1
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University Jakarta, 2006
PERATURAN
HUBUNGAN KERJA PERUNDANG
UNDANGAN
3
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
UU NO 2 TAHUN 2004
PP
MAHKAMAH AGUNG ( 1 & 3 SAJA) 30 HARI
PUTUSAN
FINAL PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL 50 HARI
MENGIKAT
BERDASARKAN KESEPAKATAN
B I P A R T I T 30 HARI
Hak normatif :
Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam peraturan
per-uu-an : upah minimum, cuti, jam lembur, komponen
upah lembur, cuti haid, Jamsostek, THR, meninggalkan
pekerjaan dengan upah, ketentuan penghitungan uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang
penggantian hak, uang pisah, surat keterangan pernah
bekerja (dlm hal PHK)
Ketentuan-ketentuan yang sebelumnya non normatif yang
kemudian dinyatakan dalam PK, PP, PKB
Bukan non normatif : selain hak normatif
5
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
JENIS/ KATEGORI PHK
Jumlah TerPHK Individual, kurang dari 10 orang, 10 orang
atau lebih (masal)
Inisiator PHK Pekerja, Kesepakatan Bersama,
Perusahaan
Pekerja sbg inisiator Mengundurkan diri, Sakit berkepanjangan,
PHK Meninggal dunia
Kesepakatan Bersama Pengusaha dan pekerja sepakat untuk
mengakhiri hubungan kerja
Pengusaha sbg inisiator Pekerja melakukan pelanggaran terhadap
PHK PP atau PKB, kinerja rendah, efisiensi,
tutup/bangkrut/pailit, merger, akuisisi
Demi hukum Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, mencapai
usia pensiun sbgmn diatur dalam PP atau
PKB
6
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
ASAS PHK DALAM
UU NO 13/2003
7
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
TIGA LANGKAH WAJIB
SEBELUM PHK
Dalam hal perundingan tidak menghasilkan
kesepakatan, pengusaha hanya dapat memPHK
pekerja setelah memperoleh penetapan LPPHI
9
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PENGUSAHA DILARANG
MELAKUKAN PHK (2)
10
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PENGUSAHA DILARANG
MELAKUKAN PHK (3)
11
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PENGUSAHA DILARANG
MELAKUKAN PHK (4)
12
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PENGUSAHA DILARANG
MELAKUKAN PHK (5)
13
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PHK TIDAK MEMERLUKAN
PENETAPAN
Pekerja masih dalam masa percobaan (bila
telah dipersyaratkan secara tertulis
sebelumnya)
Pekerja mengundurkan diri murni atas
kemauan sendiri
Berakhirnya hubungan kerja sesuai PKWT
untuk pertama kali
Pekerja mencapai usia pensiun dan
meninggal dunia
14
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
SKORSING
Selama belum ada penetapan dari LPPHI,
pengusaha dan pekerja harus tetap
melaksanakan kewajibannya
Selama belum ada penetapan LPPHI,
pengusaha dapat melakukan penyimpangan
dengan melakukan skorsing terhadap pekerja
dengan tetap wajib membayar upah beserta
hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja
15
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PHK KESALAHAN BERAT
16
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
SE MENAKERTRANS
NOMOR : SE-13/MEN/SJ-HK/I/2005
TENTANG
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
ATAS HAK UJI MATERIL UNDANG -
UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
TERHADAP
UNDANG - UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
17
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
KEKUASAAN KEHAKIMAN INDONESIA
PENGADILAN PENGADILAN
PAJAK ANAK
PENGADILAN
NIAGA
PENGADILAN
HAM
MENTERI
PERHUBUNGAN PENGADILAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
18
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
SE MENAKERTRANS
NOMOR : SE-13/MEN/SJ-HK/I/2005
Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa Undang-
undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
khusus Pasal 158 ;Pasal 159 ; Pasal 160 ayat (1)
sepanjang mengenai anak kalimat "....bukan atas
pengaduan pengusaha ";Pasal 170 sepanjang
mengenai anak kalimat "...Pasal 158 ayat (1) ..."; Pasal
171 sepanjang menyangkut anak kalimat ....Pasal 158
ayat (1) ... " Pasal 186 sepanjang mengenai anak
kalimat "...Pasal 137 dan Pasal 138 ayat (1) .... " tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat.,
19
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
SE MENAKERTRANS
NOMOR : SE-13/MEN/SJ-HK/I/2005
Penyelesaian PHK :
a. Pengusaha yang akan melakukan PHK dengan
alasan pekerja/buruh melakukan kesalahan berat
(eks Pasal 158 ayat (1), PHK dapat dilakukan
setelah ada putusan hakim pidana yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap
b. Bila pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib dan
pekerja/ buruh tidak dapat melaksanakan
pekerjaan sebagaimana mestinya maka berlaku
ketentuan Pasal 160 Undang – undang 13/2003.
20
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
SE MENAKERTRANS
NOMOR : SE-13/MEN/SJ-HK/I/2005
21
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PHK MASAL
PHK MASAL
22
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PHK MASAL
PT DIRGANTARA INDONESIA
HOTEL SHANGRI-LA
PT TEXMACO
PT HOTEL INDONESIA
PABRIK-PABRIK TPT (TEKSTIL DAN PRODUK
TEKSTIL)
PERTAMINA
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN KAYU –
KALTIM/KALSEL
23
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Karakteristik Unik
Ibarat mata uang dengan dua sisi :
Rawan terjadinya perselisihan antara pengusaha
dengan pekerja karena adanya berbagai perbedaan
kepentingan yang mendasar di antara kedua pihak.
Namun kedua pihak mempunyai kepentingan yang
sama.
Sinergi dari kedua pihak berdasarkan semangat
kemitraan akan membawa manfaat bagi kedua
belah pihak.
24
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PENYEBAB UMUM PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Kurang efektifnya dialog dan kelembagaan Bipartit dan
Tripartit.
Kurangnya transparansi pihak perusahaan
Baik pengusaha maupun pekerja kurang memahami
dengan baik peran dan batas-batas kewenangan dan
hak masing-masing
Seringkali disebabkan karena kurangnya itikad baik
kedua pihak
Euforia kebebasan berorganisasi dan tingkat
profesionalisme Serikat Pekerja
Keterbatasan lapangan kerja dan keterbatasan tingkat
pendidikan dan skill pekerja
Kurang efektifnya mekanisme penyelesaian
perselisihan hubungan industrial
25
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
MENGAPA TERJADI PHI
(FAKTOR PENGUSAHA)
Kelalaian atau ketidakseriusan pengusaha dalam
merespon dan menanggapi keresahan yang sudah
cukup lama berkembang di perusahaan.
Kelemahan Divisi Sumber Daya Manusia/ Hubungan
Industrial dalam mengelola hubungan industrial
Kurang melakukan pendidikan dan pelatihan mengenai
Hubungan Industrial dan kemampuan profesionalisme
terkait dengan Hubungan Industrial
Selama ini kurang membangun dan memelihara
komunikasi yang efektif dan transparansi dengan pekerja
pada umumnya dan Serikat Pekerja pada khususnya
Tidak cukup menguasai peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan
Budaya perusahaan yang mencerminkan arogansi sikap
pengusaha
26
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
MENGAPA TERJADI PHI
(FAKTOR PEKERJA)
Tingkat profesionalisme Serikat Pekerja di
perusahaan
Kurangnya pemahaman dan penguasaan peraturan
perundang-undangan
Serikat Pekerja di perusahaan merupakan anggota
Federasi Serikat Pekerja beraliran keras
Mayoritas pekerja berpendidikan kurang tinggi
dengan skill yang terbatas
Adanya cukup banyak pekerja dalam kelompok
“BSH”
Adanya beberapa orang pekerja yang gemar mencari
perhatian dan suka menonjolkan diri
27
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
MENGAPA PHK MASAL ?
Organisasi perusahaan terasa terlalu besar,
banyak pekerja yang dinilai tidak
perform/berkinerja maksimal (umur, pendidikan,
skill)
Restrukturisasi, perubahan bentuk/sistim
organisasi untuk meningkatkan efektivitas operasi
Kegiatan bisnis menurun (kalah bersaing, internal
problem, kondisi ekonomi nasional)
Perusahaan harus tutup total
Terjadi akuisisi perusahaan, merger dengan
perusahaan lain
28
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
BERBAGAI MACAM PHK MASAL
DAN PELAKSANAANNYA
30
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
FAKTOR-FAKTOR MENYULITKAN
PHK MASAL
Budaya perusahaan yang tidak menunjang terbentuknya
hubungan industrial yang sehat dan harmonis
Kurang melembaganya komunikasi efektif antara
pengusaha dengan pekerja
Kurangnya transparansi perusahaan
Keterbatasan keuangan perusahaan
Dorongan waktu pelaksanaan PHK
Masuknya pihak ketiga yang kurang profesional
SP/SB di perusahaan dikemudikan oleh Federasi yang
kurang profesional
Kurang memahami peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan
Kurangnya profesionalisme salah satu/kedua pihak
31
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PHK MASAL
SEPIHAK, KESEPAKATAN
INISATIF DARI BERSAMA
PERUSAHAAN PENGUSAHA &
PEKERJA
PEMBAYARAN
SEBATAS NORMATIF
ATAU
NORMATIF PLUS
32
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PHK MASAL SEPIHAK
PEMBAYARAN SEBATAS NORMATIF
33
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
TEKNIK MENYIAPKAN PELAKSANAAN
PHK MASAL (1)
Cukup waktu untuk mensosialisasikan permasalahan atau
penyebab PHK masal
Pelatihan kepada semua pekerja tentang “Management of
Change”
Adakan pendekatan kepada Pimpinan/pengurus SP,
termasuk juga informal leader pekerja
Gunakan bahasa dan penyajian yang mudah dimengerti
pekerja
Manfaatkan dan tugaskan middle dan senior manajemen
untuk mengkomunikasikan permasalahan yang dihadapi
perusahaan
Siapkan data dan informasi secukupnya untuk menjelaskan
kepada pekerja. Bila perlu berikan fasilitas bagi pekerja
untuk dapat langsung mengakses data.
Gunakan teknik penyampaian informasi dengan melibatkan
pekerja untuk berpikir dan menyimpulkan sendiri 34
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
TEKNIK MENYIAPKAN
PELAKSANAAN PHK MASAL (2)
Buat simulasi penghitungan pembayaran yang akan diterima
pekerja dengan sample yang mewakili strata/level pekerja (Non
Staff, Junior Staff, Senior Staff)
Bila pekerja melakukan penawaran (lebih dari normatif), sebelum
melakukan perundingan, siapkan para pihak untuk mengetahui
teknik negosiasi yang benar (pelatihan/workshop)
Secara dini libatkan pejabat Disnaker setempat dan senantiasa
informasikan perkembangan prosesnya.
Bersifat tegas, tidak terbawa “irama” pekerja, tetapi tidak kaku.
Pertimbangkan untuk memberikan tambahan benefit selain yang
normatif: pelatihan ketrampilan wiraswasta, upah transisi,
bantuan biaya pendidikan anak transisi, biaya kesehatan transisi,
dll.
Hindari kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan
pelaksanaan PHK Masal
35
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PROSES RESTRUKTURISASI ORGANISASI :
Matrix Pilihan BEBERAPA MODEL
-Recommended: untuk jumlah besar excess employees, Recommended: untuk jumlah kecil excess
bila perubahan tidak harus segera dilaksanakan employees, bila perubahan tidak harus segera
-Advantage: banyak kesempatan untuk internal transfer, dilaksanakan
clear mapping organization untuk manpower plan di Advantage: implementasi dapat lebih akurat
masa datang, terdapat beberapa pengalaman dari setiap memenuhi kebutuhan departemen ybs, cukup
Gradual
batch untuk perbaikan bagi batch berikutnya, waktu untuk persiapan mental pekerja
kesempatan lebih panjang untuk menyiapkan mental
pekerja Disadvantage: perlu waktu panjang, sedikit
- Disadvantage: perlu waktu panjang, keresahan dan kesempatan untuk internal transfer, keresahan dan
kasak-kusuk pekerja, dapat berakibat tidak kasak kusuk pekerja, penurunan gairah kerja,
terlaksanakannya rencana keseluruhan. berpotensi tidak terlaksananya rencana
keseluruhan.
36
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PRINSIP-PRINSIP DASAR
RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN
Laksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Maksimalkan upaya untuk lakukan internal transfer,
PHK harus merupakan upaya terakhir
Laksanakan restrukturisasi secara transparan
Libatkan dan komunikasikan kepada SP/SB secara
jelas dan bijaksana
Perlakukan pekerja dengan konsisten dan
memperhatikan martabat dan kehormatannya
Laksanakan bila mungkin dengan mutual agreement
dan pembayaran normatif plus
Siapkan paket komunikasi efektif kepada semua
pekerja
37
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PHK MASAL KESEPAKATAN
DENGAN PAKET NORMATIF PLUS
39
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PLUS DAN MINUS
ALTERNATIVE SOLUSI KELEBIHAN PEKERJA
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PHKK
PHKK
41
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PERMASALAHAN PHK DAN SOLUSI
(1)
PERMASALAHAN SOLUSI
Kinerja EE dinilai kurang Usahakan semaksimal
memenuhi syarat, tapi tidak mungkin dengan penyelesaian
terdapat bukti yang cukup, bipartit, bila tidak
dipindahkan ke departemen memungkinkan, lanjutkan
lain tidak memungkinkan sesuai Per-UU-an yang
berlaku.
Kesalahan EE sangat jelas Usahakan semaksimal
menurut ER (baik pelanggaran mungkin dengan penyelesaian
berat atau ringan), tetapi tidak bipartit, bila tidak
terdapat bukti yang cukup memungkinkan, lanjutkan
sesuai Per-UU-an yang
berlaku.
42
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PERMASALAHAN PHK DAN SOLUSI
(2)
PERMASALAHAN SOLUSI
EE memiliki knowledge & skill Usahakan semaksimal
yang cukup, namun terjadi mungkin dengan penyelesaian
ketidakharmonisan dalam bipartit, termasuk dengan MAT
hubungan kerja dengan dengan paket khusus
supervisor
43
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
PERMASALAHAN PHK DAN SOLUSI
(3)
PERMASALAHAN TEKNIK & SOLUSI
PHK masal terpaksa harus dilakukan Alasan harus jelas, tegas, logical
Perusahaan harus transparan atas
data yang relevan
Komunikasi yang efektif dengan
SP
Bentuk integrated task force
Lobby intensif dengan Disnaker,
Pemda, DPRD
Siapkan pekerja secara psikologis
Paket insentif, sbg tambahan
Maksimalkan bipartit, bila tidak
mencapai kesepakatan, lanjutkan
sesuai ketentuan per-UU-an
44
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
TUJUH - SYARAT UTAMA PHK
SUFFICIENT
CL R
EVIDENCE
CY
EA EA
EN
R SO
&
T
LO NS
IS
NS
GI
CA
CO
L
MO
NO OTHER
N
CHOICE
IO
IC E
M
UN TIV
AT
EXCEPT
EN
TERMINATION
MM E C
TU
CO EFF
M
COMPLIANCE
TO LAW
45
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
KASUS PHK (1)
47
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
KASUS PHK (3)
Perusahaan mengajak EE melakukan perundingan Bipartit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
48
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006
49
Certified Human Resources Professional (CHRP), Atma Jaya University, Jakarta, 2006