Anda di halaman 1dari 42

PROSEDUR

PEMILIHAN
UJI HIPOTESIS
Disampaikan Oleh :
Kaimuddin
Apolah kiro-kiro isinyo
ini..yo..Kalo tau…gek kau ku
jadikan mantu aku…he he he
PENGERTIAN HIPOTESIS
DALAM PENELITIAN

Hipotesis berasal dari penggalan kata


”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa”
yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesis
adalah suatu dugaan yang perlu diketahui
kebenarannya yang berarti dugaan itu
mungkin benar mungkin salah.
HIPOTESIS :
 Merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar
atau bisa salah mengenai sesuatu hal, dan dibuat untuk
menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan
pengecekan lebih lanjut.
 Asumsi atau anggapan itu seringkali dipakai sebagai
dasar dalam memutuskan atau menetapkan sesuatu
dalam rangka menyusun perencanaan atau kepentingan
lainnya baik dalam bidang ekonomi, bisnis, pendidikan,
dll.
PENGUJIAN STATISTIK :
 adalahsuatu prosedur yang didasarkan
kepada bukti sampel dan teori probabilita
yang dipakai untuk menentukan apakah
hipotesis yang bersangkutan merupakan
pernyataan yang wajar dan oleh karenanya
tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak
wajar dan oleh karena itu harus ditolak.
RUANG LINGKUP STATISTIK

Statistika Deskriptif

Statistika Statistika Parametrik

Statistika Inferensial

Statistika Nonparametrik
Statistik Deskriptif membawa kita dalam
pemahaman tentang karakteristik Data yang
kita miliki

Statistik Deskriptif harus selalu mendahului


statistik inferensi/ analitik
Statistik inferensi akan membawa
kita mengambil kesimpulan
terhadap hipotesis yang kita buat
ADA 2 PERTANYAAN UTAMA DALAM
PROSEDUR PEMILIHAN UJI STATISTIK :
1. Bagaimana karakteristik data yang kita miliki/ akan kita
miliki  statistik deskriptif
2. Bagaimana kita menentukan uji hipotesis yang sesuai
dengan sel data yang kita miliki/ akan kita miliki  statistik
analitik
PROSEDUR LIMA LANGKAH UNTUK
MENGUJI SUATU HIPOTESIS :

Langkah 1
Rumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

Langkah 2 Pilih suatu taraf nyata

Langkah 3
Tentukan Uji Statistik

Langkah 4
Buat aturan pengambilan keputusan

Langkah 5
Ambillah sampel, ambil keputusan

Tidak menolak H0 atau Menolak H0


LANGKAH 1 : RUMUSKAN HIPOTESIS NOL DAN
HIPOTESIS ALTERNATIF.

 Langkah pertama adalah merumuskan hipotesis


yang akan diuji. Hipotesis ini disebut Hipotesis
nol disebut H0 (dibaca H nol).

 Hipotesisalternatif menggambarkan apa yang


akan anda simpulkan jika menolak hipotesis
nol. Hipotesis alternatif ditulis H1 (dibaca H
satu).
LANGKAH 2 : TARAF NYATA
 Taraf nyata diberi tanda  (alpha), disebut juga tingkat resiko
karena menggambarkan resiko yang harus dipikul bila menolak
hipotesis nol padahal hipotesis nol sebetulnya benar.
 Tidak ada satu taraf nyata yang diterapkan untuk semua
penelitian yang menyangkut penarikan sampel. Kita harus
mengambil suatu keputusan untuk memakai taraf 0,05 (disebut
taraf 5 persen), taraf 0,01, atau taraf yang lain antara 0 dan 1.
 Pada umumnya pada proyek penelitian menggunakan taraf 0,05,
sedangkan untuk pengendalian mutu dipilih 0,01, dan untuk
pengumpulan jajak pendapat ilmu-ilmu sosial dipakai 0,10
LANGKAH 3 : UJI STATISTIK

 Merupakan suatu nilai yang ditentukan


berdasar informasi dari sampel, dan akan
digunakan untuk menentukan apakah akan
menerima atau menolak hipotesis.
 Ada bermacam-macam uji statistik, di sini
kita akan menggunakan uji statistik seperti
z, student-t, F, dan 2 (Chai-square).
LANGKAH 4 : ATURAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
 Aturan pengambilan keputusan merupakan
pernyataan mengenai kondisi di mana hipotesis nol
ditolak dan kondisi di mana hipotesis nol tidak
ditolak.
 Gambar berikut menggambarkan daerah penolakan
untuk suatu uji taraf nyata :
Distribusi Sampling bagi Statistik z

Daerah Penolakan

Tidak menolak H0

1,645

Probabilitas 0,95 Probabilitas 0,05

Nilai Kritis
Perhatikan dalam gambar di atas bahwa :
 Daerah di mana hipotesis nol tidak ditolak mencakup daerah di
sebelah kiri 1,645.
 Daerah penolakan adalah di sebelah kanan dari 1,645.
 Diterapkan suatu uji satu arah.
 Taraf nyata 0,05 dipilih.
 Nilai 1,645 memisahkan daerah-daerah dimana hipotesis nol
ditolak dan di mana hipotesis nol tidak ditolak.
 Nilai 1,645 dinamakan nilai kritis.
LANGKAH 5 : MENGAMBIL KEPUTUSAN

 Langkah terakhir dalam uji statistik


adalah mengambil keputusan untuk
menolak atau tidak menolak hipotesis
nol.
 Keputusan menolak hipotesis nol karena
nilai uji statistik terletak di daerah
penolakan.
 Perlu juga diperhatikan bahwa keputusan untuk
menolak atau tidak adalah keputusan yang diambil
oleh peneliti yang sedang melakukan penelitian.
 Hasil ini merupakan rekomendasi berdasarkan bukti-
bukti sampel yang dapat diberikan peneliti kepada
manajer puncak sebagai pembuat keputusan, tetapi
keputusan akhir biasanya tetap diambil oleh manajer
puncak tersebut.
PENULISAN HIPOTESIS
DUA JENIS HIPOTESIS
 HIPOTESIS NIHIL/NOL (H) YAITU HIPOTESIS YANG
MENYATAKAN TIDAK ADANYA HUBUNGAN ANTARA
DUA VARIABEL ATAU LEBIH ATAU TIDAK ADANYA
PERBEDAAN ANTARA DUA KELOMPOK ATAU LEBIH
 HIPOTESIS ALTERNATIF (A) YAITU HIPOTESIS YANG
MENYATAKAN ADANYA HUBUNGAN ANTARA DUA
VARIABEL ATAU LEBIH ATAU ADANYA PERBEDAAN
ANTARA DUA KELOMPOK ATAU LEBIH
DUA TIPE HIPOTESIS
 HIPOTESIS KORELATIF YAITU PERNYATAAN
TENTANG ADA ATAU TIDAK ADANYA
HUBUNGAN ANTARA DUA VARIABEL ATAU
LEBIH
 HIPOTESIS KOMPARATIF YAITU PERNYATAAN
TENTANG ADA ATAU TIDAK ADANYA
PERBEDAAN ANTARA DUA KELOMPOK ATAU
LEBIH
PERTANYAAN HIPOTESIS PENELITIAN
:
1. Pertanyaan penelitian untuk hipotesis komparatif/ asosiatif :
- Apa ada perbedaan rerata kadar gula darah antara
kelompok yang mendapat pengobatan glibenklamid
dan kelompok plasebo?
- Apakah terdapat perbedaan terjadinya kanker paru
antara perokok dan bukan perokok?
- Apakah terdapat hubungan antara perilaku merokok
dan terjadinya kanker paru?
2. Pertanyaan penelitian untuk korelasi :
- Berapa besar korelasi antara kadar trigliserida dan
kadar gula darah?
PENENTUAN
SATU SISI
ATAU
DUA SISI
HIPOTESIS ALTERNATIF:
METODE PEMBELAJARAN A LEBIH UNGGUL DARI
PADA METODE PEMBELAJARAN B
UJI SATU PIHAK (KANAN)
 H: θ = θo

 A: θ > θo

(daerah kritis)

penolakan H

daerah penerimaan H

Hipotesis H diterima jika: z ≤ z1- α


HIPOTESIS ALTERNATIF:
DENGAN SISTEM INJEKSI PENGGUNAAN BAHAN
BAKAR LEBIH IRIT DARIPADA SISTEM BIASA
UJI SATU PIHAK (KIRI)
 H: θ = θo
 A: θ < θo

(daerah kritis)
penolakan H

daerah penerimaan H

α
Hipotesis H diterima jika: z ≥ z1- α
HIPOTESIS ALTERNATIF:
SALAH SATU DARI METODE PEMBELAJARAN LEBIH UNGGUL DARIPADA
METODE PEMBELAJARAN YANG LAIN

UJI DUA PIHAK


 H: θ = θo
 A: θ ≠ θo

penolakan H penolakan H

daerah penerimaan H
½α ½α

Hipotesis H diterima jika: -z1/2(1- α) < z < z1/2(1- α)


ESTIMASI MEAN UNTUK UKURAN SAMPEL > 30
Level of significance (α) 0,10 0,05 0,01

Daerah kritis Z untuk tes 1,28 1,645 2,33


satu ekor

Daerah kritis Z untuk tes 1,645 1,96 2,58


dua ekor
KEALAHAN HASIL PENGUKURAN DATA
keputusan Ho benar Ho salah
Terima Ho Tepat Salah jenis II (β)
Tolak Ho Salah jenis I (α) tepat

Kesalahan jenis I. adalah kesalahan yg dibuat pd waktu menguji


hipotesis di mana kita menolak Ho pd hal sesungguhnya Ho itu benar.
Dengan kata lain adalah peluang menolak Ho yg benar
Kesalahan jenis II. adalah kesalahan yg dibuat pd waktu menguji
hipotesis di mana kita menerima Ho pd hal sesungguhnya Ho itu salah.
Dengan kata lain adalah peluang menolak Ho yg salah

NO VERSI STATISTIK VERSI METODE PENELITIAN


1 Kesalahan alpha (α) = type 1 = Error 1 Sampling error

2 Kesalahan Betha (β) = type 2 = Error 2. Kesalahan sistematis :


Alat ukur
Pengukur
Obyek yang diukur
 Untuk meminimalkan kesalahan ini, ada
beberapa hal yang bisa dilakukan oleh
peneliti antara lain:
 Memperbesar sampel yang diteliti
 Menggunakan alat ukur yang telah distandarisasi
atau diuji-coba
 Menggunakan disain penelitian yang tepat
PENENTUAN UJI STATISTIK
SYARAT ANDA SEBAGAI
PENGGUNA STATISTIK :
Harus memahami :
 Skala pengukuran variabel
 Jenis hipotesis : Komparatif/ asosiatif dan
korelatif
 Jumlah kelompok data
 Pasangan : berpasangan atau tidak
 Tabel silang (baris kali kolom)
 Syarat uji parametrik dan non parametrik
STATISTIK ANALITIK
Jenis hipotesis
Skala Komparatif/ asosiatif Korelatif
Pengukuran 2 Kelompok > 2 Kelompok
Variabel
Berpasangan Tidak Berpasangan Tidak
Berpasangan berpasangan
Nominal McNemar** Chi Square** Cochran** Chi Square** Coefisien
Marginal Fisher** Fisher** Kontigensi**
Homogeneity** Kolomogorov Kolomogorov Lambda**
Smirnov** Smirnov**
Ordinal McNemar** Chi Square** Cochran** Chi Square** Somers’d**
Marginal Fisher** Fisher** Gamma**
Homogeneity** Kolomogorov Kolomogorov
Smirnov** Smirnov**
Wilcoxon Mann-Whitney Friedman Kruskal-Wallis Spearman
Numerik Uji T Uji T Tidak Anova* Anova* Pearson*
(Interval dan berpasangan* Berpasangan*
Rasio)
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN
TABEL UJI HIPITESIS :
1. Identifikasi skala pengukuran variabel
2. Tentukan jenis uji hipotesis
3. Identifikasi jumlah kelompok
4. Identifikasi pasangan/ tidak berpasangan
5. Untuk variabel kategorikal, identifikasi apakah dapat dibuat
tabel silang. Kalau bisa, tentukan jenis tabel silangnya.
6. Identifikasi persyaratan uji parametrik dan nonparametrik
7. Menentuktan tingkat kepercayaan, misal tingkat
kepercayaan 95% atau tingkat signifikan (alpha) 5%
8. Menentukan statistik hitung
9. Mengambil keputusan
SYARAT UJI PARAMETRIK
1. Skala pengukuran variabel : Skala pengukuran
variabel harus numerik (interval dan rasio)
2. Sebaran data : sebaran data harus normal
3. Varians data :
- Kesamaan varians tidak menjadi syarat untuk uji
kelompok yang berpasangan
- Kesamaan varians syarat tidak mutlak untuk 2
kelompok tidak berpasangan artinya varians data
boleh sama boleh juga berbeda
- Kesamaan varians adalah syarat mutlak untuk > 2
kelompok tidak berpasangan artinya varians data
harus/ wajib sama
SYARAT UJI NONPARAMETRIK
1. Jika data dengan skala numerik tidak memenuhi
syarat untuk uji parametrik (misalnya sebaran data
tidak normal).
2. Jika skala pengukuran variabel adalah kategorik
(ordinal dan nominal) maka dilakukan uji non
parametrik
Sukses untuk semua
dan
Selamat belajar…
Jangan Bosan dan Putus Asa
Pusing ya… Anggap Biasa Saja

Mr. Qay

Anda mungkin juga menyukai