Anda di halaman 1dari 37

KABUPATEN TANA

TORAJA
NARKOBA DALAM
PERSPEKTIF HUKUM DI
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
OLEH : KEPALA BNNK TANA TORAJA
Presiden Joko Widodo dalam Rapat
Terbatas guna membahas masalah
narkoba

“Saat ini Indonesia darurat narkoba,


Saya ingin agar ada langkah-langkah
pemberantasan narkoba yang lebih
gencar lagi, yang lebih berani lagi,
yang lebih gila lagi, yang lebih
komprehensif lagi, dan dilakukan
secara terpadu.”
Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia 270 juta jiwa Tren bergeser yang tadinya
dimana 40%nya adalah generasi milenial mayoritas (pengguna narkoba)
yang berusia 15 – 35 tahun berpotensi adalah para pekerja, kini bergeser
menjadi penyalahguna narkoba ke kalangan remaja dan pelajar

Angka prevalensi penyalahguna pelajar


Kerugian akibat penyalahgunaan
meningkat. Dari 3,9 juta jumlah penyalahguna
narkoba di tahun 2018
di Indonesia, 2,3 jutanya adalah pelajar yang
diperkirakan mencapai 84, 6 T
berusia 15 – 35 tahun

Ada 76 jenis NPS dan baru 72 jenis yang


terdaftar Kemenkes Nomor 5 tahun 2020 Anak sebagai objek eskploitasi
dalam sindikat narkoba
Angka Prevalensi Nasional
Tahun 2019
LANDASAN HUKUM
KEBIJAKAN P4GN

Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana


Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika (P4GN) tahun 2020 -2024

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika


( Pada Pasal 104 – 108 ) tentang Peran serta seluruh
Komponen Masyarakat dalam P4GN

Nota Kesepahaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


bersama BNN Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Narkotika dan Prekursor
narkotika Nomor NK/47/VII/2018/BNN dan Nomor : 72/VII/NK/2018
( Tgl. 19 Juli 2018 )
UU NO. 35 TAHUN 2009
PERAN SERTA MASYARAKAT

PASAL 104
• Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta membantu pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.
PASAL 105
• Masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.
PASAL 106
• Hak masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika diwujudkan dalam bentuk:
• a. Mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana narkotika dan prekursor narkotika,
• b. Memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan memberikan informasi
tentangadanya dugaan telah terjadi tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika kepada
penegak hukum atau BNN yang menangani perkara tindak pidana narkotika dan prekursor
narkotika.
KETENTUAN HUKUM TENTANG
PENYALAHGUNA

Pasal 7 UU No. 35 Tahun 2009 : “Narkotika


hanya dapat digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi”
Pasal 1 angka 15 UU No. 35 Tahun 2009 :
 ”Penyalah guna adalah orang yang
menggunakan narkotika secara tanpa hak dan
melawan hukum.”
ANCAMAN TP NARKOTIKA SINTETIS

Pasal 112 UU NOMOR 35 TAHUN 2009 tentang Narkotika

(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan
miliar rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
ANCAMAN TP NARKOTIKA (PEREDARAN)

Pasal 114 UU NOMOR 35 TAHUN 2009 tentang Narkotika


(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau
menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

(2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5
(lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana
dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 (enam)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
ANCAMAN TP NARKOTIKA (PEREDARAN)

Pasal 114 UU NOMOR 35 TAHUN 2009 tentang Narkotika


(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika
Golongan I terhadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan I untuk
digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).

(2) Dalam hal penggunaan narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika
Golongan I untuk digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen, pelaku dipidana dengan pidana
mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1l3 (sepertiga).
MENGETAHUI TAPI TIDAK MELAPORKAN

PASAL 131 UU NOMOR 35


TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA
Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114,
Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal
121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat
(1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Peran Pimpinan/Pengambil Kebijakan di
lingk. Pendidikan ( Kadis dan Kepsek )

Membuat Kebijakan yg

0 membangun kondisi
lingkungan Sekolah bersih dari

1 Penyalahgunaan Narkoba

1.Menjalin Komunikasi dengan


0 pihak terkait ( BNN, Dinas
pendidikan, Lingk. sekolah dan
2 lingkungan sekitarnya)

Mengkomunikasikan
bentuk kegiatan P4GN
0 yang perluh dilakukan
dilingkungan sekolah.
3
UPAYA P4GN DILINGKUNGAN PENDIDIKAN

Adanya Kebijakan/Regulasi dalam


membangun Komitmen bersama. Melakukan upaya2
Mencegah dan memerangi
Penyalahgunaan ndan peredaran Pencegahan yang lebih
Gelap Narkoba dilingkungan Efektif dan Efisiensi
Pendidikan

Meningkatkan Peran serta


Stakeholder dalam membangun Mempunyai Daya Tangkal
lingkungan Pendidikan yang sehat
tanpa Narkoba serta meningkatkan dan Daya lawan terhadap
kesadaran bersama untuk melakukan penyalahgunaan narkoba;
aksi P4GN.

Terbentuknya
Satgas/Penggiat Anti Narkoba
dilingkungan Pendidikan
secara mandiri.
Dasar Pencegahan penyalahgunaan narkoba di
lingkungan pendidikan
a) Informasi narkoba
Dalam pencegahan narkoba, pihak sekolah dalam hal ini para pendidik,
diharapkan mampu memberikan informasi dasar mengenai pengenalan akan
narkoba, sehingga peserta didik tidak lagi merasa asing akan narkoba.
b) Pendidikan narkoba
Memberikan pendidikan narkoba melalui pelatihan bahaya narkoba yang
diberikan kepada seluruh warga sekolah, terutama peserta didik
c) Aktivitas alternatif
Sekolah harus dapat mengelola waktu senggang di sekolah. Aktivitas yang
diberikan dapat berupa jam pelajaran padat atau kegiatan ektrakurikuler yang
bermanfaat bagi peserta didik
Peran Guru dalam Pencegahan
penyalahgunaan Narkoba
1. Bantu para siswa agar mereka merasa percaya diri melalui :
 memberikan pujian dan motivasi
 mengajak siswa berbicara atau berdiskusi untuk mengenal mereka lebih baik
 memberikan siswa tanggung jawab agar mereka merasa dihargai dan dihormati
2. Bekali siswa tentang pengetahun bahaya penyalahgunaan narkoba :
 Diskusikan bahaya penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan tubuh bersama para
siswa
 Perhatikan waktu yang tepat dalam mendiskusikan bahaya penyalahgunaan narkoba.
contohnya: mendiskusikan narkoba sesuai dengan berita yang hangat dibicarakan
media
 Gunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa
3. Ajari para siswa untuk menolak narkoba
4. Kenali tentang tekanan dalam kelompok – kelompok di sekitar para murid
dan tekankan bahwa narkoba bukanlah cara yang tepat untuk
menyesuaikan diri dengan kelompok tertentu
5. Menyarankan kegiatan yang bersifat positif atau aktivitas olah raga untuk
memperluas jaringan pertemanan dan meningkatkan kepercayaan diri

Perhatikan kegiatan para siswa. Perubahan secara tiba-tiba dalam


pertemanan, perilaku dan minat merupakan tanda-tanda mereka
mungkin sedang menghadapi masalah.
Strategi penyampaian materi tentang narkoba di sekolah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya adalah:

1. Melalui program intrakulikuler


a. Terintegrasi pada mata pelajaran yang ada di masing-masing satuan pendidikan,
caranya dengan mengindentifikasi kompetensi dasar pada mata pelajaran yang terkait
dengan narkoba, maka guru merancang perencanaan pembelajaran dan menerapkan
di dalam proses pembelajaran.
b. Materi- materi narkoba dijadikan sebagai tema pada mata pelajaran tertentu.

2. Melalui program ekstrakulikuler


Peserta didik ditugaskan melakukan “Kelompom Kerja Ilmiah” (KIR) yang
berhubungan dengan narkoba, melakukan kegiatan temu wicara atau seminar dengan
narasumber dari BNN, kepolisian, dokter, dan dapat juga mengunjungi pusat rehabilitasi
3. Ajari para siswa untuk menolak narkoba
4. Kenali tentang tekanan dalam kelompok – kelompok di sekitar para murid dan
tekankan bahwa narkoba bukanlah cara yang tepat untuk menyesuaikan diri
dengan kelompok tertentu
5. Menyarankan kegiatan yang bersifat positif atau aktivitas olah raga untuk
memperluas jaringan pertemanan dan meningkatkan kepercayaan diri
Peran Komite Sekolah dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba
1. Dapat melindungi segenap warga sekolah dari penyalahgunaan narkoba
2. Dapat membantu warga sekolah dalam mencarikan solusi yang baik
terhadap anak yang terkena narkoba
3. Mensosialisasikan dan advokasi terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba
4. Menjalin hubungan dengan instansi terkait dalam memerangi bahaya
penyalahgunaan narkoba, khususnya di sekolah
5. Memberikan masuk dan usul untuk membangun strategi yang tepat dalam
pencegahan narkoba
6. Membantu warga sekolah dalam bentuk pencairan dana dan prasarana dalam
pencegahan narkoba dan memajukan pendidikan dalam rangka menuju
sekolah yang kondusif
7. Merespon dengan segera apabila sekolah/peserta didik terindikasi
keterlibatan narkoba
8. Pemberdayaan kelompok-kelompok peserta didik/klub peserta didik
terindikasi keterlibatan narkoba
Kegiatan dalam rangka Menciptakan
lingkungan bebas narkoba
1. Bersama komite sekolah dan masyarakat di sekitar sekolah membetuk
tim Gerakan Keamanan Sekolah dan menciptakan lingkungan sekolah
bebas narkoba.
2. Mengembangkan program lingkungan sekolah bebas narkoba
3. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai
dengan minat dan bakat masing-masing peserta didik
4. Melaksanakan peraturan sekolah secara jelas, dengan
mempertimbangkan masukan dari peserta didik dan orang tua
5. Bekerja sama dengan aparat penegak hukum yang dapat dipercaya
dalam menangani masalah pelanggaran hukum oleh peserta didik
6. Segera menindaklanjuti dan mengambil tindakan tegas bila mendapati
laporan tentang adanya peserta didik yang menyalahgunakan narkoba
7. Mendorong seluruh warga sekolah untuk peduli terhadap
sesama warga sekolah, dengan orang tua, maupun siswa
8. Berupaya menjalin komunikasi yang baik dengan sesama
warga sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat di
lingkungan sekitar sekolah
9. Melibatkan masyarakat dan instansi terkait untuk mendukung
sekolah dan berpartisipasi aktif dalam program pencegahan
dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di lingkungan
sekolah
10. Bekerja sama dengan pihak terkait agar pelaksanaan
kegiatan ekstrakulikuler dapat terlaksana di bawah
pengawasan sekolah
11. Menyediakan wadah ataupun sarana bagi siswa untuk
mengembangakan minat dan bakatnya,
REHABILITASI
• Suatu upaya Pemulihan secara fisik maupun psikis para
korban penyalahguna Narkoba
• Rehabilitasi di BNN bisa rawat jalan dan rawat inap (di
Badokka, Makassar)
• Gratis tidak dipungut biaya
Permen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No : 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan

PASAL 7 POIN C :
Melaksanakan pencegahan
penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif
(narkoba), minuman keras,
merokok, dan HIV AIDS
Fenomena akibat penyalahgunaan narkoba di
masyarakat
ANAK GEPENG TANPA PERHATIAN ORANG TUA
(BEBAS BERBUAT SESUKA HATI)
PENJAMBRETAN
PENCURIAN
KEBUT-KEBUTAN
TAWURAN
Kasus: Kecelakaan Tugu Tani
Pola Peredaran Narkoba
di Lingkungan Sekolah
• Awalnya diberikan secara cuma-cuma setelah kecanduan kemudian disuruh bayar/beli
• Siswa yang tidak mampu membeli akan ditawarkan untuk :
1. menjadi pengedar narkoba, misalnya mereka menjual 4 paket akan
mendapatkan gratis 1 paket
2. Diajarkan untuk memperoleh uang secara ilegal misalnya mencuri, merampok,
mengambil barang berharga milik orang tua, teman, atau orang –orang
disekitarnya untuk bisa ditukarkan dengan narkoba
• Dipaksa. Ada tekanan dari teman, pengedar dll
Beberapa perubahan yang harus diperhatikan:
1. Kemunduran dalam prestasi akademis (siswa yang dulu Bagaimana kita tahu jika ada siswa
yang menyalahgunanakan
cerdas dan nilainya bagus berubah menjadi turun) narkoba ??
2. Perubahan yang kurang baik pada pergaulan dan perilaku
(siswa yang biasanya ramah berubah menjadi pemarah)
3. Perubahan kebiasaan tidur dan timbulnya masalah kesehatan
(siswa yang biasanya rajin bangun pagi tiba-tiba tidak ada
semangat, sering terlambat ke sekolah, muka menjadi kusam,
penampilan tak terurus)
4. Menarik diri dari pergaulan sehari-hari (siswa yang biasanya
berbaur menjadi penyendiri)
5. Semakin tertutup dan mulai berbohong
Tanda-tanda seseorang
menyalahgunakan narkoba

1. Perubahan perilaku :
 lingkungan pertemanan yang tiba-tiba berubah
 Nilai pelajaran yang tiba-tiba menjadi lebih jelek dari sebelumnya
 Tiba-tiba menjauh dari lingkungan sekitarnya
 Sering berbohong
 Sering berubah emosi secara drastis. Misalnya di satu saat terlihat merenung dan pasif
kemudian tiba-tiba marah
 Bereaksi berlebihan ketika sedang di kritik
 Mengelak dan malah menyalahkan orang lain saat melakukan kesalahan
 Tidak disiplin pada diri sendiri
 Perubahan pola tidur
 Gelisah. Kegelisahan ditandai dengan sikap gelisah, ketakutan yang luar biasa dan perilaku
obsesif
 Menghabiskan uang banyak dan terus mengeluh tentang masalah keuangan
 Suka beradu mulut
 Menjauh dari lingkungan keluarga secara tiba-tiba
 Waktu tidur yang tidak biasa dan melakukan kegiatan di waktu yang tidak biasa
 Menghilang dalam waktu yang cukup lama
Apa itu Rehabilitasi

• Rehabilitasi adalah suatu PEMULIHAN para penyalahguna narkoba dari


ketergantungan narkoba

• Diharapkan siswa yang sudah direhabilitasi dapat pulih dan kembali ke


sekolah, serta meneruskan cita-citanya menjadi generasi penerus bangsa
Kriteria pecandu dan penyalahguna narkoba anak
yang mengikuti rehabilitasi
1. Laki – laki / perempuan;
2. usia 18 tahun ke bawah;
3. Pernah menggunakan narkoba minimal 1 (satu) tahun terakhir secara teratur;
4. Memiliki orang tua/wali/pengampu yang bertanggung jawab;
5. Jika pecandu melalui korban penyalahgunaan narkoba pada anak diluar proses
peradilan mendapat penetapan diversi, maka melampirkan surat penetapan sesuai
dengan tingkatan diversi;
6. Jika pecandu dan penyalahguna narkoba anak terkait proses peradilan, melampirkan
surat keterangan sesuai dengan tingkat pemeriksaan;
7. Jika pecandu dan penyalahguna narkoba anak adalah pelajar maka melampirkan surat
keterangan cuti dari sekolah (untuk rehabilitasi rawat inap)
REFLEKSI
Siswa diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi di
sekolah di secarik kertas. Siswa tidak perlu menuliskan namanya.
Setelah selesai, kertas dikumpulkan di sebuah wadah. Pilih siswa
secara acak untuk membacakan salah satu kertas, siswa
membacakan secara keras apa yang tertulis di dalamnya agar
teman-temannya dapat mendengar. Kemudian diskusikan secara
bersama pemecahan masalahnya.
Lingkungan Masyarakat Bebas dari
Penyalahgunaan Narkoba

BERSAMA,
KITA
WUJUDKAN”

Anda mungkin juga menyukai