisa menyusun berbagai pekerjaan secara sistematis
Dapat diminimalisir dengan cara menetapkan kategori pekerjaan
yaitu berdasarkan tingkat kepentingan dan urgensinya.
23